26. Jika dakwah terasa berat, maka jangan minta beban yang ringan, tapi mintalah punggung yang kuat untuk menyangganya. Yakinlah!!! Sesungguhnya allah memberikan beban sesuai ukurannya. From Diah Ayu Novitasari at 31/07/2008
27. Tidaklah sedekah itu mengurangi harta sama sekali, dan tidaklah Allah menambahkan bagi hambaNya yang pemaaf melainkan kehormatan, dan tidaklah seorang hamba bersikap tawadhu’melainkan Ia akan meninggikan derajat. From Diah Ayu Novitasari at 01/08/2008
28. Hidup adalah kesempatan, gunakan itu. Hidup adalah keindahan, kagumi itu. Hidup adalah mimpi, wujudkan itu. Hidup adalah kewajiban, penuhi itu. Hidup adalah pertandinga, jalani itu. Hidup adalah kekayaan, simpan itu. Hidup adalah kasih, nikmati itu. Ya Allah...gelap jalan yang kutempuh, jika Engkau menjauhiku, gerakanlah langkahku hanya menuju ridhaMu, cukup Engkau penolongku. From Diah ayu Novitasari at 03/08/2008
29. ”Sungguh kau tak akan bisa pernah bisa membalas kebaikan ibumu...walaupun sekedar satu teriaka beliau saat melahirkanmu”(Abdullah ibnu Umar). Lantas apa yang akan engkau berikan kepada ibundamu wahai ukhti??? Jika demikian..lantas apa yang akan diberikan putramu kelak wahai calon bunda? Barakallahu Fiyki. From Elok Ethika Lestari at 07/08/2008
30. Doa yang paling cepat dikabulkan adalah doa seseorang bagi lainnya, sedangkan mereka dalam keadaan berjauhan. From Mbak ika safitri at 12/08/2008
31. Tinggalkan sesuatu untuk sahabat, jangan meninggalkan sahabat untuk sesuatu. Karena sesuatu akan meninggalkanmu tapi sahabat akan selalu ada untuk mu...Gud Nite(^_^). From Frissa at 15/08/2008
32. Hargai bila berbeda...sayangi bila bersama...Maafkan bila terluka. Rindui bila berjauhan. Fahami bila keliru. Nasehati bila terlalai. Ingat bila lampu mati. Itulah sahabat sejati. From Heny Dwi Khoirunnisa at 21/08/2008
33. Sesungguhnya di jannahNya ada 100 tingkatan yang Allah persiapkan untuk mujahid fi sabilillah. Jarak antara satu derajad dg derajad yang lain sm dg jarak langit dan bumi, maka jika kalian meminta, mintalah jannah firdaus. (Fathubaari:6/91). From Diah Ayu Novitasari at 26/08/2008
34. Berjihadlah melawan hawa nafsu anda dg pedang riyadhah (latihan) dan riyadhah itu ada 4 macam, yaitu sedikit makan, sedikit tidur, bicara seperlunya dan sabar menghadapi gangguan yang menyakitkan dari semua orang. From Diah Ayu Novitasari at 27/08/2008
35. Ketika wajah penat memikirkan masalah dunia maka berwudhulah. Ketika tangan letih menggapai citamu, bertakbirlah. Ketika pundak lelah menanggung beban, maka bersujudlah. Yakinlah, Allah akan memberikan yang baik bagi kita. Maka di gerbang awal Ramadhan Novi memohon maaf atas segala khilaf, mhn dimaafkan. From Diah Ayu Novitasari at 29/08/2008
36. Sabar adalah jalan keluar bagi orang-orang yang tidak menemukan jalan keluar. Teringat ayat Al Qur’an ”Innallaha maáshaabirin”tetaplah sabar di jalan dakwah ini ukhti. Moga Allah meridhai. Amin. From Mbak Ika Safitri at 02/09/2008
37. ”Dan Dialah yang menyatukan hati2 mereka. Jika Kami belanjakan semua kekayaan yang ada di bumi, tidaklah Kami mampu menyatukan hati mereka, tetapi Allahlah yang mempersatukan di antara mereka, Karena sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi maha Bijaksana. (Q.S. Al Anfal: 63). From Lailatul maulida at 13/9/2008
38. ”peliharalah hatimu, niscaya lisanmu akan baik. Peliharalah akhiratmu, niscaya duniamu akan baik”
39. Istiqomahlah kalian dan janganlah kalian menghitung-hitung dan ketahuilah bahwa sebaik2 amal kalian adalah sholat dan tidakada yang dapat menjaga wudlu (istiqomalah dalam wudlu) kecuali orang mukmin. (H.R. Ibnuh Majah). From Mbak Ika safitri at 21/10/2008
40. Rabb, jadikanlah saudari q mujahidah tangguh. Sesabar Fatimah, setegar Hajar, sebijak Khatdijah, secerdas Aisyah dan seberani Asma. Semoga Allah selalu mengikat hati kita dalam ketakwaan padaNya. Luv U Coz Allah, sist . From Noviyanti Santoso at 22/10/2008
41. Tidaklah sekali-kali Allah menguji hambaNya melainkan dengan hal yang pasti akan membawa pahala baginya atau menghapuskan dosa baginya. (Riwayat Ahmad bin Yusuf). Do the best for UTS. From Mbak Ika Ikwanti at 24/10/2008
42. Semua kebaikan terangkum dalam 3 kata:
Pandangan, tiap pandangan yang tidak menghasilkan ibrah adalah kelalaian akal.Diam, tiap diam yang tidak mengandung pikiran berarti kelengahan.
Bicara, tiap bicara yang tidak mencerminkan dzikir adalah perbuatan sia2.
Beruntunglah orang yang pandangannya menambah ibrah, diamnya berbuah pikir dan bicaranya cerminan dzikir. (Ali bin Abi Thalib RA) From Mb Ika Ikwanti at 14/11/2008
43. Ada yang mengeluh, merasa jenuh, ingin gugur dan jatuh, ia berkata: LELAH! Ada yang lelah, tubuhnya penat, tp semangatnya kuat, ia berkata: LILLAH! Mari berruhul istijabah dengan amanah2 kita. From Desy Putri purnamasari at 17/11/2008
44. Dakwah adalah nafas panjang yang kemuliannya hanya akan diraih lewat tangga kelelahan. Maka jangan pernah katakan lelah, tp katakanlah LILLAH! Just 4 u Ukhtifillah. From Nasikhah Imama at 22/11/2008
45. ”Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan tidak pula pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Maahfudz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. Kami jelaskan yang demikian itu supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu bergembura terhadap apa yang diberikanNya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri ”(Q.S. Al hadid : 22-23). From Mbak Ika Safitri at 24/11/2008
46. Hidup itu pilihan, ikhlas untuk bergerak di jalanNya atau duduk diam melihat kenyataan hidup. Manakah yang kita pilih? Jika kita ikhlas bergerak di jalan Allah, Yakinlah bahwa pertolongan Allah sungguh dekat dengan kita semua yang mau menolong agama Allah. Jadikan amanah kita sebagai ladang dakwah kita. Bersyukurlah jika kita termasuk orang yang terpilih. Keep Istiqomah! Hamasah!. Fro Leska Tariyani at 26/11/2008
47. Shoumu yaumi arofata yukaffiru dzunuuba sanata ini maadhiyatan wa mustaqbilatan. Puasa pada hari Arafah dapat menghapus dosa selama 2 tahun, 1 th yang lalu dan 1 th yang akan datang. H. R. Muslim. From DPP JMMI at 06/12/2008
48. Persahabatan ibarat 1 janji yang dibuat dalam hati, tidak dapat ditulis, tidak dapat dibaca, namun tidak akan terpisah oleh jarak dan waktu, tidak akan berubah oleh masa, tak akan tergantikan oleh apapun. Sekali kita kenal, selamanya kita kawan. From Iffah Amalia Hidayati at 06/12/2008
49. ”Dan siapakah yang lebih baik perkataannya dari pada orang yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebijakan dan berkata sesungguhnya aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri)? (Q.S.22:22). From BPM at 15/12/2008
50. ”Hanyalah yang memakmurkan masjid2 Allah ialah orang2 yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan sholat, menunaikan zakat dan tidak takut pada siapapun selain kepada Allah, maka merekalah orang2 yang diharapkan termasuk golongan orang2 yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk”(Q.S. AT taubah: 18). From mbak Ika Safitri at 20/12/2008


Kutu anjing adalah binatang yang mampu melompat 300 kali tinggi tubuhnya.
Namun, apa yang terjadi…..
bila ia dimasukan ke dalam sebuah kotak korek api kosong lalu dibiarkan
disana selama satu hingga dua minggu? Hasilnya, kutu itu sekarang hanya mampu melompat setinggi kotak korek api saja!
Kemampuannya melompat 300 kali tinggi tubuhnya tiba-tiba hilang!!!

Ini yang terjadi. Ketika kutu itu berada di dalam kotak korek api ia
mencoba melompat tinggi. Tapi ia terbentur dinding kotak korek api. Ia mencoba lagi dan terbentur lagi.
Terus begitu sehingga ia mulai ragu akan kemampuannya sendiri.

Ia mulai berpikir, “Sepertinya kemampuan saya melompat memang hanya segini.” Kemudian loncatannya disesuaikan dengan tinggi kotak korek api. Aman. Dia tidak membentur.
Saat itulah dia menjadi sangat yakin, “Nah benar kan? Kemampuan saya memang cuma segini. Inilah saya!”

Ketika kutu itu sudah dikeluarkan dari kotak korek api, dia masih terus
merasa bahwa batas kemampuan lompatnya hanya setinggi kotak korek api. Sang kutu pun hidup seperti itu hingga akhir hayat. Kemampuan
yang sesungguhnya tidak tampak. Kehidupannya telah dibatasi oleh
lingkungannya.

Sesungguhnya di dalam diri kita juga banyak kotak korek api.
Misalnya anda memiliki atasan yang tidak memiliki kepemimpinan memadai. Dia tipe orang yang selalu takut tersaingi bawahannya, sehingga dia sengaja menghambat perkembangan karir kita. Ketika anda mencoba melompat tinggi, dia tidak pernah memuji, bahkan justru tersinggung. Dia adalah contoh kotak korek api yang
bisa mengkerdilkan anda.

Teman kerja juga bisa jadi kotak korek api. Coba ingat, ketika dia bicara
begini, “Ngapain sih kamu kerja keras seperti itu, kamu nggak bakalan dipromosikan, kok.” Ingat! Mereka adalah kotak korek api. Mereka
bisa menghambat perkembangan potensi diri Anda.

Korek api juga bisa berbentuk kondisi tubuh yang kurang sempurna,
tingkat pendidikan yang rendah,
kemiskinan, usia dan lain sebagianya. Bila semua itu menjadi kotak
korek api maka akan menghambat
prestasi dan kemampuan anda yang sesungguhnya tidak tercermin dalam aktivitas sehari-hari.

Bila potensi anda yang sesungguhnya ingin muncul, anda harus take action untuk menembus kotak korek api itu. Lihatlah Ucok Baba, dengan tinggi tubuh yang di bawah rata-rata ia mampu menjadi presenter
di televisi. Andapun pasti kenal Helen Keller. Dengan mata yang buta, tuli dan “gagu” dia mampu lulus dari Harvard University. Bill Gates tidak menyelesaikan pendidikan sarjananya, namun mampu menjadi
“raja” komputer. Andre Wongso, tidak menamatkan sekolah dasar namun mampu menjadi motivator nomor satu di Indonesia.

Contoh lain Meneg BUMN, Bapak Sugiharto, yang pernah menjadi seorang pengasong, tukang parkir dan kuli di Pelabuhan. Kemiskinan tidak menghambatnya untuk terus maju.
Bahkan sebelum menjadi menteri beliau pernah menjadi eksekutif di salah satu perusahaan ternama.

Begitu pula dengan Nelson Mandela. Ia menjadi presiden Afrika Selatan
setelah usianya lewat 65 tahun. Kolonel Sanders sukses membangun jaringan restoran fast food ketika usianya
sudah lebih dari 62 tahun.

Nah, bila anda masih terkungkung dengan kotak korek api, pada hakekatnya anda masih terjajah. Orang-orang seperti Ucok Baba, Helen Keller, Andre Wongso, Sugiharto, Bill Gates dan Nelson Mandela adalah orang yang mampu menembus kungkungan kotak korek api. Merekalah contoh sosok orang yang merdeka, sehingga mampu menembus berbagai keterbatasan.

Sumber: www.infoanak.com
Sewaktu masih kuliah, kita yang aktif di lembaga dakwah yang ada di kampus tentunya sering mendapatkan taujih lewat SMS dari saudara-saudara seperjuangan.Begitupun juga saya. Meskipun hanya beberapa kata, yang kadang sangat sederhana taujih-taujih tersebut mampu memberika kekuatan tersendiri dalam diri kita dalam menapaki jalan dakwah yang kita pilih. Nah, bMS taujih yang saya dapatkan dari saudara-saudara seperjuangan saya. Semoga bermanfaat bagi para pembaca. Siapa tahu bisa jadi inspirasi untuk mengirim taujih ke teman-eman atau adik2 penerus dakwah di kampus.

1. “Wahai umat Muhammad! Hiduplah sesukamu tapi engkau pasti mati, berbuatlah sesukamu, tapi engkau pasti dibalas menurut perbuatanmu, cintailah siapa saja yang engkau kehendaki tapi engkau pasti berpisah darinya ( H.R. Thabrani)”
Dari: Diah Ayu Novitasari
2. “Jangan terlalu bebani jiwamu dengan segala kesungguhan hati. Hiburlah dirimu dengan hal2 yang ringan. Sebab jika hati terasa dipaksakan dg memikul beban-beban berat, ia akan menjadi buta.( H.R Abu Daud)”
Dari:Diah Ayu Novitasari
3. ”ya Allah semoga Engkau menilai tiap lelahku sebagi bukti cintaku padaMU. Semoga apapun keputusanMu ialah yang terbaik bagiku. Maka jauhkanlah aku dari takabur dan mudahkanku untuk bersyukur. Cukuplah Allah segalanya bagi kita”
Dari: Nur Faridatun Hasanah
4. Teuntuk mujahidah dakwah pilihan: Terkadang hak-hak pribadi kita tidak dapat kita penuhi. Jangan bertanya kemana yang lain, jangan bertanya kenapa kita sendiri, jangan mengingat apa yang telah kita korbankan, jangan mengharap apa yang akan kita dapatkan. Karena sesungguhnya Allah telah memiliki diri ini. Kita semua adalah manusia pilihan, IKHLAS merupakan kesyukuran terbesar kita masih hidup seiring berkembangnya dakwah ini. Karena kecelakaan besar bila dakwah mati tetapi kita masih hidup. Perjalanan dakwah itu pahit karena Jannah Allah itu manis. ALLAHU AKBAR!!
Dari: Diah Ayu Novitasari, 05/04/2008
5. Allah tidak menyukai perkataan yang buruk, yang diucapkan terus terang kecuali oleh orang yang didhalimi. Dan Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui. Q.S An-Nisa 148.
Dari Mb Hikmah, 17/04/1008
6. Siapapun yang hatinya dipenuhi oleh cahaya dari sisi Allah, sungguh akan terasakan kahikat kelezatan hidup di dunia ini. Allah membimbing hamba yang Dia kehendaki. (Q.S An-Nur: 35).Tetap Semangat!!!
Dari: Desy putri purnamasari, 24/04/2008
7. Sayangi sebuah perkenalan, karena di situ ada kenangan. Kenanglah sebuah hubungan, karena di situ ada kerinduan. Cintai keduanya karena di situ ada rahmat Allah.
Dari: 0856xxxxxxxx, 27/04/2008
8. Seorang mujahid itu selalu optimis dan istiqomah karena dia yakin apapun yang ditakdirkan Allah untukknya pasti itu yang terbaik. For mujahidah JMMI, bersiaplah untuk apapun yang terjadi. Dari: mb Nisa, 03/05/2008
9. Mujahid di jalan dakwah itu seumpama orang berpuasa, mengerjakan sholat dan membaca Al Qur’an yang tak berhenti dari puasa dan sholatnya sehingga sang mujahid pulang di medan pertempuran (H.R Bukhari). Dari Mbak Ika Safitri, 7/5/2008
10. Pengorbanan adalah keniscayaan, maka jadikan pengorbanan itu bermakna. Sesungguhnya pertolongan itu datang dari Allah menurut kadar penderitaan dan sabar itu datang dari Allah menurut kadar ujian. From Mb Ika safitri at 14/5/2008
11. Sesungguhnya balasan kebaikan adalah kebaikan. Allah mencatan kebaikan tersebut dan menggantikannya dengan lebih baik yaitu surgaNYA. From Putri lestari at 15/5/2008
12. Sesungguhnya penolongmu hanyalah Allah, rasulNya dan orang-orang beriman, yang melaksanakan zakat seraya tunduk kepada Allah ( Q.S. 5:55). From Mb Zakiyatun Nisa at 02/06/2008
13. When my arms cannot reach you...i thouch you in my prayers...Moga dimudahkan dalam UAS. Keep praying always. From Mb Nisa at 10/06/2008
14. Setiap manusia akan diuji dengan hartanya, jiwanya, keluarganya, ilmunya, fisik tubuhnya, hatinya, amanahnya. Beruntunglah bagi mereka yang bertaqwa kepada Allah apapun ujian yang mendera. From Mb Nisa at 12/06/2008
15. Jika pintu kesempatan tertutup, pintu lain kan terbuka. Tapi kita lebuh sering menyesali pintu tertutup itu dan tidak menyadari bahwa ada pintu lain yang terbuka untuk kita (Alexander graham Bell). From Frissa at 30/06/2008
16. Muslimah sejati itu tampak santai dalam kesibukan, tersenyum dalam kesedihan, tenang di bawah tekanan, tabah dalam kesulitan dan optimis di depan tantangan. From Putri Lestari at 10/07/2008
17. Sesungguhnya pejuang mukmin takkan pernah merugi. Tiap peluh menjadi mutiara, air matanya menjadi cahaya, lelahnya menebus dosa, gugurnya bernilai surga. Tetap semangat ya..Luv u because Allah. From Mb Ika safitri at 12/07/2008
18. Meskipun dunia penuh penderitaan, tapi dunia juga penuh dengan keberhasilan untuk mengatasi penderitaan itu(Helen keller). From Frissa at 13/07/2008
19. Nasihat maulana hasan: sibukanlah dirimu dalam ketaatan kepada Allah. Jika tidak, kamu pasti sibuk. Tapi bukan ketaatan kepada Allah swt. Berkorbamlah dirimu untuk agama Allah. Jika tidak, kamu akan berkorban, tapi bukan untuk agama Allah. Dan apabila kamu telah selesai dari suatu urusan maka kerjakanlah dengan sungguh2 urusan yang lain. From Farida at 15/07/2008
20. kebangkitan umat islam berawal dari masjid. Come back to masjid!!Ayo kejar marhalah 3!!! From Mb Nisa at 22/07/2008
21. Keletihan itu akan menjadi beban ketika kami merasakannya sebagai keletihan fisik yang tidak diikuti oleh keyakinan ruhiyah. Makan sesungguhnya kesempitan di jalan dakwah ini pasti menyimpan hikmah luar biasa yang akan tercurah dalam bentuk rahmat allah SWT. Miss U Ukhti..From Noviyanti at 24/07/2008
22. Aturan kebahagiaan: bebaskan diri dari kebencian, bebaskan pikiran dari kecemasan, hidup sederhana, memberi lebih banyak, berharap lebih sedikit, tersenyumlah, miliki teman sepertiku...From Frissa at 30/07-2008



Suatu hari saya iseng-iseng tanya ke teman-teman akhwat lewat SMS about criteria of their Ideal husband. Mereka pun menyebutkan beberapa kriteria calon suami mereka, beberapa ada yang balik nanya “sudah mau mengajukan proposal ya mbak?” Kujawab kalau aku tanya sebagai referensi nulis tentang tema tersebut. Sekarang baru sempat nulis setelah beberapa bulan dari waktu saya tanya mereka. Berikut ini adalah beberapa jawaban dari teman-teman saya:
Ukhti D, “ yang sedap dipandang, intinya tidak memalukan jika diajak kemana2, tidak cerewet kayak ana, n bijaksana“(ini kriteria tambahan kali, karena sebagian kita menganggap kalau ikhwan sudah pasti baik agamnya. Iya kan ukh??)
Ukhti T “simpel koq, yang pasti muslim, taat pada Allah dan RasulNya, n siap lahir batin”
Ukhti Dm, ”cakep, akhlaqnya bagus, pengetahuan agamanya luas, pengetahuan umumnya tak diragukan, masa depan menjanjikan, sayang aq apa adanya, sayang ortuq.”
Ukhti N, ”Sudah hafal beberapa juz Al Qur’an dan berazam menghafalkannya, sudah punya pekerjaan halal, punya niat berwirausaha, santun, dan akhlaknya diakui baik oleh teman2nya.
Ada yang bilang yang penting punya kepribadian: rumah pribadi, mobil pribadi, de-el-el….(kalau ini saya dapat dari wanita yang ikut salah satu acara perjodohan di TV yang lg in saat ini, Tahu kan???)
Kalau kriteria pangeran impianku..........cerita ga ya? Yang pertama n paling utama ya baik agama n akhlaknya dong. Yang kedua, ke tiga dst masih jadi rahasia perusahaan. He3..


Pernikahan sebagai mistaqan ghaliza (perjanjian yang berat) merupakan pintu gerbang untuk memasuki kehidupan baru. Bukan untuk kehidupan di dunia tetapi juga di akhirat kelak. Oleh karena itu, kita tidak boleh memilih suami yang asal-asalan. Bagaimana sih kriteria suami ideal menurut agama Islam, agama yang sempurna, yang memiliki aturan2 buat kehidupan penganutnya.
Ada beberapa hadist yang menjelaskan tentang kriteria laki-laki yang kita pilih untuk menjadi pendamping hidup kita.
Dari Abu Hatim al-Muzanni r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Manakala ada orang yang kalian ridhai agama dan akhlaqnya datang kepada kalian (untuk melamar puteri kalian). Maka hendaklah nikahkanlah ia (dengan puterimu); jika tidak, niscaya terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan besar.” (Shahih: Shahih Tirmidzi no:866 dan Tirmidzi II:274 no:1091).
Pada saat Al-hasan bin ali ditanya oleh seseorang tentang kepada siapakah puterinya dinikahkan, beliau menjawab,”Dengan laki-laki yang bertaqwa kepada Allah, sebab ia akan mencintai puterimu dan memuliakanya. jikalau ia marah padanya,niscaya ia takkan menzhalimi puterimu.”

Seseorang bertanya kepada ayah’Abdullah Ibnul Mubarak,”wahai mubarak, kepada siapa puteriku dinikahkan?”mubarak menjawab,”kaum jahiliyah menikahkan dengan sebab kedudukan, kaum yahudi menikahkan dengaa sebab harta, kaum Nasrani menikahkan dengan sebab ketampanan, maka umat (islam) ini menikahkan dengan sebab agama”
Rasulullah Sallallahu ’alaihi wasalam pernah bersabda, “Seorang wanita itu dinikahi kerana empat; kerana harta, kerana keturunannya, kecantikannya dan agamanya. Maka hendaklah diutamakan yang beragama, niscaya kamu berbahagia.” Hadist ini telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dalam kitab sahih mereka serta imam hadist yang lain. Meskipun secara tersurat hadist tersebut ditujukan bagi kaum adam, secara tersirat hadist tersebut juga berlaku bagi kita, kaum hawa dalam memilih pasangan hidup. Kriteria agama adalah kriteria pertama yang wajib kita pilih sebelum kita menentukan kriteria yang lain agar kita berbahagia di dunia dan di akhirat. Wallahu A’lam bishowab.


Di zaman emansipasi seperti saat ini, sudah tak bisa dielakkan lagi banyaknya istri yang bekerja di luar rumah baik untuk membantu perekonomian keluarga atau karena keinginan untuk berkarier. Sebagai seorang suami yang mengizinkan istrinya untuk bekerja di luar rumah, suami harus memberikan dukungan sepenuhnya kepada sang istri sebagai wujud keridhaanya atas pekerjaan sang istri. Untuk menunjukkan dukungannya kepada sang istri, banyak yang bisa dilakukan oleh para suami. Berikut ini saya paparkan enam hal yang bisa dilkakukan suami yang memiliki seorang istri yang bekerja.
Yang pertama adalah mengantar istri ke tempat kerja. Inilah yang harus sering dilakukan oleh seorang suami kepada istrinya yang bekerja. Bahkan hal tersebut harus diprioritaskan sebelum sang suami berangkat ke tempat kerja, yakni mengantar istri pergi ke tempat kerja. Dengan melakukan hal ini, setidaknya ada sebuah dukungan semangat yang bermakna persetujuan, pemakluman, dan keridhaan seorang suami kepada istri yang memilih untuk bekerja. Selain itu, mengantarkan istri ke tempat kerja akan meringankan beban psikis istri selama ia menjalani pekerjaannya sehari penuh, apalagi bagi seorang istri yang tahu bagaimana hukum agama tentang urgensi izin suami bagi gerak langkah mereka.
Fasilitas kendaraan bukanlah sebuah masalah yang urgen dalam hal ini. Apabila sang suami belum memiliki kendaraan pribadi, suami bisa mengantar sang istri dengan naik angkutan umun. Bila tempat kerja istri dan suami tidak sejalur, suami bisa mengantarkan istri dulu baru kemudian pergi ke tempat kerjanya sendiri. Tentu saja, tidak harus setiap hari suami melakukan ini jika memang jadwal kerja dan arah kerjanya tidak sama. Namun itu penting untuk dilakukan dan diprioritaskan bagaimanapun caranya.


Yang ke dua adalah memahami pekerjaan istri. Mengetahui jenis pekerjaan istri? Pentingkah? Sangat penting. Bahkan termasuk kategori urgen. Hal ini disebabkan oleh perlunya pola komunikasi dua arah antara suami dan istri tentang problematika dalam dunia kerja masing-masing. Jika seorang istri mengalami permasalahan dengan pekerjaannnya, seorang suami bisa memberikan solusi karena mengetahui seluk beluk pekerjaan sang istri. Begitu juga saat suami istri sedang mengobrol santai, suami akan mudah menaruh empati pada pola komunikasi. Karena itu, maka seorang suami akan mempersiapkan diri untuk menjadi pendengar yang baik. Untuk menjadi pendengar yang baik, tentu saja perlu wawasan apalagi bila seorang suami dituntut istrinya sebagai teman curhat, wajiblah baginya untuk mengetahui seluk beluk permasalahan istrinya.
Tentu saja hal ini akan berbeda jika suami dan istri memiliki pekerjaan yang sama bahkan satu kantor. Mereka memiliki nilai keuntungan pada poin ini walaupun di balik itu tentu saja ada poin lain yang harus ditambahkan sesuai dengan situasi yang ada.
Yang ke tiga adalah mengenal rekan kerja istri. Hal ini sangat penting walaupun ini tidak mudah bagi sebagian laki-laki. Seorang suami biasanya memiliki gengsi yang kadang menghalanginya untuk terlalu masuk pada dunia kerja istri. Namun sebenarnya hal ini sangat penting, terutama untuk memahami kesulitan-kesulitan kerja yang mungkin dihadapi istri.
Dengan seringnya mengantar atau menjemput istri kerja, otomatis seorang suami akan mengenal rekan kerja istri. Bahkan suami bisa mengembangkan relasi lain dengan teman kerja istri, yaitu menjalin jalinan bisnis atau mengatur jadwal olah raga bersama. Ini akan menjadi hal positif bagi istri. Dukungan suami terhadapnya dirasakan penuh dan suami menghargainya lewat ketidakseganannya untuk berinteraksi dengan rekan kerja istri.
Tentu saja , hubungan dengan teman kerja istri tetap berdasarkan batasan syar’i, yaitu dengan mempertimbangkan mahram dan buka mahram sehingga suami bisa terhindar dari fitnah pergaulan. Selain itu, sang suami bisa menunjukkan kharisma di mata teman kerja laki-laki istri. Ini juga untuk mengindari terjadinya fitnah pergaulan bagi istri. Namun. Yang terpenting dari itu semua adalah niat untuk mendukung istri sepenuhnya dalam menjalankan pekerjaannya.
Yang ke empat adalah menunggu atau menjemput istri selesai bekerja. Bila jadwal kerja suami lebih longgar dari pada istri, tidak ada salahnya suami menjemput istri sebelum istri seleasai jam kerjanya. Menunggu istri selesai bekerja dalam rangka menjemputnya akan sedikit menghapus kepenatan psikis yang dirasakan istri selama bekerja hampir seharian. Apalagi bila suami belum memiliki pekerjaan tetap, kebiasaan ini dapat meminimalisasi hambatan psikologis anta keduanya.
Senyum pertama sang istri saat memandang suami yang sedang menunggunya adalah senyuman terindah yang menunjukkan penghargaanya kepada dukungan suami. Apalagi jika kemudian istri shalihah itu mencium tangan suami, semakin lengkaplah sikap saling menghormati di antara keduanya.
Yang ke lima adalah membawa anak ke tempat kerja istri. Selain dukungan dari suami tercinta, istri yang bekerja juga membutuhkan dukungan dari buah hatinya. Jika sang suami tidak memiliki pekerjaan yang padat, ada baiknya jika sesekali suami mengajak anaknya untuk menjemput istri bekerja. Hal ini juga untuk menanamkan rasa hormat anak kepada ibunya yang ikut berperan dalam mencari rezeki. Pemahaman itulah yang akan berimbas pada penghargaan anak atas kerja keras ibunya. Anak yang mengetahui dan memahami kerja sang ibu, Insya Allah tidak akan menuntut sang ibu untuk memenuhi segala keinginan manjanya di rumah.
Jika anak memahami ibunya yang bekerja, maka dalam diri anak akan melekat citra seorang ibu yang selain identik dengan memasak, menyediakan susu, mengemong mereka, juga identik dengan pekerjaan publiknya. Insya Allah rasa hormat sang anak kepada ibu akan semakin besar dan sang anak mau mengerti ketika suatu hari sang ibu tidak bisa hadir saat mereka butuh.
Kesiapan anak untuk ditingglakan ibunya bekerja akan mengobati kekurangan beban psikilogis pada anak-anak karena hanya bertemu dengan sang ibu hanya pada sore-malam-pagi dan akhir pekan. Pemahaman inilah yang bisa mengimbangi bahaya lepas keterikatan psikologis antara anak dan ibu. Dalam hal ini, bapak atau suamilah yang menjembataninya.
Yang ke enam adalah mengajak istri makan di tempat yang istimewa. Hal ini bisa dilakukan di akhir pekan ketika suami memiliki rezeki, saat ulang tahun pernikahan, atau saat tak ada momen apapun dengan tujuan untuk memberi kejutan kepada istri. Yang jelas, dengan cara seperti ini, banyak hal yang bisa dikomunikasikan antara suami dan istri secara santai sehingga momen ini bisa menjadi sarana refreshing setelah menghadapi rutinitas pekerjaan.
Tentu saja sang suami harus memiliki wawasan tempat makan yang bisa menumbuhkan suasana kondusif untuk komunikasi dan beromantis ria atau bahkan bisa saja sang suami bertanya kepada sang istri tentang seleranya. Siapa tahu ada menu kesukaan di tempat favorit istri. Penuhilah keinginan dengan niat ikhlas menghargai setiap apa yang dikerjakannya.
Begitulah kiranya tips-tips menunjukkan dukungan kepada istri yang bekerja yang saya kutip dari buku “My Wife My Prince, Tips Jitu Mencintai Istri Apa Adanya “karya M. Irfan Hidayatullah. Semoga ke enam tips tadi bisa menjadi referensi bagi teman-teman yang memiliki istri bekerja di luar rumah sehingga keharmonisan keluarga akan tetap terjaga meskipun istri memiliki kesibukan di luar rumah.




Orang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang
Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang

Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan
Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, kan keruh menggenang

Singa jka tak tinggalkan sarang tak akan dapat mangsa
Anak panah jika tidak tinggalkan busur tak akan kena sasaran

Jika matahari di orbitnya tidak bergerak dan terus diam
Tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang

Bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambang
Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa
Jika di dalam hutan

Imam Syafii
Anak adalah harta yang sangat berharga bagi pasangan sumai istri. Bagi sebagian orang, kehadiran seorang anak pada sebuah keluarga baru dapat mengeratkan ikatan cinta antara suami dan istri.  karena sangat berharganya nilai seorang anak, maka sebagai orang tua hendaknya kita dapat memberikan yang terbaik untuknya. Tidak hanya terbaik dalam penyediaan fasilitas, makanan n minuman, kasih sayang tapi juga dalam hal pendidikan. Tidak hanya pendidikan formal tapi juga pendidikan sejak dini. Mendidik anak sejak dini sangat menentukan bagaimana perkembangan kedewasaan anak. Sebagai orang tua apapun tingkah laku kita akan dilihat oleh anak dan dijadikan contoh perilaku anak, baik yang baik maupun yang buruk sekalipun. Karena pada dasarnya anak berumur dibawah lima tahun rasa ingin tahu dan belajarnya sangat tinggi. Daya ingat bagi anak di bawah lima tahun sangat tajam dan sebagai orang tua sudah layaknya memberikan cotoh dalam kehidupan sehari-hari pada kegiatan-kegiatan yang positif. Sebagai contoh bila orang tua suka membaca, atau suka menulis atau suka berolah raga  dan sebagainya, si anakpun cenderung akan mencontohnya.

Berikut ini beberapa tips dalam mendidik anak ala Shirahama Sensei yang saya dapatkan dari blognya Bu Juariyah. Lets check it out!

1.Anak yang diijime (ditindas) akan tumbuh menjadi orang yang suka menindas. Anak yang disayang akan tumbuh menjadi Manusia penyayang. Anak yang senantiasa dihargai akan tumbuh menjadi orang yang menghargai.
2.Perbedaan anak yang selalu dibantu dengan anak yang tidak selalu dibantu adalah anak yang tidak selalu dibantu akan tumbuh menjadi anak yang lebih mandiri. Contoh ; Bila sejak kecil saat menangis kita selalu dan selalu menghampiri maka bukan tidak mungkin dia akan selalu bergantung dan saat mendapatkan kesulitan sedikit saja yang dia lakukan adalah menangis dan terus menangis.Akan tetapi bila sekali waktu kita biarkan (tidak selalu menghampiri) sambil kita lihat keadaannya dari jauh dalam kondisi aman-aman saja, dan ini sering kita lakukan maka anak akan menjadi seorang yang bebas dan akhirnya memutuskan masalahnya sendiri yang pada akhirnya akan menjadi anak yang mandiri.
3. Tiga alasan yang sering diucapkan oleh orang tua saat melarang anak adalah ;
A : ABUNAI artinya Berbahaya.
K : KITANAI artinya Kotor  
U : URUSAI artinya Berisik
Bukan tidak mungkin kita sering mengucapkan kata-kata diatas, dan secara tidak sengaja kita telah membatasi proses kreatifitas anak dengan alasan-alasan diatas oleh karena itu cobalah untuk menghindari kata-kata tersebut.Bila tidak memungkinkan kita bisa menjelaskan kenapa kita melarang dengan menjelaskan alasannya dan ajak anak mendiskusikannya.
Contoh : Ayo kenapa ngak boleh main bola di jalan? karena bahaya jawab anak. Kenapa bahaya? karena nanti ada mobil lewat dst dst. Yang terpenting adalah ajak anak berdiskusi tentang keputusannya.
4. Saat anak menjelang usia dua tahun anak selalu bilang "Jibun de dekiru!" "Aku bisa sendiri" baik saat ingin pakai sepatu kaus kaki, baju dan sebagainya. Biarkanlah karena itu adalah AWAL DARI KEMANDIRIANNYA.
5. Amaeru wa daiji shikasi amaekasu wa shinaiyo : Menyayangi itu penting akan tetapi jangan memanjakan.
6. Cara Marah (baca menghadapi anak saat kita kesal) pada anak :
    - Kuraberuna ; Jangan membandingkan. 
    - Kodomo nimo puraido wo motsu ; Anak memiliki harga diri, Jadi jagalah harga dirinya.
    - Dokudoku iwanaide ; Jangan merepet (ngak berenti kayak kereta) ngomongnya.
    - Kodomo ga homerareteiru Berikanlah Pujian pada anak (Saat anak usia 1-3 tahun anak senang  dipuji) setelah dipuji biasanya
      dia akan lebih mudah menerima masukan.    
    - Sippaitoki mo Homerubekida : Saat gagal sekalipun jangan dimarahi tapi HARUS di puji.
         Contoh : Saat pakai sepatu terbalik yang pertama kita ucapkan adalah kesalahannya   "Sore hantaidayo!" "Itu terbalik!" bukan berupa pujian karena usahanya yang telah mencoba pakai sepatu sendiri. Usahakanlah memujinya terlebih dahulu untuk kemudian baru memberitahukan kalau pakai sepatunya terbalik.  
      -  Kodomo no kotoba wo kurikaesu : Mengulang ucapan anak.
       Contoh : Saat anak jatuh dia berkata "Sakit!" maka kita jawab "Sakit yah?"
        Atau ada kisah lucu saat kita bersama anak pergi kekebun binatang kemudian anak berkata "Tanoshikatanee, ashita mata kurunee okaasan!"  "Seneng banget! besok datang lagi kesini (kebun binatang) ini lagi yah Mah". Kita mungkin akan berkata "Ashita kuru wake nai deshou,ashita gakkoy deshou,....,.....?!" " Besok Ngak mungkin lah kita kesini lagi, Besok sekolah kan?,....,...dst" . Padahal apa salahnya kita berkata "Sou nee Tanoshikatta nee,Mama mo mata koko ni kitainaa",..." Iya yah seneng yah, mama juga pingin deh datang lagi". Tidak ada janji dan tidak ada bohong dalam kata-kata diatas hanya ungkapan senang karena anak juga senang. dan itu artinya Anda sudah menghargai pendapatnya bahwa pergi kekebun binatang itu menyenangkan.
7.Seringlah mengucapkan kata-kata berikut :
   - Ureshii : Senang 
   - Tanoshii : menyenangkan

   - Shiawase : bahagia
   -  Daisuki  : sangat senang (pada....)
   - Aishiteiru : sayang/cinta
   - Arigatou  : Terimakasih
   - tsuiteiru   : Beruntung       
Banndingkan dengan kata-kata dibawah
   - Tsurai : susah
   - kanashi : sedih
   - Tsumaranai : membosankan
   - Iyada  : Sebel/menyebalkan/tidak mau.
   - Kiraida : Tidak suka.
   - Tsukareta : Cape
  -  Tsuiteinai : Tidak beruntung.
Cobalah berkaca pada diri sendiri mana yang sering kita ucapkan pada anak kita, mungkin saat anak pulang sekolah yang pertama kita ucapkan "Mama  lelah, kamu jangan nakal yah, mainnya jangan berantakan yah mama cape dsb". Latihlah diri kita untuk mengucapkan kata-kata yang menyenangkan contoh "Wah Mama rindu sekali sama kamu, hari ini kamu gimana disekolah? menyenangkan?" atau "Mama senang sekali bisa ketemu kamu lagi, mama cinta deh sama kamu dsb".
Satu lagi lihatlah wajah kita saat kata-kata yang menyenangkan yang sering kita ucapkan maka akan terpancar kebahagiaan dalam wajah kita pada anak berbeda jauh bila kata-kata yang dibagian bawah diatas yang sering kita ucapkan yang ada rasa sesal, penat dan lelah pada diri kita yang akhirnya timbul akibat yang tidak menyenangkan pada anak.
8. Minat atau ketertarikan pada suatu hal (興味の進点化=kyoumitenka) ditambah dengan pengalaman konsentrasi (熱中体験= shuchuutaiken) akan meningkatkan Kekuatan konsentrasi (Shuchuryoku集中力).
Jadi bila kita ingin menyuruh atau bicara pada anak lihatlah apa yang sedang dia lakukan, apabila kita sering memotong aktifitasnya misal dia sedang main balok kemudian kita bilang "ayo sebentar lagi kamu les piano, atau abis itu kamu belajar bahasa inggris lalu ini lalu itu dst dst" Bisa jadi kemampuan konsentrasinya terus terganggu yang pada akhirnya akan mengurangi kemampuan konsentrasi otaknya karena terlalu banyak perintah dan interupsi.
9. Marah itu tidak ada gunanya baik bagi anak maupun bagi kita orang tuanya. yang ada kita lelah anakpun jadi stress dibuatnya.
10. Tahu kanji otona 大人 (Orang Dewasa)? dulunya kanji ini ditulis 音無 (kanji oto=suara dan kanji nai=tidak ada) artinya ngak bersuara itu artinya sebagai orang dewasa JANGAN RIBUT! JANGAN BERISIK!  apalagi sering ngomel, hehehe...
Ijoudesu, (cukup yah)
Siang itu waktu memasuki waktu dhuhur. Aku dan teman-teman pun menghentikan acara kami dan beranjak ke tempat wudhu untuk persiapan sholat. Waktu lagi ngantri wudlu tiba-tiba ada adik kelas yang nyletuk
“kakak kelas ku mau nikah yam mbak? ”tanya Risa dengan suara lembutnya
“Iya ta dik?”Tanyaku kembali pada Risa dengan nada terkejut yang kusadari agak berlebihan
”Kenapa mbak anti kok kaget banget? ”Tanya Andin yang mengetahui reaksiku
”Eng.....ga papa dek. Kaget aja. Ga nyangka Bagas akan nikah secepat itu. Tapi ya siapa tahu sih emang bener. Anti tahu dari mana dik Risa?
“Dari orang-orang asrama, di asrama tuh sudah heboh berita ini mbak. Kirain mbak-mbak sudah tahu.”jawab Risa panjang lebar.
Dalam hati aku bersyukur, untung tidak ada yang tanya macam-macam karena reaksiku tadi. Terasa kaget benar saat aku mendengar kabar tadi. Di kepalaku langsung terlintas lagunya ahmad dani. Hancur hatiku......na..na..na (ga tahu lanjutannya). Seketika itu aku sadar bahwa aku akan kecewa, sedih dan perasaan negatif lainnya ketika kabar itu benar adanya dan aku masih menyimpan harapan untuk bisa bersanding dengannya. Orang yang belakangan ini mengusik hatiku. Dalam doa usai sholatku aku memohon pada Allah agar aku bisa menghilangkan perasaanku pada Bagas, tidak sering membicarakan apalagi membayangkannya.
“Ya...Allah..terimakasih engkau telah memberi rasa cinta pada hamba yang sempat membuat hamba lebih bersemangat menjalani hidup, yang membuat hamba lebih dekat denganMu. Ya Allah kini hamba sadar bahwa rasa cinta itu belum halal untuk hamba. Hamba tak mau terlalu terluka ketika takdirMu mengatakan bahwa dia bukan untuk hamba. Hamba tidak mau itu terjadi ya Allah. Mulai detik ini hamba titipkan rasa ini padaMu. Akan hamba biarkan Engkau menjaganya dan mengembalikannya pada hamba di waktu yang telah Engkau tetapkan jika memang Engkau berkehendak.Ya Allah semoga Engkau mengabulkan doa hamba. Amin.”
Sejak saat itu ku tak lagi memikirkan Bagas. Harapan untuk menjadi istrinya pun terbungkus indah dalam doa yang telah kupanjatkan pada Yang Maha Kuasa.
                                                        
                                                            ################

Siang ini matahari sangat menyengat kulit, aku putuskan untuk istirahat di masjid dulu setelah sholat dhuhur. Mendinginkan otak dulu setelah satu jam memanas saat menghadapi pertanyaan-pertanyaan kuis Fisika zat Padat 2 tadi. Selain itu aku ingin lebih lama bercengkeramah dengan Sang Pencipta, Yang memiliki diriku.
Setelah lima belas menit istirahat, kini aku merasa lega. Gerahku sudah hilang. Jam dinding masjid menunjukkan pukul 12.45 WIB. Aku harus bergegas ke jurusan untuk melaksanakan tugasku sebagai asisten praktikum fisika dasar 1. Kali ini aku mengasisteni mahasiswa tingkat 1 jurusan Teknik Fisika. Agak ribet juga menangani mahasiswa yang mayoritas cowok itu. Walaupun begitu aku senang saat mendampingi pereka praktikum. Mereka rata-rata cerdas dan kritis. Dan aku hampir bisa akrab dengan mereka setelah beberapa kali kami bertemu.
Usai praktikum, mereka pun berkumpul ke mejaku untuk mendapatkan brifing tentang laporan praktikum yang harus dikumpulkan minggu depan. Setelah mereka merasa jelas dengan penjelasanku tentang laporan itu. Mereka bergegas pulang, tapi ada beberapa orang yang masih di depan mejaku. Katanya mau ngobrol denganku.
”Mbak Aisyah aktif di UKKI ya mbak?”Tanya Fito tiba-tiba
”Iya, kenapa Fit?ayo kalau mau gabung!jawabku”
”Ga kenapa-kenapa mbak. Berarti mbak kenal mas Bagas dong. Dia kan sekum UKKI. Dia mentor ku lho mbak.”Jelasnya
Hatiku tersentak saat Fito menyebut nama itu, nama yang tidak asing di telingaku.
”Kenal” Jawabku singkat
Fito langsung terus nerocos melanjutkan ceritanya tentang Bagas tanpa ku minta.
”Dia tu keren banget ya mbak... Sudah alim, pinter, jadi MAWAPRES. Pokoknya TOP BGT deh. Aku seneng banget jadi adek mentornya”
”Ohw......Ceritanya lagi pamer mentor nih....ledekku pada Fito. Kalo kakak mentornya sekeren itu, adik mentenya harus lebih keren dong!”
”Doakan ya mbak semoga aku bisa seperti mas Bagas”
”Iya, aku doakan semoga kamu bisa seperti kakak mentormu itu, bahkan bisa lebih baik darinya.”
”Amin” ucap Fito dan teman-temannya.
Ngomongin tentang Bagas aku jadi keinget berita itu. Berita pernikahannya. Aku berniat untuk tanya pada Fito, tapi kuurungkan niatku itu. Karena aku tidak mau menggibah. Apalagi tanya-tanya tentang ikhwan, bukan aku banget. Tapi tiba-tiba Fito melanjutkan ceritanya.
”Eh mbak, emang bener ya mas Bagas mau nikah dalam waktu dekat ini? tanya Fito pelan padaku
”Ga tahu dik.Tanya aja ke orangnya. Kamu kan adik kelasnya. Pasti sering ketemu kan?”jawabku
”Sudah ya, ngomongin kakak kelas mu itu. Nanti jadi nglantur ke mana-mana. Ga boleh Ghibbah.
Fito pun tidak melanjutkan perbincangan kami dan bergegas pulang setelah lama teman-temannya menunggu.
Jam yang tergantung di dinding Lab menunjukkan pukul 16.15 WIB. Setelah mengisi absensi aku berpamitan ke teman-teman yang masih ada di sana. Setelah lima menit berjalan menyusuri tangga dari lantai tiga akhirnya aku sampai di lantai dasar. Aku langsung menuju tempat parkir untuk mengambil sepeda dan pergi menunju masjid kampus. Aku mau mengambil Buku Mutaba’ah kader yang kusimpan di loker keputrian.
Setelah lima menit dari jurusan aku sampai di masjid. Ku parkir sepedaku di depan toko masjid. Aku langsung menuju lantai 2 masjid dan mengambil buku itu. Setelah mengambill buku mutaba’ah dan merapikan loker yang isinya mulai berantakan itu, aku langsung turun mau pulang. Di depan toko masjid aku ketemu Ardita, temenku waktu TBB dulu dan kami pun akrab hingga kini. Dia juga sejurusan dengan Bagas. Ah....kenapa lagi-lagi harus menyebut nama itu. Setelah saling bersapa salam dan bercipika-cipiki, kami pun ngobrol. Tiba-tiba dari bundaran tiba-tiba datang sesosok manusia yang sudah kukenal siapa namanya. Orang yang akhir-akhir ini jadi pembicaraan orang-orang di sekitarku. Dialah Bagas. Seorang Adam yang sempat membuatku resah. Dia mendekat ke arah toko. Menghampiri bang Isa yang siang itu lagi tugas jaga di toko.
”Assalamu’alaykum Gas, yang mau nikah rek, wajahnya sumringah banget”sapa bang Isa pada Bagas yang menghampirinya.
”Wa’alaykumsalam warahmatullah”Jawab Bagas dengan senyum khasnya.
”Mana undangannya”Tanya bang Isa pada Bagas yang sedang mengambil teh botol di frezzer.
”Undangan apa bang” Jawab Bagas dengan cueknya
”Kata anak-anak, antum mau menggenapkan separuh din”
”Kalo itu pastilah bang. Itu kan sunnah Rasul. Kita-kita kan harus mengikuti sunnahnya”jawab Bagas dengan logat khasnya.
Ada sengatan kecil di hatiku ketika ku mendengar jawabannya.”jadi dia bener mau nikah? dengan siapa? kapan? pertanyaan itu beruntun menyerbu kepalaku.
”Tapi ngga waktu dekat ini Bang. Masih ada target lain yang harus diwujudkan.”
Hatiku lega mendengar jawabannya yang barusan kudengar.
”Kok ada gosip itu gimana?”tanya bang Isa yang semakin penasaran
”Itu ulah temen-temen jurusan. Itu tu salah satunya”jawab Bagas sambil menunjuk Ardita yang sedang ngobrol denganku.
Merasa dilibatkan dalam percakapan Bagas dan bang Isa, Ardita yang agak cerewet itu pun langsung ikut menimpali perbincangan mereka.
”Eh, enak aja nuduh orang penyebar gosip. Bukan aku ya yang nyebarin gosip itu.”jelas Ardita sambil sewot karena tidak terima dituduh sebagai tukang gosip.
”Sebenarnya yang mau nikah itu kakakku, bang. Eh malah aku yang digosipkan mau nikah. Tapi gapapa juga sih. Ku anggap aja itu doa buatku.”Papar Bagas menjelaskan gosip itu, jawaban indah yang membuatku lega.
Ternyata itu hanya gosip belaka. Dan aku kembali tersenyum dalam hati. Aku bersyukur karena harapan itu masih ada. Harapan untuk menjadi pendamping hidupnya. Semoga Engkau mengabulkan harapanku itu ya Allah. Amin. Dan tak sengaja ternyata aku senyum-senyum sendiri sehingga Ardita pun heran.
”kenapa ukh? Kok senyum-senyum sendiri? Hayo ada apa?”Ledek Ardita padaku
”Eng...ngga ada apa-apa ukh. Eh, sudah sore nih, aku pamit dulu ya. Assalamuálaykum warahmatullah.”
”waálaykumsalam warahmatullah”jawab Ardita
                 
                                                                 SELESAI


Dalam makna memberi itu posisi kita sangat kuat:
Kita tak perlu kecewa atau terhina dengan penolakan,
atau lemah atau melankolik saat kasih kandas karena takdirNYA
Sebab di sini kita justru sedang melakukan
 sebuah “pekerjaan jiwa”yang besar dan agung:
MENCINTAI.
~M. Anis Matta~

“Ya Rasulallah”, kata Umar perlahan, “Aku mencintaimu seperti kucintai diriku sendiri.”
Beliau Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam tersenyum. “Tidak wahai ‘Umar. Engkau harus mencintaiku melebihi cintamu pada diri dan keluargamu.”
“Ya Rasulallah”, kata ‘Umar, “Mulai saat ini engkau lebih kucintai daripada apapun di dunia ini.”
“Nah, begitulah wahai ‘Umar.”
Membaca kisah ini, membuat saya takjub dan bertanya. Sebegitu mudahkah bagi seorang ‘Umar bin Khaththab menata ulang cintanya dalam sekejap? Sebegitu midajkah cinta diri digeser ke bawah untuk memberi ruang lebih besar bagi cinta pada sang Nabi? Dalam waktu yang sangat singkat. Hanya sekejap. Ah, alangkah indahnya jika saya pun bisa begitu.
Bagi saya tak semudah itu. Cinta berhubungan dengan ketertawanan hati dan perasaan yang tak gampang dialihkan. Tetapi ‘Umar bisa. Dan mengapa ia bisa?
Ternyata cinta bagi ‘Umar adalah kata kerja. Maka menata ulang cinta baginya hanyalah menata ulang kerja dan amalnya dalam mencintai. Ia tak berumit-rumit dengan apa yang ada dalam hati. Biarlah hati menjadi makmum bagi kerja-kerja cinta yang dilakukan oleh amal shalihnya.
Dari sini kita bisa memahami apa yang dikeluhkan oleh Erich Fromm. “Cinta merupakan seni”, tulisnya dalam The Art of Loving. “Maka cinta memerlukan pengetahuan dan perjuangan. Sayang, pada masa ini cinta lebih merupakan masalah dicintai (to be loved), bukan mencinta (to love) atau kemampuan untuk mencintai.”
Ya. Persoalan cinta menjadi tak sederhana, karena cinta dalam latar pikir kita adalah persoalan ‘dicintai’. Itu adalah sesuatu yang di luar kendali jiwa kita. Kita dicintai atau tidak bukanlah suatu hal yang bisa kita paksakan. Dunia di luar sana punya perasannya sendiri, yang kadang secara aneh memutuskan siapa yang layak dan tak layak dicintai.
Maka mari kita sederhanakan persoalannya. Bahwa cinta, sebagaimana ‘Úmar memahaminya adalah persoalan berusaha untuk mencintai. Bahwa cinta bukanlah gejolak hati yang datang sendiri melihat paras ayu atau jenggot rapi. Bahwa, sebagaimana cinta kepada Allah yang tak serta merta mengisi hati kita, setiap cinta memang harus diupayakan. Dengan kerja, dengan pengorbanan, dengan air mata dan bahkan darah.
Di sini kalimat seorang suami yang suatu hari mengadu untuk bercerai menjadi tak relevan, “Aku sudah tak mencintainya lagi!”Justru karena kau tak mencintainya lagi, maka cintailah dia. Karena cinta adalah kata kerja. Lakukanlah kerja jiwa dan raga untuk mencintainya. Kerjakan cinta  yang ku maksudkan agar kau temukan cinta yang kau maksudkan. Karena cinta adalah kata kerja.
Di sini kalimat seorang istri yang menerima seorang lelaki karena keterpaksaan juga tak mempan. “Aku tidak mencintainya.”Engkau bisa memilih. Untuk mencintai atau membenci. Dan dalam keadaan kini, mencintai adalah pilihan yang lebih masuk akal. Bukan perasaan itu. Mungkin ia memang belum hadir. Yang kumaksudkan adalah sebuah kerja untuk mencintai. Karena cinta adalah kata kerja.
Mencintai Allah, mencintai RasullNYA, mencintai jihad di jalanNya juga berjalan di atas logika yang sama. Ia melampaui batas-batas perasaan suka dan tak suka. Mungkin ia sulit. Atau kalah dibandingkan kecenderungan hati untuk mencintai ayah, anak, saudara, istri, simpanan kekayaan, perniagaan, dan kediaman-kediaman indah. Tetapi ia mungkin dan masuk akal untuk digapai. Karena bukan ‘perasaan cinta’yang dituntut di sini. Melainkan ‘kerja cinta’.
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”(Q.S Al Baqarah: 216)
Dalam jihad, cinta menjadi sederhana. Bukan karena kita suka melihat darah tumpah, bukan karena kita menyukai anyir peperangan. Perasaan kita boleh tetap membencinya. Tapi cinta adalah sebuah kerja seperti yang terucap dalam bai’at para shahabat, “Kami siap untuk mendengar dan taat, baik dalam keadaan rela maupun malas, baik dalam suka maupun duka, dalam keadaan rela maupun terpaksa.”Inilah kerja untuk mencintai. Karena kita beriman pada Allah, karena kita percaya pada ilmuNya, dan percaya pada kebaikan-kebaikan yang dijanjikanNya.
Di jalan cinta para pejuang, cinta adalah kata kerja. Biarlah perasaan hati menjadi makmum bagi kerja-kerja cinta yang dilakukan oleh amal shalih kita.

Mentaatinya adalah niat baik dari hati yang tulus
Alirannya adalah kerja yang terus menerus

Dikutip dari  buku Jalan Cinta Para Pejuang-Salim A. Fillah
"Dunia ini adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita yang shalihah" ( H. R. Muslim)
“Tiada kekayaan yg diambil seorang mukmin setelah takwa kepada Allah yang lebih baik dari istri shalihah."[Hadits Riwayat Ibn Majah]
 
 Seperti yang disebutkan dalam hadist di atas, wanita shalihah adalah sebaik-baik perhiasan dan istri shalihah adalah kekayaan yang lebih baik setelah takwa bagi seorang mukmin. Jadi, beruntung sekali seorang laki-laki yang mendapatkan istri shalihah. Karena begitu mulianya gelar yang didapatkan oleh seorang istri shalihah, tentu besar pula imbalan yang diterima bagi seorang istri shalihah. 
Terus bagaimana caranya menjadi istri shalihah??? Insya Allah gampang koq :D. Asal mau praktek aja.. Hihii..(Ini bukan saya yang bilang).

Yuk kita sama-sama belajar bagaimana menjadi seorang Wanita sholihah itu..
 
Betapa indahnya menjadi seorang wanita shalihah, Rasulullah SAW bahkan berwasiat:

§  Wanita yang membuat tepung bagi suami dan anak-anaknya, kelak Allah tetapkan baginya kebaikan dari setiap biji gandum yang diadonnya dan Allah akan melebur kejelekan serta meningkatkan derajatnya

§  Wanita yang berkeringat ketika menumbuk tepung bagi suami dan anak-anaknya, niscaya Allah akan menjadikan antara neraka dan dirinya tujuh tabir pemisah

§  Wanita yang meminyaki dan menyisirkan rambut anak-anaknya dan mencuci pakaiannya, maka Allah tetapkan pahala baginya seperti pahala memberi makan seribu orang yang kelaparan dan memberi pakaian seribu orang yang telanjang

§  Wanita yang membantu kebutuhan tetangganya, maka Allah membantunya untuk dapat minum dari telaga kautsar pada hari kiamat kelak

§  Yang utama dari seluruh keutamaan itu adalah keridhaan suami terhadap istri. Kemarahan suami adalah kemurkaan Allah

§  Saat seorang wanita mwngandung, maka malaikat memohonkan ampunan baginya, dan Allah tetapkan baginya setiap hari seribu kebaikan serta melebur seribu kejelekan. Ketiaka seorang Wanita merasa sakit akan melahirkan, maka Allah tetapkan pahala baginya sama dengan pahala para pejuang dijalan Allah. Disaat wanita melahirkan kandungannya, maka bersihlah dosa-dosanya, seperti ketika ia dilahirkan dari kandungan ibunya. Disaat wanita meninggal saat melahirkan, maka tidak akan membawa dosa sedikitpun. Didalam kubur akan mendapat taman indah yang merupakan bagian dari taman surga. Allah memberikan pahala kepadanya sama dengan pahala seribu orang yang melaksanakan ibadah Haji dan Umrah, dan seribu malaikat memohonkan ampunan baginya hingga hari kiamat

§  Saat seorang istri melayani suaminya selama sehari semalam dengan rasa senang serta ikhlas, maka Allah akan menganpuni dosa-dosanya serta memakaikan pakaian padanya di hari kiamat berupa pakaian yang serba hijau, dan menetapkan baginya setiap rambut pada tubuhnya seribu kebaikan. Allah pun akan memberikan padanya seratus kali beribadah haji dan umrah.

§  Saat seorang istri tersenyum di hadapan suaminya, maka Allah akan memandangnya dengan pandangan penuh kasih

§  Saat seorang istri membentangkan alas tidur untuk suaminya dengan rasa senang hati, maka para malaikat yang memanggil dari langit menyeru wanita itu agar menyaksikan pahala amalnya, dan Allah mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang.

§  Saat seorang wanita meminyaki dan menyisirkan kepala suami, meminyaki jenggot dan memotong kumisnya, serta memotong kukunya. Maka Allah akan memberi minuman arak yang dikemas indah kepadanya, yang didatangkan dari sungai-sungai surga. Allah pun akan mempermudah sakaratul maut baginya, serta menjadikan kuburnya bagian dari taman surga. Allah pun menetapkan baginya bebas dari siksa neraka serta dapat melintasi shiratal-mustaqim dengan selamat.

Nah.. Ilmu udah ada, motivasi udah OK, tinggal kurang satu. Praktek!!



Di Madinah ada seorang wanita cantik shalihah lagi bertakwa. Bila malam mulai merayap menuju tengahnya, ia senantiasa bangkit dari tidurnya untuk shalat malam dan bermunajat kepada Allah. Tidak peduli waktu itu musim panas ataupun musim dingin, karena disitulah letak kebahagiaan dan ketentramannya. Yakni pada saat dia khusyu’ berdoa, merendah diri kepada sang Pencipta, dan berpasrah akan hidup dan matinya hanya kepada-Nya.
Dia juga amat rajin berpuasa, meski sedang bepergian. Wajahnya yang cantik makin bersinar oleh cahaya iman dan ketulusan hatinya.
Suatu hari datanglah seorang lelaki untuk meminangnya, konon ia termasuk lelaki yang taat dalam beribadah. Setelah shalat istiharah akhirnya ia menerima pinangan tersebut. Sebagaimana adat kebiasaan setempat, upacara pernikahan dimulai pukul dua belas malam hingga adzan subuh. Namun wanita itu justru meminta selesai akad nikah jam dua belas tepat, ia harus berada di rumah suaminya. Hanya ibunya yang mengetahui rahasia itu. Semua orang ta’jub. Pihak keluarganya sendiri berusaha membujuk wanita itu agar merubah pendiriannya, namun wanita itu tetap pada keinginannya, bahkan ia bersikeras akan membatalkan pernikahan tersebut jika persyaratannya ditolak. Akhirnya walau dengan bersungut pihak keluarga pria menyetujui permintaan sang gadis.
Waktu terus berlalu, tibalah saat yang dinantikan oleh kedua mempelai. Saat yang penuh arti dan mendebarkan bagi siapapun yang akan memulai hidup baru. Saat itu pukul sembilan malam. Doa ‘Barakallahu laka wa baaraka alaika wa jama’a bainakuma fii khairin’ mengalir dari para undangan buat sepasang pengantin baru. Pengantin wanita terlihat begitu cantik. Saat sang suami menemui terpancarlah cahaya dan sinar wudhu dari wajahnya. Duhai wanita yang lebih cantik dari rembulan, sungguh beruntung wahai engkau lelaki, mendapatkan seorang istri yang demikian suci, beriman dan shalihah.

Jam mulai mendekati angka dua belas, sesuai perjanjian saat sang suami akan membawa istri ke rumahnya. Sang suami memegang tangan istrinya sambil berkendara, diiringi ragam perasaan yang bercampur baur menuju rumah baru harapan mereka. Terutama harapan sang istri untuk menjalani kehidupan yang penuh dengan keikhlasan dan ketakwaan kepada Allah.
Setibanya disana, sang istri meminta ijin suaminya untuk memasuki kamar mereka. Kamar yang ia rindukan untuk membangung mimpi-mimpinya. Dimana di kamar itu ibadah akan ditegakkan dan menjadi tempat dimana ia dan suaminya melaksanakan shalat dan ibadah secara bersama-sama. Pandangannya menyisir seluruh ruangan. Tersenyum diiringi pandangan sang suami mengawasi dirinya.
Senyumnya seketika memudar, hatinya begitu tercekat, bola matanya yang bening tertumbuk pada sebatang mandolin yang tergeletak di sudut kamar. Wanita itu nyaris tak percaya. Ini nyatakah atau hanya fatamorgana? Ya Allah, itu nyanyian? Oh bukan, itu adalah alat musik. Pikirannya tiba-tiba menjadi kacau. Bagaimanakah sesungguhnya kebenaran ucapan orang tentang lelaki yang kini telah menjadi suaminya. Oh…segala angan-angannya menjadi hampa, sungguh ia amat terluka. Hampir saja air matanya tumpah. Ia berulang kali mengucap istighfar, Alhamdulillah ‘ala kulli halin. “Ya bagaimanapun yang dihadapi alhamdulillah. Hanya Allah yang Maha Mengetahui segala kegaiban.”
Ia menatap suaminya dengan wajah merah karena rasa malu dan sedih, serta setumpuk rasa kekhawatiran menyelubung. “Ya Allah, aku harus kuat dan tabah, sikap baik kepada suami adalah jalan hidupku.” Kata wanita itu lirih di lubuk hatinya. Wanita itu berharap, Allah akan memberikan hidayah kepada suaminya melalui tangannya.
Mereka mulai terlibat perbincangan, meski masih dibaluti rasa enggan, malu bercampur bahagia. Waktu terus berlalu hingga malam hampir habis. Sang suami bak tersihir oleh pesona kecantikan sang istri. Ia bergumam dalam hati, “Saat ia sudah berganti pakaian, sungguh kecantikannya semakin berkilau. Tak pernah kubayangkan ada wanita secantik ini di dunia ini.” Saat tiba sepertiga malam terakhir, Allah ta’ala mengirimkan rasa kantuk pada suaminya. Dia tak mampu lagi bertahan, akhirnya ia pun tertidur lelap. Hembusan nafasnya begitu teratur. Sang istri segera menyelimutinya dengan selimut tebal, lalu mengecup keningnya dengan lembut. Setelah itu ia segera terdorong rasa rindu kepada mushalla-nya dan bergegas menuju tempat ibadahnya dengan hati melayang.
Sang suami menuturkan, “Entah kenapa aku begitu mengantuk, padahal sebelumnya aku betul-betul ingin begadang. Belum pernah aku tertidur sepulas ini. Sampai akhirnya aku mendapati istriku tidak lagi disampingku. Aku bangkit dengan mata masih mengantuk untuk mencari istriku. Mungkin ia malu sehingga memilih tidur di kamar lain. Aku segera membuka pintu kamar sebelah. Gelap, sepi tak ada suara sama sekali. Aku berjalan perlahan khawatir membangunkannya. Kulihat wajah bersinar di tengah kegelapan, keindahan yang ajaib dan menggetarkan jiwaku. Bukan keindahan fisik, karena ia tengah berada di peraduan ibadahnya. Ya Allah, sungguh ia tidak meninggalkan shalat malamnya termasuk di malam pengantin. Kupertajam penglihatanku. Ia rukuk, sujud dan membaca ayat-ayat panjang. Ia rukuk dan sujud lama sekali. Ia berdiri di hadapan Rabbnya dengan kedua tangan terangkat. Sungguh pemandangan terindah yang pernah kusaksikan. Ia amat cantik dalam kekhusyu’annya, lebih cantik dari saat memakai pakaian pengantin dan pakaian tidurnya. Sungguh kini aku betul-betul mencintainya, dengan seluruh jiwa ragaku.”

Seusai shalat ia memandang ke arah suaminya. Tangannya dengan lembut memegang tangan suaminya dan membelai rambutnya. Masya Allah, subhanallah, sungguh luar biasa wanita ini. Kecintaannya pada sang suami, tak menghilangkan kecintaannya kepada kekasih pertamanya, yakni ibadah. Ya, ibadah kepada Allah, Rabb yang menjadi kekasihnya. Hingga bulan kedepan wanita itu terus melakukan kebiasaannya, sementara sang suami menghabiskan malam-malamnya dengan begadang, memainkan alat-alat musik yang tak ubahnya begadang dan bersenang-senang. Ia membuka pintu dengan perlahan dan mendengar bacaan Al-Qur’an yang demikian syahdu menggugah hati. Dengan perlahan dan hati-hati ia memasuki kamar sebelah. Gelap dan sunyi, ia pertajam penglihatannya dan melihat istrinya tengah berdoa. Ia mendekatinya dengan lembut tapi cepat. Angin sepoi-sepoi membelai wajah sang istri. Ya Allah, perasaan laki-laki itu bagai terguyur. Apalagi saat mendengar istrinya berdoa sambil menangis. Curahan air matanya bagaikan butiran mutiara yang menghiasi wajah cantiknya.
Tubuh lelaki itu bergetar hebat, kemana selama ini ia pergi, meninggalkan istri yang penuh cinta kasih? Sungguh jauh berbeda dengan istrinya, antara jiwa yang bergelimang dosa dengan jiwa gemerlap di taman kenikmatan, di hadapan Rabbnya.

Lelaki itu menangis, air matanya tak mampu tertahan. Sesaat kemudian adzan subuh. Lelaki itu memohon ampun atas dosa-dosanya selama ini, ia lantas menunaikan shalat subuh dengan kehusyuan yang belum pernah dilakukan seumur hidupnya.
Inilah buah dari doa wanita shalihah yang selalu memohonkan kebaikan untuk sang suami, sang pendamping hidup.
Beberapa tahun kemudian, segala wujud pertobatan lelaki itu mengalir dalam bentuk ceramah, khutbah, dan nasihat yang tersampaikan oleh lisannya. Ya lelaki itu kini telah menjadi da’i besar di kota Madinah.
Memang benar, wanita shalihah adalah harta karun yang amat berharga dan termahal bagi seorang lelaki bertakwa. Bagi seorang suami, istri shalihah merupakan permata hidupnya yang tak ternilai dan “bukan permata biasa”.

(Dari kumpulan kisah nyata, Abdur Razak bin Al Mubarak)
Sumber: Oaseimani.com
Semilir angin berhembus di kesunyian. Sunyi yang kuharapkan akan memberikan ketenangan dalam membuat suatu keputusan. Sungguh sangat sulit mengambil keputusan itu. Bahkan mungkin takkan mampu ku penuhi permintaan itu. Ku lihat dan ku baca lagi.

“Ukhti, sekiranya tidak merepotkan Anti, sudilah Ukh memilihkan buat saya perhiasan dunia yang akan menggenapkan dien saya. Pasangan yang akan menghantarkan dan menyertai saya hingga ke jannah-Nya !”

Sejenak ku alihkan pandanganku dari untaian tulisan itu. Sunyi mulai menepi berganti gemersik dedaunan seolah ingin memberikan satu jawaban. Segenap pikiran mulai ku curahkan, mencoba mencari jawaban dari setiap kata yang ia tuliskan.

“Afwan, mungkin kedatangan surat ini cukup mengagetkan Anti. Bisa jadi pula ukhti memandang prosedur seperti ini kurang tepat. Tapi, ukh sendiri mungkin tahu bagaimana fisik murobbiku saat ini. Astagfirullah, bukan maksud saya memandang lemah semangat beliau karena fisik. Tapi kecelakaan lalu-lintas yang dialami beliau sebulan lalu menyebabkan saya tidak tega untuk meminta pertolongannya saat ini. Sedangkan saya butuh keputusan segera karena alhamdulillah saya mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studi ke luar negeri dalam tahun ini. Ukhti teman lama yang sudah saya kenal, jadi kepada ukhtilah saya percaya dan berani meminta bantuan.”

Akhi…ya saya bisa memahami apa yang akhi rasakan. Tapi bukan karena keberatan memberi bantuan. Bukan pula karena ketidakpercayaan saya pada akhi. Ada hal lain yang sulit dimengerti. Entah kenapa akhir-akhir ini perasaanku ada yang berbeda. Ya Allah…, kenapa hati ini senantiasa bergetar ketika mendengar namanya. Bukankah selayaknya getaran ini muncul ketika mendengar nama-Mu?

Ku simpan kembali secarik kertas yang memberi bekas di hatiku. Ada luka. Kenapa bukan kepadaku, kenapa malah minta bantuanku? Ingin rasanya aku berikan secarik kertas tersebut pada murobiyahku. Angan melayang membayangkan indahnya tawaran murobiyah untukku. Sungguh…kan kuterima tanpa syarat!. Astaghfirullah…ada apa ini?

Sudah seminggu surat tersebut mengendap di kamarku. Hampir setiap saat kubaca tapi tak pernah sanggup ku jawab. Keegoisanku tetap bertahan. Aku tak rela jika mutiara hati yang telah lama bersemi ku tawarkan pada orang lain. Sungguh aku ingin memilikinya sendiri. Hanya untukku.

Surat kedua ? Hatiku berdegup keras menerima surat ini. Perlahan ku buka dan ku baca.

“Puji syukur saya panjatkan pada Ilahi Robbi. Ukhti, setelah beberapa lama berfikir keras, akhirnya ada satu penyesalan. Sungguh penyesalan yang sangat besar. Afwan, semoga ukhti belum mendapatkan bidadari yang ku inginkan. Saya cabut kembali permintaan surat pertama. Sungguh saya minta maaf. Mohon Ukh tidak marah atau kecewa atas kelancangan surat tersebut.”

Akhi, tak ada sedikitpun kemarahanku padamu. Ia hanyalah harapan yang kian padam. Perisai-perisai diri ini semakin pecah karena resah akan lepasnya sang panah. Panah yang ku harap tertancap pada diriku. Tepat di atas ulu hatiku yang telah lama memendam rindu. Rindu untuk bersatu yang tak pernah berani ku tawarkan padamu. Bukanlah engkau yang bersalah, tetapi akulah yang terlalu egois mengutamakan perasaanku.

***


“Nisa, kenapa sih akhir-akhir ini kami kelihatan tidak fokus?“ Anis teman liqoku tiba-tiba bertanya heran, „kamu banyak melamun akhir-akhir ini!“

“Mmm…eh tidak, tidak apa-apa.“ Jawabku pelan.

“Nisa sayang, kita sudah lama berteman. Hmm, nyaris lima tahun semenjak masuk kuliah dulu. Di majelis kholaqoh ini pula kita disatukan. Kasih sayang Allah telah menjadikan kita sudah seperti saudara. Jadi jika ada masalah, seandainya itu baik buat kamu, saya siap menjadi tempat curahan segenap isi hatimu!”.

Deras air mengalir dalam kegundahan hatiku. Tak terbendung dalam diriku sehingga menetes keluar di antara kedua mataku. Aku menunduk tak berdaya.

“Jika itu berat buat ukhti, marilah kita pikul sama-sama beban itu!“ satu ketegasan tawaran terlontar lagi di mulut sahabatku. Sungguh iman telah menjadikan kita seperti saudara, “Silahkan ukh, saya siap menjadi pendengar yang baik!“

“Anis, beban berat ini tak pantas disandang oleh orang lain karena ini hanyalah penyakit hati. Sungguh malu saya ini tatkala orang lain disibukkan dengan perjuangan-perjuangan dakwah, sedang aku memikirkan hal-hal yang rendah!“

“Sayang, sekecil atau sebesar apapun masalah, semuanya bisa merusak jalan dakwah jika tidak dianggap sebagai bagian dari dakwah!“ tatapan tajam Nisa menusuk ulu hatiku.

“Sampaikanlah apa masalahmu, jika malu anggaplah aku ini cermin sehingga engkau merasa bebas mencurahkan isi hatimu, bukankan kamu bilang kalau kamu suka berbicara sendiri di depan cermin?“

“Jazakillah ukh, rahmat Allah semoga senantiasa menyertaimu!“ Jawabku.

Seraya menatap lembaran mushaf di depan kami, akhirnya aku ceritakan keadaan yang menimpaku saat ini. Anis hanya terdiam dan kadang-kadang mengangguk-angguk sambil mengusap-usap punggungku sehingga membuatku nyaman untuk bercerita.

***
Dua minggu telah berlalu. Hari ini kami mengadakan pengajian gabungan. Alhamdulillah, ini biasanya momen yang paling aku tunggu karena saya bisa bertemu dengan rekan-rekan pengajian lainnya. Biasanya dalam pengajian tersebut, posisi duduk teman satu kelompok liqo’ dipisahkan dengan alasan supaya kami lebih berbaur dengan kelompok lain.

Pengajian gabungan kali ini diisi oleh murobbiyahku sendiri, Teh Nizma. Ada hal yang lebih menarik dari pengajian gabungan kali ini, yaitu tema yang diangkat adalah „Menjadi Bidadari“. Entah kenapa setiap ada tema yang berkaitan dengan materi merah jambu, semua akhwat selalu antusias mengikutinya. Mungkin memang sudah masanya.

Sebagai sosok murobbiyah yang sekaligus ibu rumah tangga, dalam penyampaian materi ini Teh Nizma terlihat terampil sekali. Alur materi mengalir lancar dan mudah dimengerti. Kadang diselingi canda yang membuat kami semakin antusias mendengarkannya.

Seperti biasa setelah selesai materi, sesi berikutnya adalah tanya jawab. Banyak sekali yang mengajukan pertanyaan. Dari sekian banyak pertanyaan tersebut, ada satu pertanyaan yang menggelitik pikiranku.

“Teh, hehe…afwan, kadang ada keinginan dalam diri saya untuk menawarkan diri agar dinikahi kepada ikhwan yang benar-benar saya cintai. Apakah hal ini merupakan perbuatan yang tercela mengingat kita berposisi sebagai seorang wanita?” tanya penanya tersebut penuh percaya diri. Kontan saja pertanyaan ini membuat peserta lainnya saling melirik dan tersenyum simpul penuh makna. Ada juga yang mengangguk-angguk tanpa sadar seolah-olah dirinyalah yang bertanya. Aku pun memberikan reaksi berbeda. Bingung dan malu. Entah kenapa aku merasakan bahwa akulah sang penanya yang sebenarnya.

***
“Hmm…silahkan cari, adakah hukum yang melarang seorang akhwat untuk nembak duluan?“ Mba Nizma balik bertanya.

“Eh…hmm…ya…nggak ada sih, atau…eh nggak tahu deh Mbak, hehe!“ Jawab si penanya kelihatan gugup.

Kutengok sosok penanya tersebut. Ya ampun, ternyata Anis yang menanyakan hal itu. Kenapa sosok pendiam itu berani bertanya hal seperti itu? Apa dia memang punya niat demikian, atau…entahlah.

“Adekku sekalian, jika penawaran diri seorang wanita untuk dinikahi oleh laki-laki yang soleh merupakan suatu kehinaan, maka tidak akan pernah ada penawaran diri dari seorang Ummahatul Mukminin, Siti Khadijah, untuk dinikahi oleh Rasulullah SAW melalui perantaranya saat itu. Bukankah dia ini sosok wanita yang mulia? Atau kita menganggap diri kita lebih mulia dari wanita ahli jannah seperti beliau?“ tegas sekali Mba Nizma menjawab pertanyaan tersebut.

“Kita tengok kisah lain, Maimunah Binti Harits. Dia datang menemui Nabi SAW, masuk Islam dan meminta agar Rasullullah menikahinya. Akibatnya, banyaklah orang Makkah merasa terdorong untuk merima Islam dan nabi SAW. Bukankah itu juga merupakan tindakan yang cerdas dan mulia? Padahal saat itu usia beliau adalah 36 tahun sedangkan Rasulullah 60 tahun!”

Semua peserta kelihatan manggut-manggut tanda setuju.

“Jika ada diantara adek-adek yang malu melakukannya sendiri, insya Allah, teteh siap menampungnya!“ canda Teh Nizma sambil tersenyum penuh makna, “atau jika malu sama teteh, silahkan minta pada orang tuanya masing-masing untuk dijodohkan sama orang yang didambakan. Insya Allah, orang tua pun tidak akan pernah hina jika dia menawarkan putrinya sendiri kepada seorang laki-laki yang sholeh. Bukankah Umar Bin Khattab melakukan hal yang sama untuk putrinya, Hafsah, sehingga putri beliau menjadi seorang istri bagi baginda yang mulai Rasulullah SAW.“

Tatapan Teh Nizma berputar ke seluruh peserta.

“Selama prosedur penawarnya dilakukan dengan baik dan tata cara yang benar, tentu saja tidak ada larangan sama sekali untuk melakukan hal itu.“

Situasi mendadak hening. Semuanya terlihat merenung. Hanya senyum simpul yang semakin mengembang yang nampak di wajah Teh Nizma.

Entah kenapa, tiba-tiba saja dalam diriku muncul tekad yang kuat untuk mengutarakan permasalahanku pada Teh Nizma. Sungguh, aku ingin menawarkan diriku pada seorang Bidadara pujangga hatiku. Aku tidak akan pernah merasa malu. Ini lebih baik daripada aku menyesal seumur hidupku.

Setelah pengajian berakhir, kucoba untuk menghampiri Teh Nizma yang saat itu masih dikerubuti oleh teman-teman yang masih memberikan pertanyaan tambahan. Ada kecemburuan di hatiku melihat keberanian dan keterbukaan teman-teman terhadap murobbiyah pribadiku. Seandainya itu aku, sahutku pelan sambil melamun.

***
“Nisa, tolong jangan pulang dulu ya sebentar, saya ada perlu!“ teriak Mba Nizma agak keras memotong lamunanku.

“Oh….iya Mba!” jawabku setengah berteriak juga karena saat itu situasinya masih agak rebut oleh teman-teman yang salam-salaman sebelum pulang.

Akhirnya, tinggal kami berdua yang masih berada di Masjid ini. Dengan sedikit keraguan, aku pun mulai membuka pembicaraan sama Teh Nizma.

“Afwan Teh, …sebenarnya saya juga ada perlu sama teteh. Begini,…eh tapi silahkan teteh saja dulu!“

“Loh, kenapa? Silahkan Nisa aja dulu!“

“Ah engga deh, silahkan teteh dulu!“

“Baiklah kalau begitu, Nisa, di antara anak binaan teteh, masih ada dua orang yang belum menikah, hanya kamu dan Anis!“

Deg, jantungku berdegup keras mendengar kata-kata ini.

“Kalau Anis sebenarnya sudah beberapa bulan yang lalu menyatakan diri siap untuk menikah. Bahkan katanya dengan siapapun asal laki-lakinya sholeh, dia siap untuk menjadi pendamping hidupnya. Yah bisa dimengerti sih kondisi dia. Dia anak paling besar di keluarganya. Sementara dua adiknya yang perempuan sudah menikah. Jadi mungkin kriteria yang benar-benar ditonjolkannya adalah kesholehan laki-laki calonnya. Tapi, insya Allah, tentu saja teteh tidak akan mengabaikan hal-hal lainnya.“

Aku hanya manggut-manggut mendengar penjelasan murobbiyahku itu.

“Nah teteh sama sekali bukan bermaksud mendesak kamu. Sungguh teteh hanya ingin mengetahui sikap kamu mengenai hal ini.“ Lanjut Teh Nizma.

“Enggak apa-apa kok teh. Insya Allah, saya mengerti kondisi ini.“

***
“Begini, sebenarnya teteh mendapatkan seorang calon suami yang insya Allah kita sama-sama mengetahui bagaimana perjuangan beliau dalam dakwah ini. Sosok laki-laki yang mampu berprestasi di kampusnya walau dirinya benar-benar disibukkan dalam aktifitas dakwah.“ Terang Teh Nizma. Aku pun hanya terdiam menjadi pendengar yang baik sambil menebak-nebak sosok yang dimaksud.

“Sebenarnya sosok laki-laki tersebut sudah ditawarkan ke Anis tiga minggu yang lalu. Saat itu dia bilang akan mempertimbangkannya dan minta waktu selama satu minggu. Tapi dari sorot matanya terlihat ada binar-binar kegembiraan yang luar biasa. Namun entah kenapa satu minggu kemudian tiba-tiba saja dia menolaknya. Nah, sekarang tinggal Nisa anak binaan teteh yang belum nikah. Jika tidak bersedia, saya akan coba berinteraksi dengan murobbiyah yang lain, bagaimana?”

Aku berfikir keras mendengar tawaran tersebut. Sebenarnya aku sendiri saat ini tidak mau ditawari oleh orang lain. Bahkan oleh murobbiyah atau orang tuaku sendiri. Sungguh hatiku saat ini tidak bisa menerima ikhwan lain selain teman lamaku. Si penulis surat yang tak pernah mampu ku jawab. Dialah yang senantiasa mengisi ruang hatiku.

“Bagaimana ukh, kalau berminat, saya akan menunjukan biodata berikut foto dari yang bersangkutan sekarang?“ tanya Teh Nizma.

“Mmm…sebenarnya begini, afwan…saya sudah…eh, nggak, …” aku benar-benar kebingungan untuk menyampaikan hal itu.

“Baik, kalau belum siap juga tidak apa-apa kok.” Senyuman tersungging di bibir Teh Nizma.

“Eh maksud saya begini teh. Boleh nggak saya melihat biodatanya sekarang?” tanyaku konyol.

“Wah, Anis ini gimana sih, kan tadi teteh juga bilang memang mau diberikan sekarang, aneh juga ya!” Jawabah Teh Nizma yang membuatku semakin gugup.

Satu lembar amplop putih dikeluarkan dari tas hitam Teh Nizma. Dia serahkan amplop tersebut disertai dengan tatapannya yang tajam ke arahku. Dengan tangan bergetar, kuterima amplop itu.

“Silahkan mau dibuka di sini atau di rumah juga tidak apa-apa!”

***
“Eh nggak teh, di sini saja.” Jawabku. Sengaja aku tidak ingin menundanya karena saat ini juga keinginanku begitu menggebu untuk memberitahukan calon pilihanku sendiri.

Tanganku semakin bergetar ketika perlahan amplop tersebut kubuka. Kebetulan yang kubaca adalan baris terakhir dari tulisan pemberi amplop.

Pasangan yang diinginkan adalah sesosok calon bidadari yang akan menghantarkan dan menyertaiku hingga jannah-Nya.

Sebelum sempat kubaca bagian-bagian lainnya, tiba-tiba ada satu lembar foto yang jatuh tepat dipangkuanku.

Ya Rabb! subhanallah…! Sungguh tiada kata-kata yang keluar saat itu kecuali pujian agung atas-Mu. Foto tersebut adalah sosok yang ku impikan selama ini.

“Bagaimana Ukh?” Tanya Teh Rizma.

Aku tidak mampu menjawab. Hanya uraian air mata syukur yang kian deras mengalir.

“Ingat loh Ukh, diamnya seorang gadis itu tanda setuju!” Teh Nizma semakin menggodaku,

”Sebenarnya ikhwan yang bersangkutan sudah mengetahui seminggu yang lalu mengenai siapa calon akhwat yang akan menerima amplop ini. Ketika itu, tanpa kami duga, ikhwan tersebut langsung bersujud sambil menangis dia berdoa pelan. Sepertinya dia sangat berharap tuh!“

Aku semakin memaku. Diam dalam uraian air mata. Perlahan ku buka bagian atas biodata tersebut. Di sana tertulis suatu harapan dan tawaran;

Sepenggal khitbah buat akhwatfillah

Rabb!!..Aku langsung tersujud. Rasa syukur ini begitu membucah. Sehingga tak cukup rasanya bibir ini memuji-Mu. Di tempat suci ini, aku bersujud pada-Mu sebagai rasa syukur atas nikmat yang tiada pernah mampu kami ukur.

“Robbi auzi’nii an asykura ni’matakallatii an’amta ´alayya wa’alaa waa lidayya wa an-a’mala shaalihan tardhaahu wa adkhilnii birohmatika fii ´ibaadikashshaalihiin, amin.”

Ditulis oleh Yudhie andriyana dengan editan judul dan kata seperlunya.
Sumber: oaseimani.com
"Guru ... saya ingin bertanya bagaimana cara menemukan pasangan hidup ? Bisakah membantu saya?"tanya seorang murid kepada gurunya di suatu ketika.
Gurunya diam sesaat kemudian menjawab ..." Itu pertanyaan yang gampang - gampang susah "
Pemuda itu di buat bingung oleh jawaban gurunya
" Begini ... coba kamu lihat ke depan, banyak sekali rumput disana ... coba kamu berjalan kesana
tapi jangan berjalan mundur, tetap berjalan lurus ke depan, ketika berjalan coba kamu temukan sehelai rumput yang paling indah kemudian berikan kepada saya .. tapi hanya sehelai rumput "Pinta Sang guru kepada murid.
Pemuda itu berjalan menyusuri padang rumput yang luas. Dalam perjalanan itu dia menemukan sehelai rumput yang indah namun tidak di ambilnya karena dia berfikir akan menemukan yang lebih indah. dan tanpa pemuda itu sadari, ia telah sampai di akhir padang rumput. Pada akhirnya dia mengambil sehelai rumput yang paling indah yang ada di sekitarnya kemudian kembali ke gurunya
"Ini Guru" Ucap pemuda itu sambil menyodorkan sehelai rumput yang ia ambil
"Saya tidak melihat ada yang spesial pada rumput yang ada di tanganmu " kata Sang guru
"Dalam perjalanan saya menyusuri padang rumput tadi, saya menemukan beberapa helai rumput yang indah, namun saya berfikir saya akan menemukan yang lebih indah dalam perjalanan saya. Tetapi tanpa saya sadari saya telah berada di akhir padang rumput dan kemudian saya mengambil sehelai rumput yang paling indah yang ada di akhir padang rumput itu karena guru melarang saya untuk kembali."jelas pemuda itu pada gurunya.
Guru menjawab dengan tersenyum " Itulah yang terjadi di kehidupan nyata "
* Rumput andaikan orang - orang yang ada di sekitarmu
* Rumput yang indah bagaikan orang yang menarik perhatianmu
* Padang rumput bagaikan waktu
 
"Dalam mencari pasangan hidup, jangan selalu membandingkan dan berharap bahwa ada yang lebih baik. Karena dengan melakukan itu ... kamu telah membuang buang waktu ... dan ingat Waktu Tidak Pernah Kembali "

Ada beberapa Cara Mudah Meningkatkan Traffic Blog secara gratis salah satunya jadilah member di Fweb Traffic, menurut saya sih bagus , paling tidak ini dilihat dari sistem yang diterapkannya karena setiap member baru terpaksa harus berkunjung ke blog para member lama untuk mengambil kode yang diberikan. Sehingga designernya berani mempromosikan cara ini dengan 1 Milion Visitors Free and Real seperti tampak pada banner dibawah ini

Saya angkat 2 jempol untuk perancangnya.. Terbukti cara ini sekarang sedang banyak digandrungi.. dan tak ada salahnya untuk dicoba.. mumpung gratis, kalau dilihat peminatnya yang begitu banyak siapa tahu adminnya berubah pikiran jadi berbayar. .. Yoo .. kita sama-sama mencobanya :

Inilah Cara Mudah Meningkatkan Traffic Blog ,langkahnya :

1. Silahkan click situsnya Get 1 Million Hits Visitors, FREE!
2. Scroll terus kebawah sampai pada format Sign Up Now For Free
3. Klik link yang ada disana secara berurutan dari 1 s/d 6 untuk mendapatkan code ads nya , kemudian tunggu sebentar sampai kodenya muncul.
4. Jika kodenya sudah muncul, misalnya AD CODE #1: 61484 , nah kode yg 61484 di copy dan simpan di format berikutnya seperti form dibawah ini, awas harus sesuai jika kode untuk no.1 maka simpan juga di kotak code for ad 1, begitu seterusnya .
5. Sebelum diteruskan mumpung masih berada diblog pemberi kode tersebut. ada baiknya kita berkomentar disana sebagai info bahwa kita sudah ikutan sistem ini.
6. Setelah semua kode dimasukan , baru mengisi data yang diminta, seperti Nama, Email, Text untuk Iklan, Website Url dan password. Setelah itu baru klik SUBMIT ..
7. Buka email untuk verifikasi dan klik link yang diberikan.
8. Nanti akan ada kata2 Congratulations! kemudian klik here pada You can login to your new members area here.
9. Buka Email lagi untuk mengambil user id , password dan link url yang bisa digunakan untuk promosi dan login ke member area (simpan user id dan passwordnya , karena nanti mungkin kita gunakan lagi)
10. Login ke member area lihat linknya sudah ada disana .. disini juga bisa merubah teks iklan , melihat down line serta mengambil kode marketing tools seperti code banner dan text link
11. Selanjutnya terserah anda… tinggal promosi saja , seperti pasang banner atau text link , karena semakin banyak yang daftar melalui link kita tentu semakin banyak pula visitornya kan gitu …
12. Akan lebih baik lagi jika anda juga membuat postingan tentang ini atau copas postingan ini tinggal ganti linknya saja
13. Selain cara ini bisa juga melalui Tukar Link Dahsyat Berkualitas
14. Selamat mencoba.. Cara mudah Meningkatkan Traffic Blog .

Nasehat untuk Seorang Suami

Pernikahan atau perkawinan
Menyikap tabir rahasia
Istri yang kamu nikahi tidaklah semulia Khatijah
Tidaklah setaqwa Aisyah
Pun tidaklah setabah Fatimah
Istrimu hanyalah perempuan akhir zaman
Yang punya cita-cita menjadi salehah

Pernikahan atau perkawinan
Mengajari kita kewajiban bersama
Istri menjadi tanah, engkaulah langit penaungnya
Istri kiasan ternak, engkau gembalanya
Istri bak murid, engkaulah sang mursyid
Istri bagai anak kecil, engkaulah tempatnya bermanja
Saat istri menjadi madu, teguklah ia sepuasnya
Seketika istri menjadi racun, engkaulah penawar bisanya
Seandainya istri adalah tulang yang bengkok
Berhati-hatilah meluruskannya

Pernikahan atau perkawinan
Menginsyafkan kita perlunya iman dan taqwa
Untuk belajar meniti sabar dan ridha Allah Taála
Karena memiliki istri tak sehebat mana,
Justru kamu akan tersentak dari alpa
Kamu bukanlah Rasulullah, pun bukanlah
sayyidina Ali Karramallahu wajhah
Cuma lelaki akhir zaman
Yang berusaha menjadi shaleh


Nasehat untuk Seorang Istri

Pernikahan atau perkawinan
Menyikap tabir rahasia
Suami yang menikahi kamu
Tidaklah semulia Muhammad
Tidaklah setaqwa Ibrahim, ataupun segagah Musa
Apalagi setampan Yusuf
Suamimu hanyalah lelaki akhir zaman
Yang punya cita-cita membangun keturunan yang shaleh

Pernikahan atau perkawinan
Mengajari kita kewajiban bersama
Suami menjadi pelindung, kamu penghuninya
Suami adalah nahkoda, kamu navigatornya
Suami bak balita yang nakal, kamu penuntun kenakalannya
Saat suami menjadi raja, kamu nikmati anggur singgasananya
Seketika suami menjadi bisa, kamulah penawar obatnya
Seandainya suami masinis yang lancang
Sabarlah mengingatkannya

Pernikahan atau perkawinan
Mengajarkan kita perlunya iman dan taqwa
Untuk belajar meniti sabar dan ridha Allah Taála
Karena memiliki suami tak segagah mana,
Justru kamu akan tersentak dari alpa
Kamu bukanlah Khadijah yang begitu sempurna dalam menjaganya
Pun bukanlah Hajar yuang begitu setia
Dalam sengsara,
Cuma perempuan akhir zaman
yang berusaha shalehah

Disadur dari buku keakhwatan 3-Cahyadi takariyawan)

Katakanlah: ‘ inilah jalanku, aku mengajak kalian
kepada Allah dengan bashiroh, aku dan
pengikut-pengikutku -mahasuci Allah, dan aku bukan
termasuk orang-orang yang musyrik

Jalan dakwah panjang terbentang jauh ke depan
Duri dan batu terjal selalu mengganjal, lurah dan bukit menghadang
Ujungnya bukan di usia, bukan pula di dunia
Tetapi Cahaya Maha Cahaya, Syurga dan Ridho Allah
Cinta adalah sumbernya, hati dan jiwa adalah rumahnya
Pergilah ke hati-hati manusia ajaklah ke jalan Rabbmu
Nikmati perjalanannya, berdiskusilah dengan bahasa bijaksana
Dan jika seseorang mendapat hidayah karenamu
Itu lebih baik dari dunia dan segala isinya…
Pergilah ke hati-hati manusia, ajaklah ke jalan Rabbmu

Jika engkau cinta maka dakwah adalah faham
Mengerti tentang Islam, Risalah anbiya dan warisan ulama
Hendaknya engkau fanatik dan bangga dengannya
Seperti Mughiroh bin Syu’bah di hadapan Rustum,
Panglima Kisra

Jika engkau cinta maka dakwah adalah ikhlas
Menghiasi hati, memotivasi jiwa untuk berkarya
Seperti kata Abul Anbiya, “Sesungguhnya shalatku,
Ibadahku, hidupku, dan matiku semata bagi Rabb semesta”
Berikan hatimu untuk Dia, katakana “Allah Ghayatuna”

JIka engkau cinta maka dakwah adalah amal
Membangun kejayaan ummat kapan saja dimana saja kamu berada
Yang bernilai adalah kerja bukan semata ilmu apalagi lamunan
Sasarannya adalah perbaikan dan perubahan, al ishlah wa taghyir
Dari diri pribadi, keluarga, masyarakat hingga Negara
Bangun aktivitas secara tertib tuk mencapai kejayaan

Jika engkau cinta maka dakwah adalah jihad
Sungguh-sungguh di medan perjuangan melawan kebatilan
Tinggikan kalimat Allah rendahkan ocehan syaitan durjana
Kerja keras tak kenal lelah adalah rumusnya
Tinggalkan kemalasan, lamban, dan berpangku tangan

Jika engkau cinta maka dakwah adalah taat
Kepada Allah & Rasul, Al-Qur’an & Sunahnya
Serta orang-orang bertaqwa yang tertata
Taat adalah wujud syukurmu kepada hidayah Allah
Karenanya nikmat akan bertambah melimpah penuh berkah

Jika engkau cinta maka dakwah adalah tadhhiyah
Bukti kesetiaan dan kesiapan memberi, pantang meminta
Bersedialah banyak kehilangan dengan sedikit menerima
Karena di sisi Allah lebih mulia, sedang di sisimu fana belaka
Sedangkan tiap tetes keringat berpahala lipat ganda

Jika engkau cinta maka dakwah adalah tsabat
Hati dan jiwa yang tegar walau banyak rintangan
Buah dari sabar meniti jalan, teguh dalam barisan
Istiqomah dalam perjuangan dengan kaki tak tergoyahkan
Berjalan lempang jauh dari penyimpangan

Jika engkau cinta maka dakwah adalah tajarrud
Ikhlas di setiap langkah menggapai satu tujuan
Padukan seluruh potensimu libatkan dalam jalan ini,
Engkau da’i sebelum apapun adanya engkau
Dakwah tugas utamamu sedang lainnya hanya selingan

Jika engkau cinta maka dakwah adalah tsiqoh
Kepercayaan yang dilandasi iman suci penuh keyakinan
Kepada Allah, Rasul, Islam, Qiyadah dan junudnya
Hilangkan keraguan dan pastikan kejujurannya…
Karena inilah kafilah kebenaran yang penuh berkah

Jika engkau cinta maka dakwah adalah ukhuwah
Lekatnya ikatan hati berjalin dalam nilai-nilai persaudaraan
Bersaudaralah dengan muslimin sedunia, utamanya mukmin mujahidin
Lapang dada merupakan syarat terendahnya, itsar bentuk tertingginya
Dan Allah yang mengetahui menghimpun hati-hati para da’I dalam cintaNya
Berjumpa karena taat kepadaNya
Melebur satu dalam dakwah ke jalan Allah
Saling berjanji untuk menolong syariatNya

(Aus Hidayat Nur)

SMS taujih (Episode 2)

26. Jika dakwah terasa berat, maka jangan minta beban yang ringan, tapi mintalah punggung yang kuat untuk menyangganya. Yakinlah!!! Sesungguhnya allah memberikan beban sesuai ukurannya. From Diah Ayu Novitasari at 31/07/2008
27. Tidaklah sedekah itu mengurangi harta sama sekali, dan tidaklah Allah menambahkan bagi hambaNya yang pemaaf melainkan kehormatan, dan tidaklah seorang hamba bersikap tawadhu’melainkan Ia akan meninggikan derajat. From Diah Ayu Novitasari at 01/08/2008
28. Hidup adalah kesempatan, gunakan itu. Hidup adalah keindahan, kagumi itu. Hidup adalah mimpi, wujudkan itu. Hidup adalah kewajiban, penuhi itu. Hidup adalah pertandinga, jalani itu. Hidup adalah kekayaan, simpan itu. Hidup adalah kasih, nikmati itu. Ya Allah...gelap jalan yang kutempuh, jika Engkau menjauhiku, gerakanlah langkahku hanya menuju ridhaMu, cukup Engkau penolongku. From Diah ayu Novitasari at 03/08/2008
29. ”Sungguh kau tak akan bisa pernah bisa membalas kebaikan ibumu...walaupun sekedar satu teriaka beliau saat melahirkanmu”(Abdullah ibnu Umar). Lantas apa yang akan engkau berikan kepada ibundamu wahai ukhti??? Jika demikian..lantas apa yang akan diberikan putramu kelak wahai calon bunda? Barakallahu Fiyki. From Elok Ethika Lestari at 07/08/2008
30. Doa yang paling cepat dikabulkan adalah doa seseorang bagi lainnya, sedangkan mereka dalam keadaan berjauhan. From Mbak ika safitri at 12/08/2008
31. Tinggalkan sesuatu untuk sahabat, jangan meninggalkan sahabat untuk sesuatu. Karena sesuatu akan meninggalkanmu tapi sahabat akan selalu ada untuk mu...Gud Nite(^_^). From Frissa at 15/08/2008
32. Hargai bila berbeda...sayangi bila bersama...Maafkan bila terluka. Rindui bila berjauhan. Fahami bila keliru. Nasehati bila terlalai. Ingat bila lampu mati. Itulah sahabat sejati. From Heny Dwi Khoirunnisa at 21/08/2008
33. Sesungguhnya di jannahNya ada 100 tingkatan yang Allah persiapkan untuk mujahid fi sabilillah. Jarak antara satu derajad dg derajad yang lain sm dg jarak langit dan bumi, maka jika kalian meminta, mintalah jannah firdaus. (Fathubaari:6/91). From Diah Ayu Novitasari at 26/08/2008
34. Berjihadlah melawan hawa nafsu anda dg pedang riyadhah (latihan) dan riyadhah itu ada 4 macam, yaitu sedikit makan, sedikit tidur, bicara seperlunya dan sabar menghadapi gangguan yang menyakitkan dari semua orang. From Diah Ayu Novitasari at 27/08/2008
35. Ketika wajah penat memikirkan masalah dunia maka berwudhulah. Ketika tangan letih menggapai citamu, bertakbirlah. Ketika pundak lelah menanggung beban, maka bersujudlah. Yakinlah, Allah akan memberikan yang baik bagi kita. Maka di gerbang awal Ramadhan Novi memohon maaf atas segala khilaf, mhn dimaafkan. From Diah Ayu Novitasari at 29/08/2008
36. Sabar adalah jalan keluar bagi orang-orang yang tidak menemukan jalan keluar. Teringat ayat Al Qur’an ”Innallaha maáshaabirin”tetaplah sabar di jalan dakwah ini ukhti. Moga Allah meridhai. Amin. From Mbak Ika Safitri at 02/09/2008
37. ”Dan Dialah yang menyatukan hati2 mereka. Jika Kami belanjakan semua kekayaan yang ada di bumi, tidaklah Kami mampu menyatukan hati mereka, tetapi Allahlah yang mempersatukan di antara mereka, Karena sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi maha Bijaksana. (Q.S. Al Anfal: 63). From Lailatul maulida at 13/9/2008
38. ”peliharalah hatimu, niscaya lisanmu akan baik. Peliharalah akhiratmu, niscaya duniamu akan baik”
39. Istiqomahlah kalian dan janganlah kalian menghitung-hitung dan ketahuilah bahwa sebaik2 amal kalian adalah sholat dan tidakada yang dapat menjaga wudlu (istiqomalah dalam wudlu) kecuali orang mukmin. (H.R. Ibnuh Majah). From Mbak Ika safitri at 21/10/2008
40. Rabb, jadikanlah saudari q mujahidah tangguh. Sesabar Fatimah, setegar Hajar, sebijak Khatdijah, secerdas Aisyah dan seberani Asma. Semoga Allah selalu mengikat hati kita dalam ketakwaan padaNya. Luv U Coz Allah, sist . From Noviyanti Santoso at 22/10/2008
41. Tidaklah sekali-kali Allah menguji hambaNya melainkan dengan hal yang pasti akan membawa pahala baginya atau menghapuskan dosa baginya. (Riwayat Ahmad bin Yusuf). Do the best for UTS. From Mbak Ika Ikwanti at 24/10/2008
42. Semua kebaikan terangkum dalam 3 kata:
Pandangan, tiap pandangan yang tidak menghasilkan ibrah adalah kelalaian akal.Diam, tiap diam yang tidak mengandung pikiran berarti kelengahan.
Bicara, tiap bicara yang tidak mencerminkan dzikir adalah perbuatan sia2.
Beruntunglah orang yang pandangannya menambah ibrah, diamnya berbuah pikir dan bicaranya cerminan dzikir. (Ali bin Abi Thalib RA) From Mb Ika Ikwanti at 14/11/2008
43. Ada yang mengeluh, merasa jenuh, ingin gugur dan jatuh, ia berkata: LELAH! Ada yang lelah, tubuhnya penat, tp semangatnya kuat, ia berkata: LILLAH! Mari berruhul istijabah dengan amanah2 kita. From Desy Putri purnamasari at 17/11/2008
44. Dakwah adalah nafas panjang yang kemuliannya hanya akan diraih lewat tangga kelelahan. Maka jangan pernah katakan lelah, tp katakanlah LILLAH! Just 4 u Ukhtifillah. From Nasikhah Imama at 22/11/2008
45. ”Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan tidak pula pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Maahfudz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. Kami jelaskan yang demikian itu supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu bergembura terhadap apa yang diberikanNya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri ”(Q.S. Al hadid : 22-23). From Mbak Ika Safitri at 24/11/2008
46. Hidup itu pilihan, ikhlas untuk bergerak di jalanNya atau duduk diam melihat kenyataan hidup. Manakah yang kita pilih? Jika kita ikhlas bergerak di jalan Allah, Yakinlah bahwa pertolongan Allah sungguh dekat dengan kita semua yang mau menolong agama Allah. Jadikan amanah kita sebagai ladang dakwah kita. Bersyukurlah jika kita termasuk orang yang terpilih. Keep Istiqomah! Hamasah!. Fro Leska Tariyani at 26/11/2008
47. Shoumu yaumi arofata yukaffiru dzunuuba sanata ini maadhiyatan wa mustaqbilatan. Puasa pada hari Arafah dapat menghapus dosa selama 2 tahun, 1 th yang lalu dan 1 th yang akan datang. H. R. Muslim. From DPP JMMI at 06/12/2008
48. Persahabatan ibarat 1 janji yang dibuat dalam hati, tidak dapat ditulis, tidak dapat dibaca, namun tidak akan terpisah oleh jarak dan waktu, tidak akan berubah oleh masa, tak akan tergantikan oleh apapun. Sekali kita kenal, selamanya kita kawan. From Iffah Amalia Hidayati at 06/12/2008
49. ”Dan siapakah yang lebih baik perkataannya dari pada orang yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebijakan dan berkata sesungguhnya aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri)? (Q.S.22:22). From BPM at 15/12/2008
50. ”Hanyalah yang memakmurkan masjid2 Allah ialah orang2 yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan sholat, menunaikan zakat dan tidak takut pada siapapun selain kepada Allah, maka merekalah orang2 yang diharapkan termasuk golongan orang2 yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk”(Q.S. AT taubah: 18). From mbak Ika Safitri at 20/12/2008


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Menembus Keterbatasan

Kutu anjing adalah binatang yang mampu melompat 300 kali tinggi tubuhnya.
Namun, apa yang terjadi…..
bila ia dimasukan ke dalam sebuah kotak korek api kosong lalu dibiarkan
disana selama satu hingga dua minggu? Hasilnya, kutu itu sekarang hanya mampu melompat setinggi kotak korek api saja!
Kemampuannya melompat 300 kali tinggi tubuhnya tiba-tiba hilang!!!

Ini yang terjadi. Ketika kutu itu berada di dalam kotak korek api ia
mencoba melompat tinggi. Tapi ia terbentur dinding kotak korek api. Ia mencoba lagi dan terbentur lagi.
Terus begitu sehingga ia mulai ragu akan kemampuannya sendiri.

Ia mulai berpikir, “Sepertinya kemampuan saya melompat memang hanya segini.” Kemudian loncatannya disesuaikan dengan tinggi kotak korek api. Aman. Dia tidak membentur.
Saat itulah dia menjadi sangat yakin, “Nah benar kan? Kemampuan saya memang cuma segini. Inilah saya!”

Ketika kutu itu sudah dikeluarkan dari kotak korek api, dia masih terus
merasa bahwa batas kemampuan lompatnya hanya setinggi kotak korek api. Sang kutu pun hidup seperti itu hingga akhir hayat. Kemampuan
yang sesungguhnya tidak tampak. Kehidupannya telah dibatasi oleh
lingkungannya.

Sesungguhnya di dalam diri kita juga banyak kotak korek api.
Misalnya anda memiliki atasan yang tidak memiliki kepemimpinan memadai. Dia tipe orang yang selalu takut tersaingi bawahannya, sehingga dia sengaja menghambat perkembangan karir kita. Ketika anda mencoba melompat tinggi, dia tidak pernah memuji, bahkan justru tersinggung. Dia adalah contoh kotak korek api yang
bisa mengkerdilkan anda.

Teman kerja juga bisa jadi kotak korek api. Coba ingat, ketika dia bicara
begini, “Ngapain sih kamu kerja keras seperti itu, kamu nggak bakalan dipromosikan, kok.” Ingat! Mereka adalah kotak korek api. Mereka
bisa menghambat perkembangan potensi diri Anda.

Korek api juga bisa berbentuk kondisi tubuh yang kurang sempurna,
tingkat pendidikan yang rendah,
kemiskinan, usia dan lain sebagianya. Bila semua itu menjadi kotak
korek api maka akan menghambat
prestasi dan kemampuan anda yang sesungguhnya tidak tercermin dalam aktivitas sehari-hari.

Bila potensi anda yang sesungguhnya ingin muncul, anda harus take action untuk menembus kotak korek api itu. Lihatlah Ucok Baba, dengan tinggi tubuh yang di bawah rata-rata ia mampu menjadi presenter
di televisi. Andapun pasti kenal Helen Keller. Dengan mata yang buta, tuli dan “gagu” dia mampu lulus dari Harvard University. Bill Gates tidak menyelesaikan pendidikan sarjananya, namun mampu menjadi
“raja” komputer. Andre Wongso, tidak menamatkan sekolah dasar namun mampu menjadi motivator nomor satu di Indonesia.

Contoh lain Meneg BUMN, Bapak Sugiharto, yang pernah menjadi seorang pengasong, tukang parkir dan kuli di Pelabuhan. Kemiskinan tidak menghambatnya untuk terus maju.
Bahkan sebelum menjadi menteri beliau pernah menjadi eksekutif di salah satu perusahaan ternama.

Begitu pula dengan Nelson Mandela. Ia menjadi presiden Afrika Selatan
setelah usianya lewat 65 tahun. Kolonel Sanders sukses membangun jaringan restoran fast food ketika usianya
sudah lebih dari 62 tahun.

Nah, bila anda masih terkungkung dengan kotak korek api, pada hakekatnya anda masih terjajah. Orang-orang seperti Ucok Baba, Helen Keller, Andre Wongso, Sugiharto, Bill Gates dan Nelson Mandela adalah orang yang mampu menembus kungkungan kotak korek api. Merekalah contoh sosok orang yang merdeka, sehingga mampu menembus berbagai keterbatasan.

Sumber: www.infoanak.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

SMS taujih (Episode 1)

Sewaktu masih kuliah, kita yang aktif di lembaga dakwah yang ada di kampus tentunya sering mendapatkan taujih lewat SMS dari saudara-saudara seperjuangan.Begitupun juga saya. Meskipun hanya beberapa kata, yang kadang sangat sederhana taujih-taujih tersebut mampu memberika kekuatan tersendiri dalam diri kita dalam menapaki jalan dakwah yang kita pilih. Nah, bMS taujih yang saya dapatkan dari saudara-saudara seperjuangan saya. Semoga bermanfaat bagi para pembaca. Siapa tahu bisa jadi inspirasi untuk mengirim taujih ke teman-eman atau adik2 penerus dakwah di kampus.

1. “Wahai umat Muhammad! Hiduplah sesukamu tapi engkau pasti mati, berbuatlah sesukamu, tapi engkau pasti dibalas menurut perbuatanmu, cintailah siapa saja yang engkau kehendaki tapi engkau pasti berpisah darinya ( H.R. Thabrani)”
Dari: Diah Ayu Novitasari
2. “Jangan terlalu bebani jiwamu dengan segala kesungguhan hati. Hiburlah dirimu dengan hal2 yang ringan. Sebab jika hati terasa dipaksakan dg memikul beban-beban berat, ia akan menjadi buta.( H.R Abu Daud)”
Dari:Diah Ayu Novitasari
3. ”ya Allah semoga Engkau menilai tiap lelahku sebagi bukti cintaku padaMU. Semoga apapun keputusanMu ialah yang terbaik bagiku. Maka jauhkanlah aku dari takabur dan mudahkanku untuk bersyukur. Cukuplah Allah segalanya bagi kita”
Dari: Nur Faridatun Hasanah
4. Teuntuk mujahidah dakwah pilihan: Terkadang hak-hak pribadi kita tidak dapat kita penuhi. Jangan bertanya kemana yang lain, jangan bertanya kenapa kita sendiri, jangan mengingat apa yang telah kita korbankan, jangan mengharap apa yang akan kita dapatkan. Karena sesungguhnya Allah telah memiliki diri ini. Kita semua adalah manusia pilihan, IKHLAS merupakan kesyukuran terbesar kita masih hidup seiring berkembangnya dakwah ini. Karena kecelakaan besar bila dakwah mati tetapi kita masih hidup. Perjalanan dakwah itu pahit karena Jannah Allah itu manis. ALLAHU AKBAR!!
Dari: Diah Ayu Novitasari, 05/04/2008
5. Allah tidak menyukai perkataan yang buruk, yang diucapkan terus terang kecuali oleh orang yang didhalimi. Dan Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui. Q.S An-Nisa 148.
Dari Mb Hikmah, 17/04/1008
6. Siapapun yang hatinya dipenuhi oleh cahaya dari sisi Allah, sungguh akan terasakan kahikat kelezatan hidup di dunia ini. Allah membimbing hamba yang Dia kehendaki. (Q.S An-Nur: 35).Tetap Semangat!!!
Dari: Desy putri purnamasari, 24/04/2008
7. Sayangi sebuah perkenalan, karena di situ ada kenangan. Kenanglah sebuah hubungan, karena di situ ada kerinduan. Cintai keduanya karena di situ ada rahmat Allah.
Dari: 0856xxxxxxxx, 27/04/2008
8. Seorang mujahid itu selalu optimis dan istiqomah karena dia yakin apapun yang ditakdirkan Allah untukknya pasti itu yang terbaik. For mujahidah JMMI, bersiaplah untuk apapun yang terjadi. Dari: mb Nisa, 03/05/2008
9. Mujahid di jalan dakwah itu seumpama orang berpuasa, mengerjakan sholat dan membaca Al Qur’an yang tak berhenti dari puasa dan sholatnya sehingga sang mujahid pulang di medan pertempuran (H.R Bukhari). Dari Mbak Ika Safitri, 7/5/2008
10. Pengorbanan adalah keniscayaan, maka jadikan pengorbanan itu bermakna. Sesungguhnya pertolongan itu datang dari Allah menurut kadar penderitaan dan sabar itu datang dari Allah menurut kadar ujian. From Mb Ika safitri at 14/5/2008
11. Sesungguhnya balasan kebaikan adalah kebaikan. Allah mencatan kebaikan tersebut dan menggantikannya dengan lebih baik yaitu surgaNYA. From Putri lestari at 15/5/2008
12. Sesungguhnya penolongmu hanyalah Allah, rasulNya dan orang-orang beriman, yang melaksanakan zakat seraya tunduk kepada Allah ( Q.S. 5:55). From Mb Zakiyatun Nisa at 02/06/2008
13. When my arms cannot reach you...i thouch you in my prayers...Moga dimudahkan dalam UAS. Keep praying always. From Mb Nisa at 10/06/2008
14. Setiap manusia akan diuji dengan hartanya, jiwanya, keluarganya, ilmunya, fisik tubuhnya, hatinya, amanahnya. Beruntunglah bagi mereka yang bertaqwa kepada Allah apapun ujian yang mendera. From Mb Nisa at 12/06/2008
15. Jika pintu kesempatan tertutup, pintu lain kan terbuka. Tapi kita lebuh sering menyesali pintu tertutup itu dan tidak menyadari bahwa ada pintu lain yang terbuka untuk kita (Alexander graham Bell). From Frissa at 30/06/2008
16. Muslimah sejati itu tampak santai dalam kesibukan, tersenyum dalam kesedihan, tenang di bawah tekanan, tabah dalam kesulitan dan optimis di depan tantangan. From Putri Lestari at 10/07/2008
17. Sesungguhnya pejuang mukmin takkan pernah merugi. Tiap peluh menjadi mutiara, air matanya menjadi cahaya, lelahnya menebus dosa, gugurnya bernilai surga. Tetap semangat ya..Luv u because Allah. From Mb Ika safitri at 12/07/2008
18. Meskipun dunia penuh penderitaan, tapi dunia juga penuh dengan keberhasilan untuk mengatasi penderitaan itu(Helen keller). From Frissa at 13/07/2008
19. Nasihat maulana hasan: sibukanlah dirimu dalam ketaatan kepada Allah. Jika tidak, kamu pasti sibuk. Tapi bukan ketaatan kepada Allah swt. Berkorbamlah dirimu untuk agama Allah. Jika tidak, kamu akan berkorban, tapi bukan untuk agama Allah. Dan apabila kamu telah selesai dari suatu urusan maka kerjakanlah dengan sungguh2 urusan yang lain. From Farida at 15/07/2008
20. kebangkitan umat islam berawal dari masjid. Come back to masjid!!Ayo kejar marhalah 3!!! From Mb Nisa at 22/07/2008
21. Keletihan itu akan menjadi beban ketika kami merasakannya sebagai keletihan fisik yang tidak diikuti oleh keyakinan ruhiyah. Makan sesungguhnya kesempitan di jalan dakwah ini pasti menyimpan hikmah luar biasa yang akan tercurah dalam bentuk rahmat allah SWT. Miss U Ukhti..From Noviyanti at 24/07/2008
22. Aturan kebahagiaan: bebaskan diri dari kebencian, bebaskan pikiran dari kecemasan, hidup sederhana, memberi lebih banyak, berharap lebih sedikit, tersenyumlah, miliki teman sepertiku...From Frissa at 30/07-2008



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

An Ideal Husband

Suatu hari saya iseng-iseng tanya ke teman-teman akhwat lewat SMS about criteria of their Ideal husband. Mereka pun menyebutkan beberapa kriteria calon suami mereka, beberapa ada yang balik nanya “sudah mau mengajukan proposal ya mbak?” Kujawab kalau aku tanya sebagai referensi nulis tentang tema tersebut. Sekarang baru sempat nulis setelah beberapa bulan dari waktu saya tanya mereka. Berikut ini adalah beberapa jawaban dari teman-teman saya:
Ukhti D, “ yang sedap dipandang, intinya tidak memalukan jika diajak kemana2, tidak cerewet kayak ana, n bijaksana“(ini kriteria tambahan kali, karena sebagian kita menganggap kalau ikhwan sudah pasti baik agamnya. Iya kan ukh??)
Ukhti T “simpel koq, yang pasti muslim, taat pada Allah dan RasulNya, n siap lahir batin”
Ukhti Dm, ”cakep, akhlaqnya bagus, pengetahuan agamanya luas, pengetahuan umumnya tak diragukan, masa depan menjanjikan, sayang aq apa adanya, sayang ortuq.”
Ukhti N, ”Sudah hafal beberapa juz Al Qur’an dan berazam menghafalkannya, sudah punya pekerjaan halal, punya niat berwirausaha, santun, dan akhlaknya diakui baik oleh teman2nya.
Ada yang bilang yang penting punya kepribadian: rumah pribadi, mobil pribadi, de-el-el….(kalau ini saya dapat dari wanita yang ikut salah satu acara perjodohan di TV yang lg in saat ini, Tahu kan???)
Kalau kriteria pangeran impianku..........cerita ga ya? Yang pertama n paling utama ya baik agama n akhlaknya dong. Yang kedua, ke tiga dst masih jadi rahasia perusahaan. He3..


Pernikahan sebagai mistaqan ghaliza (perjanjian yang berat) merupakan pintu gerbang untuk memasuki kehidupan baru. Bukan untuk kehidupan di dunia tetapi juga di akhirat kelak. Oleh karena itu, kita tidak boleh memilih suami yang asal-asalan. Bagaimana sih kriteria suami ideal menurut agama Islam, agama yang sempurna, yang memiliki aturan2 buat kehidupan penganutnya.
Ada beberapa hadist yang menjelaskan tentang kriteria laki-laki yang kita pilih untuk menjadi pendamping hidup kita.
Dari Abu Hatim al-Muzanni r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Manakala ada orang yang kalian ridhai agama dan akhlaqnya datang kepada kalian (untuk melamar puteri kalian). Maka hendaklah nikahkanlah ia (dengan puterimu); jika tidak, niscaya terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan besar.” (Shahih: Shahih Tirmidzi no:866 dan Tirmidzi II:274 no:1091).
Pada saat Al-hasan bin ali ditanya oleh seseorang tentang kepada siapakah puterinya dinikahkan, beliau menjawab,”Dengan laki-laki yang bertaqwa kepada Allah, sebab ia akan mencintai puterimu dan memuliakanya. jikalau ia marah padanya,niscaya ia takkan menzhalimi puterimu.”

Seseorang bertanya kepada ayah’Abdullah Ibnul Mubarak,”wahai mubarak, kepada siapa puteriku dinikahkan?”mubarak menjawab,”kaum jahiliyah menikahkan dengan sebab kedudukan, kaum yahudi menikahkan dengaa sebab harta, kaum Nasrani menikahkan dengan sebab ketampanan, maka umat (islam) ini menikahkan dengan sebab agama”
Rasulullah Sallallahu ’alaihi wasalam pernah bersabda, “Seorang wanita itu dinikahi kerana empat; kerana harta, kerana keturunannya, kecantikannya dan agamanya. Maka hendaklah diutamakan yang beragama, niscaya kamu berbahagia.” Hadist ini telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dalam kitab sahih mereka serta imam hadist yang lain. Meskipun secara tersurat hadist tersebut ditujukan bagi kaum adam, secara tersirat hadist tersebut juga berlaku bagi kita, kaum hawa dalam memilih pasangan hidup. Kriteria agama adalah kriteria pertama yang wajib kita pilih sebelum kita menentukan kriteria yang lain agar kita berbahagia di dunia dan di akhirat. Wallahu A’lam bishowab.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Mendukung Istri Bekerja

Di zaman emansipasi seperti saat ini, sudah tak bisa dielakkan lagi banyaknya istri yang bekerja di luar rumah baik untuk membantu perekonomian keluarga atau karena keinginan untuk berkarier. Sebagai seorang suami yang mengizinkan istrinya untuk bekerja di luar rumah, suami harus memberikan dukungan sepenuhnya kepada sang istri sebagai wujud keridhaanya atas pekerjaan sang istri. Untuk menunjukkan dukungannya kepada sang istri, banyak yang bisa dilakukan oleh para suami. Berikut ini saya paparkan enam hal yang bisa dilkakukan suami yang memiliki seorang istri yang bekerja.
Yang pertama adalah mengantar istri ke tempat kerja. Inilah yang harus sering dilakukan oleh seorang suami kepada istrinya yang bekerja. Bahkan hal tersebut harus diprioritaskan sebelum sang suami berangkat ke tempat kerja, yakni mengantar istri pergi ke tempat kerja. Dengan melakukan hal ini, setidaknya ada sebuah dukungan semangat yang bermakna persetujuan, pemakluman, dan keridhaan seorang suami kepada istri yang memilih untuk bekerja. Selain itu, mengantarkan istri ke tempat kerja akan meringankan beban psikis istri selama ia menjalani pekerjaannya sehari penuh, apalagi bagi seorang istri yang tahu bagaimana hukum agama tentang urgensi izin suami bagi gerak langkah mereka.
Fasilitas kendaraan bukanlah sebuah masalah yang urgen dalam hal ini. Apabila sang suami belum memiliki kendaraan pribadi, suami bisa mengantar sang istri dengan naik angkutan umun. Bila tempat kerja istri dan suami tidak sejalur, suami bisa mengantarkan istri dulu baru kemudian pergi ke tempat kerjanya sendiri. Tentu saja, tidak harus setiap hari suami melakukan ini jika memang jadwal kerja dan arah kerjanya tidak sama. Namun itu penting untuk dilakukan dan diprioritaskan bagaimanapun caranya.


Yang ke dua adalah memahami pekerjaan istri. Mengetahui jenis pekerjaan istri? Pentingkah? Sangat penting. Bahkan termasuk kategori urgen. Hal ini disebabkan oleh perlunya pola komunikasi dua arah antara suami dan istri tentang problematika dalam dunia kerja masing-masing. Jika seorang istri mengalami permasalahan dengan pekerjaannnya, seorang suami bisa memberikan solusi karena mengetahui seluk beluk pekerjaan sang istri. Begitu juga saat suami istri sedang mengobrol santai, suami akan mudah menaruh empati pada pola komunikasi. Karena itu, maka seorang suami akan mempersiapkan diri untuk menjadi pendengar yang baik. Untuk menjadi pendengar yang baik, tentu saja perlu wawasan apalagi bila seorang suami dituntut istrinya sebagai teman curhat, wajiblah baginya untuk mengetahui seluk beluk permasalahan istrinya.
Tentu saja hal ini akan berbeda jika suami dan istri memiliki pekerjaan yang sama bahkan satu kantor. Mereka memiliki nilai keuntungan pada poin ini walaupun di balik itu tentu saja ada poin lain yang harus ditambahkan sesuai dengan situasi yang ada.
Yang ke tiga adalah mengenal rekan kerja istri. Hal ini sangat penting walaupun ini tidak mudah bagi sebagian laki-laki. Seorang suami biasanya memiliki gengsi yang kadang menghalanginya untuk terlalu masuk pada dunia kerja istri. Namun sebenarnya hal ini sangat penting, terutama untuk memahami kesulitan-kesulitan kerja yang mungkin dihadapi istri.
Dengan seringnya mengantar atau menjemput istri kerja, otomatis seorang suami akan mengenal rekan kerja istri. Bahkan suami bisa mengembangkan relasi lain dengan teman kerja istri, yaitu menjalin jalinan bisnis atau mengatur jadwal olah raga bersama. Ini akan menjadi hal positif bagi istri. Dukungan suami terhadapnya dirasakan penuh dan suami menghargainya lewat ketidakseganannya untuk berinteraksi dengan rekan kerja istri.
Tentu saja , hubungan dengan teman kerja istri tetap berdasarkan batasan syar’i, yaitu dengan mempertimbangkan mahram dan buka mahram sehingga suami bisa terhindar dari fitnah pergaulan. Selain itu, sang suami bisa menunjukkan kharisma di mata teman kerja laki-laki istri. Ini juga untuk mengindari terjadinya fitnah pergaulan bagi istri. Namun. Yang terpenting dari itu semua adalah niat untuk mendukung istri sepenuhnya dalam menjalankan pekerjaannya.
Yang ke empat adalah menunggu atau menjemput istri selesai bekerja. Bila jadwal kerja suami lebih longgar dari pada istri, tidak ada salahnya suami menjemput istri sebelum istri seleasai jam kerjanya. Menunggu istri selesai bekerja dalam rangka menjemputnya akan sedikit menghapus kepenatan psikis yang dirasakan istri selama bekerja hampir seharian. Apalagi bila suami belum memiliki pekerjaan tetap, kebiasaan ini dapat meminimalisasi hambatan psikologis anta keduanya.
Senyum pertama sang istri saat memandang suami yang sedang menunggunya adalah senyuman terindah yang menunjukkan penghargaanya kepada dukungan suami. Apalagi jika kemudian istri shalihah itu mencium tangan suami, semakin lengkaplah sikap saling menghormati di antara keduanya.
Yang ke lima adalah membawa anak ke tempat kerja istri. Selain dukungan dari suami tercinta, istri yang bekerja juga membutuhkan dukungan dari buah hatinya. Jika sang suami tidak memiliki pekerjaan yang padat, ada baiknya jika sesekali suami mengajak anaknya untuk menjemput istri bekerja. Hal ini juga untuk menanamkan rasa hormat anak kepada ibunya yang ikut berperan dalam mencari rezeki. Pemahaman itulah yang akan berimbas pada penghargaan anak atas kerja keras ibunya. Anak yang mengetahui dan memahami kerja sang ibu, Insya Allah tidak akan menuntut sang ibu untuk memenuhi segala keinginan manjanya di rumah.
Jika anak memahami ibunya yang bekerja, maka dalam diri anak akan melekat citra seorang ibu yang selain identik dengan memasak, menyediakan susu, mengemong mereka, juga identik dengan pekerjaan publiknya. Insya Allah rasa hormat sang anak kepada ibu akan semakin besar dan sang anak mau mengerti ketika suatu hari sang ibu tidak bisa hadir saat mereka butuh.
Kesiapan anak untuk ditingglakan ibunya bekerja akan mengobati kekurangan beban psikilogis pada anak-anak karena hanya bertemu dengan sang ibu hanya pada sore-malam-pagi dan akhir pekan. Pemahaman inilah yang bisa mengimbangi bahaya lepas keterikatan psikologis antara anak dan ibu. Dalam hal ini, bapak atau suamilah yang menjembataninya.
Yang ke enam adalah mengajak istri makan di tempat yang istimewa. Hal ini bisa dilakukan di akhir pekan ketika suami memiliki rezeki, saat ulang tahun pernikahan, atau saat tak ada momen apapun dengan tujuan untuk memberi kejutan kepada istri. Yang jelas, dengan cara seperti ini, banyak hal yang bisa dikomunikasikan antara suami dan istri secara santai sehingga momen ini bisa menjadi sarana refreshing setelah menghadapi rutinitas pekerjaan.
Tentu saja sang suami harus memiliki wawasan tempat makan yang bisa menumbuhkan suasana kondusif untuk komunikasi dan beromantis ria atau bahkan bisa saja sang suami bertanya kepada sang istri tentang seleranya. Siapa tahu ada menu kesukaan di tempat favorit istri. Penuhilah keinginan dengan niat ikhlas menghargai setiap apa yang dikerjakannya.
Begitulah kiranya tips-tips menunjukkan dukungan kepada istri yang bekerja yang saya kutip dari buku “My Wife My Prince, Tips Jitu Mencintai Istri Apa Adanya “karya M. Irfan Hidayatullah. Semoga ke enam tips tadi bisa menjadi referensi bagi teman-teman yang memiliki istri bekerja di luar rumah sehingga keharmonisan keluarga akan tetap terjaga meskipun istri memiliki kesibukan di luar rumah.



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Merantaulah


Orang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang
Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang

Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan
Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, kan keruh menggenang

Singa jka tak tinggalkan sarang tak akan dapat mangsa
Anak panah jika tidak tinggalkan busur tak akan kena sasaran

Jika matahari di orbitnya tidak bergerak dan terus diam
Tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang

Bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambang
Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa
Jika di dalam hutan

Imam Syafii

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tips Mendidik Anak

Anak adalah harta yang sangat berharga bagi pasangan sumai istri. Bagi sebagian orang, kehadiran seorang anak pada sebuah keluarga baru dapat mengeratkan ikatan cinta antara suami dan istri.  karena sangat berharganya nilai seorang anak, maka sebagai orang tua hendaknya kita dapat memberikan yang terbaik untuknya. Tidak hanya terbaik dalam penyediaan fasilitas, makanan n minuman, kasih sayang tapi juga dalam hal pendidikan. Tidak hanya pendidikan formal tapi juga pendidikan sejak dini. Mendidik anak sejak dini sangat menentukan bagaimana perkembangan kedewasaan anak. Sebagai orang tua apapun tingkah laku kita akan dilihat oleh anak dan dijadikan contoh perilaku anak, baik yang baik maupun yang buruk sekalipun. Karena pada dasarnya anak berumur dibawah lima tahun rasa ingin tahu dan belajarnya sangat tinggi. Daya ingat bagi anak di bawah lima tahun sangat tajam dan sebagai orang tua sudah layaknya memberikan cotoh dalam kehidupan sehari-hari pada kegiatan-kegiatan yang positif. Sebagai contoh bila orang tua suka membaca, atau suka menulis atau suka berolah raga  dan sebagainya, si anakpun cenderung akan mencontohnya.

Berikut ini beberapa tips dalam mendidik anak ala Shirahama Sensei yang saya dapatkan dari blognya Bu Juariyah. Lets check it out!

1.Anak yang diijime (ditindas) akan tumbuh menjadi orang yang suka menindas. Anak yang disayang akan tumbuh menjadi Manusia penyayang. Anak yang senantiasa dihargai akan tumbuh menjadi orang yang menghargai.
2.Perbedaan anak yang selalu dibantu dengan anak yang tidak selalu dibantu adalah anak yang tidak selalu dibantu akan tumbuh menjadi anak yang lebih mandiri. Contoh ; Bila sejak kecil saat menangis kita selalu dan selalu menghampiri maka bukan tidak mungkin dia akan selalu bergantung dan saat mendapatkan kesulitan sedikit saja yang dia lakukan adalah menangis dan terus menangis.Akan tetapi bila sekali waktu kita biarkan (tidak selalu menghampiri) sambil kita lihat keadaannya dari jauh dalam kondisi aman-aman saja, dan ini sering kita lakukan maka anak akan menjadi seorang yang bebas dan akhirnya memutuskan masalahnya sendiri yang pada akhirnya akan menjadi anak yang mandiri.
3. Tiga alasan yang sering diucapkan oleh orang tua saat melarang anak adalah ;
A : ABUNAI artinya Berbahaya.
K : KITANAI artinya Kotor  
U : URUSAI artinya Berisik
Bukan tidak mungkin kita sering mengucapkan kata-kata diatas, dan secara tidak sengaja kita telah membatasi proses kreatifitas anak dengan alasan-alasan diatas oleh karena itu cobalah untuk menghindari kata-kata tersebut.Bila tidak memungkinkan kita bisa menjelaskan kenapa kita melarang dengan menjelaskan alasannya dan ajak anak mendiskusikannya.
Contoh : Ayo kenapa ngak boleh main bola di jalan? karena bahaya jawab anak. Kenapa bahaya? karena nanti ada mobil lewat dst dst. Yang terpenting adalah ajak anak berdiskusi tentang keputusannya.
4. Saat anak menjelang usia dua tahun anak selalu bilang "Jibun de dekiru!" "Aku bisa sendiri" baik saat ingin pakai sepatu kaus kaki, baju dan sebagainya. Biarkanlah karena itu adalah AWAL DARI KEMANDIRIANNYA.
5. Amaeru wa daiji shikasi amaekasu wa shinaiyo : Menyayangi itu penting akan tetapi jangan memanjakan.
6. Cara Marah (baca menghadapi anak saat kita kesal) pada anak :
    - Kuraberuna ; Jangan membandingkan. 
    - Kodomo nimo puraido wo motsu ; Anak memiliki harga diri, Jadi jagalah harga dirinya.
    - Dokudoku iwanaide ; Jangan merepet (ngak berenti kayak kereta) ngomongnya.
    - Kodomo ga homerareteiru Berikanlah Pujian pada anak (Saat anak usia 1-3 tahun anak senang  dipuji) setelah dipuji biasanya
      dia akan lebih mudah menerima masukan.    
    - Sippaitoki mo Homerubekida : Saat gagal sekalipun jangan dimarahi tapi HARUS di puji.
         Contoh : Saat pakai sepatu terbalik yang pertama kita ucapkan adalah kesalahannya   "Sore hantaidayo!" "Itu terbalik!" bukan berupa pujian karena usahanya yang telah mencoba pakai sepatu sendiri. Usahakanlah memujinya terlebih dahulu untuk kemudian baru memberitahukan kalau pakai sepatunya terbalik.  
      -  Kodomo no kotoba wo kurikaesu : Mengulang ucapan anak.
       Contoh : Saat anak jatuh dia berkata "Sakit!" maka kita jawab "Sakit yah?"
        Atau ada kisah lucu saat kita bersama anak pergi kekebun binatang kemudian anak berkata "Tanoshikatanee, ashita mata kurunee okaasan!"  "Seneng banget! besok datang lagi kesini (kebun binatang) ini lagi yah Mah". Kita mungkin akan berkata "Ashita kuru wake nai deshou,ashita gakkoy deshou,....,.....?!" " Besok Ngak mungkin lah kita kesini lagi, Besok sekolah kan?,....,...dst" . Padahal apa salahnya kita berkata "Sou nee Tanoshikatta nee,Mama mo mata koko ni kitainaa",..." Iya yah seneng yah, mama juga pingin deh datang lagi". Tidak ada janji dan tidak ada bohong dalam kata-kata diatas hanya ungkapan senang karena anak juga senang. dan itu artinya Anda sudah menghargai pendapatnya bahwa pergi kekebun binatang itu menyenangkan.
7.Seringlah mengucapkan kata-kata berikut :
   - Ureshii : Senang 
   - Tanoshii : menyenangkan

   - Shiawase : bahagia
   -  Daisuki  : sangat senang (pada....)
   - Aishiteiru : sayang/cinta
   - Arigatou  : Terimakasih
   - tsuiteiru   : Beruntung       
Banndingkan dengan kata-kata dibawah
   - Tsurai : susah
   - kanashi : sedih
   - Tsumaranai : membosankan
   - Iyada  : Sebel/menyebalkan/tidak mau.
   - Kiraida : Tidak suka.
   - Tsukareta : Cape
  -  Tsuiteinai : Tidak beruntung.
Cobalah berkaca pada diri sendiri mana yang sering kita ucapkan pada anak kita, mungkin saat anak pulang sekolah yang pertama kita ucapkan "Mama  lelah, kamu jangan nakal yah, mainnya jangan berantakan yah mama cape dsb". Latihlah diri kita untuk mengucapkan kata-kata yang menyenangkan contoh "Wah Mama rindu sekali sama kamu, hari ini kamu gimana disekolah? menyenangkan?" atau "Mama senang sekali bisa ketemu kamu lagi, mama cinta deh sama kamu dsb".
Satu lagi lihatlah wajah kita saat kata-kata yang menyenangkan yang sering kita ucapkan maka akan terpancar kebahagiaan dalam wajah kita pada anak berbeda jauh bila kata-kata yang dibagian bawah diatas yang sering kita ucapkan yang ada rasa sesal, penat dan lelah pada diri kita yang akhirnya timbul akibat yang tidak menyenangkan pada anak.
8. Minat atau ketertarikan pada suatu hal (興味の進点化=kyoumitenka) ditambah dengan pengalaman konsentrasi (熱中体験= shuchuutaiken) akan meningkatkan Kekuatan konsentrasi (Shuchuryoku集中力).
Jadi bila kita ingin menyuruh atau bicara pada anak lihatlah apa yang sedang dia lakukan, apabila kita sering memotong aktifitasnya misal dia sedang main balok kemudian kita bilang "ayo sebentar lagi kamu les piano, atau abis itu kamu belajar bahasa inggris lalu ini lalu itu dst dst" Bisa jadi kemampuan konsentrasinya terus terganggu yang pada akhirnya akan mengurangi kemampuan konsentrasi otaknya karena terlalu banyak perintah dan interupsi.
9. Marah itu tidak ada gunanya baik bagi anak maupun bagi kita orang tuanya. yang ada kita lelah anakpun jadi stress dibuatnya.
10. Tahu kanji otona 大人 (Orang Dewasa)? dulunya kanji ini ditulis 音無 (kanji oto=suara dan kanji nai=tidak ada) artinya ngak bersuara itu artinya sebagai orang dewasa JANGAN RIBUT! JANGAN BERISIK!  apalagi sering ngomel, hehehe...
Ijoudesu, (cukup yah)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kabar Pernikahan

Siang itu waktu memasuki waktu dhuhur. Aku dan teman-teman pun menghentikan acara kami dan beranjak ke tempat wudhu untuk persiapan sholat. Waktu lagi ngantri wudlu tiba-tiba ada adik kelas yang nyletuk
“kakak kelas ku mau nikah yam mbak? ”tanya Risa dengan suara lembutnya
“Iya ta dik?”Tanyaku kembali pada Risa dengan nada terkejut yang kusadari agak berlebihan
”Kenapa mbak anti kok kaget banget? ”Tanya Andin yang mengetahui reaksiku
”Eng.....ga papa dek. Kaget aja. Ga nyangka Bagas akan nikah secepat itu. Tapi ya siapa tahu sih emang bener. Anti tahu dari mana dik Risa?
“Dari orang-orang asrama, di asrama tuh sudah heboh berita ini mbak. Kirain mbak-mbak sudah tahu.”jawab Risa panjang lebar.
Dalam hati aku bersyukur, untung tidak ada yang tanya macam-macam karena reaksiku tadi. Terasa kaget benar saat aku mendengar kabar tadi. Di kepalaku langsung terlintas lagunya ahmad dani. Hancur hatiku......na..na..na (ga tahu lanjutannya). Seketika itu aku sadar bahwa aku akan kecewa, sedih dan perasaan negatif lainnya ketika kabar itu benar adanya dan aku masih menyimpan harapan untuk bisa bersanding dengannya. Orang yang belakangan ini mengusik hatiku. Dalam doa usai sholatku aku memohon pada Allah agar aku bisa menghilangkan perasaanku pada Bagas, tidak sering membicarakan apalagi membayangkannya.
“Ya...Allah..terimakasih engkau telah memberi rasa cinta pada hamba yang sempat membuat hamba lebih bersemangat menjalani hidup, yang membuat hamba lebih dekat denganMu. Ya Allah kini hamba sadar bahwa rasa cinta itu belum halal untuk hamba. Hamba tak mau terlalu terluka ketika takdirMu mengatakan bahwa dia bukan untuk hamba. Hamba tidak mau itu terjadi ya Allah. Mulai detik ini hamba titipkan rasa ini padaMu. Akan hamba biarkan Engkau menjaganya dan mengembalikannya pada hamba di waktu yang telah Engkau tetapkan jika memang Engkau berkehendak.Ya Allah semoga Engkau mengabulkan doa hamba. Amin.”
Sejak saat itu ku tak lagi memikirkan Bagas. Harapan untuk menjadi istrinya pun terbungkus indah dalam doa yang telah kupanjatkan pada Yang Maha Kuasa.
                                                        
                                                            ################

Siang ini matahari sangat menyengat kulit, aku putuskan untuk istirahat di masjid dulu setelah sholat dhuhur. Mendinginkan otak dulu setelah satu jam memanas saat menghadapi pertanyaan-pertanyaan kuis Fisika zat Padat 2 tadi. Selain itu aku ingin lebih lama bercengkeramah dengan Sang Pencipta, Yang memiliki diriku.
Setelah lima belas menit istirahat, kini aku merasa lega. Gerahku sudah hilang. Jam dinding masjid menunjukkan pukul 12.45 WIB. Aku harus bergegas ke jurusan untuk melaksanakan tugasku sebagai asisten praktikum fisika dasar 1. Kali ini aku mengasisteni mahasiswa tingkat 1 jurusan Teknik Fisika. Agak ribet juga menangani mahasiswa yang mayoritas cowok itu. Walaupun begitu aku senang saat mendampingi pereka praktikum. Mereka rata-rata cerdas dan kritis. Dan aku hampir bisa akrab dengan mereka setelah beberapa kali kami bertemu.
Usai praktikum, mereka pun berkumpul ke mejaku untuk mendapatkan brifing tentang laporan praktikum yang harus dikumpulkan minggu depan. Setelah mereka merasa jelas dengan penjelasanku tentang laporan itu. Mereka bergegas pulang, tapi ada beberapa orang yang masih di depan mejaku. Katanya mau ngobrol denganku.
”Mbak Aisyah aktif di UKKI ya mbak?”Tanya Fito tiba-tiba
”Iya, kenapa Fit?ayo kalau mau gabung!jawabku”
”Ga kenapa-kenapa mbak. Berarti mbak kenal mas Bagas dong. Dia kan sekum UKKI. Dia mentor ku lho mbak.”Jelasnya
Hatiku tersentak saat Fito menyebut nama itu, nama yang tidak asing di telingaku.
”Kenal” Jawabku singkat
Fito langsung terus nerocos melanjutkan ceritanya tentang Bagas tanpa ku minta.
”Dia tu keren banget ya mbak... Sudah alim, pinter, jadi MAWAPRES. Pokoknya TOP BGT deh. Aku seneng banget jadi adek mentornya”
”Ohw......Ceritanya lagi pamer mentor nih....ledekku pada Fito. Kalo kakak mentornya sekeren itu, adik mentenya harus lebih keren dong!”
”Doakan ya mbak semoga aku bisa seperti mas Bagas”
”Iya, aku doakan semoga kamu bisa seperti kakak mentormu itu, bahkan bisa lebih baik darinya.”
”Amin” ucap Fito dan teman-temannya.
Ngomongin tentang Bagas aku jadi keinget berita itu. Berita pernikahannya. Aku berniat untuk tanya pada Fito, tapi kuurungkan niatku itu. Karena aku tidak mau menggibah. Apalagi tanya-tanya tentang ikhwan, bukan aku banget. Tapi tiba-tiba Fito melanjutkan ceritanya.
”Eh mbak, emang bener ya mas Bagas mau nikah dalam waktu dekat ini? tanya Fito pelan padaku
”Ga tahu dik.Tanya aja ke orangnya. Kamu kan adik kelasnya. Pasti sering ketemu kan?”jawabku
”Sudah ya, ngomongin kakak kelas mu itu. Nanti jadi nglantur ke mana-mana. Ga boleh Ghibbah.
Fito pun tidak melanjutkan perbincangan kami dan bergegas pulang setelah lama teman-temannya menunggu.
Jam yang tergantung di dinding Lab menunjukkan pukul 16.15 WIB. Setelah mengisi absensi aku berpamitan ke teman-teman yang masih ada di sana. Setelah lima menit berjalan menyusuri tangga dari lantai tiga akhirnya aku sampai di lantai dasar. Aku langsung menuju tempat parkir untuk mengambil sepeda dan pergi menunju masjid kampus. Aku mau mengambil Buku Mutaba’ah kader yang kusimpan di loker keputrian.
Setelah lima menit dari jurusan aku sampai di masjid. Ku parkir sepedaku di depan toko masjid. Aku langsung menuju lantai 2 masjid dan mengambil buku itu. Setelah mengambill buku mutaba’ah dan merapikan loker yang isinya mulai berantakan itu, aku langsung turun mau pulang. Di depan toko masjid aku ketemu Ardita, temenku waktu TBB dulu dan kami pun akrab hingga kini. Dia juga sejurusan dengan Bagas. Ah....kenapa lagi-lagi harus menyebut nama itu. Setelah saling bersapa salam dan bercipika-cipiki, kami pun ngobrol. Tiba-tiba dari bundaran tiba-tiba datang sesosok manusia yang sudah kukenal siapa namanya. Orang yang akhir-akhir ini jadi pembicaraan orang-orang di sekitarku. Dialah Bagas. Seorang Adam yang sempat membuatku resah. Dia mendekat ke arah toko. Menghampiri bang Isa yang siang itu lagi tugas jaga di toko.
”Assalamu’alaykum Gas, yang mau nikah rek, wajahnya sumringah banget”sapa bang Isa pada Bagas yang menghampirinya.
”Wa’alaykumsalam warahmatullah”Jawab Bagas dengan senyum khasnya.
”Mana undangannya”Tanya bang Isa pada Bagas yang sedang mengambil teh botol di frezzer.
”Undangan apa bang” Jawab Bagas dengan cueknya
”Kata anak-anak, antum mau menggenapkan separuh din”
”Kalo itu pastilah bang. Itu kan sunnah Rasul. Kita-kita kan harus mengikuti sunnahnya”jawab Bagas dengan logat khasnya.
Ada sengatan kecil di hatiku ketika ku mendengar jawabannya.”jadi dia bener mau nikah? dengan siapa? kapan? pertanyaan itu beruntun menyerbu kepalaku.
”Tapi ngga waktu dekat ini Bang. Masih ada target lain yang harus diwujudkan.”
Hatiku lega mendengar jawabannya yang barusan kudengar.
”Kok ada gosip itu gimana?”tanya bang Isa yang semakin penasaran
”Itu ulah temen-temen jurusan. Itu tu salah satunya”jawab Bagas sambil menunjuk Ardita yang sedang ngobrol denganku.
Merasa dilibatkan dalam percakapan Bagas dan bang Isa, Ardita yang agak cerewet itu pun langsung ikut menimpali perbincangan mereka.
”Eh, enak aja nuduh orang penyebar gosip. Bukan aku ya yang nyebarin gosip itu.”jelas Ardita sambil sewot karena tidak terima dituduh sebagai tukang gosip.
”Sebenarnya yang mau nikah itu kakakku, bang. Eh malah aku yang digosipkan mau nikah. Tapi gapapa juga sih. Ku anggap aja itu doa buatku.”Papar Bagas menjelaskan gosip itu, jawaban indah yang membuatku lega.
Ternyata itu hanya gosip belaka. Dan aku kembali tersenyum dalam hati. Aku bersyukur karena harapan itu masih ada. Harapan untuk menjadi pendamping hidupnya. Semoga Engkau mengabulkan harapanku itu ya Allah. Amin. Dan tak sengaja ternyata aku senyum-senyum sendiri sehingga Ardita pun heran.
”kenapa ukh? Kok senyum-senyum sendiri? Hayo ada apa?”Ledek Ardita padaku
”Eng...ngga ada apa-apa ukh. Eh, sudah sore nih, aku pamit dulu ya. Assalamuálaykum warahmatullah.”
”waálaykumsalam warahmatullah”jawab Ardita
                 
                                                                 SELESAI

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Cinta adalah Sebuah Kata Kerja



Dalam makna memberi itu posisi kita sangat kuat:
Kita tak perlu kecewa atau terhina dengan penolakan,
atau lemah atau melankolik saat kasih kandas karena takdirNYA
Sebab di sini kita justru sedang melakukan
 sebuah “pekerjaan jiwa”yang besar dan agung:
MENCINTAI.
~M. Anis Matta~

“Ya Rasulallah”, kata Umar perlahan, “Aku mencintaimu seperti kucintai diriku sendiri.”
Beliau Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam tersenyum. “Tidak wahai ‘Umar. Engkau harus mencintaiku melebihi cintamu pada diri dan keluargamu.”
“Ya Rasulallah”, kata ‘Umar, “Mulai saat ini engkau lebih kucintai daripada apapun di dunia ini.”
“Nah, begitulah wahai ‘Umar.”
Membaca kisah ini, membuat saya takjub dan bertanya. Sebegitu mudahkah bagi seorang ‘Umar bin Khaththab menata ulang cintanya dalam sekejap? Sebegitu midajkah cinta diri digeser ke bawah untuk memberi ruang lebih besar bagi cinta pada sang Nabi? Dalam waktu yang sangat singkat. Hanya sekejap. Ah, alangkah indahnya jika saya pun bisa begitu.
Bagi saya tak semudah itu. Cinta berhubungan dengan ketertawanan hati dan perasaan yang tak gampang dialihkan. Tetapi ‘Umar bisa. Dan mengapa ia bisa?
Ternyata cinta bagi ‘Umar adalah kata kerja. Maka menata ulang cinta baginya hanyalah menata ulang kerja dan amalnya dalam mencintai. Ia tak berumit-rumit dengan apa yang ada dalam hati. Biarlah hati menjadi makmum bagi kerja-kerja cinta yang dilakukan oleh amal shalihnya.
Dari sini kita bisa memahami apa yang dikeluhkan oleh Erich Fromm. “Cinta merupakan seni”, tulisnya dalam The Art of Loving. “Maka cinta memerlukan pengetahuan dan perjuangan. Sayang, pada masa ini cinta lebih merupakan masalah dicintai (to be loved), bukan mencinta (to love) atau kemampuan untuk mencintai.”
Ya. Persoalan cinta menjadi tak sederhana, karena cinta dalam latar pikir kita adalah persoalan ‘dicintai’. Itu adalah sesuatu yang di luar kendali jiwa kita. Kita dicintai atau tidak bukanlah suatu hal yang bisa kita paksakan. Dunia di luar sana punya perasannya sendiri, yang kadang secara aneh memutuskan siapa yang layak dan tak layak dicintai.
Maka mari kita sederhanakan persoalannya. Bahwa cinta, sebagaimana ‘Úmar memahaminya adalah persoalan berusaha untuk mencintai. Bahwa cinta bukanlah gejolak hati yang datang sendiri melihat paras ayu atau jenggot rapi. Bahwa, sebagaimana cinta kepada Allah yang tak serta merta mengisi hati kita, setiap cinta memang harus diupayakan. Dengan kerja, dengan pengorbanan, dengan air mata dan bahkan darah.
Di sini kalimat seorang suami yang suatu hari mengadu untuk bercerai menjadi tak relevan, “Aku sudah tak mencintainya lagi!”Justru karena kau tak mencintainya lagi, maka cintailah dia. Karena cinta adalah kata kerja. Lakukanlah kerja jiwa dan raga untuk mencintainya. Kerjakan cinta  yang ku maksudkan agar kau temukan cinta yang kau maksudkan. Karena cinta adalah kata kerja.
Di sini kalimat seorang istri yang menerima seorang lelaki karena keterpaksaan juga tak mempan. “Aku tidak mencintainya.”Engkau bisa memilih. Untuk mencintai atau membenci. Dan dalam keadaan kini, mencintai adalah pilihan yang lebih masuk akal. Bukan perasaan itu. Mungkin ia memang belum hadir. Yang kumaksudkan adalah sebuah kerja untuk mencintai. Karena cinta adalah kata kerja.
Mencintai Allah, mencintai RasullNYA, mencintai jihad di jalanNya juga berjalan di atas logika yang sama. Ia melampaui batas-batas perasaan suka dan tak suka. Mungkin ia sulit. Atau kalah dibandingkan kecenderungan hati untuk mencintai ayah, anak, saudara, istri, simpanan kekayaan, perniagaan, dan kediaman-kediaman indah. Tetapi ia mungkin dan masuk akal untuk digapai. Karena bukan ‘perasaan cinta’yang dituntut di sini. Melainkan ‘kerja cinta’.
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”(Q.S Al Baqarah: 216)
Dalam jihad, cinta menjadi sederhana. Bukan karena kita suka melihat darah tumpah, bukan karena kita menyukai anyir peperangan. Perasaan kita boleh tetap membencinya. Tapi cinta adalah sebuah kerja seperti yang terucap dalam bai’at para shahabat, “Kami siap untuk mendengar dan taat, baik dalam keadaan rela maupun malas, baik dalam suka maupun duka, dalam keadaan rela maupun terpaksa.”Inilah kerja untuk mencintai. Karena kita beriman pada Allah, karena kita percaya pada ilmuNya, dan percaya pada kebaikan-kebaikan yang dijanjikanNya.
Di jalan cinta para pejuang, cinta adalah kata kerja. Biarlah perasaan hati menjadi makmum bagi kerja-kerja cinta yang dilakukan oleh amal shalih kita.

Mentaatinya adalah niat baik dari hati yang tulus
Alirannya adalah kerja yang terus menerus

Dikutip dari  buku Jalan Cinta Para Pejuang-Salim A. Fillah

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Indahnya Menjadi Istri Shalihah

"Dunia ini adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita yang shalihah" ( H. R. Muslim)
“Tiada kekayaan yg diambil seorang mukmin setelah takwa kepada Allah yang lebih baik dari istri shalihah."[Hadits Riwayat Ibn Majah]
 
 Seperti yang disebutkan dalam hadist di atas, wanita shalihah adalah sebaik-baik perhiasan dan istri shalihah adalah kekayaan yang lebih baik setelah takwa bagi seorang mukmin. Jadi, beruntung sekali seorang laki-laki yang mendapatkan istri shalihah. Karena begitu mulianya gelar yang didapatkan oleh seorang istri shalihah, tentu besar pula imbalan yang diterima bagi seorang istri shalihah. 
Terus bagaimana caranya menjadi istri shalihah??? Insya Allah gampang koq :D. Asal mau praktek aja.. Hihii..(Ini bukan saya yang bilang).

Yuk kita sama-sama belajar bagaimana menjadi seorang Wanita sholihah itu..
 
Betapa indahnya menjadi seorang wanita shalihah, Rasulullah SAW bahkan berwasiat:

§  Wanita yang membuat tepung bagi suami dan anak-anaknya, kelak Allah tetapkan baginya kebaikan dari setiap biji gandum yang diadonnya dan Allah akan melebur kejelekan serta meningkatkan derajatnya

§  Wanita yang berkeringat ketika menumbuk tepung bagi suami dan anak-anaknya, niscaya Allah akan menjadikan antara neraka dan dirinya tujuh tabir pemisah

§  Wanita yang meminyaki dan menyisirkan rambut anak-anaknya dan mencuci pakaiannya, maka Allah tetapkan pahala baginya seperti pahala memberi makan seribu orang yang kelaparan dan memberi pakaian seribu orang yang telanjang

§  Wanita yang membantu kebutuhan tetangganya, maka Allah membantunya untuk dapat minum dari telaga kautsar pada hari kiamat kelak

§  Yang utama dari seluruh keutamaan itu adalah keridhaan suami terhadap istri. Kemarahan suami adalah kemurkaan Allah

§  Saat seorang wanita mwngandung, maka malaikat memohonkan ampunan baginya, dan Allah tetapkan baginya setiap hari seribu kebaikan serta melebur seribu kejelekan. Ketiaka seorang Wanita merasa sakit akan melahirkan, maka Allah tetapkan pahala baginya sama dengan pahala para pejuang dijalan Allah. Disaat wanita melahirkan kandungannya, maka bersihlah dosa-dosanya, seperti ketika ia dilahirkan dari kandungan ibunya. Disaat wanita meninggal saat melahirkan, maka tidak akan membawa dosa sedikitpun. Didalam kubur akan mendapat taman indah yang merupakan bagian dari taman surga. Allah memberikan pahala kepadanya sama dengan pahala seribu orang yang melaksanakan ibadah Haji dan Umrah, dan seribu malaikat memohonkan ampunan baginya hingga hari kiamat

§  Saat seorang istri melayani suaminya selama sehari semalam dengan rasa senang serta ikhlas, maka Allah akan menganpuni dosa-dosanya serta memakaikan pakaian padanya di hari kiamat berupa pakaian yang serba hijau, dan menetapkan baginya setiap rambut pada tubuhnya seribu kebaikan. Allah pun akan memberikan padanya seratus kali beribadah haji dan umrah.

§  Saat seorang istri tersenyum di hadapan suaminya, maka Allah akan memandangnya dengan pandangan penuh kasih

§  Saat seorang istri membentangkan alas tidur untuk suaminya dengan rasa senang hati, maka para malaikat yang memanggil dari langit menyeru wanita itu agar menyaksikan pahala amalnya, dan Allah mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang.

§  Saat seorang wanita meminyaki dan menyisirkan kepala suami, meminyaki jenggot dan memotong kumisnya, serta memotong kukunya. Maka Allah akan memberi minuman arak yang dikemas indah kepadanya, yang didatangkan dari sungai-sungai surga. Allah pun akan mempermudah sakaratul maut baginya, serta menjadikan kuburnya bagian dari taman surga. Allah pun menetapkan baginya bebas dari siksa neraka serta dapat melintasi shiratal-mustaqim dengan selamat.

Nah.. Ilmu udah ada, motivasi udah OK, tinggal kurang satu. Praktek!!



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Mukjizat Cinta Seorang Istri

Di Madinah ada seorang wanita cantik shalihah lagi bertakwa. Bila malam mulai merayap menuju tengahnya, ia senantiasa bangkit dari tidurnya untuk shalat malam dan bermunajat kepada Allah. Tidak peduli waktu itu musim panas ataupun musim dingin, karena disitulah letak kebahagiaan dan ketentramannya. Yakni pada saat dia khusyu’ berdoa, merendah diri kepada sang Pencipta, dan berpasrah akan hidup dan matinya hanya kepada-Nya.
Dia juga amat rajin berpuasa, meski sedang bepergian. Wajahnya yang cantik makin bersinar oleh cahaya iman dan ketulusan hatinya.
Suatu hari datanglah seorang lelaki untuk meminangnya, konon ia termasuk lelaki yang taat dalam beribadah. Setelah shalat istiharah akhirnya ia menerima pinangan tersebut. Sebagaimana adat kebiasaan setempat, upacara pernikahan dimulai pukul dua belas malam hingga adzan subuh. Namun wanita itu justru meminta selesai akad nikah jam dua belas tepat, ia harus berada di rumah suaminya. Hanya ibunya yang mengetahui rahasia itu. Semua orang ta’jub. Pihak keluarganya sendiri berusaha membujuk wanita itu agar merubah pendiriannya, namun wanita itu tetap pada keinginannya, bahkan ia bersikeras akan membatalkan pernikahan tersebut jika persyaratannya ditolak. Akhirnya walau dengan bersungut pihak keluarga pria menyetujui permintaan sang gadis.
Waktu terus berlalu, tibalah saat yang dinantikan oleh kedua mempelai. Saat yang penuh arti dan mendebarkan bagi siapapun yang akan memulai hidup baru. Saat itu pukul sembilan malam. Doa ‘Barakallahu laka wa baaraka alaika wa jama’a bainakuma fii khairin’ mengalir dari para undangan buat sepasang pengantin baru. Pengantin wanita terlihat begitu cantik. Saat sang suami menemui terpancarlah cahaya dan sinar wudhu dari wajahnya. Duhai wanita yang lebih cantik dari rembulan, sungguh beruntung wahai engkau lelaki, mendapatkan seorang istri yang demikian suci, beriman dan shalihah.

Jam mulai mendekati angka dua belas, sesuai perjanjian saat sang suami akan membawa istri ke rumahnya. Sang suami memegang tangan istrinya sambil berkendara, diiringi ragam perasaan yang bercampur baur menuju rumah baru harapan mereka. Terutama harapan sang istri untuk menjalani kehidupan yang penuh dengan keikhlasan dan ketakwaan kepada Allah.
Setibanya disana, sang istri meminta ijin suaminya untuk memasuki kamar mereka. Kamar yang ia rindukan untuk membangung mimpi-mimpinya. Dimana di kamar itu ibadah akan ditegakkan dan menjadi tempat dimana ia dan suaminya melaksanakan shalat dan ibadah secara bersama-sama. Pandangannya menyisir seluruh ruangan. Tersenyum diiringi pandangan sang suami mengawasi dirinya.
Senyumnya seketika memudar, hatinya begitu tercekat, bola matanya yang bening tertumbuk pada sebatang mandolin yang tergeletak di sudut kamar. Wanita itu nyaris tak percaya. Ini nyatakah atau hanya fatamorgana? Ya Allah, itu nyanyian? Oh bukan, itu adalah alat musik. Pikirannya tiba-tiba menjadi kacau. Bagaimanakah sesungguhnya kebenaran ucapan orang tentang lelaki yang kini telah menjadi suaminya. Oh…segala angan-angannya menjadi hampa, sungguh ia amat terluka. Hampir saja air matanya tumpah. Ia berulang kali mengucap istighfar, Alhamdulillah ‘ala kulli halin. “Ya bagaimanapun yang dihadapi alhamdulillah. Hanya Allah yang Maha Mengetahui segala kegaiban.”
Ia menatap suaminya dengan wajah merah karena rasa malu dan sedih, serta setumpuk rasa kekhawatiran menyelubung. “Ya Allah, aku harus kuat dan tabah, sikap baik kepada suami adalah jalan hidupku.” Kata wanita itu lirih di lubuk hatinya. Wanita itu berharap, Allah akan memberikan hidayah kepada suaminya melalui tangannya.
Mereka mulai terlibat perbincangan, meski masih dibaluti rasa enggan, malu bercampur bahagia. Waktu terus berlalu hingga malam hampir habis. Sang suami bak tersihir oleh pesona kecantikan sang istri. Ia bergumam dalam hati, “Saat ia sudah berganti pakaian, sungguh kecantikannya semakin berkilau. Tak pernah kubayangkan ada wanita secantik ini di dunia ini.” Saat tiba sepertiga malam terakhir, Allah ta’ala mengirimkan rasa kantuk pada suaminya. Dia tak mampu lagi bertahan, akhirnya ia pun tertidur lelap. Hembusan nafasnya begitu teratur. Sang istri segera menyelimutinya dengan selimut tebal, lalu mengecup keningnya dengan lembut. Setelah itu ia segera terdorong rasa rindu kepada mushalla-nya dan bergegas menuju tempat ibadahnya dengan hati melayang.
Sang suami menuturkan, “Entah kenapa aku begitu mengantuk, padahal sebelumnya aku betul-betul ingin begadang. Belum pernah aku tertidur sepulas ini. Sampai akhirnya aku mendapati istriku tidak lagi disampingku. Aku bangkit dengan mata masih mengantuk untuk mencari istriku. Mungkin ia malu sehingga memilih tidur di kamar lain. Aku segera membuka pintu kamar sebelah. Gelap, sepi tak ada suara sama sekali. Aku berjalan perlahan khawatir membangunkannya. Kulihat wajah bersinar di tengah kegelapan, keindahan yang ajaib dan menggetarkan jiwaku. Bukan keindahan fisik, karena ia tengah berada di peraduan ibadahnya. Ya Allah, sungguh ia tidak meninggalkan shalat malamnya termasuk di malam pengantin. Kupertajam penglihatanku. Ia rukuk, sujud dan membaca ayat-ayat panjang. Ia rukuk dan sujud lama sekali. Ia berdiri di hadapan Rabbnya dengan kedua tangan terangkat. Sungguh pemandangan terindah yang pernah kusaksikan. Ia amat cantik dalam kekhusyu’annya, lebih cantik dari saat memakai pakaian pengantin dan pakaian tidurnya. Sungguh kini aku betul-betul mencintainya, dengan seluruh jiwa ragaku.”

Seusai shalat ia memandang ke arah suaminya. Tangannya dengan lembut memegang tangan suaminya dan membelai rambutnya. Masya Allah, subhanallah, sungguh luar biasa wanita ini. Kecintaannya pada sang suami, tak menghilangkan kecintaannya kepada kekasih pertamanya, yakni ibadah. Ya, ibadah kepada Allah, Rabb yang menjadi kekasihnya. Hingga bulan kedepan wanita itu terus melakukan kebiasaannya, sementara sang suami menghabiskan malam-malamnya dengan begadang, memainkan alat-alat musik yang tak ubahnya begadang dan bersenang-senang. Ia membuka pintu dengan perlahan dan mendengar bacaan Al-Qur’an yang demikian syahdu menggugah hati. Dengan perlahan dan hati-hati ia memasuki kamar sebelah. Gelap dan sunyi, ia pertajam penglihatannya dan melihat istrinya tengah berdoa. Ia mendekatinya dengan lembut tapi cepat. Angin sepoi-sepoi membelai wajah sang istri. Ya Allah, perasaan laki-laki itu bagai terguyur. Apalagi saat mendengar istrinya berdoa sambil menangis. Curahan air matanya bagaikan butiran mutiara yang menghiasi wajah cantiknya.
Tubuh lelaki itu bergetar hebat, kemana selama ini ia pergi, meninggalkan istri yang penuh cinta kasih? Sungguh jauh berbeda dengan istrinya, antara jiwa yang bergelimang dosa dengan jiwa gemerlap di taman kenikmatan, di hadapan Rabbnya.

Lelaki itu menangis, air matanya tak mampu tertahan. Sesaat kemudian adzan subuh. Lelaki itu memohon ampun atas dosa-dosanya selama ini, ia lantas menunaikan shalat subuh dengan kehusyuan yang belum pernah dilakukan seumur hidupnya.
Inilah buah dari doa wanita shalihah yang selalu memohonkan kebaikan untuk sang suami, sang pendamping hidup.
Beberapa tahun kemudian, segala wujud pertobatan lelaki itu mengalir dalam bentuk ceramah, khutbah, dan nasihat yang tersampaikan oleh lisannya. Ya lelaki itu kini telah menjadi da’i besar di kota Madinah.
Memang benar, wanita shalihah adalah harta karun yang amat berharga dan termahal bagi seorang lelaki bertakwa. Bagi seorang suami, istri shalihah merupakan permata hidupnya yang tak ternilai dan “bukan permata biasa”.

(Dari kumpulan kisah nyata, Abdur Razak bin Al Mubarak)
Sumber: Oaseimani.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Sepenggal Khitbah untuk Seorang Akhwat

Semilir angin berhembus di kesunyian. Sunyi yang kuharapkan akan memberikan ketenangan dalam membuat suatu keputusan. Sungguh sangat sulit mengambil keputusan itu. Bahkan mungkin takkan mampu ku penuhi permintaan itu. Ku lihat dan ku baca lagi.

“Ukhti, sekiranya tidak merepotkan Anti, sudilah Ukh memilihkan buat saya perhiasan dunia yang akan menggenapkan dien saya. Pasangan yang akan menghantarkan dan menyertai saya hingga ke jannah-Nya !”

Sejenak ku alihkan pandanganku dari untaian tulisan itu. Sunyi mulai menepi berganti gemersik dedaunan seolah ingin memberikan satu jawaban. Segenap pikiran mulai ku curahkan, mencoba mencari jawaban dari setiap kata yang ia tuliskan.

“Afwan, mungkin kedatangan surat ini cukup mengagetkan Anti. Bisa jadi pula ukhti memandang prosedur seperti ini kurang tepat. Tapi, ukh sendiri mungkin tahu bagaimana fisik murobbiku saat ini. Astagfirullah, bukan maksud saya memandang lemah semangat beliau karena fisik. Tapi kecelakaan lalu-lintas yang dialami beliau sebulan lalu menyebabkan saya tidak tega untuk meminta pertolongannya saat ini. Sedangkan saya butuh keputusan segera karena alhamdulillah saya mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studi ke luar negeri dalam tahun ini. Ukhti teman lama yang sudah saya kenal, jadi kepada ukhtilah saya percaya dan berani meminta bantuan.”

Akhi…ya saya bisa memahami apa yang akhi rasakan. Tapi bukan karena keberatan memberi bantuan. Bukan pula karena ketidakpercayaan saya pada akhi. Ada hal lain yang sulit dimengerti. Entah kenapa akhir-akhir ini perasaanku ada yang berbeda. Ya Allah…, kenapa hati ini senantiasa bergetar ketika mendengar namanya. Bukankah selayaknya getaran ini muncul ketika mendengar nama-Mu?

Ku simpan kembali secarik kertas yang memberi bekas di hatiku. Ada luka. Kenapa bukan kepadaku, kenapa malah minta bantuanku? Ingin rasanya aku berikan secarik kertas tersebut pada murobiyahku. Angan melayang membayangkan indahnya tawaran murobiyah untukku. Sungguh…kan kuterima tanpa syarat!. Astaghfirullah…ada apa ini?

Sudah seminggu surat tersebut mengendap di kamarku. Hampir setiap saat kubaca tapi tak pernah sanggup ku jawab. Keegoisanku tetap bertahan. Aku tak rela jika mutiara hati yang telah lama bersemi ku tawarkan pada orang lain. Sungguh aku ingin memilikinya sendiri. Hanya untukku.

Surat kedua ? Hatiku berdegup keras menerima surat ini. Perlahan ku buka dan ku baca.

“Puji syukur saya panjatkan pada Ilahi Robbi. Ukhti, setelah beberapa lama berfikir keras, akhirnya ada satu penyesalan. Sungguh penyesalan yang sangat besar. Afwan, semoga ukhti belum mendapatkan bidadari yang ku inginkan. Saya cabut kembali permintaan surat pertama. Sungguh saya minta maaf. Mohon Ukh tidak marah atau kecewa atas kelancangan surat tersebut.”

Akhi, tak ada sedikitpun kemarahanku padamu. Ia hanyalah harapan yang kian padam. Perisai-perisai diri ini semakin pecah karena resah akan lepasnya sang panah. Panah yang ku harap tertancap pada diriku. Tepat di atas ulu hatiku yang telah lama memendam rindu. Rindu untuk bersatu yang tak pernah berani ku tawarkan padamu. Bukanlah engkau yang bersalah, tetapi akulah yang terlalu egois mengutamakan perasaanku.

***


“Nisa, kenapa sih akhir-akhir ini kami kelihatan tidak fokus?“ Anis teman liqoku tiba-tiba bertanya heran, „kamu banyak melamun akhir-akhir ini!“

“Mmm…eh tidak, tidak apa-apa.“ Jawabku pelan.

“Nisa sayang, kita sudah lama berteman. Hmm, nyaris lima tahun semenjak masuk kuliah dulu. Di majelis kholaqoh ini pula kita disatukan. Kasih sayang Allah telah menjadikan kita sudah seperti saudara. Jadi jika ada masalah, seandainya itu baik buat kamu, saya siap menjadi tempat curahan segenap isi hatimu!”.

Deras air mengalir dalam kegundahan hatiku. Tak terbendung dalam diriku sehingga menetes keluar di antara kedua mataku. Aku menunduk tak berdaya.

“Jika itu berat buat ukhti, marilah kita pikul sama-sama beban itu!“ satu ketegasan tawaran terlontar lagi di mulut sahabatku. Sungguh iman telah menjadikan kita seperti saudara, “Silahkan ukh, saya siap menjadi pendengar yang baik!“

“Anis, beban berat ini tak pantas disandang oleh orang lain karena ini hanyalah penyakit hati. Sungguh malu saya ini tatkala orang lain disibukkan dengan perjuangan-perjuangan dakwah, sedang aku memikirkan hal-hal yang rendah!“

“Sayang, sekecil atau sebesar apapun masalah, semuanya bisa merusak jalan dakwah jika tidak dianggap sebagai bagian dari dakwah!“ tatapan tajam Nisa menusuk ulu hatiku.

“Sampaikanlah apa masalahmu, jika malu anggaplah aku ini cermin sehingga engkau merasa bebas mencurahkan isi hatimu, bukankan kamu bilang kalau kamu suka berbicara sendiri di depan cermin?“

“Jazakillah ukh, rahmat Allah semoga senantiasa menyertaimu!“ Jawabku.

Seraya menatap lembaran mushaf di depan kami, akhirnya aku ceritakan keadaan yang menimpaku saat ini. Anis hanya terdiam dan kadang-kadang mengangguk-angguk sambil mengusap-usap punggungku sehingga membuatku nyaman untuk bercerita.

***
Dua minggu telah berlalu. Hari ini kami mengadakan pengajian gabungan. Alhamdulillah, ini biasanya momen yang paling aku tunggu karena saya bisa bertemu dengan rekan-rekan pengajian lainnya. Biasanya dalam pengajian tersebut, posisi duduk teman satu kelompok liqo’ dipisahkan dengan alasan supaya kami lebih berbaur dengan kelompok lain.

Pengajian gabungan kali ini diisi oleh murobbiyahku sendiri, Teh Nizma. Ada hal yang lebih menarik dari pengajian gabungan kali ini, yaitu tema yang diangkat adalah „Menjadi Bidadari“. Entah kenapa setiap ada tema yang berkaitan dengan materi merah jambu, semua akhwat selalu antusias mengikutinya. Mungkin memang sudah masanya.

Sebagai sosok murobbiyah yang sekaligus ibu rumah tangga, dalam penyampaian materi ini Teh Nizma terlihat terampil sekali. Alur materi mengalir lancar dan mudah dimengerti. Kadang diselingi canda yang membuat kami semakin antusias mendengarkannya.

Seperti biasa setelah selesai materi, sesi berikutnya adalah tanya jawab. Banyak sekali yang mengajukan pertanyaan. Dari sekian banyak pertanyaan tersebut, ada satu pertanyaan yang menggelitik pikiranku.

“Teh, hehe…afwan, kadang ada keinginan dalam diri saya untuk menawarkan diri agar dinikahi kepada ikhwan yang benar-benar saya cintai. Apakah hal ini merupakan perbuatan yang tercela mengingat kita berposisi sebagai seorang wanita?” tanya penanya tersebut penuh percaya diri. Kontan saja pertanyaan ini membuat peserta lainnya saling melirik dan tersenyum simpul penuh makna. Ada juga yang mengangguk-angguk tanpa sadar seolah-olah dirinyalah yang bertanya. Aku pun memberikan reaksi berbeda. Bingung dan malu. Entah kenapa aku merasakan bahwa akulah sang penanya yang sebenarnya.

***
“Hmm…silahkan cari, adakah hukum yang melarang seorang akhwat untuk nembak duluan?“ Mba Nizma balik bertanya.

“Eh…hmm…ya…nggak ada sih, atau…eh nggak tahu deh Mbak, hehe!“ Jawab si penanya kelihatan gugup.

Kutengok sosok penanya tersebut. Ya ampun, ternyata Anis yang menanyakan hal itu. Kenapa sosok pendiam itu berani bertanya hal seperti itu? Apa dia memang punya niat demikian, atau…entahlah.

“Adekku sekalian, jika penawaran diri seorang wanita untuk dinikahi oleh laki-laki yang soleh merupakan suatu kehinaan, maka tidak akan pernah ada penawaran diri dari seorang Ummahatul Mukminin, Siti Khadijah, untuk dinikahi oleh Rasulullah SAW melalui perantaranya saat itu. Bukankah dia ini sosok wanita yang mulia? Atau kita menganggap diri kita lebih mulia dari wanita ahli jannah seperti beliau?“ tegas sekali Mba Nizma menjawab pertanyaan tersebut.

“Kita tengok kisah lain, Maimunah Binti Harits. Dia datang menemui Nabi SAW, masuk Islam dan meminta agar Rasullullah menikahinya. Akibatnya, banyaklah orang Makkah merasa terdorong untuk merima Islam dan nabi SAW. Bukankah itu juga merupakan tindakan yang cerdas dan mulia? Padahal saat itu usia beliau adalah 36 tahun sedangkan Rasulullah 60 tahun!”

Semua peserta kelihatan manggut-manggut tanda setuju.

“Jika ada diantara adek-adek yang malu melakukannya sendiri, insya Allah, teteh siap menampungnya!“ canda Teh Nizma sambil tersenyum penuh makna, “atau jika malu sama teteh, silahkan minta pada orang tuanya masing-masing untuk dijodohkan sama orang yang didambakan. Insya Allah, orang tua pun tidak akan pernah hina jika dia menawarkan putrinya sendiri kepada seorang laki-laki yang sholeh. Bukankah Umar Bin Khattab melakukan hal yang sama untuk putrinya, Hafsah, sehingga putri beliau menjadi seorang istri bagi baginda yang mulai Rasulullah SAW.“

Tatapan Teh Nizma berputar ke seluruh peserta.

“Selama prosedur penawarnya dilakukan dengan baik dan tata cara yang benar, tentu saja tidak ada larangan sama sekali untuk melakukan hal itu.“

Situasi mendadak hening. Semuanya terlihat merenung. Hanya senyum simpul yang semakin mengembang yang nampak di wajah Teh Nizma.

Entah kenapa, tiba-tiba saja dalam diriku muncul tekad yang kuat untuk mengutarakan permasalahanku pada Teh Nizma. Sungguh, aku ingin menawarkan diriku pada seorang Bidadara pujangga hatiku. Aku tidak akan pernah merasa malu. Ini lebih baik daripada aku menyesal seumur hidupku.

Setelah pengajian berakhir, kucoba untuk menghampiri Teh Nizma yang saat itu masih dikerubuti oleh teman-teman yang masih memberikan pertanyaan tambahan. Ada kecemburuan di hatiku melihat keberanian dan keterbukaan teman-teman terhadap murobbiyah pribadiku. Seandainya itu aku, sahutku pelan sambil melamun.

***
“Nisa, tolong jangan pulang dulu ya sebentar, saya ada perlu!“ teriak Mba Nizma agak keras memotong lamunanku.

“Oh….iya Mba!” jawabku setengah berteriak juga karena saat itu situasinya masih agak rebut oleh teman-teman yang salam-salaman sebelum pulang.

Akhirnya, tinggal kami berdua yang masih berada di Masjid ini. Dengan sedikit keraguan, aku pun mulai membuka pembicaraan sama Teh Nizma.

“Afwan Teh, …sebenarnya saya juga ada perlu sama teteh. Begini,…eh tapi silahkan teteh saja dulu!“

“Loh, kenapa? Silahkan Nisa aja dulu!“

“Ah engga deh, silahkan teteh dulu!“

“Baiklah kalau begitu, Nisa, di antara anak binaan teteh, masih ada dua orang yang belum menikah, hanya kamu dan Anis!“

Deg, jantungku berdegup keras mendengar kata-kata ini.

“Kalau Anis sebenarnya sudah beberapa bulan yang lalu menyatakan diri siap untuk menikah. Bahkan katanya dengan siapapun asal laki-lakinya sholeh, dia siap untuk menjadi pendamping hidupnya. Yah bisa dimengerti sih kondisi dia. Dia anak paling besar di keluarganya. Sementara dua adiknya yang perempuan sudah menikah. Jadi mungkin kriteria yang benar-benar ditonjolkannya adalah kesholehan laki-laki calonnya. Tapi, insya Allah, tentu saja teteh tidak akan mengabaikan hal-hal lainnya.“

Aku hanya manggut-manggut mendengar penjelasan murobbiyahku itu.

“Nah teteh sama sekali bukan bermaksud mendesak kamu. Sungguh teteh hanya ingin mengetahui sikap kamu mengenai hal ini.“ Lanjut Teh Nizma.

“Enggak apa-apa kok teh. Insya Allah, saya mengerti kondisi ini.“

***
“Begini, sebenarnya teteh mendapatkan seorang calon suami yang insya Allah kita sama-sama mengetahui bagaimana perjuangan beliau dalam dakwah ini. Sosok laki-laki yang mampu berprestasi di kampusnya walau dirinya benar-benar disibukkan dalam aktifitas dakwah.“ Terang Teh Nizma. Aku pun hanya terdiam menjadi pendengar yang baik sambil menebak-nebak sosok yang dimaksud.

“Sebenarnya sosok laki-laki tersebut sudah ditawarkan ke Anis tiga minggu yang lalu. Saat itu dia bilang akan mempertimbangkannya dan minta waktu selama satu minggu. Tapi dari sorot matanya terlihat ada binar-binar kegembiraan yang luar biasa. Namun entah kenapa satu minggu kemudian tiba-tiba saja dia menolaknya. Nah, sekarang tinggal Nisa anak binaan teteh yang belum nikah. Jika tidak bersedia, saya akan coba berinteraksi dengan murobbiyah yang lain, bagaimana?”

Aku berfikir keras mendengar tawaran tersebut. Sebenarnya aku sendiri saat ini tidak mau ditawari oleh orang lain. Bahkan oleh murobbiyah atau orang tuaku sendiri. Sungguh hatiku saat ini tidak bisa menerima ikhwan lain selain teman lamaku. Si penulis surat yang tak pernah mampu ku jawab. Dialah yang senantiasa mengisi ruang hatiku.

“Bagaimana ukh, kalau berminat, saya akan menunjukan biodata berikut foto dari yang bersangkutan sekarang?“ tanya Teh Nizma.

“Mmm…sebenarnya begini, afwan…saya sudah…eh, nggak, …” aku benar-benar kebingungan untuk menyampaikan hal itu.

“Baik, kalau belum siap juga tidak apa-apa kok.” Senyuman tersungging di bibir Teh Nizma.

“Eh maksud saya begini teh. Boleh nggak saya melihat biodatanya sekarang?” tanyaku konyol.

“Wah, Anis ini gimana sih, kan tadi teteh juga bilang memang mau diberikan sekarang, aneh juga ya!” Jawabah Teh Nizma yang membuatku semakin gugup.

Satu lembar amplop putih dikeluarkan dari tas hitam Teh Nizma. Dia serahkan amplop tersebut disertai dengan tatapannya yang tajam ke arahku. Dengan tangan bergetar, kuterima amplop itu.

“Silahkan mau dibuka di sini atau di rumah juga tidak apa-apa!”

***
“Eh nggak teh, di sini saja.” Jawabku. Sengaja aku tidak ingin menundanya karena saat ini juga keinginanku begitu menggebu untuk memberitahukan calon pilihanku sendiri.

Tanganku semakin bergetar ketika perlahan amplop tersebut kubuka. Kebetulan yang kubaca adalan baris terakhir dari tulisan pemberi amplop.

Pasangan yang diinginkan adalah sesosok calon bidadari yang akan menghantarkan dan menyertaiku hingga jannah-Nya.

Sebelum sempat kubaca bagian-bagian lainnya, tiba-tiba ada satu lembar foto yang jatuh tepat dipangkuanku.

Ya Rabb! subhanallah…! Sungguh tiada kata-kata yang keluar saat itu kecuali pujian agung atas-Mu. Foto tersebut adalah sosok yang ku impikan selama ini.

“Bagaimana Ukh?” Tanya Teh Rizma.

Aku tidak mampu menjawab. Hanya uraian air mata syukur yang kian deras mengalir.

“Ingat loh Ukh, diamnya seorang gadis itu tanda setuju!” Teh Nizma semakin menggodaku,

”Sebenarnya ikhwan yang bersangkutan sudah mengetahui seminggu yang lalu mengenai siapa calon akhwat yang akan menerima amplop ini. Ketika itu, tanpa kami duga, ikhwan tersebut langsung bersujud sambil menangis dia berdoa pelan. Sepertinya dia sangat berharap tuh!“

Aku semakin memaku. Diam dalam uraian air mata. Perlahan ku buka bagian atas biodata tersebut. Di sana tertulis suatu harapan dan tawaran;

Sepenggal khitbah buat akhwatfillah

Rabb!!..Aku langsung tersujud. Rasa syukur ini begitu membucah. Sehingga tak cukup rasanya bibir ini memuji-Mu. Di tempat suci ini, aku bersujud pada-Mu sebagai rasa syukur atas nikmat yang tiada pernah mampu kami ukur.

“Robbi auzi’nii an asykura ni’matakallatii an’amta ´alayya wa’alaa waa lidayya wa an-a’mala shaalihan tardhaahu wa adkhilnii birohmatika fii ´ibaadikashshaalihiin, amin.”

Ditulis oleh Yudhie andriyana dengan editan judul dan kata seperlunya.
Sumber: oaseimani.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Memilih Pasangan Hidup

"Guru ... saya ingin bertanya bagaimana cara menemukan pasangan hidup ? Bisakah membantu saya?"tanya seorang murid kepada gurunya di suatu ketika.
Gurunya diam sesaat kemudian menjawab ..." Itu pertanyaan yang gampang - gampang susah "
Pemuda itu di buat bingung oleh jawaban gurunya
" Begini ... coba kamu lihat ke depan, banyak sekali rumput disana ... coba kamu berjalan kesana
tapi jangan berjalan mundur, tetap berjalan lurus ke depan, ketika berjalan coba kamu temukan sehelai rumput yang paling indah kemudian berikan kepada saya .. tapi hanya sehelai rumput "Pinta Sang guru kepada murid.
Pemuda itu berjalan menyusuri padang rumput yang luas. Dalam perjalanan itu dia menemukan sehelai rumput yang indah namun tidak di ambilnya karena dia berfikir akan menemukan yang lebih indah. dan tanpa pemuda itu sadari, ia telah sampai di akhir padang rumput. Pada akhirnya dia mengambil sehelai rumput yang paling indah yang ada di sekitarnya kemudian kembali ke gurunya
"Ini Guru" Ucap pemuda itu sambil menyodorkan sehelai rumput yang ia ambil
"Saya tidak melihat ada yang spesial pada rumput yang ada di tanganmu " kata Sang guru
"Dalam perjalanan saya menyusuri padang rumput tadi, saya menemukan beberapa helai rumput yang indah, namun saya berfikir saya akan menemukan yang lebih indah dalam perjalanan saya. Tetapi tanpa saya sadari saya telah berada di akhir padang rumput dan kemudian saya mengambil sehelai rumput yang paling indah yang ada di akhir padang rumput itu karena guru melarang saya untuk kembali."jelas pemuda itu pada gurunya.
Guru menjawab dengan tersenyum " Itulah yang terjadi di kehidupan nyata "
* Rumput andaikan orang - orang yang ada di sekitarmu
* Rumput yang indah bagaikan orang yang menarik perhatianmu
* Padang rumput bagaikan waktu
 
"Dalam mencari pasangan hidup, jangan selalu membandingkan dan berharap bahwa ada yang lebih baik. Karena dengan melakukan itu ... kamu telah membuang buang waktu ... dan ingat Waktu Tidak Pernah Kembali "

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Cara mudah meningkatkan traffic Blog

Ada beberapa Cara Mudah Meningkatkan Traffic Blog secara gratis salah satunya jadilah member di Fweb Traffic, menurut saya sih bagus , paling tidak ini dilihat dari sistem yang diterapkannya karena setiap member baru terpaksa harus berkunjung ke blog para member lama untuk mengambil kode yang diberikan. Sehingga designernya berani mempromosikan cara ini dengan 1 Milion Visitors Free and Real seperti tampak pada banner dibawah ini

Saya angkat 2 jempol untuk perancangnya.. Terbukti cara ini sekarang sedang banyak digandrungi.. dan tak ada salahnya untuk dicoba.. mumpung gratis, kalau dilihat peminatnya yang begitu banyak siapa tahu adminnya berubah pikiran jadi berbayar. .. Yoo .. kita sama-sama mencobanya :

Inilah Cara Mudah Meningkatkan Traffic Blog ,langkahnya :

1. Silahkan click situsnya Get 1 Million Hits Visitors, FREE!
2. Scroll terus kebawah sampai pada format Sign Up Now For Free
3. Klik link yang ada disana secara berurutan dari 1 s/d 6 untuk mendapatkan code ads nya , kemudian tunggu sebentar sampai kodenya muncul.
4. Jika kodenya sudah muncul, misalnya AD CODE #1: 61484 , nah kode yg 61484 di copy dan simpan di format berikutnya seperti form dibawah ini, awas harus sesuai jika kode untuk no.1 maka simpan juga di kotak code for ad 1, begitu seterusnya .
5. Sebelum diteruskan mumpung masih berada diblog pemberi kode tersebut. ada baiknya kita berkomentar disana sebagai info bahwa kita sudah ikutan sistem ini.
6. Setelah semua kode dimasukan , baru mengisi data yang diminta, seperti Nama, Email, Text untuk Iklan, Website Url dan password. Setelah itu baru klik SUBMIT ..
7. Buka email untuk verifikasi dan klik link yang diberikan.
8. Nanti akan ada kata2 Congratulations! kemudian klik here pada You can login to your new members area here.
9. Buka Email lagi untuk mengambil user id , password dan link url yang bisa digunakan untuk promosi dan login ke member area (simpan user id dan passwordnya , karena nanti mungkin kita gunakan lagi)
10. Login ke member area lihat linknya sudah ada disana .. disini juga bisa merubah teks iklan , melihat down line serta mengambil kode marketing tools seperti code banner dan text link
11. Selanjutnya terserah anda… tinggal promosi saja , seperti pasang banner atau text link , karena semakin banyak yang daftar melalui link kita tentu semakin banyak pula visitornya kan gitu …
12. Akan lebih baik lagi jika anda juga membuat postingan tentang ini atau copas postingan ini tinggal ganti linknya saja
13. Selain cara ini bisa juga melalui Tukar Link Dahsyat Berkualitas
14. Selamat mencoba.. Cara mudah Meningkatkan Traffic Blog .

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Nasehat Untuk Suami Istri

Nasehat untuk Seorang Suami

Pernikahan atau perkawinan
Menyikap tabir rahasia
Istri yang kamu nikahi tidaklah semulia Khatijah
Tidaklah setaqwa Aisyah
Pun tidaklah setabah Fatimah
Istrimu hanyalah perempuan akhir zaman
Yang punya cita-cita menjadi salehah

Pernikahan atau perkawinan
Mengajari kita kewajiban bersama
Istri menjadi tanah, engkaulah langit penaungnya
Istri kiasan ternak, engkau gembalanya
Istri bak murid, engkaulah sang mursyid
Istri bagai anak kecil, engkaulah tempatnya bermanja
Saat istri menjadi madu, teguklah ia sepuasnya
Seketika istri menjadi racun, engkaulah penawar bisanya
Seandainya istri adalah tulang yang bengkok
Berhati-hatilah meluruskannya

Pernikahan atau perkawinan
Menginsyafkan kita perlunya iman dan taqwa
Untuk belajar meniti sabar dan ridha Allah Taála
Karena memiliki istri tak sehebat mana,
Justru kamu akan tersentak dari alpa
Kamu bukanlah Rasulullah, pun bukanlah
sayyidina Ali Karramallahu wajhah
Cuma lelaki akhir zaman
Yang berusaha menjadi shaleh


Nasehat untuk Seorang Istri

Pernikahan atau perkawinan
Menyikap tabir rahasia
Suami yang menikahi kamu
Tidaklah semulia Muhammad
Tidaklah setaqwa Ibrahim, ataupun segagah Musa
Apalagi setampan Yusuf
Suamimu hanyalah lelaki akhir zaman
Yang punya cita-cita membangun keturunan yang shaleh

Pernikahan atau perkawinan
Mengajari kita kewajiban bersama
Suami menjadi pelindung, kamu penghuninya
Suami adalah nahkoda, kamu navigatornya
Suami bak balita yang nakal, kamu penuntun kenakalannya
Saat suami menjadi raja, kamu nikmati anggur singgasananya
Seketika suami menjadi bisa, kamulah penawar obatnya
Seandainya suami masinis yang lancang
Sabarlah mengingatkannya

Pernikahan atau perkawinan
Mengajarkan kita perlunya iman dan taqwa
Untuk belajar meniti sabar dan ridha Allah Taála
Karena memiliki suami tak segagah mana,
Justru kamu akan tersentak dari alpa
Kamu bukanlah Khadijah yang begitu sempurna dalam menjaganya
Pun bukanlah Hajar yuang begitu setia
Dalam sengsara,
Cuma perempuan akhir zaman
yang berusaha shalehah

Disadur dari buku keakhwatan 3-Cahyadi takariyawan)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Jika Engkau Cinta

Katakanlah: ‘ inilah jalanku, aku mengajak kalian
kepada Allah dengan bashiroh, aku dan
pengikut-pengikutku -mahasuci Allah, dan aku bukan
termasuk orang-orang yang musyrik

Jalan dakwah panjang terbentang jauh ke depan
Duri dan batu terjal selalu mengganjal, lurah dan bukit menghadang
Ujungnya bukan di usia, bukan pula di dunia
Tetapi Cahaya Maha Cahaya, Syurga dan Ridho Allah
Cinta adalah sumbernya, hati dan jiwa adalah rumahnya
Pergilah ke hati-hati manusia ajaklah ke jalan Rabbmu
Nikmati perjalanannya, berdiskusilah dengan bahasa bijaksana
Dan jika seseorang mendapat hidayah karenamu
Itu lebih baik dari dunia dan segala isinya…
Pergilah ke hati-hati manusia, ajaklah ke jalan Rabbmu

Jika engkau cinta maka dakwah adalah faham
Mengerti tentang Islam, Risalah anbiya dan warisan ulama
Hendaknya engkau fanatik dan bangga dengannya
Seperti Mughiroh bin Syu’bah di hadapan Rustum,
Panglima Kisra

Jika engkau cinta maka dakwah adalah ikhlas
Menghiasi hati, memotivasi jiwa untuk berkarya
Seperti kata Abul Anbiya, “Sesungguhnya shalatku,
Ibadahku, hidupku, dan matiku semata bagi Rabb semesta”
Berikan hatimu untuk Dia, katakana “Allah Ghayatuna”

JIka engkau cinta maka dakwah adalah amal
Membangun kejayaan ummat kapan saja dimana saja kamu berada
Yang bernilai adalah kerja bukan semata ilmu apalagi lamunan
Sasarannya adalah perbaikan dan perubahan, al ishlah wa taghyir
Dari diri pribadi, keluarga, masyarakat hingga Negara
Bangun aktivitas secara tertib tuk mencapai kejayaan

Jika engkau cinta maka dakwah adalah jihad
Sungguh-sungguh di medan perjuangan melawan kebatilan
Tinggikan kalimat Allah rendahkan ocehan syaitan durjana
Kerja keras tak kenal lelah adalah rumusnya
Tinggalkan kemalasan, lamban, dan berpangku tangan

Jika engkau cinta maka dakwah adalah taat
Kepada Allah & Rasul, Al-Qur’an & Sunahnya
Serta orang-orang bertaqwa yang tertata
Taat adalah wujud syukurmu kepada hidayah Allah
Karenanya nikmat akan bertambah melimpah penuh berkah

Jika engkau cinta maka dakwah adalah tadhhiyah
Bukti kesetiaan dan kesiapan memberi, pantang meminta
Bersedialah banyak kehilangan dengan sedikit menerima
Karena di sisi Allah lebih mulia, sedang di sisimu fana belaka
Sedangkan tiap tetes keringat berpahala lipat ganda

Jika engkau cinta maka dakwah adalah tsabat
Hati dan jiwa yang tegar walau banyak rintangan
Buah dari sabar meniti jalan, teguh dalam barisan
Istiqomah dalam perjuangan dengan kaki tak tergoyahkan
Berjalan lempang jauh dari penyimpangan

Jika engkau cinta maka dakwah adalah tajarrud
Ikhlas di setiap langkah menggapai satu tujuan
Padukan seluruh potensimu libatkan dalam jalan ini,
Engkau da’i sebelum apapun adanya engkau
Dakwah tugas utamamu sedang lainnya hanya selingan

Jika engkau cinta maka dakwah adalah tsiqoh
Kepercayaan yang dilandasi iman suci penuh keyakinan
Kepada Allah, Rasul, Islam, Qiyadah dan junudnya
Hilangkan keraguan dan pastikan kejujurannya…
Karena inilah kafilah kebenaran yang penuh berkah

Jika engkau cinta maka dakwah adalah ukhuwah
Lekatnya ikatan hati berjalin dalam nilai-nilai persaudaraan
Bersaudaralah dengan muslimin sedunia, utamanya mukmin mujahidin
Lapang dada merupakan syarat terendahnya, itsar bentuk tertingginya
Dan Allah yang mengetahui menghimpun hati-hati para da’I dalam cintaNya
Berjumpa karena taat kepadaNya
Melebur satu dalam dakwah ke jalan Allah
Saling berjanji untuk menolong syariatNya

(Aus Hidayat Nur)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS