Berapa besar kapasitas hard drive komputer anda? Angka yang paling besar yang umum digunakan saat ini adalah 2 TB (setara dengan 2000 GB). Misalkan anda perlu menyimpan data sebesar 900,000 GB, anda memerlukan 450 X 2 TB hard drive. Jika masing-masing beratnya sekitar 3 kilogram, berat totalnya adalah lebih dari satu ton. Belum lagi ukuran ruang yang diperlukan untuk meletakkan semuanya.

Tetapi sebuah penelitian yang dilakukan oleh 11 mahasiswa dari Hongkong mengungkapkan bahwa anda bisa menyimpan data sebesar itu dalam media penyimpanan seberat kira-kira satu gram. Metode yang mereka gunakan disebut “biostorage” dan media yang mereka gunakan adalah bakteri Escherichia coli, a.k.a. E. coli – atau lebih dikenal sebagai bakteri penyebab diare yang umum ditemukan di dalam sistem pencernaan manusia.

Meskipun proses penyimpanan data tersebut dikategorikan sebagai “mudah” (jika anda adalah ahli dalam bidang manipulasi sel), sepertinya kita tidak perlu menjelaskannya secara mendetail di sini. Yang jelas, selain kapasitas penyimpanan yang gila-gilaan besar dalam dimensi media yang sangat kecil, ada banyak keuntungan yang bisa didapatkan dari metode ini:

* Yang pertama adalah melimpahnya bahan baku yang sangat tahan banting. Bakteri bisa ditemukan di mana saja dan mampu bertahan hidup bahkan dari bencana ledakan nuklir.
* Yang kedua adalah umur penyimpanan data yang sangat lama. Karena bakteri terus bereproduksi dan data yang tersimpan di DNA mereka akan diteruskan ke generasi berikutnya, data tersebut masih akan bertahan sampai ribuan tahun kemudian.
* Dan yang terakhir, keamanan data. Tidak perlu khawatir terhadap serangan hacker karena karena bakteri tidak bisa di-hack. Selain itu, bakteri tidak membutuhkan listrik seperti peralatan elektronik umumnya. Sangat cocok untuk Indonesia yang aliran listriknya “kurang” bisa diandalkan.

Sayangnya, metode ini belum bisa diterapkan untuk keperluan rumah tangga manusia biasa, karena proses penyimpanan dan pengambilan data masih harus dilakukan oleh sekelompok ilmuwan di dalam laboratorium.

Sumber artikel: Need large-capacity data storage? Try your intestine | Storage & Backup | Macworld.


Ikhlas, kata yang tak mudah dan selalu menyisakan tanya
Dan kita adalah manusia
Yang tak dapat tidak
Suka menuliskan kebajika-kebajikan kita

Maka aku menuliskan kebajikan di atas air
Menjadi gelombang kecil, kecil saja
di permukaan, meriak dan menghilang
Lalu yang tampak hanya wajahku kehausan

Atau terkadang kutulis ia di atas pasir
Agar angin keikhlasan menerbangkannya jauh dari ingatan
Agar ia terhapus, menyebar bersama butir pasir ketulusan

Suatu hari Abu Khubaisy bercerita kepada para muridnya:
Abdullah bin Umar, khalifah yang terkenal sebagai pembangun Bait al Maqdis, suatu hari terserang oleh suatu penyakit. Para asistennya, sangat mengkhawatirkan umur khalifah karena penyakitnya itu.

Ternyata Allah SWT belum berkenan memanggil Abdullah keharibaanNya. Khalifah berangsur-angsur pulih. Setelah agak mendingan keadaannya, Abdullah berniat hendak menyantap ikan panggang. Khalifah kemudian mengutarakan keinginannya itu kepada salah seorang asistennya.

Asisten yang setia itu, segera berusaha untuk memenuhi selera junjungannya. Ia pergi mencari ikan dan setelah mendapatkannya segera dipanggangnyalah ikan tersebut.

Abdullah bin Umar menghadapi ikan panggang yang baru saja diturunkan dari panggangannya. Aromanya begitu memikat, sehingga bertambah seleranya dan ingin segera menyantapnya.

Dalam keadaan yang siap santap itu, tiba-tiba muncul seorang musafir yang tampak sangat kelaparan. Serta merta Abdullah menyuruh pembantunya untuk segera mengangkat hidangan yang ada di hadapannya itu kepada sang musafir. Merasa jerih payahnya tidak dinikmati oleh Abdullah, asisten itu protes. Ia keberatan kalau makanan tersebut diberikan kepada musafir tadi. " Tapi ini makanan yang dengan sengaja saya buatkan untuk tuan dan sesuai dengan pesanan tuan." " Wahai, pembantuku ! Tahukah kamu bila aku memakan makanan ini, maka sebetulnya itu aku lakukan karena aku suka. Karena aku menyenanginya. Tetapi, bila musafir itu memakannya, maka itu ia lakukan karena memang ia butuh. Jadi makanan itu lebih berharga bagi dia daripada untukku.
Jangan lupa, Allah SWT berfirman : " Kalian sekali - kali tidaklah memperoleh kebajikan sehingga kalian menyedekahkan apa - apa yang kalian senangi ".


Setiap manusia pasti melakukan kesalahan. Karena itu, yang perlu dibangun dalam diri setiap muslim, bukan hanya sikap hati-hati menjauhi dosa saja, tapi juga menumbuhkan sikap yang benar tentang apa dan bagaimana yang harus dilakukan ketika dosa itu terlanjur diperbuat. Setidaknya ada 10 jalan dalam Islam, yang bisa mengurangi azab atas dosa yang dilakukan:

1. Taubat
Al-Quran banyak menyebutkan bahwa taubat berfungsi sebagai pengecualian dari ancaman azab yang akan diberikan kepada pelakunya. Seperti disebutkan dalam surat Al-Baqarah ayat 160, "Kecuali mereka yang telah bertobat..." juga dalam surat Maryam : 160, Thoha : 82. Taubat yang dimaksud di sini tentu taubat nasuha, yakni taubat yang dilakukan dengan ikhlas dan benar. Taubat yang menjadi penyesalan sekaligus menjadi titik akhir seseorang untuk tidak mengulangi dosa di masa selanjutnya. Bukan "tomat"(tobat kumat), setelah bertaubat, kumat lagi, maksiat lagi, melakukan dosa lagi.

2. Istighfar
Allah berjanji akan mengampuni kesalahan-kealahan hambanya selama ia melakukan istighfar dengan sungguh-sungguh. "Dan tidaklah Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun (istighfar)." (QS. Al-Anfal : 33). Rasulullah saw. besabda, "Demi jiwaku yang berada di tangan-Nya, sekiranya kalian belum pernah berbuat dosa, maka niscaya Allah akan membinasakankamu kemudian menggantikan kamu dengan kaum yang lain, yang mereka itu berbuat dosa lantas mereka memohon ampun kepada-Nya dan Allah mengampuni mereka." (HR. Muslim)

3. Amal-amal kebaikan
Amal-amal kebaikan yang dilakukan seorang muslim bisa dilipatgandakan pahalanya oleh Allah menjadi sepuluh kali lipat atau lebih. Karena itu, amal baik juga bisa menjadi salah atu jalan pengampunan bagi kita, khususnya dosa-dosa kecil. Allah swt, berfirman : "Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan perbuatan buruk." (QS. Hud : 114)

Rasulullah saw bersabda, "Bertaqwalah kepada Allah di mana saja kamu berada, dan iringilah perbuatan buruk itu dengan perbuatan yang baik karena ia bisa menghapusnya (HR. Turmudzi)

4. Musibah-musibah di dunia
Musibah yang menimpa seorang m uslim, apapun bentuknya, akan menjadi penebus dosanya. Itu akan terjadi bila orang yang tertimba musibah sabar atas musibah. Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya setiap musibah yang menimpa seorang muslim menjadi penebus (kafarat) atas dosanya. Bahkan sampai terpeleset kakinya, luka di jemarinya, aapun duri yang menusuknya." (HR. Muslim) Artinya, musibah datang dari Allah swt adalah bentuk tebusan atas dosa hamba-Nya, hingga dosa itu dihapus oleh Allah swt.


5. Siksa kubur
Azab kubur adalah perkara yang harus diyakini kebenarannya. Ia juga merupakan salah satu jalan pengampunan yang bisa mengurangi azab yang akan diberikan Allah kepada hamba-hamba-Nya atas dosa yang dilakukannya. Ada dua macam adzab kubur. Pertama, yang dirasakan seseorang selamanya sampai hari kiamat datang. Ini akan diberikan kepada orang-orang kafir (lihat QS. Al-Mu'min : 45-46). Kedua, azab kubur yang waktunya terbatas dan setelah itu berhenti. Yang kedua ini diberikan atas orang yang melakukan dosa-dosa ringan, sesuai dengan tingkat kesalahannya sehingga ia menjadi pengurang atau penebus akan azab yang akan menimpa di akhirat nanti.

6. Do'a dan permohonan ampun dari orang mukmin yang diminta kepada Allah, untuk diberikan kepada pelaku dosa dan kesalahan, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal
Do'a adalah saripati ibadah. Do'a adalah senjatanya orang beriman. Do'a adalah salah satu jalan pengampunan dari dosa-dosa dan kesalahan. Allah swt. berfirman : "Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar) mereka berdo'a : "Ya Tuhan kami beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami..." (QS. Al-Hasyr : 10)

7. Apa yang dihadiahkan seorang muslim yang masih hidup kepada saudaranya yang sudah meninggal, berupa pahala shadaqah dan haji
Para ulama sepakat bahwa seseorang yang telah meninggal masih dapat memperoleh manfaat dari orang yang masih hidup karena dua hal. Pertama, karena sesuatu yang sumbernya dari si mayit sendiri ketika hidup, seperti amal jariyah. Kedua, pahala kebaikan yang diperuntukkan orang yang masih hidup kepada si mayit seperti shadaqah dan haji. Pahala dari amal-amal ibadah fisik seperti puasa sunnah, shalat sunnah, membaca Qur`an, dzikir dan sebagainya, menurut Imam Ahmad dan Abu Hanifah bisa sampai kepada si mayit bila memang diniatkan oleh yang masih hidup untuk si mayit. Sementara mnenurut Imam Syafi'i dan Imam Malik, hal itu tidak bisa dihadiahkan kepada si mayit dan pahalanya tidak akan sampai.

8. Penyelesaian hak sesama manusia di akhirat, setelah mereka menyeberangi shirot (jembatan di atas neraka)
Jalan pengampunan yang lain adalah penyeleaian segala hak dan kezaliman yang terkait antara satu orang muslim dengan saudaranya. Masing-masing saling mengambil hak satu sama lain. Rasulullah saw bersabda, "Apabila orang-orang mukmin itu telah selamat melewati neraka, maka mereka akan ditahan di suatu jembatan antara mereka dan surga. Maka disitulah mereka saling melakukan penuntutan dan pemenuhan atas segala tanggungan sesama mereka selama di dunia. Maka kalau semuanya sudah bebas dari hak-hak saudaranya serta bersih dari dosa-dosa dan kezaliman sesama mereka. Barulah mereka diperkenankan untuk masuk ke dalam surga ..." (HR. Bukhori)

9. Syafaat dari mereka yang berhak memberi syafaat
Di antara jalan pengampunan yang lain adalah syafaat yang diberikan oleh orang lain yang mendapat izin dari Allah. Syafaat ini akan dapat meringankan dan membebaskan orang-orang yang seharusnya mendapat siksaan di akhirat. Orang yang diperkenankan memberi syafaat, pertama adalah Rasulullah saw. Selain itu adalah kaum muslimin yang telah mendapat izin dari Allah untuk memberi syafaat. Bahkan dalam hadits yang cukup panjang disebutkan bahwa Allah swt akan memberi syafaat kepada hamba-hamba-Nya. "... Maka para malaikat telah memberi syafaat, para nabi sudah memberi syafaat, dan orang-orang beriman pun memberi syafaat. Tidak ada lagi kecuali Dzat yang Maha Pengasih dan Penyayang. Kemudian setelah itu Allah mengambil sekali genggaman-Nya itu dari neraka orang-orang yang belum pernah membuat kebaikan sekalipun...." (HR. Muslim)

10. Ampunan dan pemaafan Allah SWT diluar syafaat-Nya
Ini adalah jalan pengampunan terakhir, yang bisa mengurangi maupun menghilangkan sama sekali azab yang seharusnya diterima seseorang yang telah melakukan dosa. Allah swt berfirman, ".... dan Dia (Allah) mengampuni segala dosa, selain syirik, bagi siapa yang dikehendaki-Nya..." (QS.An-Nisa : 48 dan 116)

Jalan pengampunan ini disediakan oleh Allah swt. Tinggal kini bagaimana kita yang membutuhkan pengampunan itu. Dan sebelum pertanyaan itu kita jawab, renungkanlah firman Allah swt berikut ini: "Dan bersegeralah kamu pada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang bertaqwa...." (QS. Ali Imran : 133)
Suatu pagi di hari rabu, 30 maret kemarin saat saya sedang di kantor, tiba-tiba HP saya berdering. Ada tanda SMS yang masuk. Saya pun membukanya. Ternyata seorang teman mengabarkan bahwa proses ta’arufnya dengan seorang ikhwan berhenti karena keluarga besar sang ikhwan tidak setuju dengan orang jawa. Kebetulan teman saya suku jawa sama seperti saya.
Dalam hati saya pun bertanya “ What’s wrong with javanese People?”
Memang kenapa dengan orang Jawa? Sebagai orang jawa, saya merasa heran. Memang ada yang salah dengan orang jawa? Yang tahu jawabannya silakan angkat tangan ^_^. Sebagai orang Jawa, saya merasa tidak ada yang salah dengan diri saya, tidak ada sesuatu yang membuat kami patut dibenci atau tidak disukai. Mungkin memang ada beberapa kekurangan dari kami, sebagian dari orang jawa ada yang masih menjaga adat dan berbagai macam mitos yang diturunkan oleh nenek moyang kami yang tidak sesuai dengan syariat islam. Tapi sekarang, dengan berkembangnya zaman, masyarakat kami pun berangsur meninggalkan adat dan mitos-mitos yang bertentangan dengan ajaran islam.


Mereka yang tidak suka dengan orang jawa mungkin belum tahu kelebihan-kelebihan orang jawa. Tahu ngga sih kalau orang jawa itu ramah-ramah, giat dan ulet dalam bekerja, semangat juangnya tinggi, lemah lembut, dan para istri sangat taat pada suami. Narsis.com ^_^.
Ternyata di zaman sekarang masih ada aja orang yang memperdebatkan masalah kesukuan, ras dsb. Bukankah negeri kita ini memang heterogen orang-orangnya. Dari sabang sampai merauke berjajar pulau-pulau, sambung menyambung menjadi satu itulah Indonesia. Berbagai macam suku, ras, dan bahasa ada di bumi kita tercinta ini. Dan Allah pun telah berfirman dalam Al Qur’an:
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (Q.S Al Hujurat:13)
Telah jelas bahwa kita telah diciptakan dengan berbagai perbedaan, dijadikan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa supaya kita saling mengenal. So, seharusnya tidak jadi masalah kalau kita berteman, bekerja sama dan mungkin menikah dengan orang suku lain. Bukankah dengan begitu kita bisa saling mengenal kebiasaan, adat kelebihan suku yang lain. Dan bisa jadi kita akan tahu bahwa cerita-cerita buruk tentang suku yang kita tidak suka itu tidak benar sehingga kita tidak lagi benci/kurang suka dengan suku tersebut.

Dalam setiap pilihan hidup, seorang mukmin beristikharah pada Allah.
Tetapi sholat istikharah itu hanyalah salah satu tahapan saja, sebagai tanda kepasrahannya kepada apa yang dipilihkan Allah bagi kebaikannya. Untuk dunia, agama, dan akhiratnya. Istikharah yang sesungguhnya dimulai jauh sebelum itu; dari rasa taqwa, menjaga kesucian ikhtiar dan kepekaan dalam menjaga hubungan baik dengan Allah.
Ketika segala sebelumnya dijalani dengan apa yang diaturkanNya, maka istikharah adalah saat bertanya. Pertama tentang pantaskah kita dijawab oleh Allah. Yang ke dua, seperti apa jawab itu. Yang ke tiga, beranikah kita untuk menerima jawab itu. Apa adanya. Karena itu sejujur-jujur jawaban. Di situlah letak furqaan, kepekaan khas orang bertaqwa.
Karena masalahnya bukanlah diberi atau tidak diberi. Masalahnya bukan diberi dia atau diberi yang lain. Urusannya adalah tentang bagaimana Allah memberi. Apakah diulungkan lembut dengan cinta, ataukah dilempar ke muka penuh murka. Bisa saja yang diberikan sama, tapi rasa dan dampaknya berbeda. Dan bisa saja yang diberikan pada kita berbeda dengan apa yang diharap oleh hati, tapi rasanya jauh melampaui. Di situlah yang dinamakan barakah. Kebaikan yang bertambah.

(Diambil dari buku "jalan Cinta Para Pejuang"-Salim A. Fillah)


long times i looked for some islamic english songs to upgrade my english. I found some songs by Zain Bhinka and Sammy Yusuf. But i was bored with that songs. Finally after seeked for some months i found songs by maher Zain. Subhanallah..his songs is so enjoyable for me. I very loved it. I think i found the new world when i hear that songs. My favourite song in His album is "Open yours Eyes"," Insyaallah", and "Thank you".
Below are lirics of that songs

Open Your Eyes

Look around yourselves
Can’t you see this wonder
Spreaded infront of you
The clouds floating by
The skies are clear and blue
Planets in the orbits
The moon and the sun
Such perfect harmony

Let’s start question in ourselves
Isn’t this proof(bukti) enough for us

Or are we so blind
To push it all aside..
No..

We just have to
Open our eyes, our hearts, and minds
If we just look bright to see the signs(tanda2)
We can’t keep hiding(menyembunyikan) from the truth
Let it take us by surprise

Take us in the best way
(Allah..)
Guide us every single day..
(Allah..)
Keep us close to You
Until the end of time..

Look inside yourselves
Such a perfect order
Hiding in yourselves
Running in your veins(urat darah)
What about anger(kemarahan) love and pain
And all the things you’re feeling
Can you touch them with your hand?
So are they really there?

Lets start question in ourselves
Isn’t this proof enough for us?
Or are we so blind
To push it all aside..?
No..

We just have to
Open our eyes, our hearts, and minds
If we just look bright to see the signs
We can’t keep hiding from the truth
Let it take us by surprise
Take us in the best way
(Allah..)
Guide us every single day..
(Allah..)
Keep us close to You
Until the end of time..

When a baby’s born
So helpless and weak
And you’re watching him growing..
So why deny
Whats in front of your eyes
The biggest miracle of life..

We just have to
Open our eyes, our hearts, and minds
If we just look quiet we’ll see the signs
We can’t keep hiding from the truth
Let it take us by surprise
Take us in the best way
(Allah..)
Guide us every single day..
(Allah..)
Keep us close to You
Until the end of time..

Open your eyes and hearts and minds
If you just look bright to see the signs
We can’t keep hiding from the truth
Let it take us by surprise
Take us in the best way
(Allah..)
Guide us every single day..
(Allah..)
Keep us close to You
Until the end of time..

Allah..
You created everything
We belong to You
Ya Robb we raise our hands
Forever we thank You..
Alhamdulillah..



_Insyaallah_
Everytime you feel like you cannot go on
You feel so lost
That your so alone
All you is see is night
And darkness all around
You feel so helpless
You can’t see which way to go
Don’t despair(putus asa) and never loose hope
Cause Allah is always by your side

Insha Allah x3
Insya Allah you’ll find your way

Everytime you commit(melakukan) one more mistake
You feel you can’t repent (menyesali)
And that its way too late
Your’re so confused, wrong decisions you have made
Haunt your mind and your heart is full of shame (rasa malu)
Don’t despair and never loose hope
Cause Allah is always by your side

Insha Allah x3
Insya Allah you’ll find your way
Insha Allah x3
Insya Allah you’ll find your way

Turn to Allah
He’s never far away
Put your trust in Him
Raise your hands and pray

OOO Ya Allah
Guide my steps don’t let me go astray (tersesat)
You’re the only one that showed me the way,
Showed me the way x2
Insyaallah x3
Insya Allah we’ll find the way


_Thank You_
I was so far from you
Yet to me you were always so close
I wandered (mengemnabra/mengeluyur) lost in the dark
I closed my eyes toward the signs
You put in my way
I walked everyday
further and further away from you

O Allah, you brought me home
I thank you with every breath I take

Alhamdulillah
All praises to Allah

I never thought about
All the things you have given to me
I never thanked you once
I was too proud to see the truth
And prostrate to you
Until I took the first step
And that's when you opened the doors for me
Now Allah, I realized what I was missing
By being far from you

Alhamdulillah
All praises to Allah

Allah, I wanna thank you
I wanna thank you for all the things that you've done
You've done for me through all my years I've been lost
You guided me from all the ways that were wrong
And did you give me hope

O Allah, I wanna thank you
I wanna thank you for all the things that you've done
You've done for me through all my years I've been lost
You guided me from all the ways that were wrong
I wanna thank you for bringing me home

Alhamdulillah
All praises to Allah

Alhamdulillah



Allah, jadikan ikhlasku bagai susu

Tak campur kotoran, tak disusup darah

Murni, bergizi, menguati. Langit ridha, bumi terilhami.

Allah, jadikan dosa mendekatkanku padaMu dengan taubat nashuha

Jadikan ibadah tak menjauhkanku dariMu gara-gara membangga.

Allah, untuk tanah nan gersang; jadikan aku embun pada paginya,

Awan teduh bagi siangnya, dan rembulan menghias malamnya.

Allah, jika aku harus berteman rasa takut, jadikan ia penghalang dari mendurhakaiMu

Allah, jika aku harus berkawan gelisah, jadikan ia titik mula amal-amal shalih menjemput keajaiban menenangkan.

Allah, jadikan semua gejolak di dalam hatiku mengantarku mendekat pada ridha dan surgaMu

Allah, berkahi tiap kata yang mengalir dari ujung jemari ini;

Menebar kebaikan, mencantikkan kebenaran, menggerakkan perbaikan.

Allah, lempangkan lisanku dalam kebenaran, indahkan tuturku dengan kesantunan,

Jadikan yang mendengar terbimbingkan.

Allah, ilhamkan kebajikan di tiap huruf yang terucap, lahirkan amal tuk setiap kata yang terbicara,

Alirkan pahala tiada putusnya.

Allah, jangan henti rindu pada NabiMu menyala syahdu, agar akhlaq teladannya merembesi tingkahku

Allah, jangan henti gelegak neraka menyergap menggiriskan, di tiap hasrat nista dan goda kemaksiatan

Allah, jangan henti bayang surgaMu melekati mata, di tiap niat dan kesempatan amal shalih nan terbuka.

Allah, jangan henti keesaanMu terteguh di jiwaku, sebab kuasa dan rizqiMu juga tak sedetikpun berpisah dariku.

Allah, jangan henti bimbingMu menuntunku, selama jantung berdenyut selalu, semasih Kau hembuskan nafas dalam paru

Allah, jangan henti kasihMu mengguyuriku, hingga santun budiku menebar rasa sayang,

Bahkan membalik penentang jadi pejuang.

Allah, jangan henti keagunganMu tertaut dalam nyali, hingga kuhadapi segala yang aniaya dengan gagah dan berani

Allah, jangan henti kemuliaanMu menyusupi syaraf-syarafku,

Hingga tiap ilmu jadi amal, tiap hasrat baik jadi akhlaq terlaku

Allah, jangan henti penjagaanMu mengarus dalam darahku

Hingga syaithan tak beroleh tempat dalam alirannya menderu

Allah, jangan henti rasa malu padaMu menyumsum di tulangku, mengurat di ototku; hingga semua gerak dalam ridhaMu

Allah, jangan henti keindahanMu mengilhamkan senyum dan cerah di wajahku, agar pergaulanku semanis madu.

Allah, jangan henti kebenaranMu tertambat di akal dan lisanku, terpancar dalam sikap, terjuang di tiap kalimat

Allah, jangan henti namaMu menyapa hati dan jiwa, dengan gigil takut, gerisik harap, dan getar cinta.



(Salim A. Fillah)
Kenapa kita menutup mata kita ketika kita tidur?
ketika kita menangis? ketika kita membayangkan ?
itu karena hal terindah di dunia ini tidak terlihat...


Ketika kita menemukan seseorang yang keunikannya
SEJALAN dengan kita...
kita bergabung dengannya dan jatuh ke dalam suatu keindahan yang serupa yang dinamakan CINTA

Ada hal-hal yang tidak ingin kita lepaskan
Orang-orang yang tidak ingin kita tinggalkan....
tapi ingatlah.......melepaskan BUKAN akhir dari dunia,
Melainkan awal kehidupan baru


Kebahagiaan ada untuk mereka yang menangis,
mereka yang telah mencari.....dan mereka yang telah mencoba
Karena MEREKALAH yang bisa menghargai betapa pentingnya orang yang telah menyentuh kehidupan mereka.....


CINTA yang AGUNG?
adalah ketika kamu menitikkan air mata dan MASIH peduli terhadapnya...
adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu MASIH menunggunya dengan setia
adalah ketika dia mulai mencintai yang lain dan kamu MASIH bisa tersenyum sembari berkata 'Aku turut berbahagia untukmu'


Apabila cinta tidak berhasil....BEBASKAN dirimu Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya dan terbang ke alam bebas LAGI


Ingatlah.... bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan kehilangannya...
tapi ketika cinta itu mati, kamu tidak perlu mati bersamanya....


Orang terkuat BUKAN mereka yang selalu menang, MELAINKAN mereka yang tetap tegar ketika mereka jatuh


Entah bagaimana dalam perjalanan kehidupan, kamu belajar tentang dirimu sendiri dan menyadari bahwa penyesalan tidak seharusnya ada HANYALAH penghargaan abadi atas pilihan-pilihan kehidupan yang telah kau buat


TEMAN SEJATI...mengerti ketika kamu berkata 'aku lupa....'
menunggu selamanya ketika kamu berkata 'tunggu sebentar'
tetap tinggal ketika kamu berkata 'tinggalkan aku sendiri'
membuka pintu meski kamu belum mengetuk dan berkata 'bolehkah saya masuk?'


MENCINTAI.....
Bukanlah bagaimana kamu melupakan, melainkan bagaimana kamu memaafkan
Bukanlah bagaimana kamu mendengarkan, melainkan bagaimana kamu mengerti
Bukanlah apa yang kamu lihat, melainkan apa yang kamu rasakan
Bukanlah bagaimana kamu melepaskan, melainkan bagaimana kamu bertahan


Lebih berbahaya mencucurkan air mata dalam hati dibandingkan menangis tersedu-sedu
Air mata yang keluar dapat dihapus, sementara air mata yang tersembunyi menggoreskan luka yang tidak akan pernah hilang....


Dalam urusan cinta, kita SANGAT JARANG menang.....
tapi ketika cinta itu TULUS,
meskipun kalah, kita tetep MENANG
hanya karena kamu berbahagia........
dapat mencintai seseorang......
LEBIH dari kamu mencintai dirimu sendiri.....


Akan tiba saatnya dimana kita harus berhenti mencintai seseorang
BUKAN karena orang itu berhenti mencintai kita,
MELAINKAN karena kita menyadari bahwa orang itu akan lebih berbahagia apabila kita melepaskannya


Kadang kala, orang yang kamu cintai
adalah orang yang PALING menyakiti hatimu dan kadang kala, teman yang menangis bersamamu adalah cinta yang tidak kamu sadari
(Kutipan Puisi dalam novel “Cinta yang Terlambat” karya Dr. Ikram Abidi)
Belum lama ini saya menemukan sebuah fakta menarik di sekolah kehidupan Indonesia. Faktanya mengatakan bahwa orang-orang yang paling kaya di negeri ini ternyata bukanlah mereka yang suka berbicara tentang cara-cara cepat menjadi kaya. Dan mereka yang sering beriklan di media massa menawarkan gagasangagasan brilian untuk menjadi kaya, ternyata tidak satu pun yang termasuk dalam daftar 150 orang terkaya di Indonesia.

Fakta ini diumumkan oleh Executive Chairman of Globe Asia Rizal Ramli, dan sebagian dilaporkan oleh Harian Kompas, 31 Juli 2007, halaman 17. Isinya tentang 150 orang terkaya di Indonesia, dan kekayaan pejabat publik, pengusaha yang jadi pejabat publik, di luar daftar 150 orang terkaya.

Dalam daftar pengusaha yang jadi pejabat publik, dua nama teratas adalah Fadel Muhammad, Gubernur Gorontalo, dengan kekayaan 16,6 juta dollar AS, disusul Fahmi Idris, Menteri Perindustrian saat ini. Sementara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memiliki kekayaan 516.000 dollar AS atau Rp 4,6 miliar per tahun 2004. Salinan daftar yang dimuat Kompas adalah sebagai berikut:

Memikirkan nama-nama orang terkaya yang muncul dalam daftar di atas, dikaitkan dengan maraknya seminarseminar tentang ilmu menjadi kaya di Indonesia satu dekade terakhir, saya mencoba menarik sejumlah pelajaran untuk diri sendiri.


Pertama, jalur menuju daftar orang terkaya agaknya memang dunia usaha, dunia bisnis, dunia perdagangan INFO APLI Edisi XXXVII/Juli-September 2007 15 dalam arti luas. Para pejabat publik yang kaya raya pun kita temukan adalah mereka yang datang dari dunia usaha, bukan pegawai negeri yang merintis karier dari bawah, bukan pula kaum profesional dengan keahlian spesifik di bidang tertentu di luar dunia usaha. Dengan demikian, jika menjadi kaya adalah tujuan yang dianggap paling bermakna dalam hidup, maka pilihan untuk berkiprah dalam dunia usaha adalah pilihan yang masuk akal.

Kedua, orang-orang yang mengajarkan tentang ilmu menjadi kaya, ternyata tidak datang dari kelompok yang paling kaya. Mereka datang dari kelompok yang sedang berusaha menjadi lebih kaya, dari kelas menengah yang memiliki ambisi luar biasa. Mungkin ini juga bisa diartikan bahwa orang tidak bisa menjadi sungguhsungguh kaya dengan mengandalkan keterampilan berbicara saja. “Bisnis bicara” tidak membuat orang menjadi yang terkaya di negaranya. Bahkan “bisnis bicara” oleh sebagian kalangan tidak dianggap bisnis dalam arti sesungguhnya. Hanya jika “bisnis bicara” dilengkapi dan dilanjutkan dengan kegiatan usaha dalam skala industri atau konglomerasi tertentu (tembakau, consumer goods, properti, pertanian, pertambangan, media, dsb), maka posisi terkaya dimungkinkan untuk diraih.

Ketiga, kelompok masyarakat yang masuk dalam daftar orang terkaya tidak suka berbicara tentang caracara cepat menjadi kaya. Sebagian malah kita dapatkan sebagai orang-orang yang tidak fasih berbicara, atau setidaknya suka menghindari kesempatan untuk berbicaradi muka umum. Dalam arti tertentu mereka mungkin memang menganggap kemampuan berbicara tidakrelevan dengan ambisi mereka untuk berhasil dalam usaha yang ditekuninya. Bahkan ada yang menduga orang-orang kaya tak banyak berbicara untuk publisitas karena publisitas sering membuat mereka mendapatkan masalah. Karena itu, mereka lebih suka membayar pihak tertentu, kaum profesional, untuk berbicara untuk dan atas nama mereka.

Keempat, soal pencitraan dalam masyarakat. Sungguh menarik bahwa mereka yang masuk dalam daftar orang terkaya itu bukanlah orang-orang yang dicitrakan kaya raya oleh media massa. Sebagian malah berusaha untuk tidak dikenal sebagai orang kaya raya, dengan alasannya masing-masing. Sementara orang-orang tertentu yang rajin berbicara soal ilmu menjadi kaya, justru terkesan berupaya keras mencitrakan diri mereka sebagai orang yang sungguh-sungguh kaya dalam pandangan masyarakat. Yang terakhir ini memanfaatkan publisitas media massa untuk membangun citra tersebut. Dan dengan citra semacam itulah mereka menarik keuntungan untuk memperkaya dirinya.

Empat pelajaran di atas membuat saya teringat pada pemikiran Stephen Covey mengenai character ethics dan personality ethics. Menurut Covey, sejak Amerika menyatakan kemerdekaannya di tahun 1776, ajaran-ajaran yang berkembang dalam masyarakat utamanya bertumpu pada pentingnya pengembangan karakter (kerja keras, antusias, tulus, rendah hati, tekun, dsb) untuk meraih sukses. Hal
ini berjalan sampai 150 tahun. Lalu, di pertengahan tahun 1920-an, dan hampir bersamaan dengan terjadinya masa depresi besar, berkembanglah ajaran-ajaran yang mengutamakan teknik-teknik human relations dan public relations, serta positive mental attitude. Pada masa itulah soalsoal pencitraan, yakni personality ethics, menjadi lebih didahulukan ketimbang karakter yang sesungguhnya.

Ajaran-ajaran mengenai ilmu menjadi kaya dalam waktu cepat tumbuh menjamur, menjadi semacam “hiburan” atau “candu” bagi masyarakat yang didera penderitaan karena kemiskinan dimana-mana.

Saya jadi bertanya-tanya pada diri sendiri, apakah Indonesia sedang berada pada era seperti Amerika tahun 1920-an itu? Bagaimana pendapat Anda?

Sumber: info apli XXXVII juli-september 2007
Siapa yang tak kenal Edam Burger? Bila Anda kebetulan berbelanja di Alfamart atau Indomart, kemungkinan besar akan menemui gerai burger ini. Di sebagian besar Alfamart dan Indomart, memang selalu ada Edam Burger, khususnya di Jabotadebek. Edam ada di mana-mana dan menjelma menjadi jaringan burger paling luas di Indonesia. Edam bahkan bisa disebut sebagai ikon burger kelas menengah bawah di Indonesia. Bayangkan, outlet-nya kini sudah menyentuh angka 3.000. Wirausahawan sukses yang melahirkan Edam Burger itu tak lain adalah Made Ngurah Bagiana, pria kelahiran Bali, 1956, yang memulai bisnis burger secara tidak sengaja pada 1990.

Ada sejumlah pikiran dan penggalan pengalaman Made Ngurah Bagiana yang layak dijadikan sebagai
inspirasi sukses. Di antaranya adalah kemauannya untuk selalu berinovasi dan berani fokus pada satu bidang. Rupanya, itulah kunci sukses Made bersama Edam Burger. Berikut petikan hasil wawancara reporter Pembelajar.com, Dodi Mawardi, yang versi pendeknya khusus dimuat untuk INFO APLI.

Bagaimana ceritanya bisa berbisnis burger?
Sepertinya tak ada usaha yang mudah saat itu. Semuanya dimulai dengan modal apa adanya. Saya teringat, waktu itu keluarga saya kesulitan ekonomi. Untuk makan saja sepertinya sudah pas-pasan. Tanpa sengaja, saya melihat orang berjualan burger di depan rumah saya di sekitar Perumnas Klender. Saya pikir, tak ada salahnya mencoba. Saya nekad meminjam uang ke bank, tapi tak juga diluluskan. Akhirnya, saya kesal dan malah meminjam Rp 1,5 juta ke teman untuk membeli dua buah gerobak dan kompor. Belakangan, giliran bankbank itu yang mengejar saya ha ha ha.


Lalu kenapa namanya Edam?
Awalnya bukan Edam. Dulu saya labeli Lovina, sesuai nama pantai di Bali yang sangat indah. Tapi, kemudian berubah jadi Edam. Itu nama pemberian dari Bob Sadino. Saya bernama Made, istri saya pun bernama Made. Oleh Pak Bob, diberi nama “Edam” yang artinya, ya, Made kalau dibaca dari kanan ha ha ha.

Bagaimana Edam bisa tersebar di mana-mana?
Wah ceritanya panjang. Banyak suka dan duka yang saya alami. Di awal-awal saya jualan, tak jarang tak ada satu pun pembeli yang menghampiri. Padahal seharian saya mengayuh gerobak. Mereka mungkin berpikir, burger itu pasti mahal. Padahal, sebenarnya tidak. Saya hanya mematok harga Rp 1.700 per buah. Baru setelah tahu murah, pembeli mulai ketagihan. Dalam sehari bisa laku lebih dari 20 buah. Tahun 2000-an lah yang menjadi titik awal perubahan Edam. Ya sejak kenal dengan Bob Sadino lalu bekerja sama dengan Bogasari, Edam makin cepat berkembang. Saya pun mengajak banyak orang untuk bergabung sebagai mitra.

Kok bisa harga Edam lebih murah dibanding burger yang lain?
Burger ini kan makanan dari barat dan diposisikan di kelas atas. Dia tidak memosisikan di menengah dan ke bawah. Setelah saya coba ternyata cost-nya ini murah. Ini strategi pemasaran yang dianggap salah, tapi dibenarkan masyarakat. Bahkan di perkampungan di gang-gang itu Edam bisa hidup. Saya bikin roti Cuma 500 perak, daging 700 perak. Beserta bumbu dan sayurnya cuma 2.000 perak. Kita mau cari untung 1.000 perak saja cuma 3.000. Jadi, mengapa dijual 10.000 perak? Jadi, saya memosisikan ini buat masyarakat di bawah.

Anda menggunakan konsep yang mirip waralaba, sebelum konsep ini marak di Indonesia. Belajar dari mana?
Wah awalnya saya ndak tahu istilah itu. Saya hanya jalan saja, lakukan saja. Ndak pakai mikir-mikir yang panjang. Waktu itu untuk mengembangkan usaha, saya mengajak ibu-ibu rumah tangga berjualan burger di depan rumah atau sekolah.

Anda sering menyebut waralaba ini sebagai franchise Pancasila. Apa maksudnya?
Saya hanya berikan keadilan bagi yang punya modal besar, modal kecil, bahkan tidak punya modal. Jadi, saya sudah menjalankan sila kelima. Franchise Pancasila ini tidak ada di mana pun di dunia ini. Kalau yang namanya franchise itu kan aturannya baku. Misalnya Rp10 juta dan ada orang tidak punya uang segitu, ya tidak bisa. Kalau di sini ada yang mulai dari paket seharga Rp15 ribu. Kalau tidak punya yang dua juta, maka bisa ambil counternya saja. Kompor gas pakai punya sendiri. Nah, di sinilah kekuatan Edam, hingga tiap kabupaten minta.

Anda menyebut Edam Burger sebagai burger dengan cita rasa Indonesia. Seperti apa sih kongkritnya?
Ya, sulit menjelaskannya, harus mencoba. Tapi, sebagai contoh saya punya rasa burger di tiap wilayah berbeda. Saya bikin burger di Yogya agak manis. Kalau di Padang agak pedas. Jadi, ikuti selera penduduk setempat. Itu inovasi saya.

Jadi sekarang berapa jumlah gerai Edam?
Wah saya sendiri ndak tahu persis. Nggak sempat ngitung. Tapi hampir di semua kabupaten ada Edam.
Setiap hari selalu ada permintaan. Saya juga ke sana ke mari berkeliling.

Berkali-kali Edam mendapatkan penghargaan dari berbagai pihak. Apa maknanya buat Anda?
Jujur saja, saya tak pernah memimpikan bakal punya usaha sebesar ini. Dulu, ketika memulai, saya hanya memodalkan dua gerobak roti burger dengan modal apa adanya. Karena saya ulet, akhirnya usaha saya selama 17 tahun ini membuahkan hasil. Saya merasa ini sebagaikarunia Tuhan yang patut saya syukuri.

Apa kunci sukses Anda?
Kuncinya tak banyak. Cukup fokus pada satu bidang, yaitu menjual roti burger berkualitas tinggi dengan harga terjangkau, ulet meluaskan pangsa pasar, dan menjaga hubungan dengan para pelanggan. Saya yakin dengan filosofi menabur dan menuai. Siapa yang menabur kebaikan, pasti berbuah kebaikan juga. Saya juga tidak pernah malu dan gengsi mengerjakan apa pun asal halal dan terhormat. Bagi saya, kesuksesan itu seperti pintu yang bisa dilewati siapa saja, asal orang itu punya komitmen terhadap usahanya.

Edam sudah besar dan berbiak kemana-mana. Anda masih punya impian apalagi?
Saya ndak tahu mau apa nanti. Yang saya dapat ini juga tidak saya rencanakan. Edam ini kan bergerak di bidang makanan. Dan, makanan itu kan tidak pernahberhenti. Di situ kan banyak potensi. Potensinya itu orang. Kalau saya punya usaha roti, maka potensinya adalah orang yang memakannya. Ke depannya saya akan mengurusi orang makan. Entah apa atau apa itu akan mengalir dan nanti seleksi alam. Harapan saya, di sini kan saya usaha burger. Dan ada roti, sayuran, dan daging. Di sini ada komposisi mineral karbohidrat dan protein. Ini agar orang-orang itu mengonsumsi makanan yang berprotein, mineral, dan karbohidrat. Jangan sampai kayak di Bogor banyak sayur, tapi orang Bogor kurang makan sayur. Ke depan saya ingin paling tidak orang Indonesia makan burger sebulan sekali lah. Tidak usah seminggu sekali.[dw]

Sumber:info apli XXXVII juli-september 2007
Suatu ketika, seorang wanita shalat di belakang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dia wanita yang sangat cantik, secantik-cantiknya wanita. Wanita itu sering menempati barisan pertama di shaff jama’ah wanita.
Keberadaan sang wanita membelah sikap para sahabat. Ada sebagian sahabat yang sengaja datang lebih awal dan menempati shaff terdepan agar tidak bisa melihat kecantikan wanita tersebut hingga tidak tergoda. Di pihak lain, ada sebagian sahabat yang sengaja memperlambat datangnya ke masjid agar menempati shaff paling belakang dan bisa mencuri-curi pandang wajah wanita yang cantik tersebut. Ketika ruku’ mereka merenggangkan kedua tangan, menyeksamai kecantikannya melalui celah ketiak mereka.
Kisah ini diriwayatkan oleh Imam pemilik Kitab Sunan yakni Abu Dawud, at Tirmidzi, An Nasa’i dan Ibnu Majah. Imam Al Hakim menshahihkannya menurut syarat Imam Al Bukhari dan Imam Musli. Dan Imam Adz Dzahabi menyepakati penilaian ini.
Inilah sahabat Rasulullah. Inilah generasi terbaik. Di antara mereka juga terdapat ekspresi ketertarikan, keterpesonaan dan rasa yang meremaja. Bahkan ekspresi tersebut berupa sikap “curi-curi pandang’ yang rasanya unik, lucu dan menggelikan karena justru dilakukan saat shalat berjama’ah bersama Rasulullah.


Adalah salah besar ketika kita menilai mereka melulu seperti rahib apalagi seperti malaikat. Mereka pun adalah manusia biasa yang memiliki kecenderungan fithri yang tidak bisa ditipu dan dikelabui. Tetapi kecenderungan itu menjuraikan kemuliaan, karena mereka ridha pada Allah yang mengaturnya. Subhanallah, sekali lagi, mereka adalah manusia.
Maha Suci Allah, Yang Maha Mengerti kecenderungan ini, lalu Ia tidak menghardik mereka dengan kasar, tidak menegur mereka dengan kalimat bernada murka dan tidak memutus tali rahmat dari sisiNya. Cukup Ia sindir mereka dengan kalimat yang begitu halus, santun, mengena dan merasuk ke relung dimana berbagai ketertarikan fithri itu bersemayam.
Dan sesungguhnya Kami telah mengetahui orang-orang yang terdahulu di anatara kalian. Dan Kami mengetahui pula orang-orang yang mengakhirkan diri. (Q.S. Al Hijr[15]: 24).
Kalimat ini menghujam masuk, menukik tajam dan membangkitkan kembali rasa malu, pengendalian diri dan taqwa. Ya, agar rasa-rasa itu setia mendampingi cinta. Dan para sahabat Rasulullah tersebut menjadi guru-guru kita dalam menyadari bahwa cinta harus bersujud di mihrab taat.
Sebagai seorang muslim kita harus menjaga pandangan. Karena yang sebagian adalah hak kita dan yang lain adalah milik syaitan. Kita hendaknya menjaga pendengaran. Karena apa yang masuk ke telinga kita sering kali membentuk bayang-bayang di celah otak. Kita pun harus menjaga indera pembau. Karena syahwat datang melaluinya seringkali tanpa mengetuk pintu. Dan kita juga diperintahkan menjaga kulit dari persentuhan-persentuhan yang tidak diperkenankan. Karenanya kenangan sulit dilupakan. Karena kepala yang ditusuk jarum besi yang menyala adalah lebih baik dari pada menyentuh kulit yang tidak halal bagi kita. Begitu sabda Rasulullah dalam redaksi Imam Ath Thabrani dan Al Baihaqi.
Oleh karenanya, kita menjaga diri atas hubungan-hubungan antarmanusia. Bahwa berbicaranya wanita dan laki-laki memiliki adab-adab tersendiri. Bahwa di antara kata-kata, ada yang dapat berubah menjadi sihir berbahaya. Ketika kata-kata berubah menajdi pembicaraan khusus, maka ia berdenting, meresonansi dawai-dawai syahwat dalam hati. Dekatnya fisik dan panjangnya interaksi tak dianjurkan ketika kita berkomitmen menjaga kesucian diri.
(Diambil dari buku “Jalan Cinta Para Pejuang”-Salim.A. Fillah)

Hatiku penuh dengan kata-kata
Karena itu tak kuucapkan sepatah kata pun suara...

-jalaludin Ar Rumi-
Apakah kebahagiaan itu dan apakah ia betul ada? Pertanyaan ini, kata Mihaly Csikszentmihalyi dalam buku Good Business, telah berabad-abad diperdebatkan. Tapi ia belum juga terjawab. Barangkali ia hanyalah nama yang kita sematkan pada kondisi tak tergapai, ketika tiada lagi hal yang kita hasrati. Tetapi ketika tiada lagi hal yang dihasrati, adakah yang membahagiakan?
Begitu menurutnya.
Mari kita koreksi Mihaly Csikszentmihalyi. Apa yang disampaikannya bukanlah konsep kebahagiaan. Melainkan tentang kepuasan. Kondisi tak tergapai, ketika tiada lagi hal yang kita hasrati adalah kepuasan. Bukan kebahagiaan. Kebahagiaan seorang mukmin memang tidak terletak pada kepuasan, tapi pada rasa syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’aalaa.
Dan wahai sahabat, tahukah engkau apa bedanya bersyukur dangan berpuas? Berpuas, bukan kepuasan itu sendiri, adalah kondisi di mana sesorang merasa cukup dengan apa yang ada pada dirinya. Lalu tak ada gairah untuk menggapai yang lebih tinggi. Seringkali orang mengidentifikasi berpuas sebagai bersyukur. Kalimat mereka berbunyi,” Wah mas, saya sudah bersyukur kok seperti ini.” Tetapi betulkah yang demikian itu disebut kesyukuran?


Dan ingatlah tatkalah Rabbmu memaklumkan, “ Sesungguhnya jika kalian bersyukur, pasti Aku akan menambah nikmat untuk kalian. Dan jika kalian kufur, maka sesungguhnya adzabKu sangat pedih.” (Q.S. Ibrahim [14]:7)
Kita yakin dan mengimani bahwa ketika bersyukur, Allah akan menambahkan lagi nikamatNya untuk kita. Tapi pernahkan kita renungkan sebuah pemahaman terbalik dari ayat ini? Begini, ajukanlah sebuah pertanyaan. “ Apa yang harus dilakukan oleh seorang yang ingin mendapatkan tambahan nikmat dari Allah?” jawabnya, syukur.”
Nah, kalau begitu, siapakah orang yang paling bersemangat mensyukuri nikat Allah? Mereka adalah orang-orang yang ingin menggapai lebih tinggi, meloncat lebih jauh dan menghambur ke pangkuan Allah. Mereka ini, bukanlah orang-orang yang puas hati. Orang yang paling mensyukuri nikmatNya adalah orang yang paling merasa membutuhkanNya, mengahajatkan nikmat-nikmatrNya, lebih tinggi dan makin tinggi lagi.
Tentu kita tidak boleh merancukan makna bersyukur dengan makan qana’ah. Bersyukur adalah amal shalih untuk mendayakan segenap nikmat yang Allah karuniakan untuk menggapai yang lebih tinggi. Maka karunia harta menggegas kita untuk berderma. Agar Allah tambahkan nikmat. Agar kita berinfaq lebih banyak. Begitu seterusnya. Maka karunia ilmu menggegas kita untuk beramal dan mengajar. Agar kita lebih memahami. Lalu ilmu semakin tinggi, pemahaman semakin berbobot. Dan lagi. Dan lagi. Tanpa henti, hingga Allah memanggil kita kembali.
Bersyukur mengajarkan kita tidak berpuas hati dalam meminta pada Ilahi. Terus dan terus. Lagi dan lagi. Lebih banyak dan lebih tinggi. Sang Nabi mengajarkan agar kita tak tanggung dalam meminta kepada Allah. “Jika kalian berharap surga, mintalah Firdaus yang paling tinggi!” Begitu sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Sementara qana’ah adalah perasaan sadar akan kedudukan; siapa Allah dan siapa kita ketika menerima karuniaNya. Qana’ah adalah perasaan yang menuntun kita untuk bersyukur. Saat menerima anugerah dari Allah, kita qana’ah; kita terima dengan penerimaan terbaik, kita dekap dengan erat dan akrab, kita peluk, dan kita cium sepenuh jiwa. Sesudah itu, kita ingin lagi dan lagi; menerima dengan lapang dada, dengan tangan terbuka, dengan segenap hati yang meluapkan cinta. Secara lebih kuat. Secara lebih dasyat. Lebih. Dan lebih lagi. Maka itulah bersyukur.
Terjebak dalam kepuasan hingga tak bergairah untuk meloncat lebih tinggi adalah perangkap gawat. Maka bersyukur bukanlah puas. Bersyukur adalah mendayakan segenap nikmat yang telah Allah karuniakan untuk menggapai yang lebih tinggi. Yang berharta janganlah puas dengan shadaqahnya. Yang berilmu janganlah puas dangan amal dan dakwahnya. Yang bernafas, janganlah puas dengan berbaring dan duduk. Tapi bangkutlah. Berlarilah.
(Dikutib dari buku “ Jalan Dakwah Para Pejuang” – Salim A. Fillah)

Aku bukan tak sabar, hanya tak ingin menanti
Karena berani memutuskan adalah juga kesabaran
Karena terkadang penantian
Membuka pintu-pintu syaitan

“ Apakah kesabaran itu adaa batasnya?”, begitu tanya seorang akhwat dalam sebuah forum diskusi. Bagi akhwat tersebut “ kesabaran berarti menunggu dan terus menunggu. Padahal ta’aruf ini telah berjalan begitu lama. Sangat lama. Ikhwan itu selalu mengulur dan mengulur. Meminta waktu dan meminta waktu. Terus begitu.”
Nah, apakah kesabaran ada batasnya?
Ada tiga kategori sabar yang dituntunkan Al Qur’an. Ketiganya adalah sabar dalam menghadapi musibah dan ujian, sabar dalam ketaatan dan sabar dalam menjauhi kemaksiatan.
Sabar dalam menghadapi musibah dan ujian, adalah sebagaimana yang Allah firmankan:
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-ornag yang sabar. Orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan ,” Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun.” (Q.S. Al Baqarah [2]: 155-156).


Yang ke dua, sabar dalam ketaatan kepada Allah. Contohnya adalah apa yang difirmankan oleh Allah dalam Q.S. Thaahaa[20]:132):
Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya.”
Yang ke tiga, sabar dalam menjauhi kedurhakaan. Ini kita lihat, kta dengar dan kita hayati dari kisah sang pemuda tampan Nabi Yusuf Alaihisalam.
Yusuf berkata, “ Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai dari pada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan dariku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk memenuhi keinginan mereka dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh.” (Q.S. Yusuf[12]: 33).
Maka seringkali, kesabaran sejati tak selalu berarti menanti. Suatu saat, seorang lelaki melamar seorang wanita yang hendak dinikahinya. “ lamaran ini kami terima”, begitu jawaban sang wali. “ Tetapi kami harap pernikahannya masih dua atau tiga tahun lagi.”
Alangkah lama penantian baginya. Dan akan terasa lebih lama ketika sang pemuda menyadari bahwa hukum menikah baginya bukan lagi sunnah. Tapi wajib. Dia sudah begitu takut terjerumus dalam apa-apa yang dibenci oleh Allah. Di tangannya kini telah ada penghasilan meski belum memadai. Maka ia wajib menikah.
Ia takut. Ia merasa tak sanggup untuk menanti. Dan ia memilih untuk memutuskan. Meski berat. Baginya, di situlah kesabaran. Bukan pada penantian yang membuka pintu-pintu syaitan. Dengan menyebut Asma Allah, sang pemuda menguatkan hati. Dan suaranya, meski agak serak, menggambarkan sebuah keteguhan hati.
“Urusan saya sekarang adalah segera menikah. Belum soal dengan siapa, kalau saya ditakdirkan Allah tak mendapatkan seorang calon mertua di sini, pada saat ini, insyaallah saya akan mencarinya di tempat lain. Dimulai sejak perjalanan pulang nanti, insyaallah.”
Semua mata terbelalak. Semua telinga sedikit merona dibuatnya. Untunglah kemudian pemuda tersebut dapat menjelaskan prinsipnya. Alhamdulillah semua memahaminya. Dia memilih sebuah kesabaran. Menjaga diri untuk selalu taat kepada Allah dan menjauhi maksiat. Di tengahnya, sebuah resiko menghujam dalam. Resiko tak jadi menikah dengan wanita yang telah dipilihnya. Dan ini diambil demi kemenangan yang lebih besar. Sabar.
Di jalan cinta para pejuang, sabar adalah lautan tak bertepi. Tapi menunggu itu ada batasnya. Batas itu adalah garis yang nemisahkan ketaatan kepada Alllah dengan pintu-pintu peluang untuk mendurhakainya. Dan di situlah kita menemui sebuah kesabaran sejati. Bersabarlah untuk taat, untuk tak durhaka, untuk menghadapi ujian-ujian yang jatuh menimpa di antara keduanya.
(dituliskan dari buku “ jalan Cinta Para Pejuang”-Salim A. Fillah dengan beberapa perubahan kata)

Menyimpan 900,000 GB data di dalam bakteri

Berapa besar kapasitas hard drive komputer anda? Angka yang paling besar yang umum digunakan saat ini adalah 2 TB (setara dengan 2000 GB). Misalkan anda perlu menyimpan data sebesar 900,000 GB, anda memerlukan 450 X 2 TB hard drive. Jika masing-masing beratnya sekitar 3 kilogram, berat totalnya adalah lebih dari satu ton. Belum lagi ukuran ruang yang diperlukan untuk meletakkan semuanya.

Tetapi sebuah penelitian yang dilakukan oleh 11 mahasiswa dari Hongkong mengungkapkan bahwa anda bisa menyimpan data sebesar itu dalam media penyimpanan seberat kira-kira satu gram. Metode yang mereka gunakan disebut “biostorage” dan media yang mereka gunakan adalah bakteri Escherichia coli, a.k.a. E. coli – atau lebih dikenal sebagai bakteri penyebab diare yang umum ditemukan di dalam sistem pencernaan manusia.

Meskipun proses penyimpanan data tersebut dikategorikan sebagai “mudah” (jika anda adalah ahli dalam bidang manipulasi sel), sepertinya kita tidak perlu menjelaskannya secara mendetail di sini. Yang jelas, selain kapasitas penyimpanan yang gila-gilaan besar dalam dimensi media yang sangat kecil, ada banyak keuntungan yang bisa didapatkan dari metode ini:

* Yang pertama adalah melimpahnya bahan baku yang sangat tahan banting. Bakteri bisa ditemukan di mana saja dan mampu bertahan hidup bahkan dari bencana ledakan nuklir.
* Yang kedua adalah umur penyimpanan data yang sangat lama. Karena bakteri terus bereproduksi dan data yang tersimpan di DNA mereka akan diteruskan ke generasi berikutnya, data tersebut masih akan bertahan sampai ribuan tahun kemudian.
* Dan yang terakhir, keamanan data. Tidak perlu khawatir terhadap serangan hacker karena karena bakteri tidak bisa di-hack. Selain itu, bakteri tidak membutuhkan listrik seperti peralatan elektronik umumnya. Sangat cocok untuk Indonesia yang aliran listriknya “kurang” bisa diandalkan.

Sayangnya, metode ini belum bisa diterapkan untuk keperluan rumah tangga manusia biasa, karena proses penyimpanan dan pengambilan data masih harus dilakukan oleh sekelompok ilmuwan di dalam laboratorium.

Sumber artikel: Need large-capacity data storage? Try your intestine | Storage & Backup | Macworld.



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Membebas Warna Ikhlas

Ikhlas, kata yang tak mudah dan selalu menyisakan tanya
Dan kita adalah manusia
Yang tak dapat tidak
Suka menuliskan kebajika-kebajikan kita

Maka aku menuliskan kebajikan di atas air
Menjadi gelombang kecil, kecil saja
di permukaan, meriak dan menghilang
Lalu yang tampak hanya wajahku kehausan

Atau terkadang kutulis ia di atas pasir
Agar angin keikhlasan menerbangkannya jauh dari ingatan
Agar ia terhapus, menyebar bersama butir pasir ketulusan

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Antara Keinginan dan Kebutuhan

Suatu hari Abu Khubaisy bercerita kepada para muridnya:
Abdullah bin Umar, khalifah yang terkenal sebagai pembangun Bait al Maqdis, suatu hari terserang oleh suatu penyakit. Para asistennya, sangat mengkhawatirkan umur khalifah karena penyakitnya itu.

Ternyata Allah SWT belum berkenan memanggil Abdullah keharibaanNya. Khalifah berangsur-angsur pulih. Setelah agak mendingan keadaannya, Abdullah berniat hendak menyantap ikan panggang. Khalifah kemudian mengutarakan keinginannya itu kepada salah seorang asistennya.

Asisten yang setia itu, segera berusaha untuk memenuhi selera junjungannya. Ia pergi mencari ikan dan setelah mendapatkannya segera dipanggangnyalah ikan tersebut.

Abdullah bin Umar menghadapi ikan panggang yang baru saja diturunkan dari panggangannya. Aromanya begitu memikat, sehingga bertambah seleranya dan ingin segera menyantapnya.

Dalam keadaan yang siap santap itu, tiba-tiba muncul seorang musafir yang tampak sangat kelaparan. Serta merta Abdullah menyuruh pembantunya untuk segera mengangkat hidangan yang ada di hadapannya itu kepada sang musafir. Merasa jerih payahnya tidak dinikmati oleh Abdullah, asisten itu protes. Ia keberatan kalau makanan tersebut diberikan kepada musafir tadi. " Tapi ini makanan yang dengan sengaja saya buatkan untuk tuan dan sesuai dengan pesanan tuan." " Wahai, pembantuku ! Tahukah kamu bila aku memakan makanan ini, maka sebetulnya itu aku lakukan karena aku suka. Karena aku menyenanginya. Tetapi, bila musafir itu memakannya, maka itu ia lakukan karena memang ia butuh. Jadi makanan itu lebih berharga bagi dia daripada untukku.
Jangan lupa, Allah SWT berfirman : " Kalian sekali - kali tidaklah memperoleh kebajikan sehingga kalian menyedekahkan apa - apa yang kalian senangi ".


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

10 jalan Penganmpunan Dosa

Setiap manusia pasti melakukan kesalahan. Karena itu, yang perlu dibangun dalam diri setiap muslim, bukan hanya sikap hati-hati menjauhi dosa saja, tapi juga menumbuhkan sikap yang benar tentang apa dan bagaimana yang harus dilakukan ketika dosa itu terlanjur diperbuat. Setidaknya ada 10 jalan dalam Islam, yang bisa mengurangi azab atas dosa yang dilakukan:

1. Taubat
Al-Quran banyak menyebutkan bahwa taubat berfungsi sebagai pengecualian dari ancaman azab yang akan diberikan kepada pelakunya. Seperti disebutkan dalam surat Al-Baqarah ayat 160, "Kecuali mereka yang telah bertobat..." juga dalam surat Maryam : 160, Thoha : 82. Taubat yang dimaksud di sini tentu taubat nasuha, yakni taubat yang dilakukan dengan ikhlas dan benar. Taubat yang menjadi penyesalan sekaligus menjadi titik akhir seseorang untuk tidak mengulangi dosa di masa selanjutnya. Bukan "tomat"(tobat kumat), setelah bertaubat, kumat lagi, maksiat lagi, melakukan dosa lagi.

2. Istighfar
Allah berjanji akan mengampuni kesalahan-kealahan hambanya selama ia melakukan istighfar dengan sungguh-sungguh. "Dan tidaklah Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun (istighfar)." (QS. Al-Anfal : 33). Rasulullah saw. besabda, "Demi jiwaku yang berada di tangan-Nya, sekiranya kalian belum pernah berbuat dosa, maka niscaya Allah akan membinasakankamu kemudian menggantikan kamu dengan kaum yang lain, yang mereka itu berbuat dosa lantas mereka memohon ampun kepada-Nya dan Allah mengampuni mereka." (HR. Muslim)

3. Amal-amal kebaikan
Amal-amal kebaikan yang dilakukan seorang muslim bisa dilipatgandakan pahalanya oleh Allah menjadi sepuluh kali lipat atau lebih. Karena itu, amal baik juga bisa menjadi salah atu jalan pengampunan bagi kita, khususnya dosa-dosa kecil. Allah swt, berfirman : "Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan perbuatan buruk." (QS. Hud : 114)

Rasulullah saw bersabda, "Bertaqwalah kepada Allah di mana saja kamu berada, dan iringilah perbuatan buruk itu dengan perbuatan yang baik karena ia bisa menghapusnya (HR. Turmudzi)

4. Musibah-musibah di dunia
Musibah yang menimpa seorang m uslim, apapun bentuknya, akan menjadi penebus dosanya. Itu akan terjadi bila orang yang tertimba musibah sabar atas musibah. Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya setiap musibah yang menimpa seorang muslim menjadi penebus (kafarat) atas dosanya. Bahkan sampai terpeleset kakinya, luka di jemarinya, aapun duri yang menusuknya." (HR. Muslim) Artinya, musibah datang dari Allah swt adalah bentuk tebusan atas dosa hamba-Nya, hingga dosa itu dihapus oleh Allah swt.


5. Siksa kubur
Azab kubur adalah perkara yang harus diyakini kebenarannya. Ia juga merupakan salah satu jalan pengampunan yang bisa mengurangi azab yang akan diberikan Allah kepada hamba-hamba-Nya atas dosa yang dilakukannya. Ada dua macam adzab kubur. Pertama, yang dirasakan seseorang selamanya sampai hari kiamat datang. Ini akan diberikan kepada orang-orang kafir (lihat QS. Al-Mu'min : 45-46). Kedua, azab kubur yang waktunya terbatas dan setelah itu berhenti. Yang kedua ini diberikan atas orang yang melakukan dosa-dosa ringan, sesuai dengan tingkat kesalahannya sehingga ia menjadi pengurang atau penebus akan azab yang akan menimpa di akhirat nanti.

6. Do'a dan permohonan ampun dari orang mukmin yang diminta kepada Allah, untuk diberikan kepada pelaku dosa dan kesalahan, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal
Do'a adalah saripati ibadah. Do'a adalah senjatanya orang beriman. Do'a adalah salah satu jalan pengampunan dari dosa-dosa dan kesalahan. Allah swt. berfirman : "Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar) mereka berdo'a : "Ya Tuhan kami beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami..." (QS. Al-Hasyr : 10)

7. Apa yang dihadiahkan seorang muslim yang masih hidup kepada saudaranya yang sudah meninggal, berupa pahala shadaqah dan haji
Para ulama sepakat bahwa seseorang yang telah meninggal masih dapat memperoleh manfaat dari orang yang masih hidup karena dua hal. Pertama, karena sesuatu yang sumbernya dari si mayit sendiri ketika hidup, seperti amal jariyah. Kedua, pahala kebaikan yang diperuntukkan orang yang masih hidup kepada si mayit seperti shadaqah dan haji. Pahala dari amal-amal ibadah fisik seperti puasa sunnah, shalat sunnah, membaca Qur`an, dzikir dan sebagainya, menurut Imam Ahmad dan Abu Hanifah bisa sampai kepada si mayit bila memang diniatkan oleh yang masih hidup untuk si mayit. Sementara mnenurut Imam Syafi'i dan Imam Malik, hal itu tidak bisa dihadiahkan kepada si mayit dan pahalanya tidak akan sampai.

8. Penyelesaian hak sesama manusia di akhirat, setelah mereka menyeberangi shirot (jembatan di atas neraka)
Jalan pengampunan yang lain adalah penyeleaian segala hak dan kezaliman yang terkait antara satu orang muslim dengan saudaranya. Masing-masing saling mengambil hak satu sama lain. Rasulullah saw bersabda, "Apabila orang-orang mukmin itu telah selamat melewati neraka, maka mereka akan ditahan di suatu jembatan antara mereka dan surga. Maka disitulah mereka saling melakukan penuntutan dan pemenuhan atas segala tanggungan sesama mereka selama di dunia. Maka kalau semuanya sudah bebas dari hak-hak saudaranya serta bersih dari dosa-dosa dan kezaliman sesama mereka. Barulah mereka diperkenankan untuk masuk ke dalam surga ..." (HR. Bukhori)

9. Syafaat dari mereka yang berhak memberi syafaat
Di antara jalan pengampunan yang lain adalah syafaat yang diberikan oleh orang lain yang mendapat izin dari Allah. Syafaat ini akan dapat meringankan dan membebaskan orang-orang yang seharusnya mendapat siksaan di akhirat. Orang yang diperkenankan memberi syafaat, pertama adalah Rasulullah saw. Selain itu adalah kaum muslimin yang telah mendapat izin dari Allah untuk memberi syafaat. Bahkan dalam hadits yang cukup panjang disebutkan bahwa Allah swt akan memberi syafaat kepada hamba-hamba-Nya. "... Maka para malaikat telah memberi syafaat, para nabi sudah memberi syafaat, dan orang-orang beriman pun memberi syafaat. Tidak ada lagi kecuali Dzat yang Maha Pengasih dan Penyayang. Kemudian setelah itu Allah mengambil sekali genggaman-Nya itu dari neraka orang-orang yang belum pernah membuat kebaikan sekalipun...." (HR. Muslim)

10. Ampunan dan pemaafan Allah SWT diluar syafaat-Nya
Ini adalah jalan pengampunan terakhir, yang bisa mengurangi maupun menghilangkan sama sekali azab yang seharusnya diterima seseorang yang telah melakukan dosa. Allah swt berfirman, ".... dan Dia (Allah) mengampuni segala dosa, selain syirik, bagi siapa yang dikehendaki-Nya..." (QS.An-Nisa : 48 dan 116)

Jalan pengampunan ini disediakan oleh Allah swt. Tinggal kini bagaimana kita yang membutuhkan pengampunan itu. Dan sebelum pertanyaan itu kita jawab, renungkanlah firman Allah swt berikut ini: "Dan bersegeralah kamu pada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang bertaqwa...." (QS. Ali Imran : 133)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Ada apa dengan orang Jawa?

Suatu pagi di hari rabu, 30 maret kemarin saat saya sedang di kantor, tiba-tiba HP saya berdering. Ada tanda SMS yang masuk. Saya pun membukanya. Ternyata seorang teman mengabarkan bahwa proses ta’arufnya dengan seorang ikhwan berhenti karena keluarga besar sang ikhwan tidak setuju dengan orang jawa. Kebetulan teman saya suku jawa sama seperti saya.
Dalam hati saya pun bertanya “ What’s wrong with javanese People?”
Memang kenapa dengan orang Jawa? Sebagai orang jawa, saya merasa heran. Memang ada yang salah dengan orang jawa? Yang tahu jawabannya silakan angkat tangan ^_^. Sebagai orang Jawa, saya merasa tidak ada yang salah dengan diri saya, tidak ada sesuatu yang membuat kami patut dibenci atau tidak disukai. Mungkin memang ada beberapa kekurangan dari kami, sebagian dari orang jawa ada yang masih menjaga adat dan berbagai macam mitos yang diturunkan oleh nenek moyang kami yang tidak sesuai dengan syariat islam. Tapi sekarang, dengan berkembangnya zaman, masyarakat kami pun berangsur meninggalkan adat dan mitos-mitos yang bertentangan dengan ajaran islam.


Mereka yang tidak suka dengan orang jawa mungkin belum tahu kelebihan-kelebihan orang jawa. Tahu ngga sih kalau orang jawa itu ramah-ramah, giat dan ulet dalam bekerja, semangat juangnya tinggi, lemah lembut, dan para istri sangat taat pada suami. Narsis.com ^_^.
Ternyata di zaman sekarang masih ada aja orang yang memperdebatkan masalah kesukuan, ras dsb. Bukankah negeri kita ini memang heterogen orang-orangnya. Dari sabang sampai merauke berjajar pulau-pulau, sambung menyambung menjadi satu itulah Indonesia. Berbagai macam suku, ras, dan bahasa ada di bumi kita tercinta ini. Dan Allah pun telah berfirman dalam Al Qur’an:
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (Q.S Al Hujurat:13)
Telah jelas bahwa kita telah diciptakan dengan berbagai perbedaan, dijadikan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa supaya kita saling mengenal. So, seharusnya tidak jadi masalah kalau kita berteman, bekerja sama dan mungkin menikah dengan orang suku lain. Bukankah dengan begitu kita bisa saling mengenal kebiasaan, adat kelebihan suku yang lain. Dan bisa jadi kita akan tahu bahwa cerita-cerita buruk tentang suku yang kita tidak suka itu tidak benar sehingga kita tidak lagi benci/kurang suka dengan suku tersebut.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Ketika Kita Memilih

Dalam setiap pilihan hidup, seorang mukmin beristikharah pada Allah.
Tetapi sholat istikharah itu hanyalah salah satu tahapan saja, sebagai tanda kepasrahannya kepada apa yang dipilihkan Allah bagi kebaikannya. Untuk dunia, agama, dan akhiratnya. Istikharah yang sesungguhnya dimulai jauh sebelum itu; dari rasa taqwa, menjaga kesucian ikhtiar dan kepekaan dalam menjaga hubungan baik dengan Allah.
Ketika segala sebelumnya dijalani dengan apa yang diaturkanNya, maka istikharah adalah saat bertanya. Pertama tentang pantaskah kita dijawab oleh Allah. Yang ke dua, seperti apa jawab itu. Yang ke tiga, beranikah kita untuk menerima jawab itu. Apa adanya. Karena itu sejujur-jujur jawaban. Di situlah letak furqaan, kepekaan khas orang bertaqwa.
Karena masalahnya bukanlah diberi atau tidak diberi. Masalahnya bukan diberi dia atau diberi yang lain. Urusannya adalah tentang bagaimana Allah memberi. Apakah diulungkan lembut dengan cinta, ataukah dilempar ke muka penuh murka. Bisa saja yang diberikan sama, tapi rasa dan dampaknya berbeda. Dan bisa saja yang diberikan pada kita berbeda dengan apa yang diharap oleh hati, tapi rasanya jauh melampaui. Di situlah yang dinamakan barakah. Kebaikan yang bertambah.

(Diambil dari buku "jalan Cinta Para Pejuang"-Salim A. Fillah)


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

My Favourite Songs

long times i looked for some islamic english songs to upgrade my english. I found some songs by Zain Bhinka and Sammy Yusuf. But i was bored with that songs. Finally after seeked for some months i found songs by maher Zain. Subhanallah..his songs is so enjoyable for me. I very loved it. I think i found the new world when i hear that songs. My favourite song in His album is "Open yours Eyes"," Insyaallah", and "Thank you".
Below are lirics of that songs

Open Your Eyes

Look around yourselves
Can’t you see this wonder
Spreaded infront of you
The clouds floating by
The skies are clear and blue
Planets in the orbits
The moon and the sun
Such perfect harmony

Let’s start question in ourselves
Isn’t this proof(bukti) enough for us

Or are we so blind
To push it all aside..
No..

We just have to
Open our eyes, our hearts, and minds
If we just look bright to see the signs(tanda2)
We can’t keep hiding(menyembunyikan) from the truth
Let it take us by surprise

Take us in the best way
(Allah..)
Guide us every single day..
(Allah..)
Keep us close to You
Until the end of time..

Look inside yourselves
Such a perfect order
Hiding in yourselves
Running in your veins(urat darah)
What about anger(kemarahan) love and pain
And all the things you’re feeling
Can you touch them with your hand?
So are they really there?

Lets start question in ourselves
Isn’t this proof enough for us?
Or are we so blind
To push it all aside..?
No..

We just have to
Open our eyes, our hearts, and minds
If we just look bright to see the signs
We can’t keep hiding from the truth
Let it take us by surprise
Take us in the best way
(Allah..)
Guide us every single day..
(Allah..)
Keep us close to You
Until the end of time..

When a baby’s born
So helpless and weak
And you’re watching him growing..
So why deny
Whats in front of your eyes
The biggest miracle of life..

We just have to
Open our eyes, our hearts, and minds
If we just look quiet we’ll see the signs
We can’t keep hiding from the truth
Let it take us by surprise
Take us in the best way
(Allah..)
Guide us every single day..
(Allah..)
Keep us close to You
Until the end of time..

Open your eyes and hearts and minds
If you just look bright to see the signs
We can’t keep hiding from the truth
Let it take us by surprise
Take us in the best way
(Allah..)
Guide us every single day..
(Allah..)
Keep us close to You
Until the end of time..

Allah..
You created everything
We belong to You
Ya Robb we raise our hands
Forever we thank You..
Alhamdulillah..



_Insyaallah_
Everytime you feel like you cannot go on
You feel so lost
That your so alone
All you is see is night
And darkness all around
You feel so helpless
You can’t see which way to go
Don’t despair(putus asa) and never loose hope
Cause Allah is always by your side

Insha Allah x3
Insya Allah you’ll find your way

Everytime you commit(melakukan) one more mistake
You feel you can’t repent (menyesali)
And that its way too late
Your’re so confused, wrong decisions you have made
Haunt your mind and your heart is full of shame (rasa malu)
Don’t despair and never loose hope
Cause Allah is always by your side

Insha Allah x3
Insya Allah you’ll find your way
Insha Allah x3
Insya Allah you’ll find your way

Turn to Allah
He’s never far away
Put your trust in Him
Raise your hands and pray

OOO Ya Allah
Guide my steps don’t let me go astray (tersesat)
You’re the only one that showed me the way,
Showed me the way x2
Insyaallah x3
Insya Allah we’ll find the way


_Thank You_
I was so far from you
Yet to me you were always so close
I wandered (mengemnabra/mengeluyur) lost in the dark
I closed my eyes toward the signs
You put in my way
I walked everyday
further and further away from you

O Allah, you brought me home
I thank you with every breath I take

Alhamdulillah
All praises to Allah

I never thought about
All the things you have given to me
I never thanked you once
I was too proud to see the truth
And prostrate to you
Until I took the first step
And that's when you opened the doors for me
Now Allah, I realized what I was missing
By being far from you

Alhamdulillah
All praises to Allah

Allah, I wanna thank you
I wanna thank you for all the things that you've done
You've done for me through all my years I've been lost
You guided me from all the ways that were wrong
And did you give me hope

O Allah, I wanna thank you
I wanna thank you for all the things that you've done
You've done for me through all my years I've been lost
You guided me from all the ways that were wrong
I wanna thank you for bringing me home

Alhamdulillah
All praises to Allah

Alhamdulillah



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Doa Pagi

Allah, jadikan ikhlasku bagai susu

Tak campur kotoran, tak disusup darah

Murni, bergizi, menguati. Langit ridha, bumi terilhami.

Allah, jadikan dosa mendekatkanku padaMu dengan taubat nashuha

Jadikan ibadah tak menjauhkanku dariMu gara-gara membangga.

Allah, untuk tanah nan gersang; jadikan aku embun pada paginya,

Awan teduh bagi siangnya, dan rembulan menghias malamnya.

Allah, jika aku harus berteman rasa takut, jadikan ia penghalang dari mendurhakaiMu

Allah, jika aku harus berkawan gelisah, jadikan ia titik mula amal-amal shalih menjemput keajaiban menenangkan.

Allah, jadikan semua gejolak di dalam hatiku mengantarku mendekat pada ridha dan surgaMu

Allah, berkahi tiap kata yang mengalir dari ujung jemari ini;

Menebar kebaikan, mencantikkan kebenaran, menggerakkan perbaikan.

Allah, lempangkan lisanku dalam kebenaran, indahkan tuturku dengan kesantunan,

Jadikan yang mendengar terbimbingkan.

Allah, ilhamkan kebajikan di tiap huruf yang terucap, lahirkan amal tuk setiap kata yang terbicara,

Alirkan pahala tiada putusnya.

Allah, jangan henti rindu pada NabiMu menyala syahdu, agar akhlaq teladannya merembesi tingkahku

Allah, jangan henti gelegak neraka menyergap menggiriskan, di tiap hasrat nista dan goda kemaksiatan

Allah, jangan henti bayang surgaMu melekati mata, di tiap niat dan kesempatan amal shalih nan terbuka.

Allah, jangan henti keesaanMu terteguh di jiwaku, sebab kuasa dan rizqiMu juga tak sedetikpun berpisah dariku.

Allah, jangan henti bimbingMu menuntunku, selama jantung berdenyut selalu, semasih Kau hembuskan nafas dalam paru

Allah, jangan henti kasihMu mengguyuriku, hingga santun budiku menebar rasa sayang,

Bahkan membalik penentang jadi pejuang.

Allah, jangan henti keagunganMu tertaut dalam nyali, hingga kuhadapi segala yang aniaya dengan gagah dan berani

Allah, jangan henti kemuliaanMu menyusupi syaraf-syarafku,

Hingga tiap ilmu jadi amal, tiap hasrat baik jadi akhlaq terlaku

Allah, jangan henti penjagaanMu mengarus dalam darahku

Hingga syaithan tak beroleh tempat dalam alirannya menderu

Allah, jangan henti rasa malu padaMu menyumsum di tulangku, mengurat di ototku; hingga semua gerak dalam ridhaMu

Allah, jangan henti keindahanMu mengilhamkan senyum dan cerah di wajahku, agar pergaulanku semanis madu.

Allah, jangan henti kebenaranMu tertambat di akal dan lisanku, terpancar dalam sikap, terjuang di tiap kalimat

Allah, jangan henti namaMu menyapa hati dan jiwa, dengan gigil takut, gerisik harap, dan getar cinta.



(Salim A. Fillah)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kenapa Cinta tak Terlihat

Kenapa kita menutup mata kita ketika kita tidur?
ketika kita menangis? ketika kita membayangkan ?
itu karena hal terindah di dunia ini tidak terlihat...


Ketika kita menemukan seseorang yang keunikannya
SEJALAN dengan kita...
kita bergabung dengannya dan jatuh ke dalam suatu keindahan yang serupa yang dinamakan CINTA

Ada hal-hal yang tidak ingin kita lepaskan
Orang-orang yang tidak ingin kita tinggalkan....
tapi ingatlah.......melepaskan BUKAN akhir dari dunia,
Melainkan awal kehidupan baru


Kebahagiaan ada untuk mereka yang menangis,
mereka yang telah mencari.....dan mereka yang telah mencoba
Karena MEREKALAH yang bisa menghargai betapa pentingnya orang yang telah menyentuh kehidupan mereka.....


CINTA yang AGUNG?
adalah ketika kamu menitikkan air mata dan MASIH peduli terhadapnya...
adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu MASIH menunggunya dengan setia
adalah ketika dia mulai mencintai yang lain dan kamu MASIH bisa tersenyum sembari berkata 'Aku turut berbahagia untukmu'


Apabila cinta tidak berhasil....BEBASKAN dirimu Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya dan terbang ke alam bebas LAGI


Ingatlah.... bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan kehilangannya...
tapi ketika cinta itu mati, kamu tidak perlu mati bersamanya....


Orang terkuat BUKAN mereka yang selalu menang, MELAINKAN mereka yang tetap tegar ketika mereka jatuh


Entah bagaimana dalam perjalanan kehidupan, kamu belajar tentang dirimu sendiri dan menyadari bahwa penyesalan tidak seharusnya ada HANYALAH penghargaan abadi atas pilihan-pilihan kehidupan yang telah kau buat


TEMAN SEJATI...mengerti ketika kamu berkata 'aku lupa....'
menunggu selamanya ketika kamu berkata 'tunggu sebentar'
tetap tinggal ketika kamu berkata 'tinggalkan aku sendiri'
membuka pintu meski kamu belum mengetuk dan berkata 'bolehkah saya masuk?'


MENCINTAI.....
Bukanlah bagaimana kamu melupakan, melainkan bagaimana kamu memaafkan
Bukanlah bagaimana kamu mendengarkan, melainkan bagaimana kamu mengerti
Bukanlah apa yang kamu lihat, melainkan apa yang kamu rasakan
Bukanlah bagaimana kamu melepaskan, melainkan bagaimana kamu bertahan


Lebih berbahaya mencucurkan air mata dalam hati dibandingkan menangis tersedu-sedu
Air mata yang keluar dapat dihapus, sementara air mata yang tersembunyi menggoreskan luka yang tidak akan pernah hilang....


Dalam urusan cinta, kita SANGAT JARANG menang.....
tapi ketika cinta itu TULUS,
meskipun kalah, kita tetep MENANG
hanya karena kamu berbahagia........
dapat mencintai seseorang......
LEBIH dari kamu mencintai dirimu sendiri.....


Akan tiba saatnya dimana kita harus berhenti mencintai seseorang
BUKAN karena orang itu berhenti mencintai kita,
MELAINKAN karena kita menyadari bahwa orang itu akan lebih berbahagia apabila kita melepaskannya


Kadang kala, orang yang kamu cintai
adalah orang yang PALING menyakiti hatimu dan kadang kala, teman yang menangis bersamamu adalah cinta yang tidak kamu sadari
(Kutipan Puisi dalam novel “Cinta yang Terlambat” karya Dr. Ikram Abidi)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Orang Terkaya

Belum lama ini saya menemukan sebuah fakta menarik di sekolah kehidupan Indonesia. Faktanya mengatakan bahwa orang-orang yang paling kaya di negeri ini ternyata bukanlah mereka yang suka berbicara tentang cara-cara cepat menjadi kaya. Dan mereka yang sering beriklan di media massa menawarkan gagasangagasan brilian untuk menjadi kaya, ternyata tidak satu pun yang termasuk dalam daftar 150 orang terkaya di Indonesia.

Fakta ini diumumkan oleh Executive Chairman of Globe Asia Rizal Ramli, dan sebagian dilaporkan oleh Harian Kompas, 31 Juli 2007, halaman 17. Isinya tentang 150 orang terkaya di Indonesia, dan kekayaan pejabat publik, pengusaha yang jadi pejabat publik, di luar daftar 150 orang terkaya.

Dalam daftar pengusaha yang jadi pejabat publik, dua nama teratas adalah Fadel Muhammad, Gubernur Gorontalo, dengan kekayaan 16,6 juta dollar AS, disusul Fahmi Idris, Menteri Perindustrian saat ini. Sementara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memiliki kekayaan 516.000 dollar AS atau Rp 4,6 miliar per tahun 2004. Salinan daftar yang dimuat Kompas adalah sebagai berikut:

Memikirkan nama-nama orang terkaya yang muncul dalam daftar di atas, dikaitkan dengan maraknya seminarseminar tentang ilmu menjadi kaya di Indonesia satu dekade terakhir, saya mencoba menarik sejumlah pelajaran untuk diri sendiri.


Pertama, jalur menuju daftar orang terkaya agaknya memang dunia usaha, dunia bisnis, dunia perdagangan INFO APLI Edisi XXXVII/Juli-September 2007 15 dalam arti luas. Para pejabat publik yang kaya raya pun kita temukan adalah mereka yang datang dari dunia usaha, bukan pegawai negeri yang merintis karier dari bawah, bukan pula kaum profesional dengan keahlian spesifik di bidang tertentu di luar dunia usaha. Dengan demikian, jika menjadi kaya adalah tujuan yang dianggap paling bermakna dalam hidup, maka pilihan untuk berkiprah dalam dunia usaha adalah pilihan yang masuk akal.

Kedua, orang-orang yang mengajarkan tentang ilmu menjadi kaya, ternyata tidak datang dari kelompok yang paling kaya. Mereka datang dari kelompok yang sedang berusaha menjadi lebih kaya, dari kelas menengah yang memiliki ambisi luar biasa. Mungkin ini juga bisa diartikan bahwa orang tidak bisa menjadi sungguhsungguh kaya dengan mengandalkan keterampilan berbicara saja. “Bisnis bicara” tidak membuat orang menjadi yang terkaya di negaranya. Bahkan “bisnis bicara” oleh sebagian kalangan tidak dianggap bisnis dalam arti sesungguhnya. Hanya jika “bisnis bicara” dilengkapi dan dilanjutkan dengan kegiatan usaha dalam skala industri atau konglomerasi tertentu (tembakau, consumer goods, properti, pertanian, pertambangan, media, dsb), maka posisi terkaya dimungkinkan untuk diraih.

Ketiga, kelompok masyarakat yang masuk dalam daftar orang terkaya tidak suka berbicara tentang caracara cepat menjadi kaya. Sebagian malah kita dapatkan sebagai orang-orang yang tidak fasih berbicara, atau setidaknya suka menghindari kesempatan untuk berbicaradi muka umum. Dalam arti tertentu mereka mungkin memang menganggap kemampuan berbicara tidakrelevan dengan ambisi mereka untuk berhasil dalam usaha yang ditekuninya. Bahkan ada yang menduga orang-orang kaya tak banyak berbicara untuk publisitas karena publisitas sering membuat mereka mendapatkan masalah. Karena itu, mereka lebih suka membayar pihak tertentu, kaum profesional, untuk berbicara untuk dan atas nama mereka.

Keempat, soal pencitraan dalam masyarakat. Sungguh menarik bahwa mereka yang masuk dalam daftar orang terkaya itu bukanlah orang-orang yang dicitrakan kaya raya oleh media massa. Sebagian malah berusaha untuk tidak dikenal sebagai orang kaya raya, dengan alasannya masing-masing. Sementara orang-orang tertentu yang rajin berbicara soal ilmu menjadi kaya, justru terkesan berupaya keras mencitrakan diri mereka sebagai orang yang sungguh-sungguh kaya dalam pandangan masyarakat. Yang terakhir ini memanfaatkan publisitas media massa untuk membangun citra tersebut. Dan dengan citra semacam itulah mereka menarik keuntungan untuk memperkaya dirinya.

Empat pelajaran di atas membuat saya teringat pada pemikiran Stephen Covey mengenai character ethics dan personality ethics. Menurut Covey, sejak Amerika menyatakan kemerdekaannya di tahun 1776, ajaran-ajaran yang berkembang dalam masyarakat utamanya bertumpu pada pentingnya pengembangan karakter (kerja keras, antusias, tulus, rendah hati, tekun, dsb) untuk meraih sukses. Hal
ini berjalan sampai 150 tahun. Lalu, di pertengahan tahun 1920-an, dan hampir bersamaan dengan terjadinya masa depresi besar, berkembanglah ajaran-ajaran yang mengutamakan teknik-teknik human relations dan public relations, serta positive mental attitude. Pada masa itulah soalsoal pencitraan, yakni personality ethics, menjadi lebih didahulukan ketimbang karakter yang sesungguhnya.

Ajaran-ajaran mengenai ilmu menjadi kaya dalam waktu cepat tumbuh menjamur, menjadi semacam “hiburan” atau “candu” bagi masyarakat yang didera penderitaan karena kemiskinan dimana-mana.

Saya jadi bertanya-tanya pada diri sendiri, apakah Indonesia sedang berada pada era seperti Amerika tahun 1920-an itu? Bagaimana pendapat Anda?

Sumber: info apli XXXVII juli-september 2007

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kunci Sukses Edam Burger

Siapa yang tak kenal Edam Burger? Bila Anda kebetulan berbelanja di Alfamart atau Indomart, kemungkinan besar akan menemui gerai burger ini. Di sebagian besar Alfamart dan Indomart, memang selalu ada Edam Burger, khususnya di Jabotadebek. Edam ada di mana-mana dan menjelma menjadi jaringan burger paling luas di Indonesia. Edam bahkan bisa disebut sebagai ikon burger kelas menengah bawah di Indonesia. Bayangkan, outlet-nya kini sudah menyentuh angka 3.000. Wirausahawan sukses yang melahirkan Edam Burger itu tak lain adalah Made Ngurah Bagiana, pria kelahiran Bali, 1956, yang memulai bisnis burger secara tidak sengaja pada 1990.

Ada sejumlah pikiran dan penggalan pengalaman Made Ngurah Bagiana yang layak dijadikan sebagai
inspirasi sukses. Di antaranya adalah kemauannya untuk selalu berinovasi dan berani fokus pada satu bidang. Rupanya, itulah kunci sukses Made bersama Edam Burger. Berikut petikan hasil wawancara reporter Pembelajar.com, Dodi Mawardi, yang versi pendeknya khusus dimuat untuk INFO APLI.

Bagaimana ceritanya bisa berbisnis burger?
Sepertinya tak ada usaha yang mudah saat itu. Semuanya dimulai dengan modal apa adanya. Saya teringat, waktu itu keluarga saya kesulitan ekonomi. Untuk makan saja sepertinya sudah pas-pasan. Tanpa sengaja, saya melihat orang berjualan burger di depan rumah saya di sekitar Perumnas Klender. Saya pikir, tak ada salahnya mencoba. Saya nekad meminjam uang ke bank, tapi tak juga diluluskan. Akhirnya, saya kesal dan malah meminjam Rp 1,5 juta ke teman untuk membeli dua buah gerobak dan kompor. Belakangan, giliran bankbank itu yang mengejar saya ha ha ha.


Lalu kenapa namanya Edam?
Awalnya bukan Edam. Dulu saya labeli Lovina, sesuai nama pantai di Bali yang sangat indah. Tapi, kemudian berubah jadi Edam. Itu nama pemberian dari Bob Sadino. Saya bernama Made, istri saya pun bernama Made. Oleh Pak Bob, diberi nama “Edam” yang artinya, ya, Made kalau dibaca dari kanan ha ha ha.

Bagaimana Edam bisa tersebar di mana-mana?
Wah ceritanya panjang. Banyak suka dan duka yang saya alami. Di awal-awal saya jualan, tak jarang tak ada satu pun pembeli yang menghampiri. Padahal seharian saya mengayuh gerobak. Mereka mungkin berpikir, burger itu pasti mahal. Padahal, sebenarnya tidak. Saya hanya mematok harga Rp 1.700 per buah. Baru setelah tahu murah, pembeli mulai ketagihan. Dalam sehari bisa laku lebih dari 20 buah. Tahun 2000-an lah yang menjadi titik awal perubahan Edam. Ya sejak kenal dengan Bob Sadino lalu bekerja sama dengan Bogasari, Edam makin cepat berkembang. Saya pun mengajak banyak orang untuk bergabung sebagai mitra.

Kok bisa harga Edam lebih murah dibanding burger yang lain?
Burger ini kan makanan dari barat dan diposisikan di kelas atas. Dia tidak memosisikan di menengah dan ke bawah. Setelah saya coba ternyata cost-nya ini murah. Ini strategi pemasaran yang dianggap salah, tapi dibenarkan masyarakat. Bahkan di perkampungan di gang-gang itu Edam bisa hidup. Saya bikin roti Cuma 500 perak, daging 700 perak. Beserta bumbu dan sayurnya cuma 2.000 perak. Kita mau cari untung 1.000 perak saja cuma 3.000. Jadi, mengapa dijual 10.000 perak? Jadi, saya memosisikan ini buat masyarakat di bawah.

Anda menggunakan konsep yang mirip waralaba, sebelum konsep ini marak di Indonesia. Belajar dari mana?
Wah awalnya saya ndak tahu istilah itu. Saya hanya jalan saja, lakukan saja. Ndak pakai mikir-mikir yang panjang. Waktu itu untuk mengembangkan usaha, saya mengajak ibu-ibu rumah tangga berjualan burger di depan rumah atau sekolah.

Anda sering menyebut waralaba ini sebagai franchise Pancasila. Apa maksudnya?
Saya hanya berikan keadilan bagi yang punya modal besar, modal kecil, bahkan tidak punya modal. Jadi, saya sudah menjalankan sila kelima. Franchise Pancasila ini tidak ada di mana pun di dunia ini. Kalau yang namanya franchise itu kan aturannya baku. Misalnya Rp10 juta dan ada orang tidak punya uang segitu, ya tidak bisa. Kalau di sini ada yang mulai dari paket seharga Rp15 ribu. Kalau tidak punya yang dua juta, maka bisa ambil counternya saja. Kompor gas pakai punya sendiri. Nah, di sinilah kekuatan Edam, hingga tiap kabupaten minta.

Anda menyebut Edam Burger sebagai burger dengan cita rasa Indonesia. Seperti apa sih kongkritnya?
Ya, sulit menjelaskannya, harus mencoba. Tapi, sebagai contoh saya punya rasa burger di tiap wilayah berbeda. Saya bikin burger di Yogya agak manis. Kalau di Padang agak pedas. Jadi, ikuti selera penduduk setempat. Itu inovasi saya.

Jadi sekarang berapa jumlah gerai Edam?
Wah saya sendiri ndak tahu persis. Nggak sempat ngitung. Tapi hampir di semua kabupaten ada Edam.
Setiap hari selalu ada permintaan. Saya juga ke sana ke mari berkeliling.

Berkali-kali Edam mendapatkan penghargaan dari berbagai pihak. Apa maknanya buat Anda?
Jujur saja, saya tak pernah memimpikan bakal punya usaha sebesar ini. Dulu, ketika memulai, saya hanya memodalkan dua gerobak roti burger dengan modal apa adanya. Karena saya ulet, akhirnya usaha saya selama 17 tahun ini membuahkan hasil. Saya merasa ini sebagaikarunia Tuhan yang patut saya syukuri.

Apa kunci sukses Anda?
Kuncinya tak banyak. Cukup fokus pada satu bidang, yaitu menjual roti burger berkualitas tinggi dengan harga terjangkau, ulet meluaskan pangsa pasar, dan menjaga hubungan dengan para pelanggan. Saya yakin dengan filosofi menabur dan menuai. Siapa yang menabur kebaikan, pasti berbuah kebaikan juga. Saya juga tidak pernah malu dan gengsi mengerjakan apa pun asal halal dan terhormat. Bagi saya, kesuksesan itu seperti pintu yang bisa dilewati siapa saja, asal orang itu punya komitmen terhadap usahanya.

Edam sudah besar dan berbiak kemana-mana. Anda masih punya impian apalagi?
Saya ndak tahu mau apa nanti. Yang saya dapat ini juga tidak saya rencanakan. Edam ini kan bergerak di bidang makanan. Dan, makanan itu kan tidak pernahberhenti. Di situ kan banyak potensi. Potensinya itu orang. Kalau saya punya usaha roti, maka potensinya adalah orang yang memakannya. Ke depannya saya akan mengurusi orang makan. Entah apa atau apa itu akan mengalir dan nanti seleksi alam. Harapan saya, di sini kan saya usaha burger. Dan ada roti, sayuran, dan daging. Di sini ada komposisi mineral karbohidrat dan protein. Ini agar orang-orang itu mengonsumsi makanan yang berprotein, mineral, dan karbohidrat. Jangan sampai kayak di Bogor banyak sayur, tapi orang Bogor kurang makan sayur. Ke depan saya ingin paling tidak orang Indonesia makan burger sebulan sekali lah. Tidak usah seminggu sekali.[dw]

Sumber:info apli XXXVII juli-september 2007

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Cinta Bersujud di Mihrab Taat

Suatu ketika, seorang wanita shalat di belakang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dia wanita yang sangat cantik, secantik-cantiknya wanita. Wanita itu sering menempati barisan pertama di shaff jama’ah wanita.
Keberadaan sang wanita membelah sikap para sahabat. Ada sebagian sahabat yang sengaja datang lebih awal dan menempati shaff terdepan agar tidak bisa melihat kecantikan wanita tersebut hingga tidak tergoda. Di pihak lain, ada sebagian sahabat yang sengaja memperlambat datangnya ke masjid agar menempati shaff paling belakang dan bisa mencuri-curi pandang wajah wanita yang cantik tersebut. Ketika ruku’ mereka merenggangkan kedua tangan, menyeksamai kecantikannya melalui celah ketiak mereka.
Kisah ini diriwayatkan oleh Imam pemilik Kitab Sunan yakni Abu Dawud, at Tirmidzi, An Nasa’i dan Ibnu Majah. Imam Al Hakim menshahihkannya menurut syarat Imam Al Bukhari dan Imam Musli. Dan Imam Adz Dzahabi menyepakati penilaian ini.
Inilah sahabat Rasulullah. Inilah generasi terbaik. Di antara mereka juga terdapat ekspresi ketertarikan, keterpesonaan dan rasa yang meremaja. Bahkan ekspresi tersebut berupa sikap “curi-curi pandang’ yang rasanya unik, lucu dan menggelikan karena justru dilakukan saat shalat berjama’ah bersama Rasulullah.


Adalah salah besar ketika kita menilai mereka melulu seperti rahib apalagi seperti malaikat. Mereka pun adalah manusia biasa yang memiliki kecenderungan fithri yang tidak bisa ditipu dan dikelabui. Tetapi kecenderungan itu menjuraikan kemuliaan, karena mereka ridha pada Allah yang mengaturnya. Subhanallah, sekali lagi, mereka adalah manusia.
Maha Suci Allah, Yang Maha Mengerti kecenderungan ini, lalu Ia tidak menghardik mereka dengan kasar, tidak menegur mereka dengan kalimat bernada murka dan tidak memutus tali rahmat dari sisiNya. Cukup Ia sindir mereka dengan kalimat yang begitu halus, santun, mengena dan merasuk ke relung dimana berbagai ketertarikan fithri itu bersemayam.
Dan sesungguhnya Kami telah mengetahui orang-orang yang terdahulu di anatara kalian. Dan Kami mengetahui pula orang-orang yang mengakhirkan diri. (Q.S. Al Hijr[15]: 24).
Kalimat ini menghujam masuk, menukik tajam dan membangkitkan kembali rasa malu, pengendalian diri dan taqwa. Ya, agar rasa-rasa itu setia mendampingi cinta. Dan para sahabat Rasulullah tersebut menjadi guru-guru kita dalam menyadari bahwa cinta harus bersujud di mihrab taat.
Sebagai seorang muslim kita harus menjaga pandangan. Karena yang sebagian adalah hak kita dan yang lain adalah milik syaitan. Kita hendaknya menjaga pendengaran. Karena apa yang masuk ke telinga kita sering kali membentuk bayang-bayang di celah otak. Kita pun harus menjaga indera pembau. Karena syahwat datang melaluinya seringkali tanpa mengetuk pintu. Dan kita juga diperintahkan menjaga kulit dari persentuhan-persentuhan yang tidak diperkenankan. Karenanya kenangan sulit dilupakan. Karena kepala yang ditusuk jarum besi yang menyala adalah lebih baik dari pada menyentuh kulit yang tidak halal bagi kita. Begitu sabda Rasulullah dalam redaksi Imam Ath Thabrani dan Al Baihaqi.
Oleh karenanya, kita menjaga diri atas hubungan-hubungan antarmanusia. Bahwa berbicaranya wanita dan laki-laki memiliki adab-adab tersendiri. Bahwa di antara kata-kata, ada yang dapat berubah menjadi sihir berbahaya. Ketika kata-kata berubah menajdi pembicaraan khusus, maka ia berdenting, meresonansi dawai-dawai syahwat dalam hati. Dekatnya fisik dan panjangnya interaksi tak dianjurkan ketika kita berkomitmen menjaga kesucian diri.
(Diambil dari buku “Jalan Cinta Para Pejuang”-Salim.A. Fillah)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Bersyukur, Menggapai Lebih Tinggi

Hatiku penuh dengan kata-kata
Karena itu tak kuucapkan sepatah kata pun suara...

-jalaludin Ar Rumi-
Apakah kebahagiaan itu dan apakah ia betul ada? Pertanyaan ini, kata Mihaly Csikszentmihalyi dalam buku Good Business, telah berabad-abad diperdebatkan. Tapi ia belum juga terjawab. Barangkali ia hanyalah nama yang kita sematkan pada kondisi tak tergapai, ketika tiada lagi hal yang kita hasrati. Tetapi ketika tiada lagi hal yang dihasrati, adakah yang membahagiakan?
Begitu menurutnya.
Mari kita koreksi Mihaly Csikszentmihalyi. Apa yang disampaikannya bukanlah konsep kebahagiaan. Melainkan tentang kepuasan. Kondisi tak tergapai, ketika tiada lagi hal yang kita hasrati adalah kepuasan. Bukan kebahagiaan. Kebahagiaan seorang mukmin memang tidak terletak pada kepuasan, tapi pada rasa syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’aalaa.
Dan wahai sahabat, tahukah engkau apa bedanya bersyukur dangan berpuas? Berpuas, bukan kepuasan itu sendiri, adalah kondisi di mana sesorang merasa cukup dengan apa yang ada pada dirinya. Lalu tak ada gairah untuk menggapai yang lebih tinggi. Seringkali orang mengidentifikasi berpuas sebagai bersyukur. Kalimat mereka berbunyi,” Wah mas, saya sudah bersyukur kok seperti ini.” Tetapi betulkah yang demikian itu disebut kesyukuran?


Dan ingatlah tatkalah Rabbmu memaklumkan, “ Sesungguhnya jika kalian bersyukur, pasti Aku akan menambah nikmat untuk kalian. Dan jika kalian kufur, maka sesungguhnya adzabKu sangat pedih.” (Q.S. Ibrahim [14]:7)
Kita yakin dan mengimani bahwa ketika bersyukur, Allah akan menambahkan lagi nikamatNya untuk kita. Tapi pernahkan kita renungkan sebuah pemahaman terbalik dari ayat ini? Begini, ajukanlah sebuah pertanyaan. “ Apa yang harus dilakukan oleh seorang yang ingin mendapatkan tambahan nikmat dari Allah?” jawabnya, syukur.”
Nah, kalau begitu, siapakah orang yang paling bersemangat mensyukuri nikat Allah? Mereka adalah orang-orang yang ingin menggapai lebih tinggi, meloncat lebih jauh dan menghambur ke pangkuan Allah. Mereka ini, bukanlah orang-orang yang puas hati. Orang yang paling mensyukuri nikmatNya adalah orang yang paling merasa membutuhkanNya, mengahajatkan nikmat-nikmatrNya, lebih tinggi dan makin tinggi lagi.
Tentu kita tidak boleh merancukan makna bersyukur dengan makan qana’ah. Bersyukur adalah amal shalih untuk mendayakan segenap nikmat yang Allah karuniakan untuk menggapai yang lebih tinggi. Maka karunia harta menggegas kita untuk berderma. Agar Allah tambahkan nikmat. Agar kita berinfaq lebih banyak. Begitu seterusnya. Maka karunia ilmu menggegas kita untuk beramal dan mengajar. Agar kita lebih memahami. Lalu ilmu semakin tinggi, pemahaman semakin berbobot. Dan lagi. Dan lagi. Tanpa henti, hingga Allah memanggil kita kembali.
Bersyukur mengajarkan kita tidak berpuas hati dalam meminta pada Ilahi. Terus dan terus. Lagi dan lagi. Lebih banyak dan lebih tinggi. Sang Nabi mengajarkan agar kita tak tanggung dalam meminta kepada Allah. “Jika kalian berharap surga, mintalah Firdaus yang paling tinggi!” Begitu sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Sementara qana’ah adalah perasaan sadar akan kedudukan; siapa Allah dan siapa kita ketika menerima karuniaNya. Qana’ah adalah perasaan yang menuntun kita untuk bersyukur. Saat menerima anugerah dari Allah, kita qana’ah; kita terima dengan penerimaan terbaik, kita dekap dengan erat dan akrab, kita peluk, dan kita cium sepenuh jiwa. Sesudah itu, kita ingin lagi dan lagi; menerima dengan lapang dada, dengan tangan terbuka, dengan segenap hati yang meluapkan cinta. Secara lebih kuat. Secara lebih dasyat. Lebih. Dan lebih lagi. Maka itulah bersyukur.
Terjebak dalam kepuasan hingga tak bergairah untuk meloncat lebih tinggi adalah perangkap gawat. Maka bersyukur bukanlah puas. Bersyukur adalah mendayakan segenap nikmat yang telah Allah karuniakan untuk menggapai yang lebih tinggi. Yang berharta janganlah puas dengan shadaqahnya. Yang berilmu janganlah puas dangan amal dan dakwahnya. Yang bernafas, janganlah puas dengan berbaring dan duduk. Tapi bangkutlah. Berlarilah.
(Dikutib dari buku “ Jalan Dakwah Para Pejuang” – Salim A. Fillah)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Bersabar Untuk Tak Menanti

Aku bukan tak sabar, hanya tak ingin menanti
Karena berani memutuskan adalah juga kesabaran
Karena terkadang penantian
Membuka pintu-pintu syaitan

“ Apakah kesabaran itu adaa batasnya?”, begitu tanya seorang akhwat dalam sebuah forum diskusi. Bagi akhwat tersebut “ kesabaran berarti menunggu dan terus menunggu. Padahal ta’aruf ini telah berjalan begitu lama. Sangat lama. Ikhwan itu selalu mengulur dan mengulur. Meminta waktu dan meminta waktu. Terus begitu.”
Nah, apakah kesabaran ada batasnya?
Ada tiga kategori sabar yang dituntunkan Al Qur’an. Ketiganya adalah sabar dalam menghadapi musibah dan ujian, sabar dalam ketaatan dan sabar dalam menjauhi kemaksiatan.
Sabar dalam menghadapi musibah dan ujian, adalah sebagaimana yang Allah firmankan:
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-ornag yang sabar. Orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan ,” Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun.” (Q.S. Al Baqarah [2]: 155-156).


Yang ke dua, sabar dalam ketaatan kepada Allah. Contohnya adalah apa yang difirmankan oleh Allah dalam Q.S. Thaahaa[20]:132):
Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya.”
Yang ke tiga, sabar dalam menjauhi kedurhakaan. Ini kita lihat, kta dengar dan kita hayati dari kisah sang pemuda tampan Nabi Yusuf Alaihisalam.
Yusuf berkata, “ Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai dari pada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan dariku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk memenuhi keinginan mereka dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh.” (Q.S. Yusuf[12]: 33).
Maka seringkali, kesabaran sejati tak selalu berarti menanti. Suatu saat, seorang lelaki melamar seorang wanita yang hendak dinikahinya. “ lamaran ini kami terima”, begitu jawaban sang wali. “ Tetapi kami harap pernikahannya masih dua atau tiga tahun lagi.”
Alangkah lama penantian baginya. Dan akan terasa lebih lama ketika sang pemuda menyadari bahwa hukum menikah baginya bukan lagi sunnah. Tapi wajib. Dia sudah begitu takut terjerumus dalam apa-apa yang dibenci oleh Allah. Di tangannya kini telah ada penghasilan meski belum memadai. Maka ia wajib menikah.
Ia takut. Ia merasa tak sanggup untuk menanti. Dan ia memilih untuk memutuskan. Meski berat. Baginya, di situlah kesabaran. Bukan pada penantian yang membuka pintu-pintu syaitan. Dengan menyebut Asma Allah, sang pemuda menguatkan hati. Dan suaranya, meski agak serak, menggambarkan sebuah keteguhan hati.
“Urusan saya sekarang adalah segera menikah. Belum soal dengan siapa, kalau saya ditakdirkan Allah tak mendapatkan seorang calon mertua di sini, pada saat ini, insyaallah saya akan mencarinya di tempat lain. Dimulai sejak perjalanan pulang nanti, insyaallah.”
Semua mata terbelalak. Semua telinga sedikit merona dibuatnya. Untunglah kemudian pemuda tersebut dapat menjelaskan prinsipnya. Alhamdulillah semua memahaminya. Dia memilih sebuah kesabaran. Menjaga diri untuk selalu taat kepada Allah dan menjauhi maksiat. Di tengahnya, sebuah resiko menghujam dalam. Resiko tak jadi menikah dengan wanita yang telah dipilihnya. Dan ini diambil demi kemenangan yang lebih besar. Sabar.
Di jalan cinta para pejuang, sabar adalah lautan tak bertepi. Tapi menunggu itu ada batasnya. Batas itu adalah garis yang nemisahkan ketaatan kepada Alllah dengan pintu-pintu peluang untuk mendurhakainya. Dan di situlah kita menemui sebuah kesabaran sejati. Bersabarlah untuk taat, untuk tak durhaka, untuk menghadapi ujian-ujian yang jatuh menimpa di antara keduanya.
(dituliskan dari buku “ jalan Cinta Para Pejuang”-Salim A. Fillah dengan beberapa perubahan kata)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS