Mari kita bicara tentang orang-orang patah hati. Atau kasihnya tak sampai. Atau cintanya tertolak. Seperti Sayap-Sayap Gibran yang Patah. Atau kisah Zainuddin dan Hayati yang kandas ketika kapal Vanderwicjk tenggelam. Atau cinta Qais dan Laila yang membuat mereka ’majnun’, lalu mati. Atau, jangan-jangan ini juga cerita tentang cintamu sendiri, yang kandas dihempas takdir, atau layu tak berbalas.
 
Itu cerita cinta yang digali dari mata air air mata. Dunia tidak merah jambu di sana. Hanya ada Qais yang telah majnun dan meratap di tengah gurun kenestapaan sembari memanggil burung-burung:
O burung, adakah yang mau meminjamkan sayap
Aku ingin terbang menjemput sang kekasih hati.
Mari kita ikut berbela sungkawa untuk mereka. Mereka orang-orang baik yang perlu dikasihani. Atau jika mereka adalah kamu sendiri, maka terimalah ucapan belasungkawaku, dan belajarlah mengasihani dirimu sendiri.
 
Di alam jiwa, sayap cinta itu sesungguhnya tak pernah patah. Kasih selalu sampai di sana. “Apabila ada cinta di hati yang satu, pastilah ada cinta di hati yang lain,” kata Rumi, “sebab tangan yang satu takkan bisa bertepuk tanpa tangan yang lain.” Mungkin Rumi bercerita tentang apa yang seharusnya. Sementara kita menyaksikan fakta lain.
Kalau cinta berawal dan berakhir pada Allah, maka cinta pada yang lain hanya upaya menunjukkan cinta pada-Nya, pengejewantahan ibadah hati yang paling hakiki: selamanya memberi yang bisa kita berikan, selamanya membahagiakan orang-orang yang kita cintai. Dalam makna memberi itu kita pada posisi kuat: kita tak perlu kecewa atau terhina dengan penolakan, atau lemah dan melankolik saat kasih kandas karena takdir-Nya. Sebab di sini kita justru melakukan pekerjaan besar dan agung: mencintai.
 
Ketika kasih tak sampai, atau uluran tangan cinta tertolak, yang terjadi sesungguhnya hanyalah “kesempatan memberi” yang lewat. Hanya itu. Setiap saat kesempatan semacam itu dapat terulang. Selama kita memiliki “sesuatu” yang dapat kita berikan, maka persoalan penolakan atau ketidaksampaian jadi tidak relevan. Ini hanya murni masalah waktu. Para pencinta sejati selamanya hanya bertanya: “apakah yang akan kuberikan?” Tentang kepada “siapa” sesuatu itu diberikan, itu menjadi sekunder.
 
Jadi, kita hanyalah patah atau hancur karena kita lemah. Kita lemah karena posisi jiwa kita salah. Seperti ini: kita mencintai seseorang, lalu kita menggantungkan harapan kebahagiaan hidup dengan hidup bersamanya! Maka ketika dia menolak hidup bersama, itu lantas menjadi sumber kesengsaraan. Kita menderita bukan karena kita mencintai. Tapi karena kita menggantungkan sumber kebahagiaan kita pada kenyataan bahwa orang lain mencintai kita.

Oleh; ust. Anis Matta
Sebuah berita pembunuhan sadis di Binjai membuat saya merasa harus menulis artikel ini.
Untuk yang belum tahu, mungkin saya akan sedikit mengulas kembali.

Baru-baru ini marak diberitakan tentang 4 korban pembunuhan dalam sebuah rumah di Binjai.
Korbannya adalah Engky alias Atu (65 tahun) meninggal di kamar belakang, serta menantunya Ceny alias Ain (27) serta dua anaknya bernama Kefin (5) dan Keren (3), meninggal di ruang depan. Mereka ditemukan tewas bersimbah darah.
Kematian mereka pun diketahui setelah beberapa hari terbunuh karena ada tetangga yang curiga mereka tidak pernah kelihatan keluar rumah, sehingga jasad ditemukan dalam keadaan mulai membusuk.

Awalnya polisi menduga ini adalah balas dendam (karena kejam) atau tindakan dari orang yang mereka kenal karena tidak ditemukan adanya buka paksa pintu.
Akan tetapi setelah pembunuhnya tertangkap, ternyata motif pembunuhan sangatlah sederhana. Panik.

Ya, setelah diusut ternyata pembunuhan terjadi karena ada pencuri yang kepergok ketika berniat melakukan aksinya. Kabarnya, sang ibu berteriak maling. Lalu sang pencuri panik (sepertinya pintu masih dalam keadaan tidak terkunci) lalu masuk dan membunuh ibu dan kedua anaknya yang sedang berada di ruang tamu untuk menghilangkan saksi.
Lalu karena ada kakek di ruang belakang ia juga dibunuh untuk memastikan tidak ada saksi.
Setelah itu ia mencuri.
Tahukah Anda apa yang dicuri?
Dua pompa air dan telepon genggam.
Bayangkan 4 nyawa melayang hanya untuk barang curian yang nilainya tidak seberapa.

Lalu apa yang ingin saya sampaikan dalam tulisan ini.
Langkah menghindari kriminalistas terutama terhadap anak-anak.

Pertama, di luar sana ada yang namanya penjahat.
Jadi jangan pernah merasa bahwa kita pasti aman dari kejahatan, kemungkinan selalu ada.
Jadi kita harus meminimalisir segala kemungkinannya.

Kedua, yang namanya tindakan sadis tidak perlu dilakukan oleh penjahat kaliber.
Remaja yang panik, mantan karyawan yang kecewa, mantan pacar yang merasa dipermalukan, sahabat yang dikecewakan, bisa tiba-tiba bertindak sadis, terutama ketika panik atau sangat sakit hati.
Peristiwa binjai terjadi karena panik, dan justru biasanya penjahat amatir yang panikan.
Jadi berhati-hatilah jika tindakan kita berdampak menyakiti hati orang.
Hanya butuh beberapa detik untuk mengubah orang baik menjadi sadis.
Karena hati mudah berbalik.

Ketiga, anak-anak atau seseorang yang sangat bernilai bagi Anda, bagi orang lain apalagi bagi penjahat bisa tidak ada nilainya. Karena itu harus Anda yang menjaganya sepenuh hati, sebaik mungkin.
Anak yang sangat Anda cintai dengan segala apa yang Anda miliki, mungkin bagi penjahat hanya bernilai sebuah handphone atau beberapa ratus ribu.
Pada peristiwa di Binjai, sang ayah tidak di tempat karena sedang mencari nafkah membanting tulang jauh-jauh ke Kamboja untuk anak dan istrinya, tetapi dengan darah dingin keluarganya dibunuh penjahat hanya untuk pompa air dan handphone.
Sering kita dengar peristiwa anak kaya raya diculik dan dijual murah dalam human trafficking hanya karena penculik tidak mau beresiko meminta uang tebusan sekalipun mahal dan memilih menjual murah ke pedagang anak.

Keempat, kadang tanpa sadar orang tua, tanpa sadar, justru menjadi pemicu peristiwa yang mengakibatkan anak menjadi korban.
Akan saya ungkap satu contoh yang juga memilukan dari berita yang saya dengar beberapa tahun lalu.
Ada anak yang mengalami kerusakan otak parah akibat dipukuli preman. Usianya baru 7 tahun. Akibat pukulan preman tersebut anak itu cacat mental seumur hidup.
Tahukah kenapa anak itu dipukuli preman?
Ternyata peristiwa itu dipicu karena ayah dari anak tersebut pernah menegur sang preman karena mabuk di dalam mesjid.
Mungkin karena teguran itu kasar atau karena memang premannya brengsek, tapi tetap saja ini tidak mengubah fakta bahwa anak tersebut menjadi cacat akibat peneguran tersebut.
Sekalipun preman itu dihukum, itu tidak mengembalikan kesehatan anak.
Jadi sebagai orang tua kita harus berpikir berulang kali ketika bertindak.
Apakah ini akan membahayakan keselamatan anak atau aman-aman saja.

Saya pernah naik angkot bersama Putri Salsa yang waktu itu baru usia 6 tahunan.
Sang supir ngebut, sembrono dan ngerem mendadak.
Akibatnya satu ibu yang duduk di dekat pintu terlempar keluar. Untung ibu itu baik-baik saja.
Si supir bukannya minta maaf malah memarahi sang ibu yang dianggap tidak siaga.
"Gimana sih naik mobil, makanya pegangan!" dan diikuti kata kasar lainnya.
Saya bilang ke Salsa:
"Caca (panggilan Salsa waktu kecil), kalau ayah tidak lagi sama Caca, mungkin ini supir udah ayah tonjok!"
Salsa bertanya; "Kenapa?"
"Pertama dia ugal-ugalan, dan bukannya minta maaf tapi malah sumpah serapah ke ibu yang jatuh keluar dari mobil"
Lalu Salsa bertanya lagi; "Kenapa kalau ada Caca, ayah gak pukul aja!:
Saya menjawab;
"Kalau ayah sendiri, ayah peringati, kalau dia gak tahu diri mungkin ayah pukul, kalau dia ajak berkelahi ayah hadapi. Tapi kalau nanti banyak supir angkot datang dan kerubutin ayah walaupun dia yang salah, ayah gak mungkin bisa menghadapi kalau sambil jaga Caca.
Kalaupun ayah harus kabur, susah kalau sambil gendong Caca."
Anda boleh setuju atau tidak setuju dengan dialog saya dengan Salsa, tapi itu yang ada di kepala saya saat itu dan saya menahan diri karena saat itu saya memikirkan keselamatan Salsa,
bukan emosi saya saat itu.

Pernah juga saya naik taksi dan argonya argo kuda.
Saya yakin sang sipir main kotor dengan argonya.
Karena tahu akan ribut dengan sang supir sebab saya hanya mau membayar sesuai harga biasa dan mengabaikan argo, saya meminta taksi berhenti di tikungan dekat rumah bukan depan rumah. Kenapa?
Berjaga kalau akhirnya ribut berkepanjangan, sang supir tidak tahu rumah saya, jadi anak-anak terjaga. Untungnya saat itu sang supir malu hati karena ketahuan main curang.

Kalau Anda pesan taksi lewat telepon, dan supir menjemput Anda di rumah, sebaiknya berpikir panjang jika ingin komplain berat. Kenapa?
Bayangkan kalau Anda komplain berat dan sang supir akhirnya dipecat.
Ia punya waktu kosong karena nganggur, ia juga punya masalah keluarga karena tidak punya penghasilan, dan dia cuma ingat itu semua karena Anda yang melapor dan ia tahu rumah Anda.
Kalau sudah dipecat ia sudah tidak lagi terikat peraturan perusahaan dan jadi pribadi yang bebas termasuk menumpahkan dendam kepada yang melaporkan.

Intinya, jika ingin bertindak terutama berkaitan dengan konflik, pikirkan dampaknya bagi keselamatan Anda dan keluarga.
Ingat, kita tidak pernah tahu apa yang ada di hati orang.
Zamannya sudah makin gila.

Kelima:
Preventif maksimal (Pencegahan)
Untuk hal yang bersifat kriminalitas kita harus menerapkan prinsip Prepare for The Worse.
Saya teringat ketika nyambi bekerja di Jakarta Internasional School. Di sana setiap anak masuk mobil jembutan ada absennya, jika ada yang tidak jadi ikut ada juga laporannya. Jadi semua data terdata rapih, jadi sangat sulit ada peluang penculikan.
Itu namaya prapare for the worse.

Anda baru saja memecat supir pribadi yang tertangkap basah misalnya mencuri jam tangan.
Apa yang Anda katakan pada anak Anda yang masih kecil?
"Nak, Pak ini sudah tidak jadi supir kita. Jadi jangan mau ikut kalau dia jemput kamu di sekolah sekalipun dia bilang disuruh ayah atau bunda jemput kamu."
Anda baru memecat pegawai yang dekat tidak jujur dan kebetulan dekat dengan anak-anak.
"Nak, Pak ini sudah tidak bekerja dengan kita, jadi kalau dia ajak kamu kemana, harus konfirmasi dulu ke ayah atau bunda ya..."
Setidaknya Anda sudah berjaga-jaga.

Keenam
Jika Anda mempunyai pembantu, pastikan Anda memberi standar keamanan yang tinggi.
Misalnya;
"Mbak, saya tidak ada janji sama siapa-siapa jadi selama saya pergi jangan buka pintu untuk siapapun!!
"Kalau ada tamu yang datang, telepon saya dulu sebelum buka pintu, jangan pedulikan seberapa sering bel dipencet atau seberapa keras pintu diketuk!"


Ketujuh. Siapkan perangkat dukungan
Catat nomor kantor polisi terdekat. Jangan skeptis dengan service polisi, karena pada beberapa pengalaman, saya menemukan polisi cepat tanggap.
Pastikan punya nomor tetangga, karena pada keadaan genting di rumah ketika Anda di kejauhan, maka hanya tetangga yang bisa memberikan respon secara cepat.
Beri tahu juga nomor-nomor penting tersebut pada pasangan dan anak-anak.(Isa Alamsyah)
Sumber: http://www.isaalamsyah.com/2011/05/parenting-home-safety-menjaga-sikap.html
Dikisahkan Zaman Dahulu, Ada tiga orang pemuda yang sedang mengadakan perjalanan. Tiba-tiba mereka ditimpa oleh hujan, maka mereka berteduh di dalam sebuah gua. Celakanya tiba-tiba ada batu besar yang menggelinding menutupi gua tersebut, Maka salah satu mereka berkata kepada yang lain: "Demi Allah, tidak akan ada yang dapat menyelamatkan kita kecuali sifat IKHLAS kita, oleh karenanya, saya harap agar masing-masing kita berdoa kepada Allah dengan perantara amal sholeh yang kita kerjakan dengan penuh keikhlasan “.
Seorang dari mereka berdo'a: "Ya Allah, Engkau tahu bahwa dulu aku punya seorang pekerja yang bekerja padaku dengan imbalan 3 gantang padi. Tapi, tiba-tiba dia pergi dan tidak mengambil upahnya. Kemudian aku ambil padi tersebut lalu aku tanam dan dari hasilnya aku belikan seekor sapi. Suatu saat, dia datang kepadaku untuk menagih upahnya. Aku katakan padanya, 'Pergilah ke sapi-sapi itu dan bawalah dia'. Dia balik berkata, 'Upahku yang ada padamu hanyalah 3 gantang padi'. Maka aku jawab, 'Ambillah sapi-sapi itu, sebab sapi-sapi itu hasil dari padi yang tiga gantang dulu'. Akhirnya dia ambil juga. Ya Allah, bila Engkau tahu bahwa apa yang aku perbuat itu hanya karena mengharap ridhaMu, maka keluarkanlah kami (dari gua ini)." Tiba-tiba batu besar (yang menutupi gua itu) bergeser.
Seorang lagi berdo'a: "Ya Allah, Engkau tahu bahwa aku mempunyai bapak-ibu yang sudah renta. Setiap malam aku membawakan untuk keduanya susu dari kambingku. Suatu malam aku datang terlambat pada mereka. Aku datang kala mereka sudah tidur lelap. Saat itu, isteri dan anak-anakku berteriak kelaparan. Biasanya aku tidak memberi minum buat mereka sehingga kedua orang tuaku terlebih dahulu minum. Aku enggan membangunkan mereka, aku juga enggan meninggalkan mereka sementara mereka butuh minum susu tersebut. Maka, aku tunggu mereka (bangun) sampai fajar menyingsing. Ya Allah, bila Engkau tahu bahwa hal tersebut aku kerjakan hanya karena takut padaMu, maka keluarkanlah kami (dari gua ini). Tiba-tiba batu besar itu bergeser lagi.
Yang lain lagi juga berdo'a: "Ya Allah, Engkau tahu aku mempunyai saudari sepupu (puteri paman), dia adalah wanita yang paling aku cintai. Aku selalu menggoda dan membujuknya (berbuat zina) tapi dia menolak. Hingga akhirnya aku memberinya (pinjaman) 100 dinar. (Jelasnya), dia memohon uang pinjaman dariku (karena dia sangat membutuhkan dan terpaksa), maka (aku jadikan hal itu sebagai jalan untuk mendapatkan kehormatannya). Maka aku datang kepadanya membawa uang tersebut lalu aku berikan kepadanya, akhirnya dia pun memberiku kesempatan untuk menjamah dirinya. Ketika aku duduk di antara kedua kakinya, dia berkata, 'Bertakwalah engkau kepada Allah, janganlah engkau merusak cincin kecuali dengan haknya'. Maka dengan segera aku berdiri dan keluar meninggalkan uang 100 dinar itu (untuknya). Ya Allah, bila Engkau tahu bahwa apa yang aku kerjakan itu hanya karena aku takut kepadaMu, maka keluarkanlah kami (dari gua ini)". Tiba-tiba bergeserlah batu itu sekali lagi, dan Allah pun mengeluarkan mereka . (HR. Al-Bukhari dan Muslim )
Sedekah memang harus ikhlash, tapi sebenarnya untuk ikhlash itu tidak rumit, gimana sih ikhlas dalam sedekah itu ? selama kita mengharap imbalan atau balasan hanya dari Allah SWT saja, ya itulah ikhlas. Tidak mengharap imbalan dalam bentuk apapun dari orang atau lembaga yang kita sedekahin, kalo minta didoakan ? ya boleh-boleh saja, kan berdoanya juga kepada Allah, yang membalas juga Allah.
Jadi kalo sedekah lalu kita minta macem-macem sama Allah itu boleh bahkan wajib, lho kok wajib ? lha iya, kalo gak minta sama Allah lalu minta sama siapa ? lho sedekah kok minta balasan ? orang gak sedekah saja boleh meminta apalagi sudah sering sedekah ya sangat-sangat boleh meminta.
Meminta dan berharap kepada Allah itu kata lainnya adalah berdo’a, masa berdo’a dilarang ? berdo’a itu wajib, lho kok wajib ! ya kalo orang gak pernah berdo’a,gak pernah meminta dan gak pernah berharap sama Allah SWT, berarti dia gak butuh dong sama Allah, Nabi dan Rosul saja berdo’a dan meminta sama Allah, masa kita ‘gak ?
Cuma seringkali orang berdebat soal ikhlas tidak ikhlas, sampai-sampai gak jadi ibadah gak jadi sedekah, dalihnya “ daripada tidak ikhlas, kan sia-sia nanti “. Padahal sebenarnya selama masih ada iman di dada kita, amal apapun yang kita perbuat pasti unsur ikhlas itu otomatis menyertainya. Apa sih yang diharapkan dari orang beriman ketika beramal ? kan Cuma balasan dari Allah saja tho ? nah semudah itulah ikhlash.
Dalam hal sedekah, sebenarnya perdebatan soal ikhlas itu hanya berlaku bagi para pemula saja, bagi para ahli sedekah ikhlas itu sudah otomatis, para ahli sedekah sudah berusaha naik ke tingkatan berikutnya : seberapa sering dan seberapa banyak karena mereka sudah menikmati dahsyatnya sedekah.
Suatu hari ada seorang peminta-minta datang kepada orang yang suka berdebat tentang ikhlas…….
“ pak, tolong mohon sedekahnya, saya kelaparan “
“ ntar deh, sekarang hati saya belum ikhlas “
“ Waduh, tolonglah pak, saya sudah hampir sekarat nih !”
“ yah, gimana lagi, hati saya belum ikhlas, ntar sedekah saya jadi sia-sia dong ! “
Beginilah orang yang suka debat dalil soal ikhlas, nunggu lebaran monyet dulu gak action-action. Celakanya kalo si pengemis keburu mati lalu orang tadi juga mendadak mati sebelum sempat ibadah, belum sempat sedekah, nah lho gimana tuh.
Sahabat, Seperti Kisah dalam hadits diatas, betapa sedekah itu memiliki kekuatan yang sangat dahsyat untuk menggerakkan Tangan Allah membantu kita yang sedang terbelenggu dalam masalah yang sangat berat yang tidak mampu kita selesaikan dengan tenaga dan fikiran kita. So…. Tetaplah selalu bersedekah walau hanya baru bisa dari yang tersisa bersama Rumah Yatim Indonesia. 

Seorang kawan, dalam doa dan salamnya
Di berlalunya seperempat abad usiaku
kembali mengenangkanku sebuah kaidah
"Bencilah kesalahannya,
Tapi jangan kau benci orangnya."

Betulkah aku sudah mampu begitu
Pada saudaraku, pada keluargaku
Pada para kekasih yang kucinta?
Saat mereka terkhilaf dan disergap malu
Betulkah kemaafanku telah tertakdir
Mengiringi takdir kesalahan mereka?

Tapi itulah yang sednag kupanjatkan
Dalam tiap ukhuwah dan cinta
Dalam tiap ikatan yang Allah jadi saksinya

karena aku tahu, bahwa terhadap satu orang
Aku selalu mampu membenci luputnya
Tapi tetap cinta dan sayang pada pelakunya
Itulah sikapku selalu, pada diriku sendiri

Kucoba cerap lagi kekata Asy Syafi'i
"Aku mencintai orangg-orang shalih"
Begitu katanya, diiringi titik air mata
"Meski aku bukanlah bagian dari mereka
Dan aku membenci para pamaksiatNya
Meski aku tak berbeda dengan mereka
 

Ya..mungkin dia benar

Tapi dalam tiap ukhuwah dan cinta
Dalam tiap ikatan yang Allah jadi saksinya
Aku ingin meloncat ke hakikat yang lebih tinggi

Karena tiap orang beriman tetaplah rembulan
Memiliki sisi kelam,
Yang tak pernah ingin ditampakkannya pada siapapun
maka cukuplah bagiku
memandang sang bulan
Pada sisi cantik yang menghadap ke bumi

Tentu, tanpa kehilangan semangat
Untuk selalu berbagi dan sesekali merasai
gelapnya sesal dan hangatnya nasehat
sebagaimana sang rembulan
yang kadang harus menggerhanai matahari
Kita hidup du tengah-tengah khalayak
Yang selalu berbaik sangka...

Alangkah berbahanya
terlalu percaya pada baik sangka mereka
Membuat kita tak lagi jujur pada diri
Atau menginsyafi, bahwa kita tak seindah prasnagka itu

Tapi keinsyafan membuatkadang terfikir
Bersediakah mereka tetap jadi saudara
Saat tahu kita yang sebenarnya
Kadang tersa, bersediakah dia menjadi sahabat
Saat tahu hati kita tak tulus, penuh noda dan karat
Dan..bersediakah dia tetap mendampingi kita dalam dekapan ukhuwah
Ketika tahu bahwa iman kita berlubang-lubang

Inilah bedanya kita dengan Sang Nabi
Dia percaya, karena dia dikenal
Sebagai Al-Amin, orang yang terpercaya
Sementara kita dipercaya, justru karena
Mereka semua tidak mengenal kita....

Yang ada hanya baik sangka....
Maka mari kita hargai dan kaga semua baik sangka itu
Dengan berbuat sebaik-baiknya
Atau sekurangnya dengan doa yang diajarkan Abu bakar
Lelaki yang penuh baik sangka terhadap diri dan sesamanya

"Ya Allah, jadikan aku lebih baik daripada semua yang mereka sangka
Dan ampuni aku atas aib-aib yang tak mereka tahu..."
Atau do'a seorang tabi'in yang mulia;
" ya Allah jadikan aku dalam pandanganku sendiri
Sebagai seburuk-buruk makhluk
Dalam pandangan manusia sebagai yang tengah-tengah
Dan dalam pandangan-Mu sebagai yang palingmulia

(Salim A. Fillah)

















Pernah ada masa-masa dalam cinta kita
Kita lekat bagai api dan kayu
Bersama menyala, slaing menghangatkan rasanya
Hingga terlambat untuk menginsyafi bahwa
Tak tersisa dari diri-diri selain debu dan abu

Pernah ada waktu-waktu dalam ukhuwah ini
Kita terlalu akrab bagai awan dan hujan
Merasa menghias langit, menyuburkan bumi,
Dan melukis pelangi
Namun tak sadar, hakikatnya kita saling meniadai

Di satu titik lalu sejenak kita berhenti, menyadari
Mungkin hati kita telah terkecualikan dari ikatan di atas iman
Bahkan saling nasehat pun tak lain bagai dua lilin
Saling mencahayai, tapi masing-masing habis dimakan api

Kini saatnya kembali pada iman yang menerangi hati
Pada amal shalih yang menjulang bercabang-cabang
Pada akhlak yang manis, lembut dan wangi
Hingga ukhuwah kita menggabungkan huruf-huruf menjadi kata
Yang dengannya kebenaran terbaca dan bercahaya



(Salim A. Fillah)
Ketika kubaca firmanNya, " sungguh tiap mukmin bersaudara"
Aku merasa, kadang ukhuwah tak perlu dirisaukan
Tak perlu, karena ia hanyalah akibat dari iman

Aku ingat pertemuan pertama kita, ukhti sayang
Dalam dua detik, dua detik saja
Aku telah merasakan perkenalan, bahkan kesepakatan
Itulah ruh-ruh kita yang saling sapa, berpeluk mesra
dengan iman yang menyala, mereka telah bermufakat
Meski lisan belum saling sebut nama dan tangan belum berjabat

Ya, kubaca lagi firmanNya, " sungguh tiap mukmin bersaudara"
Aku makin tahu, persaudaraan tak perlu dirisaukan

Karena saat ikatan melemah, saat keakraban kita merapuh
Saat salam terasa menyakitkan, saat kebersamaan serasa siksaan
Saat pemberian bagai bara api, saat kebaikan justru melukai
Aku tahu, yang rombeng bukan ukhuwah kita
hanya iman-iman kita yang sedang sakit, atau mengerdil
Mungkin dua-duanya, mungkin kau saja
Tentu terlebih sering, imankulah yang compang-camping

Kubaca firman persaudaraan ukhti sayang
dan aku makin tahu, mengapa di kala lain diancamkan:
"Para kekasih di hari itu, sebagian menjadi musuh sebagian yang lain..
Kecuali orang-orang yangb bertaqwa"


(Salim A. Fillah)
Add caption
Add caption













Ada kalanya kita seperti dua mata
Tak pernah berjumpa
Tapi selalu sejiwa

Kita menatap ke arah yang sama
Walau tak berjumpa
Mengagumi pemandangan indah
Dan berucap: Subhanallah

Kita bergerak bersama
Walau tak berjumpa
Mencari pandangan yang dihalalkan
Menghindar dari yang diharamkan
Dan berucap: Astaghfirullah

Kita menangis bersama
Walau tak berjumpa
Dalam kecewa, sedih, ataupun gembira
Duka dan bahagia
Dan tetap berucap: Alhamdulillah

Kita terpejam bersama
Walau tak berjumpa
Memberi damai dan rehat
Sambil berucap: Laa haula wa laa quwwata illa billaah...

Tapi kadang kita perlu menjadi dua tangan
berjumpa dalam sedekap shalat
Berjama'ah menghadap Allah

Tapi kadang kita perlu menjadi dua tangan
berjumpa dalam membersihkan
Segala noda dan kotor dari badan....


(Salim A. Fillah)


KITA semua pasti ikut merasa prihatin atas nasib yang dialami siswa
sekolah dasar AL dan kedua orangtuanya Siami serta Widodo. Karena
sikap jujur mereka untuk menyatakan ketidakbenaran atas pelaksanaan
ujian nasional, malah mereka akhirnya dinyatakan bersalah.
Orangtua AL dianggap mencoreng nama baik sekolah. Para orangtua yang
lain menyalahkan orangtua AL yang mempersoalkan adanya permintaan guru
sekolah yang memerintahkan AL membagi jawaban ujian nasional kepada
murid-murid yang lain.
Ini persoalan mendasar yang tidak bisa dianggap enteng. Betapa
nilai-nilai kejujuran sudah begitu terpuruknya pada bangsa ini. Kita
tidak lagi bisa membedakan antara yang benar dan yang salah, yang baik
dan yang buruk.
 Nilai sepertinya sudah terbalik-balik pada bangsa ini. Orang yang
salah bisa menjadi benar, sementara orang yang benar bisa dianggap
salah. Itu bukan hanya terjadi pada kasus di Gadelsari Barat,
Surabaya, tetapi sudah menjadi praktik umum yang kita lihat setiap
hari.

Ketika kita sedang berada dalam kekuasaan, seringkali kita tidak
menangkap ketidakadilan seperti itu. Seakan-akan itu hanya sebuah
persoalan kecil yang tidak penting dan tidak memiliki makna apa pun.
Namun ketika kemudian merasakan sendiri ketidakadilan itu, maka bisa
terasalah arti sebuah kebaikan, arti sebuah kebenaran, arti sebuah
kejujuran.

Itulah yang pasti dirasakan oleh Adang Daradjatun. Ketika masih
menjabat sebagai polisi, menjadi Wakil Kepala Kepolisian RI, ia tidak
terlalu peduli atas ketidakadilan yang terjadi. Ketika para pelaku
korupsi kabur ke luar negeri, tidak terdorong keinginan untuk
memerintahkan anggota polisi untuk menangkap mereka.
Kini ia merasa ketidakadilan itu, ketika istrinya Nunun Nurbaeti
dipersangkakan ikut terlibat dalam kasus suap pada pemilihan Deputi
Gubernur Senior Bank Indonesia. Adang berteriak keras ketika istrinya
ditetapkan sebagai tersangka, dicabut paspornya, dan dimintakan kepada
Interpol untuk ditangkap.
Dalam wawancaranya dengan Metrotv, Adang tidak bisa menerima atas
ketidakadilan yang ia rasakan. Bagaimana istrinya ditetapkan sebagai
tersangka dan dicabut paspornya, sementara begitu banyak koruptor yang
kabur ke luar negeri sejak bertahun-tahun lalu, namun hingga kini
tidak pernah juga dicabut paspornya.
Adang menegaskan bahwa dirinya tidak akan tinggal diam. Meski bukan
dalam arti melakukan perlawanan total, dirinya akan membuka semua
ketidakberesan yang terjadi. Ia tidak akan membiarkan istrinya
dijadikan korban dari sebuah ketidakbenaran.
Adang beruntung masih tercatat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat
dari Partai Keadilan Sejahtera. Sebagai polisi bintang tiga, pasti
masih banyak anggota polisi yang akan membantu dirinya melawan
ketidakadilan itu.
Namun tidak demikian nasibnya Saimi dan Widodo. Mereka bukanlah
siapa-siapa. Mereka hanya rakyat biasa yang mencoba menegakkan nilai
kejujuran. Namun ia harus tersingkir dari lingkungannya, yang tidak
bisa menerima sikap jujurnya.
Adakah orang yang membela Saimi dan Widodo? Adakah mereka yang peduli
terhadap AL? Tidak ada sama sekali. Mereka dibiarkan menghadapi
kejamnya kehidupan di tengah bangsa yang sedang kehilangan nilai
kebaikan.
Seharusnya pemerintah tampil untuk menggunakan momentum ini
mengajarkan kembali pentingnya arti sebuah kejujuran, pentingnya
sebuah keadilan. Tampil untuk menjadikan sosok Saimi dan Widodo
sebagai simbol kejujuran, bukan malah membiarkan mereka menjadi korban
dari ketidakbenaran.
Bahkan Presiden, Menteri Pendidikan Nasional, Gubernur Jawa Timur,
Wali Kota Surabaya seharusnya bersimpati kepada nasib yang dialami
Saimi dan Widodo. Bukan hanya duduk diam, menonton ketidakbenaran itu
terus terjadi, sehingga tidak ada pembelajaran yang bisa dipetik oleh
bangsa ini.
Ketika semua pemimpin diam, maka orang tidak akan berani untuk bicara
kebenaran, bicara kejujuran. Mereka akan menelan semua ketidakbenaran
itu, kalau pun dirasakan bertentangan dengan nilai kebajikan yang
mereka yakini. Sebab, ternyata bicara kebenaran, bicara kejujuran di
negeri ini malah dianggap sebagai sebuah kesalahan.
Ketika memberikan kuliah di depan generasi muda, sebenarnya ada
pelajaran berharga yang diberikan Presiden. Bahwa sebagai pemimpin
kita tidak boleh berkompromi untuk hal-hal yang prinsipiil seperti
dalam hal etika atau nilai-nilai. Yang boleh dikompromikan hanyalah
taktik atau strategis dalam mencapai tujuan.
Kasus AL, Saimi, dan Widodo seharusnya dipakai untuk melaksanakan
kebajikan yang disampaikan. Saimi dan Widodo merupakan sosok langka di
negeri yang hanya berorientasi kepada hasil, tanpa memedulikan proses.
Saimi dan Widodo mengajarkan kepada kita semua bahwa kejujuran itu
masih ada di negeri ini.

Sumber: pembacaasmanadia@ yahoogroups. com & metrotvnews. com

Karena beda antara kau dan aku sering jadi sengketa
Karena kehormatan diri sering kita tinggikan di atas kebenaran
Karena satu kesalahanmu padaku seolah menghapus
sejuta kebaikan yang lalu
Wasiat Sang Nabi itu rasanya berat sekali:
"jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara"

Mungkin lebih baik kita berpisah sementara, sejenak saja
Menjadi kepompong dan menyendiri
Berdiri malam-malam, bersujud dalam-dalam
Bertafakkur bersama iman yang menerangi hati
Hingga tiba waktunya menjadi kupu-kupu yang terbang menari
Melantun kebaikan di anatara bunga, menebar keindahan pada dunia

Lalu dengan rindu kita kembali ke dalam dekapan ukhuwah
Mengambil cinta dari langit dan menebarkannya di bumi
Dengan persaudaraan suci: sebening prasangka, selembut nurani,
Sehangat semangat, senikmat berbagi, dan sekokoh janji.

(Salim A. Fillah)


Memory ini cukup lama mengendap, sayangnya tidak kutuliskan, hingga sanad dan siapa yang meriwayatkan aku lupa. Tetapi inti ceritanya insyaAllah masih terekam jelas. Dialog dan alur cerita, aku luweskan agar lebih mudah dimengerti.

1. Ibu dengan 7 anak yang menghafal Quran, rezeki tak disangka!
Aku, kita semua tahu mulianya para penghafal Quran. Tapi, motivasi untuk kesana sangatlah minim. Bertahun-tahun silam, waktu kami masih di Tegal, datang seorang ummahat bercerita (bahkan aku lupa namanya!). Sebut saja bu Annisa.
Bu Annisa seorang ibu, usianya saat itu lebih dari 40 tahun, berputra 7 , dengan suami yang sangat ngepas penghasilannya (kalau tidak bisa dibilang kurang alias miskin). Bu Annisa lemah fisiknya, merasa tidak berotak cerdas. Ia seringkali kelelahan dengan setumpuk pekerjaan rumah tangga dan kehidupan keluarga yang sepertinya mentok hanya disitu. Ya, mau apalagi? Menghidupi 7 anak bukan perkara mudah, padahal mereka yakin akan hadits Rasulullah Saw yang membanggakan ummat muslim yang banyak.

Bu Annisa mengagumi ustadzahnya yang dalam pandangan beliau ,”....luarbiasa sabar. Aku ingin seperti ustadzahku, supaya lebih sabar menghadapi kehidupanku yang seperti ini.”
Bu Annisa bertanya pada sang ustadzah, apa ya kira-kira kunci bagi perempuan supaya bisa lebih bersabar menghadapi sekian banyak ujian hidup?
”Cobalah menghafal Quran,” saran sang ustadzah.

Dengan tekad baja, di usia di atas 40 yang konon kabarnya semua fungsi tubuh mulai mengalami penurunan, bu Annisa menghafal Quran. Tujuannya saat itu hanya satu : ia bisa bersabar dengan tubuh yang lemah dan sakit-sakitan dalam membesarkan anak dan suami golongan elit alias ekonomi sulit.
Selang beberapa waktu, bu Annisa merasakan tubuhnya berangsur semakin bugar. Ia merasa otaknya lebih mampu berpikir jernih dalam memandang persoalan, tidak kusut dan ruwet seperti dulu.
Dan, suatu hari sang suami datang dengan hadiah,
”........Mi, Alhamdulillah aku dapat rezeki! Aku bisa beli mobil buat Ummi mengantarkan anak-anak sekolah!”

2. Gadis yang dipinang beberapa lelaki
Pada usia berapa seorang gadis mulai cemas untuk menikah?
25, 27, 29 atau 30? 32, 35?
Sebut saja namanya Dini, sama seperti muslimah lain yang mengkhawatirkan belum adanya seorang lelaki sholih meminang. Banyak lelaki sholih, tetapi merekapun punya standar tinggi : putih, langsing, cantik, mapan. Lho?
Orang seperti Dini yang biasa-biasa saja, dengan postur layaknya perempuan Indonesia : berkulit coklat, berwajah manis dengan hidung tak terlalu mancung, orangtua sederhana – mungkin dianggap (maaf) tak gampang laku . Gadis seperti Dini yang masih harus berjuang memapankan dirinya mungkin tak terlalu dilirik lelaki.
Dini akhirnya memilih berpikir positif.
“Daripada berpikir tentang jodoh yang masih misterius, mending meningkatkan kualitas diri.”
Dini menyibukkan dengan berdakwah, menambah ilmu pengetahuan...dan menghafal Quran. Konon, kalau sudah menikah (entah usia berapa) dan punya anak (entah usia berapa); akan lebih sulit lagi menghafal Quran padahal hafalan Quran penting sekali dalam mendidik anak-anak.
Nothing to loose.


Happy Dini menghafalkan Quran, dan ia merasakan suatu ketenangan.

Suatu saat, datang tawaran tak terduga. Ternyata di dunia ini masih banyak lelaki sholih yang memimpikan posisi pemimpin barisan pemuda mulia seperti Saad bin Abi Waqqah, Usamah bin Zaid, Imaad Aql atau Yahya Ayyasy.
Para pemuda ini mengajukan diri kepada ustadz, dan syarat mereka satu : mencari akhwat yang hafalan Qurannya lebih banyak dari mereka! Kenapa?
“Untuk menjaga diri,” begitu jawaban mereka rata-rata.
Para pemuda ini rupanya punya posisi ekonomi mapan sehingga mereka takut, jika wajah cantik tapi tak mampu melindungi diin bagaimana? Lebih baik mencari yang berkepribadian kuat! Pilihan mereka simple : gadis penghafal Quran!

Dini memang belum hafal 30 juz tetapi simak perkataannya,
“ betapa rizqi menghafal Quran datang sendiri. Ketika orang sibuk mencari jodoh, saya bahkan pasrah dan memilih meninggalkan kecemasan dengan menghafal. Alhamdulillah......justru rizqi berdatangan, saya memilih satu yang terbaik.”

3. Perempuan yang selamat dari api
Suatu saat, di sebuah distrik di Mesir mengalami kebakaran besar.
Lokasi dan tahunnya, saya lupa. Sebut saja ia bernama Hanna, seorang ibu. Kebakaran itu melalap habis rumah-rumah, menyisakan puing-puing dan mayat. Tentu saja, kebakaran itu terjadi saat orang tertidur nyenyak!

Di sebuah keluarga, seorang perempuan menangis terisak.
Suami dan anak-anaknya meninggal dalam kejadian tragis tersebut.
Tentu saja, Hanna , istri dan ibu itu bukan main pilu. Ditinggalkan sebatang kara di dunia, seluruh orang yang dikasihinya meninggal hanya satu malam. Harta bendanya ludes tak tersisia. Warga pun berduka melihat kecelakaan tragis tersebut yang sumbernya masih belum jelas diketahui apakah akibat listrik, gas atau kelalaian lain.

Seorang ustadz setempat menghibur Hanna. Sebelum menghibur Hanna, ia sempat mendengar kabar bahwa Hanna adalah seorang penghafal Quran (di Mesir penghafal Quran memang cukup banyak). Lemah lembut, sang ustadz menghampiri Hanna,
”....Nyonya, bergembiralah. Doakan saja suami dan putramu. Tahukah kau apa kabar gembira dari semua peristiwa ini?”
Hanna menangis dan menggeleng.
Kabar gembira apa yang mampu didengarnya di tengah selimut duka dan kepapaan hampa seperti ini?
”Lihatlah! Kau penghafal Quran dan selamat! Tidakkah kau lihat, api di dunia saja takut menjilat tubuhmu yang mulia, apalagi api Robb mu di neraka kelak?”

4.Kisah unik Existere dan Sakura
Aku tidak ingin sombong.
Sungguh!
Tapi aku ingin berbagi cerita dan memantapkan hatiku, juga hati kawan-kawanku.
Suatu saat, mb Dee –CEO LPPH- meng sms
”Goodnews Mbak, Existere dibeli oleh Pelangi Books Malaysia.”
Alhamdulillah, Subhanallah...
Senangnya hatikuuu!

Existere tak se booming Lafaz Cinta, The Road to The Empire, Reinkarnasi. Tetapi Alhamdulillah wa syukurillah, dilirik oleh penerbit Malaysia. Senin kemarin lusa, surat perjanjiannya kuterima.
”Malaysia tidak melihat best seller atau tidak. Mana yang cocok, mereka terbitkan.”
Hmmm.

Tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Tapi sebagai manusia, aku selalu mencari hukum sebab akibat. Kalau aku salah, nanti hukumannya apa ya? Kalau aku berbuat baik, nanti balasannya apa ya? Ah, ya sudah...berbuat baik saja laaah sebanyak-banyaknya. Nanti pasti Allah SWT akan membalas.
Aku mencoba berbuat baik semampuku, menambah sedikit amalan-amalan yang mungkin akan menjadi pemberat timbangan di yaumil akhir kelak. Mengisi pengajian, bersodaqoh, mengajar menulis dsb. Tetapi dari mana aku yakin dan tahu bahwa salah satu rezeki sebagai penulis adalah dari menghafal Quran?

Awalnya, sebagai manusia, sempat ada perasaan begini,”....Alhamdulillah, akhirnya setelah sekian lama bukuku terbit, rupanya yang ke 40 lebih ini yang dilirik Malaysia. Wajar kan?”
Begitu perkiraanku.
Wajar sudah lebih dari 40 buku.
Wajar kalau kemudian dilirik dan diterbitkan.
Wajar lah sebagai penghargaan!
Tapi tunggu dulu.....! Benarkah betul-betul hanya upaya manusia yang menghantarkan Existere sampai ke Malaysia? Betulkah kehebatanku yang menghantarkan semua rezeki ini?
Sebuah berita semakin memantapkan diriku, dan membuatku menjadi orang kecil yang terhempas...bahwa aku bukanlah penulis hebat! Jauuuh, jauuh di atas kehebatan kita masih ada yang bertakhta, Yang Maha Mengatur Segala Urusan.
Bukan! Bukan karena buku ke 40 sekian itu yang menyebabkan Existere diterbitkan Malaysia.
Bukan! Bukan karena aku sering mengisi acara kesana kemari lantas buku itu diterbitkan.
Bukan! Bukan karena mb Dee pilih kasih lantas Existere dibawa-bawa ke Malaysia.
Sebuah berita mencengangkan datang berikutnya, dari Ganjar Widhiyoga yang memberitahukan,:
” Mbak Sinta...novel Nova Ayu Maulita, ”Sakura” juga diterbitkan dalam bahasa Malaysia lho..”
Aku tercengang.
Beristighfar atas semua kelalaianku telah merasa lebih baik.
Bersyukur bahwa aku mendapatkan jawaban atas semua ini
Tahukah kalian mengapa novel Sakura terpilih mewakili novel-novel lain untuk diterbitkan di Malaysia? Diterbitkan Malaysia, berarti mulai go international dengan harapan mendapatkan nama lebih luas dikalangan pembaca dan royalti lebih banyak, insyaAllah...(kesempatan untuk bersodaqoh lebih banyak insyaAllah..)
Padahal Sakura adalah karya pertama Nova Ayu.
Padahal Sakura bolak balik di revisi.
Padahal Sakura adalah debut pertama.
Padahal nama Nova Ayu belum banyak terdengar.
Sakura, karya pertama Nova Ayu, yang belum pernah mengisi acara pelatihan kepenulisan dimana mana : terpilih diterbitkan penerbit Malaysia.
Sinta Yudisia, baru karya ke 45 nya yang dilirik penerbit Malaysia.
Nova Ayu, karya ke 1 nya menggebrak.

Apa yang membuat NovaAyu Maulita jauh lebih baik dari kita semua? (semoga ini bukan “memengaal kepalamu “ seperti kata Umar bin Khaththab ya, Ayu...)
Karena hafalan Quran Sinta Yudisa baru juz 30, 29, 28 ( 3 juz ini sudah banyak yang hilang) dan aku baru mengikuti kelas tahfiz sejak November dan baru menambah juz 1 al Baqarah (belum sepurna juga...hiks).
Dan karena Nova Ayu, gadis belia ini, telah menghafal 30 juz Al Quran (meski katanya masih harus banyak di ulang...)
Subhallah...
orang boleh berkata keberuntungan.
orang boleh berkata anomali.
orang boleh berkata hipotesa.
”Ya....keberuntungan aja, hoki, yang bisa menimpa siapa saja termasuk Existere dan Sakura. Bisa aja kesempatan itu jatuh pada penulis lain kan? Toh banyak juga yang gak menghafal Quran tapi tetap lolos kok...”

Oke, bolehlah keberuntungan dadu itu jatuh pada karyaku, Existere. Dari sekian puluh buku, masa gak ada yang dilirik sih? Bisa saja penerbit Malaysia hanya mendengar namaku dan bukan kualitas bukuku.
Tetapi bagaimana dengan Nova Ayu?
Apakah hanay keberuntungan dadu?
Bahwa nasib melempar panah ke udara lalu menghujam pada takdir seseorang?
Apa yang Nova Ayu raih, membuatku semakin hormat dan takdzim pada para penghafal Quran. Mereka yang tidak terlalu dilirik, mereka yang lebih memilih amalan-amalan utama dan terkenal di kalangan penduduk langit, suatu saat, jika Allah SWT menunjukkan kekuasaannya :.....zzzt! Dunia berbalik.
Aku demikian terharu ketika meng sms ustadzku yang menuntun kami menghafal Quran, kuceritakan bahwa Existere & Sakura berhasil menembus penerbit Malaysia dan kami
sama-sama penulsi yang tengah berusaha mnghafalkan Quran.

”Bu Sinta....itu bonus kecil dari Allah SWT. Percayalah, masih banyak pemberian dahsyat dari Nya bagi para penghafal Quran.”
Penulis dan Penghafal Quran?
Siapa berani?
Jangan takut namamu belum terkenal.
Jangan takut bersaing.
Jangan takut karyamu tak diperhitungkan.
Asah terus kemampuanmu, terus beramal baik entah itu shodaqoh, sholat malam , Dhuha, berbakti pada orangtua. Kita memang tidak tahu kunci mana yang sesuai dengan takdir kita tetapi aku yakin, jika tulisan mereka yang hatinya hidup oleh dakwah, sholat malam, amalan-amalan sunnah dan amalan utama seperti menghafal Quran pasti akan berbeda.

Dan tunggulah!
Yakinlah!

Allah SWT menyiapkan hadiah kejutan, tak terduga, yang akan membuatmu tercengang dan malu karena selama ini sudah berburuk sangka padaNya. Berbusuk sangka bahwa Ia tak sayang padamu dan tak mendegar doa-doamu.

(Diambil dari Note FB-nya Mbak Sinta Yudiasia)
Deutscher Akademischer Austausch Dienst (DAAD) atau organisasi bersama dari institusi pendidikan tinggi dan asosiasi mahasiswa Jerman kembali menawarkan beasiswa program studi pascasarjana di perguruan-perguruan tinggi di Jerman.

Beasiswa untuk tahun akademik 2012/2013 ini sudah dibuka sejak Maret 2011 dan hanya ditujukan bagi para profesional muda dengan latar belakang studi tertentu. Target kandidat yang bisa meraih beasiswa ini antara lain staf pengajar, peneliti dan akademisi kampus.

Pelamar disyaratkan memiliki pengalaman minimal 2 tahun di instansi pemerintah maupun swasta di bidang-bidang yang meliputi bidang Ekonomi/Bisnis Administrasi/Politik Ekonomi, Kerjasama Pembangunan, Teknik, Matematika, Perencanaan Wilayah, Pertanian, Kesehatan, Sosial/Pendidikan dan Hukum, serta Ilmu Komunikasi.

Studi melalui program beasiswa ini dilaksanakan selama 12-36 bulan dengan bahasa pengantar Jerman atau Inggris, tergantung pilihan program. Bagi yang berminat, batas usia pelamar minimal 36 tahun saat mendaftar beasiswa ini.

Pelamar juga harus memiliki ijazah sarjana dengan IPK minimal 2,75 (untuk program Master) dan 3,00 untuk kandidat Doktor. Selain itu, pelamar juga harus memiliki skor TOEFL minimal 550 (paper based)/213 (computer based)/80 (internet based), atau IELTS minimal 6, 00.

Informasi lengkap program beasiswa ini bisa disimak di http://www.daadjkt.org. Batas waktu pengiriman aplikasi ditunggu sampai 28 Juli 2011.

Sumber : Kompas


Akhir-akhir ini banyak sekali undangan walimahan yang berdatangan via SMS maupun FB. Mulai dari kakak kelas di kampus, teman seangkatan sampai adik2 yang lebih muda dari saya. “ Mereka sudah mendapatkan jodoh mereka, kapan nih giliran saya mengundang mereka?” Pertanyaan itu sempat muncul dalam hati kecil saya ketika menerima undangan mereka. Di usia yang sudah mamasuki ¼ abad ini ternyata sy belum jg bisa menggenapkan separuh agama. Di sini ternyata saya tidak sendiri, banyak teman seumuran dan akhwat-akhwat yang usianya beberapa tahun di atas saya, mendekati 30 tahun bahkan ada yang sudah lebih dari 30 tahun belum juga menikah. Padahal menurut saya mereka adalah wanita-wanita keren. Bukan karena mereka tidak berkualitas yang menyebabkan mereka belum terpilih menjadi pendamping seorang suami.
Dari kenyataan itu dan cerita-cerita yang saya dengar dari sekitar, saya ingin mencoba mengurai, menarik kesimpulan atau lebih tepatnya menerka penyebab kita masih jomblo (belum menikah). Karena ini berdasarkan pengamatan saya, jadi bagi yang punya pendapat lain silakan menambahkan atau mengoreksi. Sebagai menusia yang lemah saya memiki banyak keterbatasan dalam menilai dan menyimpulkan kejadian yang ditakdirkanNya.
Kenapa sih kita belum bisa menikah? Jawabannya...adalah:
1. Kriteria calon pasangan hidup kita terlalu tinggi
Ini biasanya masalah yang dihadapi oleh orang yang merasa dirinya superior. Kalau faktanyamemang ia termasuk high quality person ya its OK, but jika yang ada yang sebaliknya maka sama saja bagai pungguk merindukan bulan. Bukankah jodoh kita akan sekualitas dengan kita, sekufu. Kalau ikhwan biasanya ingin istrinya cantik, shalehah, pinter, anak orang kaya, putih, langsing, tinggi, bahkan ada yang pernah memiliki kriteria lehernya panjang. Emang minta sepanjang apa? Jerapah? kalau akhwat biasanya ga jauh beda, ingin ikhwan yang shaleh, cakep, mapan ( gajinya minimal 4 juta, sudah punya rumah, dll), pinter, dll. Bagi para ikhwan dan akhwat, marilah kita koreksi kembali kriteria pendamping hidup yang kita inginkan. Terlalu tinggikah kriteria2 tersebut, pantaskah kita mendapatkan pemilik kriteria2 tersebut dengan kualitas kita yg sekarang, realitiskah kriteria2 tersebut. Jawabannya mungkin kita dan Allah yang tahu. Tentunya kita bisa menilai diri kita sendiri. Seperti pa kualitas diri kita.

2. Belum dapat restu Orang Tua
Restu orang tua sangat berpengaruh pada kehidupan anak. Ridla Allah adalah ridla orang tua. Boleh jadi salah satu penyebab kita belum bisa menikah karena kita belum dapat SIM (Surat Ijin Menikah) bisa dari OrTu. So..kita harus mengondisikan (melobi) orang tua jauh-jauh hari dari waktu yang kita tetapkan untunk menikah. Kalau SIM-nya sudah kita dapatkan lebih awal insyaAllah proses kita menuju penyempurnaan separuh din agan lebih dimudahkan oleh Allah. Kan...kalau ortu ridla insyaAllah Allah ridla.
3. Masih mencintai orang di masa lalu
Kalau ini mungkin dialami oleh orang-orang yang pernah pacaran. Saya punya cerita. Ada seorang wanita, umur beliau sudah tua, mungkin sudah lima puluhan. Sampai sekarang beliau belum jua menikah. Tahu apa sebabnya? Menurut cerita, itu karena beliau tidak bisa berpindah ke lain hati. Dulu beliau pernah punya pacar, mereka saling mencintai. Karena perbedaan keyakinan, orang tua ibu tersebut tidak menyetujui hubungan mereka. Dan akhirnya mereka pun putus. Walaupun sudah putus, ternyata si ibu tersebut masih meyimpan cinta untuk mantan kekasihnya dan hingga akhirnya ia pun tidak menikah walaupun yang mantan pacar sudah menikah dengan orang lain.
4. Menunggu tanpa kejelasan
Kalau ini, biasanya dialami oleh seseorang yang diam-diam mencintai orang lain. Karena beberapa alasan: diantaranya tidak berani mengungkapkan atau tidak mau mengungkapkan karena merasa hal tersebut kurang ahsan, Belum siap menikah, tidak PD dll. Dia, penggemar rahasia tersebut biasanya hanya menunggu kalau ada peluang saja. Misal kalau akhwat nunggu sang pujaan hati yang ngelamar, kalau dilamar syukur kalau ga dilamar manyun. Kalau ikhwan yang ga PD untuk melamar sang akhwat juga suka nunggu-nunggu ga jelas dan biasanya melakukan PDKT yang ga jelas bin ga nggenah (bener) menurut syariat islam. Suka SMS2 ga penting, chating2 ga penting, caper, dan hal ga penting lainnya. Untuk mereka para ikhwan yang telah punya pilihan hati, beranikan diri untuk maju melamar. Tentunya dengan cara yang ahsan, sesuai dengan syariat islam. Jangan pake PDKT yang tidak syar’i, memberi sinyal2 cinta kepada akhwat tapi tak berani ngomong, beraninya kalau sudah pasti diterima. Jangan menciptakn penyakit di hati kami, para akhwat. Kalau memang siap menikah, ya..lamar saja dia ke walinya. Kalau diterima Alhamdulillah, bila ditolak ucapkan “ Allahu Akbar”. Ga usah takut n malu ditolak. Setiap pilihan memang ada resikonya. So..jadilah gentleman.
Ada cerita seorang wanita yang menunggu seseorang yang dianggapnya sempurna menjadi suaminya. Tapi sang wanita tidak pernah menyampaikan kalau ia mengharapkan sang lelaki dambaannya memilihnya menjadi istrinya. Karena menunggu seseorang itulah sang wanita telah berulang kali menolak lelaki lain yang datang melamarnya. Dan kini, saat usia sang wanita telah mendekati tiga puluh tahun, ia belum juga menikah walaupun sekarang dia sudak tidak menunggu lelaki tadi. Sang wanita pun menyesal karena menolak dulu menolak beberapa lelaki shaleh yang datang melamarnya.
5. Kita dianggap terlalu “Wah”
Ini biasanya dialami oleh akhwat-akhwat yang memang bener2 “ High quality woman”. Ada kakak kelas saya yang merupakan seorang akhwat yang cantik, shalehah, cerdas (dibuktikan dengan memenangkan beberapa lomba di bidang tekologi informasi dan telah lulus S2, dari keluarga yang baik. Pokoknya mantab deh. Memenuhi empat kriteria wanita yang dianjurkan Nabi untuk dinikahi. Tapi sampai sekarang setelah beliau lulus S2 beliau belum menikah padahal adik2 di bawahnya sudah banyak yang menikah. Mungkin para ikhwan minder kali ya..Padahal sebenarnya belum tentu kriteria suami akhwat tersebut high level. Kalau aku jadi ikhwan mungkin PD aja jika ditawarin terima aja. Kalau ditolak ya...emang belum jodoh. Ikhtiar kan boleh saja.He..he..he..
6. Memang takdir
Nah...kalau usaha kita sudah pol-polan, sudah 100%, sudah maksimal..dan juga sudah disempurnakan dengan doa tapi belum juga dateng tu jodoh boleh kita bilang memang belum ditakdirkan menikah. Ya. Mungkin Allah ingin kita mencapai hal-hal lain yang jauh lebih bermanfaat yang hanya dapat kita lakukan di waktu kita masih lajang sehingga Allah menunda memberikan jodoh yang telah disiapkannya. Atau mungkin Allah ingin kita lebih menyiapkan diri lagi untuk berumah tangga. Allah memberikan kesempatan untuk kita dan jodoh kita memperbaiki diri sehingga nanti saat kita telah dipertemukan, kita sudah sekufu.
Wallahu A’lam bishowab.

So...buat kita yang belum juga mendapatkan garwa (sigaraning nyawa/belahan jiwa). Cepat-cepat bermuhasabah, mengoreksi diri. Mungkin penyebabnya memang kita sendiri. Setelah itu perbaiki diri, usaha kembali dan minta kepada Allah supaya segera memberikan jodoh terbaik buat kita yang

ada di tanganNya.

Tak henti-hentinya aku merinding jika mendengar kisah hidup anak miskin. Dalam kemiskinannya itu, tersulut semangat yang luar biasa. Semangat untuk mengubah kehidupan nan papa. Sekadar mengubah nasib agar layak disebut manusia. Dan itu tergambar jelas oleh semangat Ni Wayan Mertayani, peraih Juara 1 Lomba Fotografi Internasional yang diselenggarakan oleh Yayasan Anne Frank di Negeri Belanda.

Wayan terlahir dari keluarga yang teramat miskin. Rumahnya tak layak disebut rumah. Sebuah gubug reot yang digambarkan dalam judul fotonya: “Ayam itu kalau panas kepanasan, hujan kehujanan. Sama seperti saya.” Ya, fotonya memang menampilkan seekor ayam yang bertengger di dahan pohon karena rumahnya memang hanya di sana. Maka, tentu saja ayam akan kepanasan ketika terik dan kehujanan ketika bermusim air. Wayan tegar dalam kepapaan!

Dalam kepiluan atas kehidupannya yang teramat miskin, Wayan teramat sangat berkeinginan mengubah kehidupan keluarganya. Semangat itu kian berkobar usai ayahnya meninggal dunia meskipun ia masih teramat belia. Maka, Wayan pun rela berjualan sekadar jajanan ringan yang dijualnya di sekitar pantai Bali usai pulang sekolah. Ya, Wayan memang bersekolah dan duduk di bangku SMA.

Dirasa hasilnya belum mencukupi kebutuhan dasarnya, Wayan rela mengais sampah alias menjadi pemulung di seputaran pantai Bali. Usai pulang sekolah atau berjualan, Wayan tidak merasa malu memunguti sampah-sampah plastik yang bertebaran di sepanjang pantai. Bahkan, ejekan teman sekolahnya tak dihiraukannya sama sekali. Satu prinsipnya: “Saya tidak mencuri!”

1304273951304911078

Foto karya Wayan inilah yang menjadi Juara 1 Internasional.

Suatu ketika, Wayan berjumpa seorang turis. Secara iseng, Wayan meminjam kameranya. Dan digunakanlah kamera itu untuk mengambil beberapa foto. Begitu melihat indahnya hasil jepretan Wayan, turis itu menyarankan Wayan agar menjadi peserta Lomba Fotografi Internasional yang diselenggarakan oleh Yayasan Anne Frank, Belanda. Kebetulan, lomba fotografi itu mengambil tema “Apakah Harapan Terbesarmu?”. Bermodal sekitar 15 foto, Wayan menjadi pesertanya. Juri dari World Press Photo menilai foto milik Wayan adalah foto terbaik dari ribuan foto yang dikirimkan 200 foto 200 fotografer kelas dunia. Foto Wayan ditetapkan sebagai menjadi Juara 1.

Dari lubuk hati terdalam, aku menangis. Ya, aku menangis usai menyaksikan kepolosan kisah Wayan yang disiarkan Metro TV dalam acara Kick Andy sore tadi. Begitu menyayat kisah hidupnya. Begitu memilukan kehidupan keluarganya. Begitu menyayat-nyayat rintihan kemiskinannya.

Sebuah gubug yang tak layak disebut gubug dihuni oleh tiga orang: ibu, Wayan, dan adiknya. Ketika cuaca panas, Wayan dan keluarganya merasakan kepanasan yang luar biasa. Dapat dimaklumi karena gubug itu teramat dekat dengan pantai. Ketika musim hujan tiba, rumahnya tak layak huni. Di sana-sini, air bocoran atap menetes dan memenuhi kaleng-kaleng yang disediakan sebagai penampungnya. Dan kondisi itu diperparah oleh kondisi ibunya yang sering sakit-sakitan. Wayan tak kuasa menahan derai air mata ketika berkisah itu, terlebih diriku yang menyaksikan acara itu.

Sebuah ungkapan sempat menghentakkan hadirin dan juga diriku. Sebuah pertanyaan dilontarkan mas Andy, “Apa cita-cita Wayan?”

Dengan lantang, Wayan menjawab, “Aku ingin jadi penulis dan wartawan. Meskipun aku miskin harta, tetapi aku kaya mimpi. Mimpilah yang akan menuntunku menuju cita-cita!” Dan ratusan hadirin yang memenuhi studio itu sontak meneteskan air mata, tak kuasa lagi menahan haru atas tekad kuat dari seorang putri bernama Wayan.

Sumber : http://sosok.kompasiana.com/2011/05/02/ni-wayan-mertayani-anak-sma-yang-yatim-dan-teramat-miskin-peraih-juara-1-internasional-pak-mendiknas-apa-tindakan-bapak-kepada-anak-ini/
Berapa besar kapasitas hard drive komputer anda? Angka yang paling besar yang umum digunakan saat ini adalah 2 TB (setara dengan 2000 GB). Misalkan anda perlu menyimpan data sebesar 900,000 GB, anda memerlukan 450 X 2 TB hard drive. Jika masing-masing beratnya sekitar 3 kilogram, berat totalnya adalah lebih dari satu ton. Belum lagi ukuran ruang yang diperlukan untuk meletakkan semuanya.

Tetapi sebuah penelitian yang dilakukan oleh 11 mahasiswa dari Hongkong mengungkapkan bahwa anda bisa menyimpan data sebesar itu dalam media penyimpanan seberat kira-kira satu gram. Metode yang mereka gunakan disebut “biostorage” dan media yang mereka gunakan adalah bakteri Escherichia coli, a.k.a. E. coli – atau lebih dikenal sebagai bakteri penyebab diare yang umum ditemukan di dalam sistem pencernaan manusia.

Meskipun proses penyimpanan data tersebut dikategorikan sebagai “mudah” (jika anda adalah ahli dalam bidang manipulasi sel), sepertinya kita tidak perlu menjelaskannya secara mendetail di sini. Yang jelas, selain kapasitas penyimpanan yang gila-gilaan besar dalam dimensi media yang sangat kecil, ada banyak keuntungan yang bisa didapatkan dari metode ini:

* Yang pertama adalah melimpahnya bahan baku yang sangat tahan banting. Bakteri bisa ditemukan di mana saja dan mampu bertahan hidup bahkan dari bencana ledakan nuklir.
* Yang kedua adalah umur penyimpanan data yang sangat lama. Karena bakteri terus bereproduksi dan data yang tersimpan di DNA mereka akan diteruskan ke generasi berikutnya, data tersebut masih akan bertahan sampai ribuan tahun kemudian.
* Dan yang terakhir, keamanan data. Tidak perlu khawatir terhadap serangan hacker karena karena bakteri tidak bisa di-hack. Selain itu, bakteri tidak membutuhkan listrik seperti peralatan elektronik umumnya. Sangat cocok untuk Indonesia yang aliran listriknya “kurang” bisa diandalkan.

Sayangnya, metode ini belum bisa diterapkan untuk keperluan rumah tangga manusia biasa, karena proses penyimpanan dan pengambilan data masih harus dilakukan oleh sekelompok ilmuwan di dalam laboratorium.

Sumber artikel: Need large-capacity data storage? Try your intestine | Storage & Backup | Macworld.


Ikhlas, kata yang tak mudah dan selalu menyisakan tanya
Dan kita adalah manusia
Yang tak dapat tidak
Suka menuliskan kebajika-kebajikan kita

Maka aku menuliskan kebajikan di atas air
Menjadi gelombang kecil, kecil saja
di permukaan, meriak dan menghilang
Lalu yang tampak hanya wajahku kehausan

Atau terkadang kutulis ia di atas pasir
Agar angin keikhlasan menerbangkannya jauh dari ingatan
Agar ia terhapus, menyebar bersama butir pasir ketulusan

Suatu hari Abu Khubaisy bercerita kepada para muridnya:
Abdullah bin Umar, khalifah yang terkenal sebagai pembangun Bait al Maqdis, suatu hari terserang oleh suatu penyakit. Para asistennya, sangat mengkhawatirkan umur khalifah karena penyakitnya itu.

Ternyata Allah SWT belum berkenan memanggil Abdullah keharibaanNya. Khalifah berangsur-angsur pulih. Setelah agak mendingan keadaannya, Abdullah berniat hendak menyantap ikan panggang. Khalifah kemudian mengutarakan keinginannya itu kepada salah seorang asistennya.

Asisten yang setia itu, segera berusaha untuk memenuhi selera junjungannya. Ia pergi mencari ikan dan setelah mendapatkannya segera dipanggangnyalah ikan tersebut.

Abdullah bin Umar menghadapi ikan panggang yang baru saja diturunkan dari panggangannya. Aromanya begitu memikat, sehingga bertambah seleranya dan ingin segera menyantapnya.

Dalam keadaan yang siap santap itu, tiba-tiba muncul seorang musafir yang tampak sangat kelaparan. Serta merta Abdullah menyuruh pembantunya untuk segera mengangkat hidangan yang ada di hadapannya itu kepada sang musafir. Merasa jerih payahnya tidak dinikmati oleh Abdullah, asisten itu protes. Ia keberatan kalau makanan tersebut diberikan kepada musafir tadi. " Tapi ini makanan yang dengan sengaja saya buatkan untuk tuan dan sesuai dengan pesanan tuan." " Wahai, pembantuku ! Tahukah kamu bila aku memakan makanan ini, maka sebetulnya itu aku lakukan karena aku suka. Karena aku menyenanginya. Tetapi, bila musafir itu memakannya, maka itu ia lakukan karena memang ia butuh. Jadi makanan itu lebih berharga bagi dia daripada untukku.
Jangan lupa, Allah SWT berfirman : " Kalian sekali - kali tidaklah memperoleh kebajikan sehingga kalian menyedekahkan apa - apa yang kalian senangi ".


Setiap manusia pasti melakukan kesalahan. Karena itu, yang perlu dibangun dalam diri setiap muslim, bukan hanya sikap hati-hati menjauhi dosa saja, tapi juga menumbuhkan sikap yang benar tentang apa dan bagaimana yang harus dilakukan ketika dosa itu terlanjur diperbuat. Setidaknya ada 10 jalan dalam Islam, yang bisa mengurangi azab atas dosa yang dilakukan:

1. Taubat
Al-Quran banyak menyebutkan bahwa taubat berfungsi sebagai pengecualian dari ancaman azab yang akan diberikan kepada pelakunya. Seperti disebutkan dalam surat Al-Baqarah ayat 160, "Kecuali mereka yang telah bertobat..." juga dalam surat Maryam : 160, Thoha : 82. Taubat yang dimaksud di sini tentu taubat nasuha, yakni taubat yang dilakukan dengan ikhlas dan benar. Taubat yang menjadi penyesalan sekaligus menjadi titik akhir seseorang untuk tidak mengulangi dosa di masa selanjutnya. Bukan "tomat"(tobat kumat), setelah bertaubat, kumat lagi, maksiat lagi, melakukan dosa lagi.

2. Istighfar
Allah berjanji akan mengampuni kesalahan-kealahan hambanya selama ia melakukan istighfar dengan sungguh-sungguh. "Dan tidaklah Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun (istighfar)." (QS. Al-Anfal : 33). Rasulullah saw. besabda, "Demi jiwaku yang berada di tangan-Nya, sekiranya kalian belum pernah berbuat dosa, maka niscaya Allah akan membinasakankamu kemudian menggantikan kamu dengan kaum yang lain, yang mereka itu berbuat dosa lantas mereka memohon ampun kepada-Nya dan Allah mengampuni mereka." (HR. Muslim)

3. Amal-amal kebaikan
Amal-amal kebaikan yang dilakukan seorang muslim bisa dilipatgandakan pahalanya oleh Allah menjadi sepuluh kali lipat atau lebih. Karena itu, amal baik juga bisa menjadi salah atu jalan pengampunan bagi kita, khususnya dosa-dosa kecil. Allah swt, berfirman : "Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan perbuatan buruk." (QS. Hud : 114)

Rasulullah saw bersabda, "Bertaqwalah kepada Allah di mana saja kamu berada, dan iringilah perbuatan buruk itu dengan perbuatan yang baik karena ia bisa menghapusnya (HR. Turmudzi)

4. Musibah-musibah di dunia
Musibah yang menimpa seorang m uslim, apapun bentuknya, akan menjadi penebus dosanya. Itu akan terjadi bila orang yang tertimba musibah sabar atas musibah. Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya setiap musibah yang menimpa seorang muslim menjadi penebus (kafarat) atas dosanya. Bahkan sampai terpeleset kakinya, luka di jemarinya, aapun duri yang menusuknya." (HR. Muslim) Artinya, musibah datang dari Allah swt adalah bentuk tebusan atas dosa hamba-Nya, hingga dosa itu dihapus oleh Allah swt.


5. Siksa kubur
Azab kubur adalah perkara yang harus diyakini kebenarannya. Ia juga merupakan salah satu jalan pengampunan yang bisa mengurangi azab yang akan diberikan Allah kepada hamba-hamba-Nya atas dosa yang dilakukannya. Ada dua macam adzab kubur. Pertama, yang dirasakan seseorang selamanya sampai hari kiamat datang. Ini akan diberikan kepada orang-orang kafir (lihat QS. Al-Mu'min : 45-46). Kedua, azab kubur yang waktunya terbatas dan setelah itu berhenti. Yang kedua ini diberikan atas orang yang melakukan dosa-dosa ringan, sesuai dengan tingkat kesalahannya sehingga ia menjadi pengurang atau penebus akan azab yang akan menimpa di akhirat nanti.

6. Do'a dan permohonan ampun dari orang mukmin yang diminta kepada Allah, untuk diberikan kepada pelaku dosa dan kesalahan, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal
Do'a adalah saripati ibadah. Do'a adalah senjatanya orang beriman. Do'a adalah salah satu jalan pengampunan dari dosa-dosa dan kesalahan. Allah swt. berfirman : "Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar) mereka berdo'a : "Ya Tuhan kami beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami..." (QS. Al-Hasyr : 10)

7. Apa yang dihadiahkan seorang muslim yang masih hidup kepada saudaranya yang sudah meninggal, berupa pahala shadaqah dan haji
Para ulama sepakat bahwa seseorang yang telah meninggal masih dapat memperoleh manfaat dari orang yang masih hidup karena dua hal. Pertama, karena sesuatu yang sumbernya dari si mayit sendiri ketika hidup, seperti amal jariyah. Kedua, pahala kebaikan yang diperuntukkan orang yang masih hidup kepada si mayit seperti shadaqah dan haji. Pahala dari amal-amal ibadah fisik seperti puasa sunnah, shalat sunnah, membaca Qur`an, dzikir dan sebagainya, menurut Imam Ahmad dan Abu Hanifah bisa sampai kepada si mayit bila memang diniatkan oleh yang masih hidup untuk si mayit. Sementara mnenurut Imam Syafi'i dan Imam Malik, hal itu tidak bisa dihadiahkan kepada si mayit dan pahalanya tidak akan sampai.

8. Penyelesaian hak sesama manusia di akhirat, setelah mereka menyeberangi shirot (jembatan di atas neraka)
Jalan pengampunan yang lain adalah penyeleaian segala hak dan kezaliman yang terkait antara satu orang muslim dengan saudaranya. Masing-masing saling mengambil hak satu sama lain. Rasulullah saw bersabda, "Apabila orang-orang mukmin itu telah selamat melewati neraka, maka mereka akan ditahan di suatu jembatan antara mereka dan surga. Maka disitulah mereka saling melakukan penuntutan dan pemenuhan atas segala tanggungan sesama mereka selama di dunia. Maka kalau semuanya sudah bebas dari hak-hak saudaranya serta bersih dari dosa-dosa dan kezaliman sesama mereka. Barulah mereka diperkenankan untuk masuk ke dalam surga ..." (HR. Bukhori)

9. Syafaat dari mereka yang berhak memberi syafaat
Di antara jalan pengampunan yang lain adalah syafaat yang diberikan oleh orang lain yang mendapat izin dari Allah. Syafaat ini akan dapat meringankan dan membebaskan orang-orang yang seharusnya mendapat siksaan di akhirat. Orang yang diperkenankan memberi syafaat, pertama adalah Rasulullah saw. Selain itu adalah kaum muslimin yang telah mendapat izin dari Allah untuk memberi syafaat. Bahkan dalam hadits yang cukup panjang disebutkan bahwa Allah swt akan memberi syafaat kepada hamba-hamba-Nya. "... Maka para malaikat telah memberi syafaat, para nabi sudah memberi syafaat, dan orang-orang beriman pun memberi syafaat. Tidak ada lagi kecuali Dzat yang Maha Pengasih dan Penyayang. Kemudian setelah itu Allah mengambil sekali genggaman-Nya itu dari neraka orang-orang yang belum pernah membuat kebaikan sekalipun...." (HR. Muslim)

10. Ampunan dan pemaafan Allah SWT diluar syafaat-Nya
Ini adalah jalan pengampunan terakhir, yang bisa mengurangi maupun menghilangkan sama sekali azab yang seharusnya diterima seseorang yang telah melakukan dosa. Allah swt berfirman, ".... dan Dia (Allah) mengampuni segala dosa, selain syirik, bagi siapa yang dikehendaki-Nya..." (QS.An-Nisa : 48 dan 116)

Jalan pengampunan ini disediakan oleh Allah swt. Tinggal kini bagaimana kita yang membutuhkan pengampunan itu. Dan sebelum pertanyaan itu kita jawab, renungkanlah firman Allah swt berikut ini: "Dan bersegeralah kamu pada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang bertaqwa...." (QS. Ali Imran : 133)
Suatu pagi di hari rabu, 30 maret kemarin saat saya sedang di kantor, tiba-tiba HP saya berdering. Ada tanda SMS yang masuk. Saya pun membukanya. Ternyata seorang teman mengabarkan bahwa proses ta’arufnya dengan seorang ikhwan berhenti karena keluarga besar sang ikhwan tidak setuju dengan orang jawa. Kebetulan teman saya suku jawa sama seperti saya.
Dalam hati saya pun bertanya “ What’s wrong with javanese People?”
Memang kenapa dengan orang Jawa? Sebagai orang jawa, saya merasa heran. Memang ada yang salah dengan orang jawa? Yang tahu jawabannya silakan angkat tangan ^_^. Sebagai orang Jawa, saya merasa tidak ada yang salah dengan diri saya, tidak ada sesuatu yang membuat kami patut dibenci atau tidak disukai. Mungkin memang ada beberapa kekurangan dari kami, sebagian dari orang jawa ada yang masih menjaga adat dan berbagai macam mitos yang diturunkan oleh nenek moyang kami yang tidak sesuai dengan syariat islam. Tapi sekarang, dengan berkembangnya zaman, masyarakat kami pun berangsur meninggalkan adat dan mitos-mitos yang bertentangan dengan ajaran islam.


Mereka yang tidak suka dengan orang jawa mungkin belum tahu kelebihan-kelebihan orang jawa. Tahu ngga sih kalau orang jawa itu ramah-ramah, giat dan ulet dalam bekerja, semangat juangnya tinggi, lemah lembut, dan para istri sangat taat pada suami. Narsis.com ^_^.
Ternyata di zaman sekarang masih ada aja orang yang memperdebatkan masalah kesukuan, ras dsb. Bukankah negeri kita ini memang heterogen orang-orangnya. Dari sabang sampai merauke berjajar pulau-pulau, sambung menyambung menjadi satu itulah Indonesia. Berbagai macam suku, ras, dan bahasa ada di bumi kita tercinta ini. Dan Allah pun telah berfirman dalam Al Qur’an:
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (Q.S Al Hujurat:13)
Telah jelas bahwa kita telah diciptakan dengan berbagai perbedaan, dijadikan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa supaya kita saling mengenal. So, seharusnya tidak jadi masalah kalau kita berteman, bekerja sama dan mungkin menikah dengan orang suku lain. Bukankah dengan begitu kita bisa saling mengenal kebiasaan, adat kelebihan suku yang lain. Dan bisa jadi kita akan tahu bahwa cerita-cerita buruk tentang suku yang kita tidak suka itu tidak benar sehingga kita tidak lagi benci/kurang suka dengan suku tersebut.

Dalam setiap pilihan hidup, seorang mukmin beristikharah pada Allah.
Tetapi sholat istikharah itu hanyalah salah satu tahapan saja, sebagai tanda kepasrahannya kepada apa yang dipilihkan Allah bagi kebaikannya. Untuk dunia, agama, dan akhiratnya. Istikharah yang sesungguhnya dimulai jauh sebelum itu; dari rasa taqwa, menjaga kesucian ikhtiar dan kepekaan dalam menjaga hubungan baik dengan Allah.
Ketika segala sebelumnya dijalani dengan apa yang diaturkanNya, maka istikharah adalah saat bertanya. Pertama tentang pantaskah kita dijawab oleh Allah. Yang ke dua, seperti apa jawab itu. Yang ke tiga, beranikah kita untuk menerima jawab itu. Apa adanya. Karena itu sejujur-jujur jawaban. Di situlah letak furqaan, kepekaan khas orang bertaqwa.
Karena masalahnya bukanlah diberi atau tidak diberi. Masalahnya bukan diberi dia atau diberi yang lain. Urusannya adalah tentang bagaimana Allah memberi. Apakah diulungkan lembut dengan cinta, ataukah dilempar ke muka penuh murka. Bisa saja yang diberikan sama, tapi rasa dan dampaknya berbeda. Dan bisa saja yang diberikan pada kita berbeda dengan apa yang diharap oleh hati, tapi rasanya jauh melampaui. Di situlah yang dinamakan barakah. Kebaikan yang bertambah.

(Diambil dari buku "jalan Cinta Para Pejuang"-Salim A. Fillah)


long times i looked for some islamic english songs to upgrade my english. I found some songs by Zain Bhinka and Sammy Yusuf. But i was bored with that songs. Finally after seeked for some months i found songs by maher Zain. Subhanallah..his songs is so enjoyable for me. I very loved it. I think i found the new world when i hear that songs. My favourite song in His album is "Open yours Eyes"," Insyaallah", and "Thank you".
Below are lirics of that songs

Open Your Eyes

Look around yourselves
Can’t you see this wonder
Spreaded infront of you
The clouds floating by
The skies are clear and blue
Planets in the orbits
The moon and the sun
Such perfect harmony

Let’s start question in ourselves
Isn’t this proof(bukti) enough for us

Or are we so blind
To push it all aside..
No..

We just have to
Open our eyes, our hearts, and minds
If we just look bright to see the signs(tanda2)
We can’t keep hiding(menyembunyikan) from the truth
Let it take us by surprise

Take us in the best way
(Allah..)
Guide us every single day..
(Allah..)
Keep us close to You
Until the end of time..

Look inside yourselves
Such a perfect order
Hiding in yourselves
Running in your veins(urat darah)
What about anger(kemarahan) love and pain
And all the things you’re feeling
Can you touch them with your hand?
So are they really there?

Lets start question in ourselves
Isn’t this proof enough for us?
Or are we so blind
To push it all aside..?
No..

We just have to
Open our eyes, our hearts, and minds
If we just look bright to see the signs
We can’t keep hiding from the truth
Let it take us by surprise
Take us in the best way
(Allah..)
Guide us every single day..
(Allah..)
Keep us close to You
Until the end of time..

When a baby’s born
So helpless and weak
And you’re watching him growing..
So why deny
Whats in front of your eyes
The biggest miracle of life..

We just have to
Open our eyes, our hearts, and minds
If we just look quiet we’ll see the signs
We can’t keep hiding from the truth
Let it take us by surprise
Take us in the best way
(Allah..)
Guide us every single day..
(Allah..)
Keep us close to You
Until the end of time..

Open your eyes and hearts and minds
If you just look bright to see the signs
We can’t keep hiding from the truth
Let it take us by surprise
Take us in the best way
(Allah..)
Guide us every single day..
(Allah..)
Keep us close to You
Until the end of time..

Allah..
You created everything
We belong to You
Ya Robb we raise our hands
Forever we thank You..
Alhamdulillah..



_Insyaallah_
Everytime you feel like you cannot go on
You feel so lost
That your so alone
All you is see is night
And darkness all around
You feel so helpless
You can’t see which way to go
Don’t despair(putus asa) and never loose hope
Cause Allah is always by your side

Insha Allah x3
Insya Allah you’ll find your way

Everytime you commit(melakukan) one more mistake
You feel you can’t repent (menyesali)
And that its way too late
Your’re so confused, wrong decisions you have made
Haunt your mind and your heart is full of shame (rasa malu)
Don’t despair and never loose hope
Cause Allah is always by your side

Insha Allah x3
Insya Allah you’ll find your way
Insha Allah x3
Insya Allah you’ll find your way

Turn to Allah
He’s never far away
Put your trust in Him
Raise your hands and pray

OOO Ya Allah
Guide my steps don’t let me go astray (tersesat)
You’re the only one that showed me the way,
Showed me the way x2
Insyaallah x3
Insya Allah we’ll find the way


_Thank You_
I was so far from you
Yet to me you were always so close
I wandered (mengemnabra/mengeluyur) lost in the dark
I closed my eyes toward the signs
You put in my way
I walked everyday
further and further away from you

O Allah, you brought me home
I thank you with every breath I take

Alhamdulillah
All praises to Allah

I never thought about
All the things you have given to me
I never thanked you once
I was too proud to see the truth
And prostrate to you
Until I took the first step
And that's when you opened the doors for me
Now Allah, I realized what I was missing
By being far from you

Alhamdulillah
All praises to Allah

Allah, I wanna thank you
I wanna thank you for all the things that you've done
You've done for me through all my years I've been lost
You guided me from all the ways that were wrong
And did you give me hope

O Allah, I wanna thank you
I wanna thank you for all the things that you've done
You've done for me through all my years I've been lost
You guided me from all the ways that were wrong
I wanna thank you for bringing me home

Alhamdulillah
All praises to Allah

Alhamdulillah



Allah, jadikan ikhlasku bagai susu

Tak campur kotoran, tak disusup darah

Murni, bergizi, menguati. Langit ridha, bumi terilhami.

Allah, jadikan dosa mendekatkanku padaMu dengan taubat nashuha

Jadikan ibadah tak menjauhkanku dariMu gara-gara membangga.

Allah, untuk tanah nan gersang; jadikan aku embun pada paginya,

Awan teduh bagi siangnya, dan rembulan menghias malamnya.

Allah, jika aku harus berteman rasa takut, jadikan ia penghalang dari mendurhakaiMu

Allah, jika aku harus berkawan gelisah, jadikan ia titik mula amal-amal shalih menjemput keajaiban menenangkan.

Allah, jadikan semua gejolak di dalam hatiku mengantarku mendekat pada ridha dan surgaMu

Allah, berkahi tiap kata yang mengalir dari ujung jemari ini;

Menebar kebaikan, mencantikkan kebenaran, menggerakkan perbaikan.

Allah, lempangkan lisanku dalam kebenaran, indahkan tuturku dengan kesantunan,

Jadikan yang mendengar terbimbingkan.

Allah, ilhamkan kebajikan di tiap huruf yang terucap, lahirkan amal tuk setiap kata yang terbicara,

Alirkan pahala tiada putusnya.

Allah, jangan henti rindu pada NabiMu menyala syahdu, agar akhlaq teladannya merembesi tingkahku

Allah, jangan henti gelegak neraka menyergap menggiriskan, di tiap hasrat nista dan goda kemaksiatan

Allah, jangan henti bayang surgaMu melekati mata, di tiap niat dan kesempatan amal shalih nan terbuka.

Allah, jangan henti keesaanMu terteguh di jiwaku, sebab kuasa dan rizqiMu juga tak sedetikpun berpisah dariku.

Allah, jangan henti bimbingMu menuntunku, selama jantung berdenyut selalu, semasih Kau hembuskan nafas dalam paru

Allah, jangan henti kasihMu mengguyuriku, hingga santun budiku menebar rasa sayang,

Bahkan membalik penentang jadi pejuang.

Allah, jangan henti keagunganMu tertaut dalam nyali, hingga kuhadapi segala yang aniaya dengan gagah dan berani

Allah, jangan henti kemuliaanMu menyusupi syaraf-syarafku,

Hingga tiap ilmu jadi amal, tiap hasrat baik jadi akhlaq terlaku

Allah, jangan henti penjagaanMu mengarus dalam darahku

Hingga syaithan tak beroleh tempat dalam alirannya menderu

Allah, jangan henti rasa malu padaMu menyumsum di tulangku, mengurat di ototku; hingga semua gerak dalam ridhaMu

Allah, jangan henti keindahanMu mengilhamkan senyum dan cerah di wajahku, agar pergaulanku semanis madu.

Allah, jangan henti kebenaranMu tertambat di akal dan lisanku, terpancar dalam sikap, terjuang di tiap kalimat

Allah, jangan henti namaMu menyapa hati dan jiwa, dengan gigil takut, gerisik harap, dan getar cinta.



(Salim A. Fillah)
Kenapa kita menutup mata kita ketika kita tidur?
ketika kita menangis? ketika kita membayangkan ?
itu karena hal terindah di dunia ini tidak terlihat...


Ketika kita menemukan seseorang yang keunikannya
SEJALAN dengan kita...
kita bergabung dengannya dan jatuh ke dalam suatu keindahan yang serupa yang dinamakan CINTA

Ada hal-hal yang tidak ingin kita lepaskan
Orang-orang yang tidak ingin kita tinggalkan....
tapi ingatlah.......melepaskan BUKAN akhir dari dunia,
Melainkan awal kehidupan baru


Kebahagiaan ada untuk mereka yang menangis,
mereka yang telah mencari.....dan mereka yang telah mencoba
Karena MEREKALAH yang bisa menghargai betapa pentingnya orang yang telah menyentuh kehidupan mereka.....


CINTA yang AGUNG?
adalah ketika kamu menitikkan air mata dan MASIH peduli terhadapnya...
adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu MASIH menunggunya dengan setia
adalah ketika dia mulai mencintai yang lain dan kamu MASIH bisa tersenyum sembari berkata 'Aku turut berbahagia untukmu'


Apabila cinta tidak berhasil....BEBASKAN dirimu Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya dan terbang ke alam bebas LAGI


Ingatlah.... bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan kehilangannya...
tapi ketika cinta itu mati, kamu tidak perlu mati bersamanya....


Orang terkuat BUKAN mereka yang selalu menang, MELAINKAN mereka yang tetap tegar ketika mereka jatuh


Entah bagaimana dalam perjalanan kehidupan, kamu belajar tentang dirimu sendiri dan menyadari bahwa penyesalan tidak seharusnya ada HANYALAH penghargaan abadi atas pilihan-pilihan kehidupan yang telah kau buat


TEMAN SEJATI...mengerti ketika kamu berkata 'aku lupa....'
menunggu selamanya ketika kamu berkata 'tunggu sebentar'
tetap tinggal ketika kamu berkata 'tinggalkan aku sendiri'
membuka pintu meski kamu belum mengetuk dan berkata 'bolehkah saya masuk?'


MENCINTAI.....
Bukanlah bagaimana kamu melupakan, melainkan bagaimana kamu memaafkan
Bukanlah bagaimana kamu mendengarkan, melainkan bagaimana kamu mengerti
Bukanlah apa yang kamu lihat, melainkan apa yang kamu rasakan
Bukanlah bagaimana kamu melepaskan, melainkan bagaimana kamu bertahan


Lebih berbahaya mencucurkan air mata dalam hati dibandingkan menangis tersedu-sedu
Air mata yang keluar dapat dihapus, sementara air mata yang tersembunyi menggoreskan luka yang tidak akan pernah hilang....


Dalam urusan cinta, kita SANGAT JARANG menang.....
tapi ketika cinta itu TULUS,
meskipun kalah, kita tetep MENANG
hanya karena kamu berbahagia........
dapat mencintai seseorang......
LEBIH dari kamu mencintai dirimu sendiri.....


Akan tiba saatnya dimana kita harus berhenti mencintai seseorang
BUKAN karena orang itu berhenti mencintai kita,
MELAINKAN karena kita menyadari bahwa orang itu akan lebih berbahagia apabila kita melepaskannya


Kadang kala, orang yang kamu cintai
adalah orang yang PALING menyakiti hatimu dan kadang kala, teman yang menangis bersamamu adalah cinta yang tidak kamu sadari
(Kutipan Puisi dalam novel “Cinta yang Terlambat” karya Dr. Ikram Abidi)

Sayap Yang Tak Pernah Patah


Mari kita bicara tentang orang-orang patah hati. Atau kasihnya tak sampai. Atau cintanya tertolak. Seperti Sayap-Sayap Gibran yang Patah. Atau kisah Zainuddin dan Hayati yang kandas ketika kapal Vanderwicjk tenggelam. Atau cinta Qais dan Laila yang membuat mereka ’majnun’, lalu mati. Atau, jangan-jangan ini juga cerita tentang cintamu sendiri, yang kandas dihempas takdir, atau layu tak berbalas.
 
Itu cerita cinta yang digali dari mata air air mata. Dunia tidak merah jambu di sana. Hanya ada Qais yang telah majnun dan meratap di tengah gurun kenestapaan sembari memanggil burung-burung:
O burung, adakah yang mau meminjamkan sayap
Aku ingin terbang menjemput sang kekasih hati.
Mari kita ikut berbela sungkawa untuk mereka. Mereka orang-orang baik yang perlu dikasihani. Atau jika mereka adalah kamu sendiri, maka terimalah ucapan belasungkawaku, dan belajarlah mengasihani dirimu sendiri.
 
Di alam jiwa, sayap cinta itu sesungguhnya tak pernah patah. Kasih selalu sampai di sana. “Apabila ada cinta di hati yang satu, pastilah ada cinta di hati yang lain,” kata Rumi, “sebab tangan yang satu takkan bisa bertepuk tanpa tangan yang lain.” Mungkin Rumi bercerita tentang apa yang seharusnya. Sementara kita menyaksikan fakta lain.
Kalau cinta berawal dan berakhir pada Allah, maka cinta pada yang lain hanya upaya menunjukkan cinta pada-Nya, pengejewantahan ibadah hati yang paling hakiki: selamanya memberi yang bisa kita berikan, selamanya membahagiakan orang-orang yang kita cintai. Dalam makna memberi itu kita pada posisi kuat: kita tak perlu kecewa atau terhina dengan penolakan, atau lemah dan melankolik saat kasih kandas karena takdir-Nya. Sebab di sini kita justru melakukan pekerjaan besar dan agung: mencintai.
 
Ketika kasih tak sampai, atau uluran tangan cinta tertolak, yang terjadi sesungguhnya hanyalah “kesempatan memberi” yang lewat. Hanya itu. Setiap saat kesempatan semacam itu dapat terulang. Selama kita memiliki “sesuatu” yang dapat kita berikan, maka persoalan penolakan atau ketidaksampaian jadi tidak relevan. Ini hanya murni masalah waktu. Para pencinta sejati selamanya hanya bertanya: “apakah yang akan kuberikan?” Tentang kepada “siapa” sesuatu itu diberikan, itu menjadi sekunder.
 
Jadi, kita hanyalah patah atau hancur karena kita lemah. Kita lemah karena posisi jiwa kita salah. Seperti ini: kita mencintai seseorang, lalu kita menggantungkan harapan kebahagiaan hidup dengan hidup bersamanya! Maka ketika dia menolak hidup bersama, itu lantas menjadi sumber kesengsaraan. Kita menderita bukan karena kita mencintai. Tapi karena kita menggantungkan sumber kebahagiaan kita pada kenyataan bahwa orang lain mencintai kita.

Oleh; ust. Anis Matta

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Parenting -Home Safety: Menjaga sikap untuk keselamatan anak

Sebuah berita pembunuhan sadis di Binjai membuat saya merasa harus menulis artikel ini.
Untuk yang belum tahu, mungkin saya akan sedikit mengulas kembali.

Baru-baru ini marak diberitakan tentang 4 korban pembunuhan dalam sebuah rumah di Binjai.
Korbannya adalah Engky alias Atu (65 tahun) meninggal di kamar belakang, serta menantunya Ceny alias Ain (27) serta dua anaknya bernama Kefin (5) dan Keren (3), meninggal di ruang depan. Mereka ditemukan tewas bersimbah darah.
Kematian mereka pun diketahui setelah beberapa hari terbunuh karena ada tetangga yang curiga mereka tidak pernah kelihatan keluar rumah, sehingga jasad ditemukan dalam keadaan mulai membusuk.

Awalnya polisi menduga ini adalah balas dendam (karena kejam) atau tindakan dari orang yang mereka kenal karena tidak ditemukan adanya buka paksa pintu.
Akan tetapi setelah pembunuhnya tertangkap, ternyata motif pembunuhan sangatlah sederhana. Panik.

Ya, setelah diusut ternyata pembunuhan terjadi karena ada pencuri yang kepergok ketika berniat melakukan aksinya. Kabarnya, sang ibu berteriak maling. Lalu sang pencuri panik (sepertinya pintu masih dalam keadaan tidak terkunci) lalu masuk dan membunuh ibu dan kedua anaknya yang sedang berada di ruang tamu untuk menghilangkan saksi.
Lalu karena ada kakek di ruang belakang ia juga dibunuh untuk memastikan tidak ada saksi.
Setelah itu ia mencuri.
Tahukah Anda apa yang dicuri?
Dua pompa air dan telepon genggam.
Bayangkan 4 nyawa melayang hanya untuk barang curian yang nilainya tidak seberapa.

Lalu apa yang ingin saya sampaikan dalam tulisan ini.
Langkah menghindari kriminalistas terutama terhadap anak-anak.

Pertama, di luar sana ada yang namanya penjahat.
Jadi jangan pernah merasa bahwa kita pasti aman dari kejahatan, kemungkinan selalu ada.
Jadi kita harus meminimalisir segala kemungkinannya.

Kedua, yang namanya tindakan sadis tidak perlu dilakukan oleh penjahat kaliber.
Remaja yang panik, mantan karyawan yang kecewa, mantan pacar yang merasa dipermalukan, sahabat yang dikecewakan, bisa tiba-tiba bertindak sadis, terutama ketika panik atau sangat sakit hati.
Peristiwa binjai terjadi karena panik, dan justru biasanya penjahat amatir yang panikan.
Jadi berhati-hatilah jika tindakan kita berdampak menyakiti hati orang.
Hanya butuh beberapa detik untuk mengubah orang baik menjadi sadis.
Karena hati mudah berbalik.

Ketiga, anak-anak atau seseorang yang sangat bernilai bagi Anda, bagi orang lain apalagi bagi penjahat bisa tidak ada nilainya. Karena itu harus Anda yang menjaganya sepenuh hati, sebaik mungkin.
Anak yang sangat Anda cintai dengan segala apa yang Anda miliki, mungkin bagi penjahat hanya bernilai sebuah handphone atau beberapa ratus ribu.
Pada peristiwa di Binjai, sang ayah tidak di tempat karena sedang mencari nafkah membanting tulang jauh-jauh ke Kamboja untuk anak dan istrinya, tetapi dengan darah dingin keluarganya dibunuh penjahat hanya untuk pompa air dan handphone.
Sering kita dengar peristiwa anak kaya raya diculik dan dijual murah dalam human trafficking hanya karena penculik tidak mau beresiko meminta uang tebusan sekalipun mahal dan memilih menjual murah ke pedagang anak.

Keempat, kadang tanpa sadar orang tua, tanpa sadar, justru menjadi pemicu peristiwa yang mengakibatkan anak menjadi korban.
Akan saya ungkap satu contoh yang juga memilukan dari berita yang saya dengar beberapa tahun lalu.
Ada anak yang mengalami kerusakan otak parah akibat dipukuli preman. Usianya baru 7 tahun. Akibat pukulan preman tersebut anak itu cacat mental seumur hidup.
Tahukah kenapa anak itu dipukuli preman?
Ternyata peristiwa itu dipicu karena ayah dari anak tersebut pernah menegur sang preman karena mabuk di dalam mesjid.
Mungkin karena teguran itu kasar atau karena memang premannya brengsek, tapi tetap saja ini tidak mengubah fakta bahwa anak tersebut menjadi cacat akibat peneguran tersebut.
Sekalipun preman itu dihukum, itu tidak mengembalikan kesehatan anak.
Jadi sebagai orang tua kita harus berpikir berulang kali ketika bertindak.
Apakah ini akan membahayakan keselamatan anak atau aman-aman saja.

Saya pernah naik angkot bersama Putri Salsa yang waktu itu baru usia 6 tahunan.
Sang supir ngebut, sembrono dan ngerem mendadak.
Akibatnya satu ibu yang duduk di dekat pintu terlempar keluar. Untung ibu itu baik-baik saja.
Si supir bukannya minta maaf malah memarahi sang ibu yang dianggap tidak siaga.
"Gimana sih naik mobil, makanya pegangan!" dan diikuti kata kasar lainnya.
Saya bilang ke Salsa:
"Caca (panggilan Salsa waktu kecil), kalau ayah tidak lagi sama Caca, mungkin ini supir udah ayah tonjok!"
Salsa bertanya; "Kenapa?"
"Pertama dia ugal-ugalan, dan bukannya minta maaf tapi malah sumpah serapah ke ibu yang jatuh keluar dari mobil"
Lalu Salsa bertanya lagi; "Kenapa kalau ada Caca, ayah gak pukul aja!:
Saya menjawab;
"Kalau ayah sendiri, ayah peringati, kalau dia gak tahu diri mungkin ayah pukul, kalau dia ajak berkelahi ayah hadapi. Tapi kalau nanti banyak supir angkot datang dan kerubutin ayah walaupun dia yang salah, ayah gak mungkin bisa menghadapi kalau sambil jaga Caca.
Kalaupun ayah harus kabur, susah kalau sambil gendong Caca."
Anda boleh setuju atau tidak setuju dengan dialog saya dengan Salsa, tapi itu yang ada di kepala saya saat itu dan saya menahan diri karena saat itu saya memikirkan keselamatan Salsa,
bukan emosi saya saat itu.

Pernah juga saya naik taksi dan argonya argo kuda.
Saya yakin sang sipir main kotor dengan argonya.
Karena tahu akan ribut dengan sang supir sebab saya hanya mau membayar sesuai harga biasa dan mengabaikan argo, saya meminta taksi berhenti di tikungan dekat rumah bukan depan rumah. Kenapa?
Berjaga kalau akhirnya ribut berkepanjangan, sang supir tidak tahu rumah saya, jadi anak-anak terjaga. Untungnya saat itu sang supir malu hati karena ketahuan main curang.

Kalau Anda pesan taksi lewat telepon, dan supir menjemput Anda di rumah, sebaiknya berpikir panjang jika ingin komplain berat. Kenapa?
Bayangkan kalau Anda komplain berat dan sang supir akhirnya dipecat.
Ia punya waktu kosong karena nganggur, ia juga punya masalah keluarga karena tidak punya penghasilan, dan dia cuma ingat itu semua karena Anda yang melapor dan ia tahu rumah Anda.
Kalau sudah dipecat ia sudah tidak lagi terikat peraturan perusahaan dan jadi pribadi yang bebas termasuk menumpahkan dendam kepada yang melaporkan.

Intinya, jika ingin bertindak terutama berkaitan dengan konflik, pikirkan dampaknya bagi keselamatan Anda dan keluarga.
Ingat, kita tidak pernah tahu apa yang ada di hati orang.
Zamannya sudah makin gila.

Kelima:
Preventif maksimal (Pencegahan)
Untuk hal yang bersifat kriminalitas kita harus menerapkan prinsip Prepare for The Worse.
Saya teringat ketika nyambi bekerja di Jakarta Internasional School. Di sana setiap anak masuk mobil jembutan ada absennya, jika ada yang tidak jadi ikut ada juga laporannya. Jadi semua data terdata rapih, jadi sangat sulit ada peluang penculikan.
Itu namaya prapare for the worse.

Anda baru saja memecat supir pribadi yang tertangkap basah misalnya mencuri jam tangan.
Apa yang Anda katakan pada anak Anda yang masih kecil?
"Nak, Pak ini sudah tidak jadi supir kita. Jadi jangan mau ikut kalau dia jemput kamu di sekolah sekalipun dia bilang disuruh ayah atau bunda jemput kamu."
Anda baru memecat pegawai yang dekat tidak jujur dan kebetulan dekat dengan anak-anak.
"Nak, Pak ini sudah tidak bekerja dengan kita, jadi kalau dia ajak kamu kemana, harus konfirmasi dulu ke ayah atau bunda ya..."
Setidaknya Anda sudah berjaga-jaga.

Keenam
Jika Anda mempunyai pembantu, pastikan Anda memberi standar keamanan yang tinggi.
Misalnya;
"Mbak, saya tidak ada janji sama siapa-siapa jadi selama saya pergi jangan buka pintu untuk siapapun!!
"Kalau ada tamu yang datang, telepon saya dulu sebelum buka pintu, jangan pedulikan seberapa sering bel dipencet atau seberapa keras pintu diketuk!"


Ketujuh. Siapkan perangkat dukungan
Catat nomor kantor polisi terdekat. Jangan skeptis dengan service polisi, karena pada beberapa pengalaman, saya menemukan polisi cepat tanggap.
Pastikan punya nomor tetangga, karena pada keadaan genting di rumah ketika Anda di kejauhan, maka hanya tetangga yang bisa memberikan respon secara cepat.
Beri tahu juga nomor-nomor penting tersebut pada pasangan dan anak-anak.(Isa Alamsyah)
Sumber: http://www.isaalamsyah.com/2011/05/parenting-home-safety-menjaga-sikap.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Ada udang di balik Sedekah itu Wajib

Dikisahkan Zaman Dahulu, Ada tiga orang pemuda yang sedang mengadakan perjalanan. Tiba-tiba mereka ditimpa oleh hujan, maka mereka berteduh di dalam sebuah gua. Celakanya tiba-tiba ada batu besar yang menggelinding menutupi gua tersebut, Maka salah satu mereka berkata kepada yang lain: "Demi Allah, tidak akan ada yang dapat menyelamatkan kita kecuali sifat IKHLAS kita, oleh karenanya, saya harap agar masing-masing kita berdoa kepada Allah dengan perantara amal sholeh yang kita kerjakan dengan penuh keikhlasan “.
Seorang dari mereka berdo'a: "Ya Allah, Engkau tahu bahwa dulu aku punya seorang pekerja yang bekerja padaku dengan imbalan 3 gantang padi. Tapi, tiba-tiba dia pergi dan tidak mengambil upahnya. Kemudian aku ambil padi tersebut lalu aku tanam dan dari hasilnya aku belikan seekor sapi. Suatu saat, dia datang kepadaku untuk menagih upahnya. Aku katakan padanya, 'Pergilah ke sapi-sapi itu dan bawalah dia'. Dia balik berkata, 'Upahku yang ada padamu hanyalah 3 gantang padi'. Maka aku jawab, 'Ambillah sapi-sapi itu, sebab sapi-sapi itu hasil dari padi yang tiga gantang dulu'. Akhirnya dia ambil juga. Ya Allah, bila Engkau tahu bahwa apa yang aku perbuat itu hanya karena mengharap ridhaMu, maka keluarkanlah kami (dari gua ini)." Tiba-tiba batu besar (yang menutupi gua itu) bergeser.
Seorang lagi berdo'a: "Ya Allah, Engkau tahu bahwa aku mempunyai bapak-ibu yang sudah renta. Setiap malam aku membawakan untuk keduanya susu dari kambingku. Suatu malam aku datang terlambat pada mereka. Aku datang kala mereka sudah tidur lelap. Saat itu, isteri dan anak-anakku berteriak kelaparan. Biasanya aku tidak memberi minum buat mereka sehingga kedua orang tuaku terlebih dahulu minum. Aku enggan membangunkan mereka, aku juga enggan meninggalkan mereka sementara mereka butuh minum susu tersebut. Maka, aku tunggu mereka (bangun) sampai fajar menyingsing. Ya Allah, bila Engkau tahu bahwa hal tersebut aku kerjakan hanya karena takut padaMu, maka keluarkanlah kami (dari gua ini). Tiba-tiba batu besar itu bergeser lagi.
Yang lain lagi juga berdo'a: "Ya Allah, Engkau tahu aku mempunyai saudari sepupu (puteri paman), dia adalah wanita yang paling aku cintai. Aku selalu menggoda dan membujuknya (berbuat zina) tapi dia menolak. Hingga akhirnya aku memberinya (pinjaman) 100 dinar. (Jelasnya), dia memohon uang pinjaman dariku (karena dia sangat membutuhkan dan terpaksa), maka (aku jadikan hal itu sebagai jalan untuk mendapatkan kehormatannya). Maka aku datang kepadanya membawa uang tersebut lalu aku berikan kepadanya, akhirnya dia pun memberiku kesempatan untuk menjamah dirinya. Ketika aku duduk di antara kedua kakinya, dia berkata, 'Bertakwalah engkau kepada Allah, janganlah engkau merusak cincin kecuali dengan haknya'. Maka dengan segera aku berdiri dan keluar meninggalkan uang 100 dinar itu (untuknya). Ya Allah, bila Engkau tahu bahwa apa yang aku kerjakan itu hanya karena aku takut kepadaMu, maka keluarkanlah kami (dari gua ini)". Tiba-tiba bergeserlah batu itu sekali lagi, dan Allah pun mengeluarkan mereka . (HR. Al-Bukhari dan Muslim )
Sedekah memang harus ikhlash, tapi sebenarnya untuk ikhlash itu tidak rumit, gimana sih ikhlas dalam sedekah itu ? selama kita mengharap imbalan atau balasan hanya dari Allah SWT saja, ya itulah ikhlas. Tidak mengharap imbalan dalam bentuk apapun dari orang atau lembaga yang kita sedekahin, kalo minta didoakan ? ya boleh-boleh saja, kan berdoanya juga kepada Allah, yang membalas juga Allah.
Jadi kalo sedekah lalu kita minta macem-macem sama Allah itu boleh bahkan wajib, lho kok wajib ? lha iya, kalo gak minta sama Allah lalu minta sama siapa ? lho sedekah kok minta balasan ? orang gak sedekah saja boleh meminta apalagi sudah sering sedekah ya sangat-sangat boleh meminta.
Meminta dan berharap kepada Allah itu kata lainnya adalah berdo’a, masa berdo’a dilarang ? berdo’a itu wajib, lho kok wajib ! ya kalo orang gak pernah berdo’a,gak pernah meminta dan gak pernah berharap sama Allah SWT, berarti dia gak butuh dong sama Allah, Nabi dan Rosul saja berdo’a dan meminta sama Allah, masa kita ‘gak ?
Cuma seringkali orang berdebat soal ikhlas tidak ikhlas, sampai-sampai gak jadi ibadah gak jadi sedekah, dalihnya “ daripada tidak ikhlas, kan sia-sia nanti “. Padahal sebenarnya selama masih ada iman di dada kita, amal apapun yang kita perbuat pasti unsur ikhlas itu otomatis menyertainya. Apa sih yang diharapkan dari orang beriman ketika beramal ? kan Cuma balasan dari Allah saja tho ? nah semudah itulah ikhlash.
Dalam hal sedekah, sebenarnya perdebatan soal ikhlas itu hanya berlaku bagi para pemula saja, bagi para ahli sedekah ikhlas itu sudah otomatis, para ahli sedekah sudah berusaha naik ke tingkatan berikutnya : seberapa sering dan seberapa banyak karena mereka sudah menikmati dahsyatnya sedekah.
Suatu hari ada seorang peminta-minta datang kepada orang yang suka berdebat tentang ikhlas…….
“ pak, tolong mohon sedekahnya, saya kelaparan “
“ ntar deh, sekarang hati saya belum ikhlas “
“ Waduh, tolonglah pak, saya sudah hampir sekarat nih !”
“ yah, gimana lagi, hati saya belum ikhlas, ntar sedekah saya jadi sia-sia dong ! “
Beginilah orang yang suka debat dalil soal ikhlas, nunggu lebaran monyet dulu gak action-action. Celakanya kalo si pengemis keburu mati lalu orang tadi juga mendadak mati sebelum sempat ibadah, belum sempat sedekah, nah lho gimana tuh.
Sahabat, Seperti Kisah dalam hadits diatas, betapa sedekah itu memiliki kekuatan yang sangat dahsyat untuk menggerakkan Tangan Allah membantu kita yang sedang terbelenggu dalam masalah yang sangat berat yang tidak mampu kita selesaikan dengan tenaga dan fikiran kita. So…. Tetaplah selalu bersedekah walau hanya baru bisa dari yang tersisa bersama Rumah Yatim Indonesia. 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Khilaf, Benci, dan Cinta

Seorang kawan, dalam doa dan salamnya
Di berlalunya seperempat abad usiaku
kembali mengenangkanku sebuah kaidah
"Bencilah kesalahannya,
Tapi jangan kau benci orangnya."

Betulkah aku sudah mampu begitu
Pada saudaraku, pada keluargaku
Pada para kekasih yang kucinta?
Saat mereka terkhilaf dan disergap malu
Betulkah kemaafanku telah tertakdir
Mengiringi takdir kesalahan mereka?

Tapi itulah yang sednag kupanjatkan
Dalam tiap ukhuwah dan cinta
Dalam tiap ikatan yang Allah jadi saksinya

karena aku tahu, bahwa terhadap satu orang
Aku selalu mampu membenci luputnya
Tapi tetap cinta dan sayang pada pelakunya
Itulah sikapku selalu, pada diriku sendiri

Kucoba cerap lagi kekata Asy Syafi'i
"Aku mencintai orangg-orang shalih"
Begitu katanya, diiringi titik air mata
"Meski aku bukanlah bagian dari mereka
Dan aku membenci para pamaksiatNya
Meski aku tak berbeda dengan mereka
 

Ya..mungkin dia benar

Tapi dalam tiap ukhuwah dan cinta
Dalam tiap ikatan yang Allah jadi saksinya
Aku ingin meloncat ke hakikat yang lebih tinggi

Karena tiap orang beriman tetaplah rembulan
Memiliki sisi kelam,
Yang tak pernah ingin ditampakkannya pada siapapun
maka cukuplah bagiku
memandang sang bulan
Pada sisi cantik yang menghadap ke bumi

Tentu, tanpa kehilangan semangat
Untuk selalu berbagi dan sesekali merasai
gelapnya sesal dan hangatnya nasehat
sebagaimana sang rembulan
yang kadang harus menggerhanai matahari

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kita, Prasangka, Mereka

Kita hidup du tengah-tengah khalayak
Yang selalu berbaik sangka...

Alangkah berbahanya
terlalu percaya pada baik sangka mereka
Membuat kita tak lagi jujur pada diri
Atau menginsyafi, bahwa kita tak seindah prasnagka itu

Tapi keinsyafan membuatkadang terfikir
Bersediakah mereka tetap jadi saudara
Saat tahu kita yang sebenarnya
Kadang tersa, bersediakah dia menjadi sahabat
Saat tahu hati kita tak tulus, penuh noda dan karat
Dan..bersediakah dia tetap mendampingi kita dalam dekapan ukhuwah
Ketika tahu bahwa iman kita berlubang-lubang

Inilah bedanya kita dengan Sang Nabi
Dia percaya, karena dia dikenal
Sebagai Al-Amin, orang yang terpercaya
Sementara kita dipercaya, justru karena
Mereka semua tidak mengenal kita....

Yang ada hanya baik sangka....
Maka mari kita hargai dan kaga semua baik sangka itu
Dengan berbuat sebaik-baiknya
Atau sekurangnya dengan doa yang diajarkan Abu bakar
Lelaki yang penuh baik sangka terhadap diri dan sesamanya

"Ya Allah, jadikan aku lebih baik daripada semua yang mereka sangka
Dan ampuni aku atas aib-aib yang tak mereka tahu..."
Atau do'a seorang tabi'in yang mulia;
" ya Allah jadikan aku dalam pandanganku sendiri
Sebagai seburuk-buruk makhluk
Dalam pandangan manusia sebagai yang tengah-tengah
Dan dalam pandangan-Mu sebagai yang palingmulia

(Salim A. Fillah)

















  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Pernah Ada Masa-Masa

Pernah ada masa-masa dalam cinta kita
Kita lekat bagai api dan kayu
Bersama menyala, slaing menghangatkan rasanya
Hingga terlambat untuk menginsyafi bahwa
Tak tersisa dari diri-diri selain debu dan abu

Pernah ada waktu-waktu dalam ukhuwah ini
Kita terlalu akrab bagai awan dan hujan
Merasa menghias langit, menyuburkan bumi,
Dan melukis pelangi
Namun tak sadar, hakikatnya kita saling meniadai

Di satu titik lalu sejenak kita berhenti, menyadari
Mungkin hati kita telah terkecualikan dari ikatan di atas iman
Bahkan saling nasehat pun tak lain bagai dua lilin
Saling mencahayai, tapi masing-masing habis dimakan api

Kini saatnya kembali pada iman yang menerangi hati
Pada amal shalih yang menjulang bercabang-cabang
Pada akhlak yang manis, lembut dan wangi
Hingga ukhuwah kita menggabungkan huruf-huruf menjadi kata
Yang dengannya kebenaran terbaca dan bercahaya



(Salim A. Fillah)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kubaca firman Persaudaraan

Ketika kubaca firmanNya, " sungguh tiap mukmin bersaudara"
Aku merasa, kadang ukhuwah tak perlu dirisaukan
Tak perlu, karena ia hanyalah akibat dari iman

Aku ingat pertemuan pertama kita, ukhti sayang
Dalam dua detik, dua detik saja
Aku telah merasakan perkenalan, bahkan kesepakatan
Itulah ruh-ruh kita yang saling sapa, berpeluk mesra
dengan iman yang menyala, mereka telah bermufakat
Meski lisan belum saling sebut nama dan tangan belum berjabat

Ya, kubaca lagi firmanNya, " sungguh tiap mukmin bersaudara"
Aku makin tahu, persaudaraan tak perlu dirisaukan

Karena saat ikatan melemah, saat keakraban kita merapuh
Saat salam terasa menyakitkan, saat kebersamaan serasa siksaan
Saat pemberian bagai bara api, saat kebaikan justru melukai
Aku tahu, yang rombeng bukan ukhuwah kita
hanya iman-iman kita yang sedang sakit, atau mengerdil
Mungkin dua-duanya, mungkin kau saja
Tentu terlebih sering, imankulah yang compang-camping

Kubaca firman persaudaraan ukhti sayang
dan aku makin tahu, mengapa di kala lain diancamkan:
"Para kekasih di hari itu, sebagian menjadi musuh sebagian yang lain..
Kecuali orang-orang yangb bertaqwa"


(Salim A. Fillah)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Dua Mata, Dua Tangan

Add caption
Add caption













Ada kalanya kita seperti dua mata
Tak pernah berjumpa
Tapi selalu sejiwa

Kita menatap ke arah yang sama
Walau tak berjumpa
Mengagumi pemandangan indah
Dan berucap: Subhanallah

Kita bergerak bersama
Walau tak berjumpa
Mencari pandangan yang dihalalkan
Menghindar dari yang diharamkan
Dan berucap: Astaghfirullah

Kita menangis bersama
Walau tak berjumpa
Dalam kecewa, sedih, ataupun gembira
Duka dan bahagia
Dan tetap berucap: Alhamdulillah

Kita terpejam bersama
Walau tak berjumpa
Memberi damai dan rehat
Sambil berucap: Laa haula wa laa quwwata illa billaah...

Tapi kadang kita perlu menjadi dua tangan
berjumpa dalam sedekap shalat
Berjama'ah menghadap Allah

Tapi kadang kita perlu menjadi dua tangan
berjumpa dalam membersihkan
Segala noda dan kotor dari badan....


(Salim A. Fillah)


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Runtuhnya Nilai Kejujuran

KITA semua pasti ikut merasa prihatin atas nasib yang dialami siswa
sekolah dasar AL dan kedua orangtuanya Siami serta Widodo. Karena
sikap jujur mereka untuk menyatakan ketidakbenaran atas pelaksanaan
ujian nasional, malah mereka akhirnya dinyatakan bersalah.
Orangtua AL dianggap mencoreng nama baik sekolah. Para orangtua yang
lain menyalahkan orangtua AL yang mempersoalkan adanya permintaan guru
sekolah yang memerintahkan AL membagi jawaban ujian nasional kepada
murid-murid yang lain.
Ini persoalan mendasar yang tidak bisa dianggap enteng. Betapa
nilai-nilai kejujuran sudah begitu terpuruknya pada bangsa ini. Kita
tidak lagi bisa membedakan antara yang benar dan yang salah, yang baik
dan yang buruk.
 Nilai sepertinya sudah terbalik-balik pada bangsa ini. Orang yang
salah bisa menjadi benar, sementara orang yang benar bisa dianggap
salah. Itu bukan hanya terjadi pada kasus di Gadelsari Barat,
Surabaya, tetapi sudah menjadi praktik umum yang kita lihat setiap
hari.

Ketika kita sedang berada dalam kekuasaan, seringkali kita tidak
menangkap ketidakadilan seperti itu. Seakan-akan itu hanya sebuah
persoalan kecil yang tidak penting dan tidak memiliki makna apa pun.
Namun ketika kemudian merasakan sendiri ketidakadilan itu, maka bisa
terasalah arti sebuah kebaikan, arti sebuah kebenaran, arti sebuah
kejujuran.

Itulah yang pasti dirasakan oleh Adang Daradjatun. Ketika masih
menjabat sebagai polisi, menjadi Wakil Kepala Kepolisian RI, ia tidak
terlalu peduli atas ketidakadilan yang terjadi. Ketika para pelaku
korupsi kabur ke luar negeri, tidak terdorong keinginan untuk
memerintahkan anggota polisi untuk menangkap mereka.
Kini ia merasa ketidakadilan itu, ketika istrinya Nunun Nurbaeti
dipersangkakan ikut terlibat dalam kasus suap pada pemilihan Deputi
Gubernur Senior Bank Indonesia. Adang berteriak keras ketika istrinya
ditetapkan sebagai tersangka, dicabut paspornya, dan dimintakan kepada
Interpol untuk ditangkap.
Dalam wawancaranya dengan Metrotv, Adang tidak bisa menerima atas
ketidakadilan yang ia rasakan. Bagaimana istrinya ditetapkan sebagai
tersangka dan dicabut paspornya, sementara begitu banyak koruptor yang
kabur ke luar negeri sejak bertahun-tahun lalu, namun hingga kini
tidak pernah juga dicabut paspornya.
Adang menegaskan bahwa dirinya tidak akan tinggal diam. Meski bukan
dalam arti melakukan perlawanan total, dirinya akan membuka semua
ketidakberesan yang terjadi. Ia tidak akan membiarkan istrinya
dijadikan korban dari sebuah ketidakbenaran.
Adang beruntung masih tercatat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat
dari Partai Keadilan Sejahtera. Sebagai polisi bintang tiga, pasti
masih banyak anggota polisi yang akan membantu dirinya melawan
ketidakadilan itu.
Namun tidak demikian nasibnya Saimi dan Widodo. Mereka bukanlah
siapa-siapa. Mereka hanya rakyat biasa yang mencoba menegakkan nilai
kejujuran. Namun ia harus tersingkir dari lingkungannya, yang tidak
bisa menerima sikap jujurnya.
Adakah orang yang membela Saimi dan Widodo? Adakah mereka yang peduli
terhadap AL? Tidak ada sama sekali. Mereka dibiarkan menghadapi
kejamnya kehidupan di tengah bangsa yang sedang kehilangan nilai
kebaikan.
Seharusnya pemerintah tampil untuk menggunakan momentum ini
mengajarkan kembali pentingnya arti sebuah kejujuran, pentingnya
sebuah keadilan. Tampil untuk menjadikan sosok Saimi dan Widodo
sebagai simbol kejujuran, bukan malah membiarkan mereka menjadi korban
dari ketidakbenaran.
Bahkan Presiden, Menteri Pendidikan Nasional, Gubernur Jawa Timur,
Wali Kota Surabaya seharusnya bersimpati kepada nasib yang dialami
Saimi dan Widodo. Bukan hanya duduk diam, menonton ketidakbenaran itu
terus terjadi, sehingga tidak ada pembelajaran yang bisa dipetik oleh
bangsa ini.
Ketika semua pemimpin diam, maka orang tidak akan berani untuk bicara
kebenaran, bicara kejujuran. Mereka akan menelan semua ketidakbenaran
itu, kalau pun dirasakan bertentangan dengan nilai kebajikan yang
mereka yakini. Sebab, ternyata bicara kebenaran, bicara kejujuran di
negeri ini malah dianggap sebagai sebuah kesalahan.
Ketika memberikan kuliah di depan generasi muda, sebenarnya ada
pelajaran berharga yang diberikan Presiden. Bahwa sebagai pemimpin
kita tidak boleh berkompromi untuk hal-hal yang prinsipiil seperti
dalam hal etika atau nilai-nilai. Yang boleh dikompromikan hanyalah
taktik atau strategis dalam mencapai tujuan.
Kasus AL, Saimi, dan Widodo seharusnya dipakai untuk melaksanakan
kebajikan yang disampaikan. Saimi dan Widodo merupakan sosok langka di
negeri yang hanya berorientasi kepada hasil, tanpa memedulikan proses.
Saimi dan Widodo mengajarkan kepada kita semua bahwa kejujuran itu
masih ada di negeri ini.

Sumber: pembacaasmanadia@ yahoogroups. com & metrotvnews. com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Dalam Dekapan Ukhuwah


Karena beda antara kau dan aku sering jadi sengketa
Karena kehormatan diri sering kita tinggikan di atas kebenaran
Karena satu kesalahanmu padaku seolah menghapus
sejuta kebaikan yang lalu
Wasiat Sang Nabi itu rasanya berat sekali:
"jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara"

Mungkin lebih baik kita berpisah sementara, sejenak saja
Menjadi kepompong dan menyendiri
Berdiri malam-malam, bersujud dalam-dalam
Bertafakkur bersama iman yang menerangi hati
Hingga tiba waktunya menjadi kupu-kupu yang terbang menari
Melantun kebaikan di anatara bunga, menebar keindahan pada dunia

Lalu dengan rindu kita kembali ke dalam dekapan ukhuwah
Mengambil cinta dari langit dan menebarkannya di bumi
Dengan persaudaraan suci: sebening prasangka, selembut nurani,
Sehangat semangat, senikmat berbagi, dan sekokoh janji.

(Salim A. Fillah)


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Mau Rezeki Lebih Baik : Jodoh, Peluang Menulis, dll? Sstt, Coba Hafalkan Quran!

Memory ini cukup lama mengendap, sayangnya tidak kutuliskan, hingga sanad dan siapa yang meriwayatkan aku lupa. Tetapi inti ceritanya insyaAllah masih terekam jelas. Dialog dan alur cerita, aku luweskan agar lebih mudah dimengerti.

1. Ibu dengan 7 anak yang menghafal Quran, rezeki tak disangka!
Aku, kita semua tahu mulianya para penghafal Quran. Tapi, motivasi untuk kesana sangatlah minim. Bertahun-tahun silam, waktu kami masih di Tegal, datang seorang ummahat bercerita (bahkan aku lupa namanya!). Sebut saja bu Annisa.
Bu Annisa seorang ibu, usianya saat itu lebih dari 40 tahun, berputra 7 , dengan suami yang sangat ngepas penghasilannya (kalau tidak bisa dibilang kurang alias miskin). Bu Annisa lemah fisiknya, merasa tidak berotak cerdas. Ia seringkali kelelahan dengan setumpuk pekerjaan rumah tangga dan kehidupan keluarga yang sepertinya mentok hanya disitu. Ya, mau apalagi? Menghidupi 7 anak bukan perkara mudah, padahal mereka yakin akan hadits Rasulullah Saw yang membanggakan ummat muslim yang banyak.

Bu Annisa mengagumi ustadzahnya yang dalam pandangan beliau ,”....luarbiasa sabar. Aku ingin seperti ustadzahku, supaya lebih sabar menghadapi kehidupanku yang seperti ini.”
Bu Annisa bertanya pada sang ustadzah, apa ya kira-kira kunci bagi perempuan supaya bisa lebih bersabar menghadapi sekian banyak ujian hidup?
”Cobalah menghafal Quran,” saran sang ustadzah.

Dengan tekad baja, di usia di atas 40 yang konon kabarnya semua fungsi tubuh mulai mengalami penurunan, bu Annisa menghafal Quran. Tujuannya saat itu hanya satu : ia bisa bersabar dengan tubuh yang lemah dan sakit-sakitan dalam membesarkan anak dan suami golongan elit alias ekonomi sulit.
Selang beberapa waktu, bu Annisa merasakan tubuhnya berangsur semakin bugar. Ia merasa otaknya lebih mampu berpikir jernih dalam memandang persoalan, tidak kusut dan ruwet seperti dulu.
Dan, suatu hari sang suami datang dengan hadiah,
”........Mi, Alhamdulillah aku dapat rezeki! Aku bisa beli mobil buat Ummi mengantarkan anak-anak sekolah!”

2. Gadis yang dipinang beberapa lelaki
Pada usia berapa seorang gadis mulai cemas untuk menikah?
25, 27, 29 atau 30? 32, 35?
Sebut saja namanya Dini, sama seperti muslimah lain yang mengkhawatirkan belum adanya seorang lelaki sholih meminang. Banyak lelaki sholih, tetapi merekapun punya standar tinggi : putih, langsing, cantik, mapan. Lho?
Orang seperti Dini yang biasa-biasa saja, dengan postur layaknya perempuan Indonesia : berkulit coklat, berwajah manis dengan hidung tak terlalu mancung, orangtua sederhana – mungkin dianggap (maaf) tak gampang laku . Gadis seperti Dini yang masih harus berjuang memapankan dirinya mungkin tak terlalu dilirik lelaki.
Dini akhirnya memilih berpikir positif.
“Daripada berpikir tentang jodoh yang masih misterius, mending meningkatkan kualitas diri.”
Dini menyibukkan dengan berdakwah, menambah ilmu pengetahuan...dan menghafal Quran. Konon, kalau sudah menikah (entah usia berapa) dan punya anak (entah usia berapa); akan lebih sulit lagi menghafal Quran padahal hafalan Quran penting sekali dalam mendidik anak-anak.
Nothing to loose.


Happy Dini menghafalkan Quran, dan ia merasakan suatu ketenangan.

Suatu saat, datang tawaran tak terduga. Ternyata di dunia ini masih banyak lelaki sholih yang memimpikan posisi pemimpin barisan pemuda mulia seperti Saad bin Abi Waqqah, Usamah bin Zaid, Imaad Aql atau Yahya Ayyasy.
Para pemuda ini mengajukan diri kepada ustadz, dan syarat mereka satu : mencari akhwat yang hafalan Qurannya lebih banyak dari mereka! Kenapa?
“Untuk menjaga diri,” begitu jawaban mereka rata-rata.
Para pemuda ini rupanya punya posisi ekonomi mapan sehingga mereka takut, jika wajah cantik tapi tak mampu melindungi diin bagaimana? Lebih baik mencari yang berkepribadian kuat! Pilihan mereka simple : gadis penghafal Quran!

Dini memang belum hafal 30 juz tetapi simak perkataannya,
“ betapa rizqi menghafal Quran datang sendiri. Ketika orang sibuk mencari jodoh, saya bahkan pasrah dan memilih meninggalkan kecemasan dengan menghafal. Alhamdulillah......justru rizqi berdatangan, saya memilih satu yang terbaik.”

3. Perempuan yang selamat dari api
Suatu saat, di sebuah distrik di Mesir mengalami kebakaran besar.
Lokasi dan tahunnya, saya lupa. Sebut saja ia bernama Hanna, seorang ibu. Kebakaran itu melalap habis rumah-rumah, menyisakan puing-puing dan mayat. Tentu saja, kebakaran itu terjadi saat orang tertidur nyenyak!

Di sebuah keluarga, seorang perempuan menangis terisak.
Suami dan anak-anaknya meninggal dalam kejadian tragis tersebut.
Tentu saja, Hanna , istri dan ibu itu bukan main pilu. Ditinggalkan sebatang kara di dunia, seluruh orang yang dikasihinya meninggal hanya satu malam. Harta bendanya ludes tak tersisia. Warga pun berduka melihat kecelakaan tragis tersebut yang sumbernya masih belum jelas diketahui apakah akibat listrik, gas atau kelalaian lain.

Seorang ustadz setempat menghibur Hanna. Sebelum menghibur Hanna, ia sempat mendengar kabar bahwa Hanna adalah seorang penghafal Quran (di Mesir penghafal Quran memang cukup banyak). Lemah lembut, sang ustadz menghampiri Hanna,
”....Nyonya, bergembiralah. Doakan saja suami dan putramu. Tahukah kau apa kabar gembira dari semua peristiwa ini?”
Hanna menangis dan menggeleng.
Kabar gembira apa yang mampu didengarnya di tengah selimut duka dan kepapaan hampa seperti ini?
”Lihatlah! Kau penghafal Quran dan selamat! Tidakkah kau lihat, api di dunia saja takut menjilat tubuhmu yang mulia, apalagi api Robb mu di neraka kelak?”

4.Kisah unik Existere dan Sakura
Aku tidak ingin sombong.
Sungguh!
Tapi aku ingin berbagi cerita dan memantapkan hatiku, juga hati kawan-kawanku.
Suatu saat, mb Dee –CEO LPPH- meng sms
”Goodnews Mbak, Existere dibeli oleh Pelangi Books Malaysia.”
Alhamdulillah, Subhanallah...
Senangnya hatikuuu!

Existere tak se booming Lafaz Cinta, The Road to The Empire, Reinkarnasi. Tetapi Alhamdulillah wa syukurillah, dilirik oleh penerbit Malaysia. Senin kemarin lusa, surat perjanjiannya kuterima.
”Malaysia tidak melihat best seller atau tidak. Mana yang cocok, mereka terbitkan.”
Hmmm.

Tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Tapi sebagai manusia, aku selalu mencari hukum sebab akibat. Kalau aku salah, nanti hukumannya apa ya? Kalau aku berbuat baik, nanti balasannya apa ya? Ah, ya sudah...berbuat baik saja laaah sebanyak-banyaknya. Nanti pasti Allah SWT akan membalas.
Aku mencoba berbuat baik semampuku, menambah sedikit amalan-amalan yang mungkin akan menjadi pemberat timbangan di yaumil akhir kelak. Mengisi pengajian, bersodaqoh, mengajar menulis dsb. Tetapi dari mana aku yakin dan tahu bahwa salah satu rezeki sebagai penulis adalah dari menghafal Quran?

Awalnya, sebagai manusia, sempat ada perasaan begini,”....Alhamdulillah, akhirnya setelah sekian lama bukuku terbit, rupanya yang ke 40 lebih ini yang dilirik Malaysia. Wajar kan?”
Begitu perkiraanku.
Wajar sudah lebih dari 40 buku.
Wajar kalau kemudian dilirik dan diterbitkan.
Wajar lah sebagai penghargaan!
Tapi tunggu dulu.....! Benarkah betul-betul hanya upaya manusia yang menghantarkan Existere sampai ke Malaysia? Betulkah kehebatanku yang menghantarkan semua rezeki ini?
Sebuah berita semakin memantapkan diriku, dan membuatku menjadi orang kecil yang terhempas...bahwa aku bukanlah penulis hebat! Jauuuh, jauuh di atas kehebatan kita masih ada yang bertakhta, Yang Maha Mengatur Segala Urusan.
Bukan! Bukan karena buku ke 40 sekian itu yang menyebabkan Existere diterbitkan Malaysia.
Bukan! Bukan karena aku sering mengisi acara kesana kemari lantas buku itu diterbitkan.
Bukan! Bukan karena mb Dee pilih kasih lantas Existere dibawa-bawa ke Malaysia.
Sebuah berita mencengangkan datang berikutnya, dari Ganjar Widhiyoga yang memberitahukan,:
” Mbak Sinta...novel Nova Ayu Maulita, ”Sakura” juga diterbitkan dalam bahasa Malaysia lho..”
Aku tercengang.
Beristighfar atas semua kelalaianku telah merasa lebih baik.
Bersyukur bahwa aku mendapatkan jawaban atas semua ini
Tahukah kalian mengapa novel Sakura terpilih mewakili novel-novel lain untuk diterbitkan di Malaysia? Diterbitkan Malaysia, berarti mulai go international dengan harapan mendapatkan nama lebih luas dikalangan pembaca dan royalti lebih banyak, insyaAllah...(kesempatan untuk bersodaqoh lebih banyak insyaAllah..)
Padahal Sakura adalah karya pertama Nova Ayu.
Padahal Sakura bolak balik di revisi.
Padahal Sakura adalah debut pertama.
Padahal nama Nova Ayu belum banyak terdengar.
Sakura, karya pertama Nova Ayu, yang belum pernah mengisi acara pelatihan kepenulisan dimana mana : terpilih diterbitkan penerbit Malaysia.
Sinta Yudisia, baru karya ke 45 nya yang dilirik penerbit Malaysia.
Nova Ayu, karya ke 1 nya menggebrak.

Apa yang membuat NovaAyu Maulita jauh lebih baik dari kita semua? (semoga ini bukan “memengaal kepalamu “ seperti kata Umar bin Khaththab ya, Ayu...)
Karena hafalan Quran Sinta Yudisa baru juz 30, 29, 28 ( 3 juz ini sudah banyak yang hilang) dan aku baru mengikuti kelas tahfiz sejak November dan baru menambah juz 1 al Baqarah (belum sepurna juga...hiks).
Dan karena Nova Ayu, gadis belia ini, telah menghafal 30 juz Al Quran (meski katanya masih harus banyak di ulang...)
Subhallah...
orang boleh berkata keberuntungan.
orang boleh berkata anomali.
orang boleh berkata hipotesa.
”Ya....keberuntungan aja, hoki, yang bisa menimpa siapa saja termasuk Existere dan Sakura. Bisa aja kesempatan itu jatuh pada penulis lain kan? Toh banyak juga yang gak menghafal Quran tapi tetap lolos kok...”

Oke, bolehlah keberuntungan dadu itu jatuh pada karyaku, Existere. Dari sekian puluh buku, masa gak ada yang dilirik sih? Bisa saja penerbit Malaysia hanya mendengar namaku dan bukan kualitas bukuku.
Tetapi bagaimana dengan Nova Ayu?
Apakah hanay keberuntungan dadu?
Bahwa nasib melempar panah ke udara lalu menghujam pada takdir seseorang?
Apa yang Nova Ayu raih, membuatku semakin hormat dan takdzim pada para penghafal Quran. Mereka yang tidak terlalu dilirik, mereka yang lebih memilih amalan-amalan utama dan terkenal di kalangan penduduk langit, suatu saat, jika Allah SWT menunjukkan kekuasaannya :.....zzzt! Dunia berbalik.
Aku demikian terharu ketika meng sms ustadzku yang menuntun kami menghafal Quran, kuceritakan bahwa Existere & Sakura berhasil menembus penerbit Malaysia dan kami
sama-sama penulsi yang tengah berusaha mnghafalkan Quran.

”Bu Sinta....itu bonus kecil dari Allah SWT. Percayalah, masih banyak pemberian dahsyat dari Nya bagi para penghafal Quran.”
Penulis dan Penghafal Quran?
Siapa berani?
Jangan takut namamu belum terkenal.
Jangan takut bersaing.
Jangan takut karyamu tak diperhitungkan.
Asah terus kemampuanmu, terus beramal baik entah itu shodaqoh, sholat malam , Dhuha, berbakti pada orangtua. Kita memang tidak tahu kunci mana yang sesuai dengan takdir kita tetapi aku yakin, jika tulisan mereka yang hatinya hidup oleh dakwah, sholat malam, amalan-amalan sunnah dan amalan utama seperti menghafal Quran pasti akan berbeda.

Dan tunggulah!
Yakinlah!

Allah SWT menyiapkan hadiah kejutan, tak terduga, yang akan membuatmu tercengang dan malu karena selama ini sudah berburuk sangka padaNya. Berbusuk sangka bahwa Ia tak sayang padamu dan tak mendegar doa-doamu.

(Diambil dari Note FB-nya Mbak Sinta Yudiasia)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Beasiswa DAAD 2012

Deutscher Akademischer Austausch Dienst (DAAD) atau organisasi bersama dari institusi pendidikan tinggi dan asosiasi mahasiswa Jerman kembali menawarkan beasiswa program studi pascasarjana di perguruan-perguruan tinggi di Jerman.

Beasiswa untuk tahun akademik 2012/2013 ini sudah dibuka sejak Maret 2011 dan hanya ditujukan bagi para profesional muda dengan latar belakang studi tertentu. Target kandidat yang bisa meraih beasiswa ini antara lain staf pengajar, peneliti dan akademisi kampus.

Pelamar disyaratkan memiliki pengalaman minimal 2 tahun di instansi pemerintah maupun swasta di bidang-bidang yang meliputi bidang Ekonomi/Bisnis Administrasi/Politik Ekonomi, Kerjasama Pembangunan, Teknik, Matematika, Perencanaan Wilayah, Pertanian, Kesehatan, Sosial/Pendidikan dan Hukum, serta Ilmu Komunikasi.

Studi melalui program beasiswa ini dilaksanakan selama 12-36 bulan dengan bahasa pengantar Jerman atau Inggris, tergantung pilihan program. Bagi yang berminat, batas usia pelamar minimal 36 tahun saat mendaftar beasiswa ini.

Pelamar juga harus memiliki ijazah sarjana dengan IPK minimal 2,75 (untuk program Master) dan 3,00 untuk kandidat Doktor. Selain itu, pelamar juga harus memiliki skor TOEFL minimal 550 (paper based)/213 (computer based)/80 (internet based), atau IELTS minimal 6, 00.

Informasi lengkap program beasiswa ini bisa disimak di http://www.daadjkt.org. Batas waktu pengiriman aplikasi ditunggu sampai 28 Juli 2011.

Sumber : Kompas


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Muhasabah Cinta Para Jomblo

Akhir-akhir ini banyak sekali undangan walimahan yang berdatangan via SMS maupun FB. Mulai dari kakak kelas di kampus, teman seangkatan sampai adik2 yang lebih muda dari saya. “ Mereka sudah mendapatkan jodoh mereka, kapan nih giliran saya mengundang mereka?” Pertanyaan itu sempat muncul dalam hati kecil saya ketika menerima undangan mereka. Di usia yang sudah mamasuki ¼ abad ini ternyata sy belum jg bisa menggenapkan separuh agama. Di sini ternyata saya tidak sendiri, banyak teman seumuran dan akhwat-akhwat yang usianya beberapa tahun di atas saya, mendekati 30 tahun bahkan ada yang sudah lebih dari 30 tahun belum juga menikah. Padahal menurut saya mereka adalah wanita-wanita keren. Bukan karena mereka tidak berkualitas yang menyebabkan mereka belum terpilih menjadi pendamping seorang suami.
Dari kenyataan itu dan cerita-cerita yang saya dengar dari sekitar, saya ingin mencoba mengurai, menarik kesimpulan atau lebih tepatnya menerka penyebab kita masih jomblo (belum menikah). Karena ini berdasarkan pengamatan saya, jadi bagi yang punya pendapat lain silakan menambahkan atau mengoreksi. Sebagai menusia yang lemah saya memiki banyak keterbatasan dalam menilai dan menyimpulkan kejadian yang ditakdirkanNya.
Kenapa sih kita belum bisa menikah? Jawabannya...adalah:
1. Kriteria calon pasangan hidup kita terlalu tinggi
Ini biasanya masalah yang dihadapi oleh orang yang merasa dirinya superior. Kalau faktanyamemang ia termasuk high quality person ya its OK, but jika yang ada yang sebaliknya maka sama saja bagai pungguk merindukan bulan. Bukankah jodoh kita akan sekualitas dengan kita, sekufu. Kalau ikhwan biasanya ingin istrinya cantik, shalehah, pinter, anak orang kaya, putih, langsing, tinggi, bahkan ada yang pernah memiliki kriteria lehernya panjang. Emang minta sepanjang apa? Jerapah? kalau akhwat biasanya ga jauh beda, ingin ikhwan yang shaleh, cakep, mapan ( gajinya minimal 4 juta, sudah punya rumah, dll), pinter, dll. Bagi para ikhwan dan akhwat, marilah kita koreksi kembali kriteria pendamping hidup yang kita inginkan. Terlalu tinggikah kriteria2 tersebut, pantaskah kita mendapatkan pemilik kriteria2 tersebut dengan kualitas kita yg sekarang, realitiskah kriteria2 tersebut. Jawabannya mungkin kita dan Allah yang tahu. Tentunya kita bisa menilai diri kita sendiri. Seperti pa kualitas diri kita.

2. Belum dapat restu Orang Tua
Restu orang tua sangat berpengaruh pada kehidupan anak. Ridla Allah adalah ridla orang tua. Boleh jadi salah satu penyebab kita belum bisa menikah karena kita belum dapat SIM (Surat Ijin Menikah) bisa dari OrTu. So..kita harus mengondisikan (melobi) orang tua jauh-jauh hari dari waktu yang kita tetapkan untunk menikah. Kalau SIM-nya sudah kita dapatkan lebih awal insyaAllah proses kita menuju penyempurnaan separuh din agan lebih dimudahkan oleh Allah. Kan...kalau ortu ridla insyaAllah Allah ridla.
3. Masih mencintai orang di masa lalu
Kalau ini mungkin dialami oleh orang-orang yang pernah pacaran. Saya punya cerita. Ada seorang wanita, umur beliau sudah tua, mungkin sudah lima puluhan. Sampai sekarang beliau belum jua menikah. Tahu apa sebabnya? Menurut cerita, itu karena beliau tidak bisa berpindah ke lain hati. Dulu beliau pernah punya pacar, mereka saling mencintai. Karena perbedaan keyakinan, orang tua ibu tersebut tidak menyetujui hubungan mereka. Dan akhirnya mereka pun putus. Walaupun sudah putus, ternyata si ibu tersebut masih meyimpan cinta untuk mantan kekasihnya dan hingga akhirnya ia pun tidak menikah walaupun yang mantan pacar sudah menikah dengan orang lain.
4. Menunggu tanpa kejelasan
Kalau ini, biasanya dialami oleh seseorang yang diam-diam mencintai orang lain. Karena beberapa alasan: diantaranya tidak berani mengungkapkan atau tidak mau mengungkapkan karena merasa hal tersebut kurang ahsan, Belum siap menikah, tidak PD dll. Dia, penggemar rahasia tersebut biasanya hanya menunggu kalau ada peluang saja. Misal kalau akhwat nunggu sang pujaan hati yang ngelamar, kalau dilamar syukur kalau ga dilamar manyun. Kalau ikhwan yang ga PD untuk melamar sang akhwat juga suka nunggu-nunggu ga jelas dan biasanya melakukan PDKT yang ga jelas bin ga nggenah (bener) menurut syariat islam. Suka SMS2 ga penting, chating2 ga penting, caper, dan hal ga penting lainnya. Untuk mereka para ikhwan yang telah punya pilihan hati, beranikan diri untuk maju melamar. Tentunya dengan cara yang ahsan, sesuai dengan syariat islam. Jangan pake PDKT yang tidak syar’i, memberi sinyal2 cinta kepada akhwat tapi tak berani ngomong, beraninya kalau sudah pasti diterima. Jangan menciptakn penyakit di hati kami, para akhwat. Kalau memang siap menikah, ya..lamar saja dia ke walinya. Kalau diterima Alhamdulillah, bila ditolak ucapkan “ Allahu Akbar”. Ga usah takut n malu ditolak. Setiap pilihan memang ada resikonya. So..jadilah gentleman.
Ada cerita seorang wanita yang menunggu seseorang yang dianggapnya sempurna menjadi suaminya. Tapi sang wanita tidak pernah menyampaikan kalau ia mengharapkan sang lelaki dambaannya memilihnya menjadi istrinya. Karena menunggu seseorang itulah sang wanita telah berulang kali menolak lelaki lain yang datang melamarnya. Dan kini, saat usia sang wanita telah mendekati tiga puluh tahun, ia belum juga menikah walaupun sekarang dia sudak tidak menunggu lelaki tadi. Sang wanita pun menyesal karena menolak dulu menolak beberapa lelaki shaleh yang datang melamarnya.
5. Kita dianggap terlalu “Wah”
Ini biasanya dialami oleh akhwat-akhwat yang memang bener2 “ High quality woman”. Ada kakak kelas saya yang merupakan seorang akhwat yang cantik, shalehah, cerdas (dibuktikan dengan memenangkan beberapa lomba di bidang tekologi informasi dan telah lulus S2, dari keluarga yang baik. Pokoknya mantab deh. Memenuhi empat kriteria wanita yang dianjurkan Nabi untuk dinikahi. Tapi sampai sekarang setelah beliau lulus S2 beliau belum menikah padahal adik2 di bawahnya sudah banyak yang menikah. Mungkin para ikhwan minder kali ya..Padahal sebenarnya belum tentu kriteria suami akhwat tersebut high level. Kalau aku jadi ikhwan mungkin PD aja jika ditawarin terima aja. Kalau ditolak ya...emang belum jodoh. Ikhtiar kan boleh saja.He..he..he..
6. Memang takdir
Nah...kalau usaha kita sudah pol-polan, sudah 100%, sudah maksimal..dan juga sudah disempurnakan dengan doa tapi belum juga dateng tu jodoh boleh kita bilang memang belum ditakdirkan menikah. Ya. Mungkin Allah ingin kita mencapai hal-hal lain yang jauh lebih bermanfaat yang hanya dapat kita lakukan di waktu kita masih lajang sehingga Allah menunda memberikan jodoh yang telah disiapkannya. Atau mungkin Allah ingin kita lebih menyiapkan diri lagi untuk berumah tangga. Allah memberikan kesempatan untuk kita dan jodoh kita memperbaiki diri sehingga nanti saat kita telah dipertemukan, kita sudah sekufu.
Wallahu A’lam bishowab.

So...buat kita yang belum juga mendapatkan garwa (sigaraning nyawa/belahan jiwa). Cepat-cepat bermuhasabah, mengoreksi diri. Mungkin penyebabnya memang kita sendiri. Setelah itu perbaiki diri, usaha kembali dan minta kepada Allah supaya segera memberikan jodoh terbaik buat kita yang


ada di tanganNya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Ni Wayan Mertayani, Anak SMA yang Yatim dan Teramat Miskin Peraih Juara 1 Internasional

Tak henti-hentinya aku merinding jika mendengar kisah hidup anak miskin. Dalam kemiskinannya itu, tersulut semangat yang luar biasa. Semangat untuk mengubah kehidupan nan papa. Sekadar mengubah nasib agar layak disebut manusia. Dan itu tergambar jelas oleh semangat Ni Wayan Mertayani, peraih Juara 1 Lomba Fotografi Internasional yang diselenggarakan oleh Yayasan Anne Frank di Negeri Belanda.

Wayan terlahir dari keluarga yang teramat miskin. Rumahnya tak layak disebut rumah. Sebuah gubug reot yang digambarkan dalam judul fotonya: “Ayam itu kalau panas kepanasan, hujan kehujanan. Sama seperti saya.” Ya, fotonya memang menampilkan seekor ayam yang bertengger di dahan pohon karena rumahnya memang hanya di sana. Maka, tentu saja ayam akan kepanasan ketika terik dan kehujanan ketika bermusim air. Wayan tegar dalam kepapaan!

Dalam kepiluan atas kehidupannya yang teramat miskin, Wayan teramat sangat berkeinginan mengubah kehidupan keluarganya. Semangat itu kian berkobar usai ayahnya meninggal dunia meskipun ia masih teramat belia. Maka, Wayan pun rela berjualan sekadar jajanan ringan yang dijualnya di sekitar pantai Bali usai pulang sekolah. Ya, Wayan memang bersekolah dan duduk di bangku SMA.

Dirasa hasilnya belum mencukupi kebutuhan dasarnya, Wayan rela mengais sampah alias menjadi pemulung di seputaran pantai Bali. Usai pulang sekolah atau berjualan, Wayan tidak merasa malu memunguti sampah-sampah plastik yang bertebaran di sepanjang pantai. Bahkan, ejekan teman sekolahnya tak dihiraukannya sama sekali. Satu prinsipnya: “Saya tidak mencuri!”

1304273951304911078

Foto karya Wayan inilah yang menjadi Juara 1 Internasional.

Suatu ketika, Wayan berjumpa seorang turis. Secara iseng, Wayan meminjam kameranya. Dan digunakanlah kamera itu untuk mengambil beberapa foto. Begitu melihat indahnya hasil jepretan Wayan, turis itu menyarankan Wayan agar menjadi peserta Lomba Fotografi Internasional yang diselenggarakan oleh Yayasan Anne Frank, Belanda. Kebetulan, lomba fotografi itu mengambil tema “Apakah Harapan Terbesarmu?”. Bermodal sekitar 15 foto, Wayan menjadi pesertanya. Juri dari World Press Photo menilai foto milik Wayan adalah foto terbaik dari ribuan foto yang dikirimkan 200 foto 200 fotografer kelas dunia. Foto Wayan ditetapkan sebagai menjadi Juara 1.

Dari lubuk hati terdalam, aku menangis. Ya, aku menangis usai menyaksikan kepolosan kisah Wayan yang disiarkan Metro TV dalam acara Kick Andy sore tadi. Begitu menyayat kisah hidupnya. Begitu memilukan kehidupan keluarganya. Begitu menyayat-nyayat rintihan kemiskinannya.

Sebuah gubug yang tak layak disebut gubug dihuni oleh tiga orang: ibu, Wayan, dan adiknya. Ketika cuaca panas, Wayan dan keluarganya merasakan kepanasan yang luar biasa. Dapat dimaklumi karena gubug itu teramat dekat dengan pantai. Ketika musim hujan tiba, rumahnya tak layak huni. Di sana-sini, air bocoran atap menetes dan memenuhi kaleng-kaleng yang disediakan sebagai penampungnya. Dan kondisi itu diperparah oleh kondisi ibunya yang sering sakit-sakitan. Wayan tak kuasa menahan derai air mata ketika berkisah itu, terlebih diriku yang menyaksikan acara itu.

Sebuah ungkapan sempat menghentakkan hadirin dan juga diriku. Sebuah pertanyaan dilontarkan mas Andy, “Apa cita-cita Wayan?”

Dengan lantang, Wayan menjawab, “Aku ingin jadi penulis dan wartawan. Meskipun aku miskin harta, tetapi aku kaya mimpi. Mimpilah yang akan menuntunku menuju cita-cita!” Dan ratusan hadirin yang memenuhi studio itu sontak meneteskan air mata, tak kuasa lagi menahan haru atas tekad kuat dari seorang putri bernama Wayan.

Sumber : http://sosok.kompasiana.com/2011/05/02/ni-wayan-mertayani-anak-sma-yang-yatim-dan-teramat-miskin-peraih-juara-1-internasional-pak-mendiknas-apa-tindakan-bapak-kepada-anak-ini/

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Menyimpan 900,000 GB data di dalam bakteri

Berapa besar kapasitas hard drive komputer anda? Angka yang paling besar yang umum digunakan saat ini adalah 2 TB (setara dengan 2000 GB). Misalkan anda perlu menyimpan data sebesar 900,000 GB, anda memerlukan 450 X 2 TB hard drive. Jika masing-masing beratnya sekitar 3 kilogram, berat totalnya adalah lebih dari satu ton. Belum lagi ukuran ruang yang diperlukan untuk meletakkan semuanya.

Tetapi sebuah penelitian yang dilakukan oleh 11 mahasiswa dari Hongkong mengungkapkan bahwa anda bisa menyimpan data sebesar itu dalam media penyimpanan seberat kira-kira satu gram. Metode yang mereka gunakan disebut “biostorage” dan media yang mereka gunakan adalah bakteri Escherichia coli, a.k.a. E. coli – atau lebih dikenal sebagai bakteri penyebab diare yang umum ditemukan di dalam sistem pencernaan manusia.

Meskipun proses penyimpanan data tersebut dikategorikan sebagai “mudah” (jika anda adalah ahli dalam bidang manipulasi sel), sepertinya kita tidak perlu menjelaskannya secara mendetail di sini. Yang jelas, selain kapasitas penyimpanan yang gila-gilaan besar dalam dimensi media yang sangat kecil, ada banyak keuntungan yang bisa didapatkan dari metode ini:

* Yang pertama adalah melimpahnya bahan baku yang sangat tahan banting. Bakteri bisa ditemukan di mana saja dan mampu bertahan hidup bahkan dari bencana ledakan nuklir.
* Yang kedua adalah umur penyimpanan data yang sangat lama. Karena bakteri terus bereproduksi dan data yang tersimpan di DNA mereka akan diteruskan ke generasi berikutnya, data tersebut masih akan bertahan sampai ribuan tahun kemudian.
* Dan yang terakhir, keamanan data. Tidak perlu khawatir terhadap serangan hacker karena karena bakteri tidak bisa di-hack. Selain itu, bakteri tidak membutuhkan listrik seperti peralatan elektronik umumnya. Sangat cocok untuk Indonesia yang aliran listriknya “kurang” bisa diandalkan.

Sayangnya, metode ini belum bisa diterapkan untuk keperluan rumah tangga manusia biasa, karena proses penyimpanan dan pengambilan data masih harus dilakukan oleh sekelompok ilmuwan di dalam laboratorium.

Sumber artikel: Need large-capacity data storage? Try your intestine | Storage & Backup | Macworld.



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Membebas Warna Ikhlas

Ikhlas, kata yang tak mudah dan selalu menyisakan tanya
Dan kita adalah manusia
Yang tak dapat tidak
Suka menuliskan kebajika-kebajikan kita

Maka aku menuliskan kebajikan di atas air
Menjadi gelombang kecil, kecil saja
di permukaan, meriak dan menghilang
Lalu yang tampak hanya wajahku kehausan

Atau terkadang kutulis ia di atas pasir
Agar angin keikhlasan menerbangkannya jauh dari ingatan
Agar ia terhapus, menyebar bersama butir pasir ketulusan

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Antara Keinginan dan Kebutuhan

Suatu hari Abu Khubaisy bercerita kepada para muridnya:
Abdullah bin Umar, khalifah yang terkenal sebagai pembangun Bait al Maqdis, suatu hari terserang oleh suatu penyakit. Para asistennya, sangat mengkhawatirkan umur khalifah karena penyakitnya itu.

Ternyata Allah SWT belum berkenan memanggil Abdullah keharibaanNya. Khalifah berangsur-angsur pulih. Setelah agak mendingan keadaannya, Abdullah berniat hendak menyantap ikan panggang. Khalifah kemudian mengutarakan keinginannya itu kepada salah seorang asistennya.

Asisten yang setia itu, segera berusaha untuk memenuhi selera junjungannya. Ia pergi mencari ikan dan setelah mendapatkannya segera dipanggangnyalah ikan tersebut.

Abdullah bin Umar menghadapi ikan panggang yang baru saja diturunkan dari panggangannya. Aromanya begitu memikat, sehingga bertambah seleranya dan ingin segera menyantapnya.

Dalam keadaan yang siap santap itu, tiba-tiba muncul seorang musafir yang tampak sangat kelaparan. Serta merta Abdullah menyuruh pembantunya untuk segera mengangkat hidangan yang ada di hadapannya itu kepada sang musafir. Merasa jerih payahnya tidak dinikmati oleh Abdullah, asisten itu protes. Ia keberatan kalau makanan tersebut diberikan kepada musafir tadi. " Tapi ini makanan yang dengan sengaja saya buatkan untuk tuan dan sesuai dengan pesanan tuan." " Wahai, pembantuku ! Tahukah kamu bila aku memakan makanan ini, maka sebetulnya itu aku lakukan karena aku suka. Karena aku menyenanginya. Tetapi, bila musafir itu memakannya, maka itu ia lakukan karena memang ia butuh. Jadi makanan itu lebih berharga bagi dia daripada untukku.
Jangan lupa, Allah SWT berfirman : " Kalian sekali - kali tidaklah memperoleh kebajikan sehingga kalian menyedekahkan apa - apa yang kalian senangi ".


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

10 jalan Penganmpunan Dosa

Setiap manusia pasti melakukan kesalahan. Karena itu, yang perlu dibangun dalam diri setiap muslim, bukan hanya sikap hati-hati menjauhi dosa saja, tapi juga menumbuhkan sikap yang benar tentang apa dan bagaimana yang harus dilakukan ketika dosa itu terlanjur diperbuat. Setidaknya ada 10 jalan dalam Islam, yang bisa mengurangi azab atas dosa yang dilakukan:

1. Taubat
Al-Quran banyak menyebutkan bahwa taubat berfungsi sebagai pengecualian dari ancaman azab yang akan diberikan kepada pelakunya. Seperti disebutkan dalam surat Al-Baqarah ayat 160, "Kecuali mereka yang telah bertobat..." juga dalam surat Maryam : 160, Thoha : 82. Taubat yang dimaksud di sini tentu taubat nasuha, yakni taubat yang dilakukan dengan ikhlas dan benar. Taubat yang menjadi penyesalan sekaligus menjadi titik akhir seseorang untuk tidak mengulangi dosa di masa selanjutnya. Bukan "tomat"(tobat kumat), setelah bertaubat, kumat lagi, maksiat lagi, melakukan dosa lagi.

2. Istighfar
Allah berjanji akan mengampuni kesalahan-kealahan hambanya selama ia melakukan istighfar dengan sungguh-sungguh. "Dan tidaklah Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun (istighfar)." (QS. Al-Anfal : 33). Rasulullah saw. besabda, "Demi jiwaku yang berada di tangan-Nya, sekiranya kalian belum pernah berbuat dosa, maka niscaya Allah akan membinasakankamu kemudian menggantikan kamu dengan kaum yang lain, yang mereka itu berbuat dosa lantas mereka memohon ampun kepada-Nya dan Allah mengampuni mereka." (HR. Muslim)

3. Amal-amal kebaikan
Amal-amal kebaikan yang dilakukan seorang muslim bisa dilipatgandakan pahalanya oleh Allah menjadi sepuluh kali lipat atau lebih. Karena itu, amal baik juga bisa menjadi salah atu jalan pengampunan bagi kita, khususnya dosa-dosa kecil. Allah swt, berfirman : "Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan perbuatan buruk." (QS. Hud : 114)

Rasulullah saw bersabda, "Bertaqwalah kepada Allah di mana saja kamu berada, dan iringilah perbuatan buruk itu dengan perbuatan yang baik karena ia bisa menghapusnya (HR. Turmudzi)

4. Musibah-musibah di dunia
Musibah yang menimpa seorang m uslim, apapun bentuknya, akan menjadi penebus dosanya. Itu akan terjadi bila orang yang tertimba musibah sabar atas musibah. Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya setiap musibah yang menimpa seorang muslim menjadi penebus (kafarat) atas dosanya. Bahkan sampai terpeleset kakinya, luka di jemarinya, aapun duri yang menusuknya." (HR. Muslim) Artinya, musibah datang dari Allah swt adalah bentuk tebusan atas dosa hamba-Nya, hingga dosa itu dihapus oleh Allah swt.


5. Siksa kubur
Azab kubur adalah perkara yang harus diyakini kebenarannya. Ia juga merupakan salah satu jalan pengampunan yang bisa mengurangi azab yang akan diberikan Allah kepada hamba-hamba-Nya atas dosa yang dilakukannya. Ada dua macam adzab kubur. Pertama, yang dirasakan seseorang selamanya sampai hari kiamat datang. Ini akan diberikan kepada orang-orang kafir (lihat QS. Al-Mu'min : 45-46). Kedua, azab kubur yang waktunya terbatas dan setelah itu berhenti. Yang kedua ini diberikan atas orang yang melakukan dosa-dosa ringan, sesuai dengan tingkat kesalahannya sehingga ia menjadi pengurang atau penebus akan azab yang akan menimpa di akhirat nanti.

6. Do'a dan permohonan ampun dari orang mukmin yang diminta kepada Allah, untuk diberikan kepada pelaku dosa dan kesalahan, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal
Do'a adalah saripati ibadah. Do'a adalah senjatanya orang beriman. Do'a adalah salah satu jalan pengampunan dari dosa-dosa dan kesalahan. Allah swt. berfirman : "Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar) mereka berdo'a : "Ya Tuhan kami beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami..." (QS. Al-Hasyr : 10)

7. Apa yang dihadiahkan seorang muslim yang masih hidup kepada saudaranya yang sudah meninggal, berupa pahala shadaqah dan haji
Para ulama sepakat bahwa seseorang yang telah meninggal masih dapat memperoleh manfaat dari orang yang masih hidup karena dua hal. Pertama, karena sesuatu yang sumbernya dari si mayit sendiri ketika hidup, seperti amal jariyah. Kedua, pahala kebaikan yang diperuntukkan orang yang masih hidup kepada si mayit seperti shadaqah dan haji. Pahala dari amal-amal ibadah fisik seperti puasa sunnah, shalat sunnah, membaca Qur`an, dzikir dan sebagainya, menurut Imam Ahmad dan Abu Hanifah bisa sampai kepada si mayit bila memang diniatkan oleh yang masih hidup untuk si mayit. Sementara mnenurut Imam Syafi'i dan Imam Malik, hal itu tidak bisa dihadiahkan kepada si mayit dan pahalanya tidak akan sampai.

8. Penyelesaian hak sesama manusia di akhirat, setelah mereka menyeberangi shirot (jembatan di atas neraka)
Jalan pengampunan yang lain adalah penyeleaian segala hak dan kezaliman yang terkait antara satu orang muslim dengan saudaranya. Masing-masing saling mengambil hak satu sama lain. Rasulullah saw bersabda, "Apabila orang-orang mukmin itu telah selamat melewati neraka, maka mereka akan ditahan di suatu jembatan antara mereka dan surga. Maka disitulah mereka saling melakukan penuntutan dan pemenuhan atas segala tanggungan sesama mereka selama di dunia. Maka kalau semuanya sudah bebas dari hak-hak saudaranya serta bersih dari dosa-dosa dan kezaliman sesama mereka. Barulah mereka diperkenankan untuk masuk ke dalam surga ..." (HR. Bukhori)

9. Syafaat dari mereka yang berhak memberi syafaat
Di antara jalan pengampunan yang lain adalah syafaat yang diberikan oleh orang lain yang mendapat izin dari Allah. Syafaat ini akan dapat meringankan dan membebaskan orang-orang yang seharusnya mendapat siksaan di akhirat. Orang yang diperkenankan memberi syafaat, pertama adalah Rasulullah saw. Selain itu adalah kaum muslimin yang telah mendapat izin dari Allah untuk memberi syafaat. Bahkan dalam hadits yang cukup panjang disebutkan bahwa Allah swt akan memberi syafaat kepada hamba-hamba-Nya. "... Maka para malaikat telah memberi syafaat, para nabi sudah memberi syafaat, dan orang-orang beriman pun memberi syafaat. Tidak ada lagi kecuali Dzat yang Maha Pengasih dan Penyayang. Kemudian setelah itu Allah mengambil sekali genggaman-Nya itu dari neraka orang-orang yang belum pernah membuat kebaikan sekalipun...." (HR. Muslim)

10. Ampunan dan pemaafan Allah SWT diluar syafaat-Nya
Ini adalah jalan pengampunan terakhir, yang bisa mengurangi maupun menghilangkan sama sekali azab yang seharusnya diterima seseorang yang telah melakukan dosa. Allah swt berfirman, ".... dan Dia (Allah) mengampuni segala dosa, selain syirik, bagi siapa yang dikehendaki-Nya..." (QS.An-Nisa : 48 dan 116)

Jalan pengampunan ini disediakan oleh Allah swt. Tinggal kini bagaimana kita yang membutuhkan pengampunan itu. Dan sebelum pertanyaan itu kita jawab, renungkanlah firman Allah swt berikut ini: "Dan bersegeralah kamu pada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang bertaqwa...." (QS. Ali Imran : 133)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Ada apa dengan orang Jawa?

Suatu pagi di hari rabu, 30 maret kemarin saat saya sedang di kantor, tiba-tiba HP saya berdering. Ada tanda SMS yang masuk. Saya pun membukanya. Ternyata seorang teman mengabarkan bahwa proses ta’arufnya dengan seorang ikhwan berhenti karena keluarga besar sang ikhwan tidak setuju dengan orang jawa. Kebetulan teman saya suku jawa sama seperti saya.
Dalam hati saya pun bertanya “ What’s wrong with javanese People?”
Memang kenapa dengan orang Jawa? Sebagai orang jawa, saya merasa heran. Memang ada yang salah dengan orang jawa? Yang tahu jawabannya silakan angkat tangan ^_^. Sebagai orang Jawa, saya merasa tidak ada yang salah dengan diri saya, tidak ada sesuatu yang membuat kami patut dibenci atau tidak disukai. Mungkin memang ada beberapa kekurangan dari kami, sebagian dari orang jawa ada yang masih menjaga adat dan berbagai macam mitos yang diturunkan oleh nenek moyang kami yang tidak sesuai dengan syariat islam. Tapi sekarang, dengan berkembangnya zaman, masyarakat kami pun berangsur meninggalkan adat dan mitos-mitos yang bertentangan dengan ajaran islam.


Mereka yang tidak suka dengan orang jawa mungkin belum tahu kelebihan-kelebihan orang jawa. Tahu ngga sih kalau orang jawa itu ramah-ramah, giat dan ulet dalam bekerja, semangat juangnya tinggi, lemah lembut, dan para istri sangat taat pada suami. Narsis.com ^_^.
Ternyata di zaman sekarang masih ada aja orang yang memperdebatkan masalah kesukuan, ras dsb. Bukankah negeri kita ini memang heterogen orang-orangnya. Dari sabang sampai merauke berjajar pulau-pulau, sambung menyambung menjadi satu itulah Indonesia. Berbagai macam suku, ras, dan bahasa ada di bumi kita tercinta ini. Dan Allah pun telah berfirman dalam Al Qur’an:
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (Q.S Al Hujurat:13)
Telah jelas bahwa kita telah diciptakan dengan berbagai perbedaan, dijadikan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa supaya kita saling mengenal. So, seharusnya tidak jadi masalah kalau kita berteman, bekerja sama dan mungkin menikah dengan orang suku lain. Bukankah dengan begitu kita bisa saling mengenal kebiasaan, adat kelebihan suku yang lain. Dan bisa jadi kita akan tahu bahwa cerita-cerita buruk tentang suku yang kita tidak suka itu tidak benar sehingga kita tidak lagi benci/kurang suka dengan suku tersebut.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Ketika Kita Memilih

Dalam setiap pilihan hidup, seorang mukmin beristikharah pada Allah.
Tetapi sholat istikharah itu hanyalah salah satu tahapan saja, sebagai tanda kepasrahannya kepada apa yang dipilihkan Allah bagi kebaikannya. Untuk dunia, agama, dan akhiratnya. Istikharah yang sesungguhnya dimulai jauh sebelum itu; dari rasa taqwa, menjaga kesucian ikhtiar dan kepekaan dalam menjaga hubungan baik dengan Allah.
Ketika segala sebelumnya dijalani dengan apa yang diaturkanNya, maka istikharah adalah saat bertanya. Pertama tentang pantaskah kita dijawab oleh Allah. Yang ke dua, seperti apa jawab itu. Yang ke tiga, beranikah kita untuk menerima jawab itu. Apa adanya. Karena itu sejujur-jujur jawaban. Di situlah letak furqaan, kepekaan khas orang bertaqwa.
Karena masalahnya bukanlah diberi atau tidak diberi. Masalahnya bukan diberi dia atau diberi yang lain. Urusannya adalah tentang bagaimana Allah memberi. Apakah diulungkan lembut dengan cinta, ataukah dilempar ke muka penuh murka. Bisa saja yang diberikan sama, tapi rasa dan dampaknya berbeda. Dan bisa saja yang diberikan pada kita berbeda dengan apa yang diharap oleh hati, tapi rasanya jauh melampaui. Di situlah yang dinamakan barakah. Kebaikan yang bertambah.

(Diambil dari buku "jalan Cinta Para Pejuang"-Salim A. Fillah)


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

My Favourite Songs

long times i looked for some islamic english songs to upgrade my english. I found some songs by Zain Bhinka and Sammy Yusuf. But i was bored with that songs. Finally after seeked for some months i found songs by maher Zain. Subhanallah..his songs is so enjoyable for me. I very loved it. I think i found the new world when i hear that songs. My favourite song in His album is "Open yours Eyes"," Insyaallah", and "Thank you".
Below are lirics of that songs

Open Your Eyes

Look around yourselves
Can’t you see this wonder
Spreaded infront of you
The clouds floating by
The skies are clear and blue
Planets in the orbits
The moon and the sun
Such perfect harmony

Let’s start question in ourselves
Isn’t this proof(bukti) enough for us

Or are we so blind
To push it all aside..
No..

We just have to
Open our eyes, our hearts, and minds
If we just look bright to see the signs(tanda2)
We can’t keep hiding(menyembunyikan) from the truth
Let it take us by surprise

Take us in the best way
(Allah..)
Guide us every single day..
(Allah..)
Keep us close to You
Until the end of time..

Look inside yourselves
Such a perfect order
Hiding in yourselves
Running in your veins(urat darah)
What about anger(kemarahan) love and pain
And all the things you’re feeling
Can you touch them with your hand?
So are they really there?

Lets start question in ourselves
Isn’t this proof enough for us?
Or are we so blind
To push it all aside..?
No..

We just have to
Open our eyes, our hearts, and minds
If we just look bright to see the signs
We can’t keep hiding from the truth
Let it take us by surprise
Take us in the best way
(Allah..)
Guide us every single day..
(Allah..)
Keep us close to You
Until the end of time..

When a baby’s born
So helpless and weak
And you’re watching him growing..
So why deny
Whats in front of your eyes
The biggest miracle of life..

We just have to
Open our eyes, our hearts, and minds
If we just look quiet we’ll see the signs
We can’t keep hiding from the truth
Let it take us by surprise
Take us in the best way
(Allah..)
Guide us every single day..
(Allah..)
Keep us close to You
Until the end of time..

Open your eyes and hearts and minds
If you just look bright to see the signs
We can’t keep hiding from the truth
Let it take us by surprise
Take us in the best way
(Allah..)
Guide us every single day..
(Allah..)
Keep us close to You
Until the end of time..

Allah..
You created everything
We belong to You
Ya Robb we raise our hands
Forever we thank You..
Alhamdulillah..



_Insyaallah_
Everytime you feel like you cannot go on
You feel so lost
That your so alone
All you is see is night
And darkness all around
You feel so helpless
You can’t see which way to go
Don’t despair(putus asa) and never loose hope
Cause Allah is always by your side

Insha Allah x3
Insya Allah you’ll find your way

Everytime you commit(melakukan) one more mistake
You feel you can’t repent (menyesali)
And that its way too late
Your’re so confused, wrong decisions you have made
Haunt your mind and your heart is full of shame (rasa malu)
Don’t despair and never loose hope
Cause Allah is always by your side

Insha Allah x3
Insya Allah you’ll find your way
Insha Allah x3
Insya Allah you’ll find your way

Turn to Allah
He’s never far away
Put your trust in Him
Raise your hands and pray

OOO Ya Allah
Guide my steps don’t let me go astray (tersesat)
You’re the only one that showed me the way,
Showed me the way x2
Insyaallah x3
Insya Allah we’ll find the way


_Thank You_
I was so far from you
Yet to me you were always so close
I wandered (mengemnabra/mengeluyur) lost in the dark
I closed my eyes toward the signs
You put in my way
I walked everyday
further and further away from you

O Allah, you brought me home
I thank you with every breath I take

Alhamdulillah
All praises to Allah

I never thought about
All the things you have given to me
I never thanked you once
I was too proud to see the truth
And prostrate to you
Until I took the first step
And that's when you opened the doors for me
Now Allah, I realized what I was missing
By being far from you

Alhamdulillah
All praises to Allah

Allah, I wanna thank you
I wanna thank you for all the things that you've done
You've done for me through all my years I've been lost
You guided me from all the ways that were wrong
And did you give me hope

O Allah, I wanna thank you
I wanna thank you for all the things that you've done
You've done for me through all my years I've been lost
You guided me from all the ways that were wrong
I wanna thank you for bringing me home

Alhamdulillah
All praises to Allah

Alhamdulillah



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Doa Pagi

Allah, jadikan ikhlasku bagai susu

Tak campur kotoran, tak disusup darah

Murni, bergizi, menguati. Langit ridha, bumi terilhami.

Allah, jadikan dosa mendekatkanku padaMu dengan taubat nashuha

Jadikan ibadah tak menjauhkanku dariMu gara-gara membangga.

Allah, untuk tanah nan gersang; jadikan aku embun pada paginya,

Awan teduh bagi siangnya, dan rembulan menghias malamnya.

Allah, jika aku harus berteman rasa takut, jadikan ia penghalang dari mendurhakaiMu

Allah, jika aku harus berkawan gelisah, jadikan ia titik mula amal-amal shalih menjemput keajaiban menenangkan.

Allah, jadikan semua gejolak di dalam hatiku mengantarku mendekat pada ridha dan surgaMu

Allah, berkahi tiap kata yang mengalir dari ujung jemari ini;

Menebar kebaikan, mencantikkan kebenaran, menggerakkan perbaikan.

Allah, lempangkan lisanku dalam kebenaran, indahkan tuturku dengan kesantunan,

Jadikan yang mendengar terbimbingkan.

Allah, ilhamkan kebajikan di tiap huruf yang terucap, lahirkan amal tuk setiap kata yang terbicara,

Alirkan pahala tiada putusnya.

Allah, jangan henti rindu pada NabiMu menyala syahdu, agar akhlaq teladannya merembesi tingkahku

Allah, jangan henti gelegak neraka menyergap menggiriskan, di tiap hasrat nista dan goda kemaksiatan

Allah, jangan henti bayang surgaMu melekati mata, di tiap niat dan kesempatan amal shalih nan terbuka.

Allah, jangan henti keesaanMu terteguh di jiwaku, sebab kuasa dan rizqiMu juga tak sedetikpun berpisah dariku.

Allah, jangan henti bimbingMu menuntunku, selama jantung berdenyut selalu, semasih Kau hembuskan nafas dalam paru

Allah, jangan henti kasihMu mengguyuriku, hingga santun budiku menebar rasa sayang,

Bahkan membalik penentang jadi pejuang.

Allah, jangan henti keagunganMu tertaut dalam nyali, hingga kuhadapi segala yang aniaya dengan gagah dan berani

Allah, jangan henti kemuliaanMu menyusupi syaraf-syarafku,

Hingga tiap ilmu jadi amal, tiap hasrat baik jadi akhlaq terlaku

Allah, jangan henti penjagaanMu mengarus dalam darahku

Hingga syaithan tak beroleh tempat dalam alirannya menderu

Allah, jangan henti rasa malu padaMu menyumsum di tulangku, mengurat di ototku; hingga semua gerak dalam ridhaMu

Allah, jangan henti keindahanMu mengilhamkan senyum dan cerah di wajahku, agar pergaulanku semanis madu.

Allah, jangan henti kebenaranMu tertambat di akal dan lisanku, terpancar dalam sikap, terjuang di tiap kalimat

Allah, jangan henti namaMu menyapa hati dan jiwa, dengan gigil takut, gerisik harap, dan getar cinta.



(Salim A. Fillah)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kenapa Cinta tak Terlihat

Kenapa kita menutup mata kita ketika kita tidur?
ketika kita menangis? ketika kita membayangkan ?
itu karena hal terindah di dunia ini tidak terlihat...


Ketika kita menemukan seseorang yang keunikannya
SEJALAN dengan kita...
kita bergabung dengannya dan jatuh ke dalam suatu keindahan yang serupa yang dinamakan CINTA

Ada hal-hal yang tidak ingin kita lepaskan
Orang-orang yang tidak ingin kita tinggalkan....
tapi ingatlah.......melepaskan BUKAN akhir dari dunia,
Melainkan awal kehidupan baru


Kebahagiaan ada untuk mereka yang menangis,
mereka yang telah mencari.....dan mereka yang telah mencoba
Karena MEREKALAH yang bisa menghargai betapa pentingnya orang yang telah menyentuh kehidupan mereka.....


CINTA yang AGUNG?
adalah ketika kamu menitikkan air mata dan MASIH peduli terhadapnya...
adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu MASIH menunggunya dengan setia
adalah ketika dia mulai mencintai yang lain dan kamu MASIH bisa tersenyum sembari berkata 'Aku turut berbahagia untukmu'


Apabila cinta tidak berhasil....BEBASKAN dirimu Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya dan terbang ke alam bebas LAGI


Ingatlah.... bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan kehilangannya...
tapi ketika cinta itu mati, kamu tidak perlu mati bersamanya....


Orang terkuat BUKAN mereka yang selalu menang, MELAINKAN mereka yang tetap tegar ketika mereka jatuh


Entah bagaimana dalam perjalanan kehidupan, kamu belajar tentang dirimu sendiri dan menyadari bahwa penyesalan tidak seharusnya ada HANYALAH penghargaan abadi atas pilihan-pilihan kehidupan yang telah kau buat


TEMAN SEJATI...mengerti ketika kamu berkata 'aku lupa....'
menunggu selamanya ketika kamu berkata 'tunggu sebentar'
tetap tinggal ketika kamu berkata 'tinggalkan aku sendiri'
membuka pintu meski kamu belum mengetuk dan berkata 'bolehkah saya masuk?'


MENCINTAI.....
Bukanlah bagaimana kamu melupakan, melainkan bagaimana kamu memaafkan
Bukanlah bagaimana kamu mendengarkan, melainkan bagaimana kamu mengerti
Bukanlah apa yang kamu lihat, melainkan apa yang kamu rasakan
Bukanlah bagaimana kamu melepaskan, melainkan bagaimana kamu bertahan


Lebih berbahaya mencucurkan air mata dalam hati dibandingkan menangis tersedu-sedu
Air mata yang keluar dapat dihapus, sementara air mata yang tersembunyi menggoreskan luka yang tidak akan pernah hilang....


Dalam urusan cinta, kita SANGAT JARANG menang.....
tapi ketika cinta itu TULUS,
meskipun kalah, kita tetep MENANG
hanya karena kamu berbahagia........
dapat mencintai seseorang......
LEBIH dari kamu mencintai dirimu sendiri.....


Akan tiba saatnya dimana kita harus berhenti mencintai seseorang
BUKAN karena orang itu berhenti mencintai kita,
MELAINKAN karena kita menyadari bahwa orang itu akan lebih berbahagia apabila kita melepaskannya


Kadang kala, orang yang kamu cintai
adalah orang yang PALING menyakiti hatimu dan kadang kala, teman yang menangis bersamamu adalah cinta yang tidak kamu sadari
(Kutipan Puisi dalam novel “Cinta yang Terlambat” karya Dr. Ikram Abidi)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS