Teringat cerita dari mbak-mbak seniorku tentang prosesnya menuju pernikahan. Suatu hari mbak L cerita padaku n temen-temenku kalau pada waktu ada ikhwan yang ingin ta’aruf dengan mbak L, sebenarnya beliau belum berencana menikah. Apalagi setelah tahu kalau ikhwannya lebih muda dari mbak L. Kira-kira usia mereka terpaut tiga tahun. Kalau ga salah sih. Mbak L angkatan 2001 dan ikhwan yang kini menjadi suaminya angkatan 2004. Dengan berbagai pertimbangan, mbak L berniat menolak untuk melanjutkan proses ta’aruf. Tapi tanpa disangka, waktu proses selanjutnya mbak L mengatakan bersedia melanjutkan ta’aruf ke jenjang pernikahan. Padahal sebelumya mbak L sudah bertekad untuk tidak melanjutkan proses tersebut. Mbak L pun heran ketika sadar dengan apa yang dikatakannya. Begitulah, apapun bisa terjadi jika Allah menghendaki. Tidak ada yang bisa menghalangi jika Allah sudah menghendaki. Akhirnya mereka pun menikah dan sekarang sudah dikaruniai seorang putra yang lucu yang semakin menguatkan cinta mereka. Sok tahu nih aku....he3x. Tapi kata orang emang gitu kan.... ?

Cerita lain yang hampir sama dari ibu I. Waktu ada ikhwan yang ingin meminang beliau, beliau belum berencana menikah karena pada saat itu Ibu I masih kuliah S1 dan ibu beliau sedang dirawat di rumah sakit. Namun semuanya tidak terduga. Lagi-lagi apa pun memang bisa terjadi jika Allah menghendaki. Setelah melaui beberapa proses, akhirnya Ibu I menikah dengan ikhwan tersebut. Pernikahan mereka pun dirayakan dengan sederhana dan ibunya ibu I terpaksa ”diculik” dulu dari rumah sakit. Dan kalau gak salah tiga atau dua minggu setelah menikah, bu I harus ditinggal sang suami pergi ke Jepang untuk melanjutkan studi. Sementara ibu I tetap di Indonesia juga untuk melanjutkan studi beliau. Kini mereka telah dianugerahi empat pelita hati, anak-anak yang sholeh dan shaleha, InsyaAllah.
Di balik dua cerita bahagia di atas ada banyak cerita yang sedikit menyedihkan yang saya dengar ataupun yang saya saksikan sendiri. Banyak wanita-wanita yang secara umur sudah pantas dan mereka merasa siap menikah, namun jodoh mereka tak kunjung datang. Apa lagi di tempat tinggal baru saya, lumayan banyak saya jumpai wanita yang berumur tapi belum menikah. Yang pertama Ibu A, usianya sudah lebih dari 50 tahun. Sampai kini beliau belum menikah. Bukan karena beliau tidak mau menikah karena aku dengar bahwa beliau masih berharap bisa menikah dan juga sudah pernah mencoba berproses dengan seoarng laki-laki. Namun belum juga membawa ibu A ke pernikahan. Ketegaran dan harapan ibu A untuk bisa menikah membuatku salut pada beliau. Aku berharap beliau akan segera menggenapkan separuh dien.
Yang kedua, Mbak-mbak yang kukenal, mereka shaleha dan usianya sudah mendekati 30 tahun. Beliau pingin banget segera mengikuti sunnah Rasul yang mulia itu. Tapi lagi-lagi manusia hanya bisa berencana dan berusaha, Tetap Allah yang memiliki keputusan dan kekuasaan. Hingga kini mbak-mbak tersebut belum menikah. Di antara mereka ada yang hampir putus asa, ada yang sampai bilang mau menikah dengan siapapun asalkan lelaki. Na’udzubillah.
Rezeki, jodoh dan mati kita kan sudah ditentukan oleh Allah sejak ruh kita ditiupkan ke jasad kita sewaktu berada dalam kandungan ibu. Jadi serahkan semuanya pada Allah. Kalau jodoh kita tak kunjung datang, mungkin menurut Allah sebenarnya kita belum siap menikah dan mungkin Allah menginginkan kita memperbaiki diri agar mencapai kualitas yang sebanding dengan jodoh yang disediakan Allah untuk kita. Dan jika tidak kita dapatkan di dunia ini, InsyaAllah Allah akan mempertemukan kita dengannya di JannahNya kelak.Untuk teman-teman yang sekarang lagi menunggu datangnya sang pangeran yang kan mendampingi kita, jangan pernah berputus asa untuk bersabar menanti. Dengan usaha dan doa terbaik kita, aku yakin Allah kan segera mengirimkannya di waktu yang tepat dan pastinya orang yang tepat pula. So...still keep spirit Sist!!!

0 komentar:

Posting Komentar

Thank you very much for your comment.

When is he come???

Teringat cerita dari mbak-mbak seniorku tentang prosesnya menuju pernikahan. Suatu hari mbak L cerita padaku n temen-temenku kalau pada waktu ada ikhwan yang ingin ta’aruf dengan mbak L, sebenarnya beliau belum berencana menikah. Apalagi setelah tahu kalau ikhwannya lebih muda dari mbak L. Kira-kira usia mereka terpaut tiga tahun. Kalau ga salah sih. Mbak L angkatan 2001 dan ikhwan yang kini menjadi suaminya angkatan 2004. Dengan berbagai pertimbangan, mbak L berniat menolak untuk melanjutkan proses ta’aruf. Tapi tanpa disangka, waktu proses selanjutnya mbak L mengatakan bersedia melanjutkan ta’aruf ke jenjang pernikahan. Padahal sebelumya mbak L sudah bertekad untuk tidak melanjutkan proses tersebut. Mbak L pun heran ketika sadar dengan apa yang dikatakannya. Begitulah, apapun bisa terjadi jika Allah menghendaki. Tidak ada yang bisa menghalangi jika Allah sudah menghendaki. Akhirnya mereka pun menikah dan sekarang sudah dikaruniai seorang putra yang lucu yang semakin menguatkan cinta mereka. Sok tahu nih aku....he3x. Tapi kata orang emang gitu kan.... ?

Cerita lain yang hampir sama dari ibu I. Waktu ada ikhwan yang ingin meminang beliau, beliau belum berencana menikah karena pada saat itu Ibu I masih kuliah S1 dan ibu beliau sedang dirawat di rumah sakit. Namun semuanya tidak terduga. Lagi-lagi apa pun memang bisa terjadi jika Allah menghendaki. Setelah melaui beberapa proses, akhirnya Ibu I menikah dengan ikhwan tersebut. Pernikahan mereka pun dirayakan dengan sederhana dan ibunya ibu I terpaksa ”diculik” dulu dari rumah sakit. Dan kalau gak salah tiga atau dua minggu setelah menikah, bu I harus ditinggal sang suami pergi ke Jepang untuk melanjutkan studi. Sementara ibu I tetap di Indonesia juga untuk melanjutkan studi beliau. Kini mereka telah dianugerahi empat pelita hati, anak-anak yang sholeh dan shaleha, InsyaAllah.
Di balik dua cerita bahagia di atas ada banyak cerita yang sedikit menyedihkan yang saya dengar ataupun yang saya saksikan sendiri. Banyak wanita-wanita yang secara umur sudah pantas dan mereka merasa siap menikah, namun jodoh mereka tak kunjung datang. Apa lagi di tempat tinggal baru saya, lumayan banyak saya jumpai wanita yang berumur tapi belum menikah. Yang pertama Ibu A, usianya sudah lebih dari 50 tahun. Sampai kini beliau belum menikah. Bukan karena beliau tidak mau menikah karena aku dengar bahwa beliau masih berharap bisa menikah dan juga sudah pernah mencoba berproses dengan seoarng laki-laki. Namun belum juga membawa ibu A ke pernikahan. Ketegaran dan harapan ibu A untuk bisa menikah membuatku salut pada beliau. Aku berharap beliau akan segera menggenapkan separuh dien.
Yang kedua, Mbak-mbak yang kukenal, mereka shaleha dan usianya sudah mendekati 30 tahun. Beliau pingin banget segera mengikuti sunnah Rasul yang mulia itu. Tapi lagi-lagi manusia hanya bisa berencana dan berusaha, Tetap Allah yang memiliki keputusan dan kekuasaan. Hingga kini mbak-mbak tersebut belum menikah. Di antara mereka ada yang hampir putus asa, ada yang sampai bilang mau menikah dengan siapapun asalkan lelaki. Na’udzubillah.
Rezeki, jodoh dan mati kita kan sudah ditentukan oleh Allah sejak ruh kita ditiupkan ke jasad kita sewaktu berada dalam kandungan ibu. Jadi serahkan semuanya pada Allah. Kalau jodoh kita tak kunjung datang, mungkin menurut Allah sebenarnya kita belum siap menikah dan mungkin Allah menginginkan kita memperbaiki diri agar mencapai kualitas yang sebanding dengan jodoh yang disediakan Allah untuk kita. Dan jika tidak kita dapatkan di dunia ini, InsyaAllah Allah akan mempertemukan kita dengannya di JannahNya kelak.Untuk teman-teman yang sekarang lagi menunggu datangnya sang pangeran yang kan mendampingi kita, jangan pernah berputus asa untuk bersabar menanti. Dengan usaha dan doa terbaik kita, aku yakin Allah kan segera mengirimkannya di waktu yang tepat dan pastinya orang yang tepat pula. So...still keep spirit Sist!!!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Thank you very much for your comment.