Cinta…..satu tema yang selalu menarik untuk disimak dan diperbincangkan. Cinta telah menjadi inspirasi bagi jutaan anak manusia untuk mencipta karya dalam berbagai bidang. Sejarah mencatat bahwa sejumlah seniman, teolog, sampai filosof membicarakan cinta dari berbagai perspektifnya, baik dalam bentuk roman, puisi, syair, lagu, bahkan sampai dalam bentuk tulisan ilmiah yang bernuansa teologis, fenomenologis, psikologis, ataupun sosiologis.
Filusuf sekaliber Plato bahkan pernah mengatakan ”siapa yang tidak terharu oleh cinta, berarti berjalan dalam gelap gulita.” Pernyataan ini menggambarkan betapa besar perhatian Plato pada masalah cinta, sampai-sampai dia menyebut orang yang tidak tertarik untuk membicarakannya sebagai orang yang berjalan dalam kegelapan.
Erick Fromm, murid kesayangan Sigmund Freud, menyebutkan ”empat unsur yang harus ada dalam cinta, yaitu: care (perhatian), responsibility (tanggung jawab), respect (rasa hormat), dan knowledge (pengetahuan).”


Manusia memiliki banyak cinta yang ia curahkan kepada banyak pihak. Ada Tuhan, Nabi, orang tua, suami/istri, sahabat, kedudukan, harta de el el yang menghuni hati setiap insan. Sebagai seorang muslim, pastinya kita selalu menempatkan cinta kepada Allah pada peringkat pertama di hati kita. Tetapi benarkah demikian????. Benarkah cinta kita tertinggi adalah cinta kepadaNYA, yang memiliki kita? Ataukah itu hanya teori semata tanpa aplikasi atau hanya sekedar slogan tanpa penghayatan dan penerapan. Untuk menjawab itu, mari kita simak beberapa indikator kecintaan kita kepada Allah berikut ini!
1. Selalu Rindu bertemu dengan Allah
Kalau kita lama tidak bertemu dengan orang yang kita cintai, misal ibu/bapak atau yang lainnya pasti kita merasa kangen. Apalagi kalau kita tidak pernah berpisah dengan mereka, berpisah sebentar saja pasti merasa rindu berat. Apalagi orang yang lagi jatuh cinta, katanya selalu ingin bertemu, ngobrol dan berdekatan dengan orang yang dicintainya setiap waktu, setiap detik (masa segitunya sih???). Nah, sekarang coba kita tanyakan pada diri kita sendiri. Sudahkah rindu kita kepada Allah melebihi rindu kita pada makhluknya. Jangan-jangan rindu kita pada hambanya masih lebih besar dari pada rindu kepadaNYA. Bagaimana bisa mengetahui rindu kita kepada Allah? Indikatornya adalah, kita selalu ingin bertemu denganNYA, selalu ingin dekat denganNYA, selalu bersegera memenuhi panggilanNYA.
Rasulullah pernah bersabda:“Barangsiapa yang merindukan bertemu dengan Allah, maka Allah pun merindukan bertemu dengannya.” (H.R. Ahmad, Tirmudzi, Nasa’i)
2. Merasa nikmat berkhalwat (munajat/komunikasi dengan Allah)
“Shalat itu menjadi penyejuk hati.” (H.R. Ahmad, Nasa’i, Hakim)
“Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” Q.S. As-Sajdah: 16-17
3. Selalu sabar dalam mengarungi kehidupan
Salah satu wujud kecintaan kita kepada Allah azza wajallah adalah kesabaran kita dalam menapaki kehidupan ini. Sebagaimana para Nabi telah diuji kesabarannya, manusia pun diuji kesabarannya oleh Allah. Dan akan ada buah manis dari setiap kesabaran yang kita lakukan, seperti yang tertulis dalam firman Allah:
“Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” Q.S. An-Nahl (16): 96
“Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.” Q.S. An-Nahl (16): 127-128
4. Mengutamakan apa yang dicintai Allah dari segala sesuatu yang dicintainya
Allah berfirman dalam Q.S At-Taubah (9):24 “Katakanlah: “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.”
“Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat dzalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).” Q.S. Al Baqarah (2): 165
5. Selalu mengingatnya/ selalu menghadirkan Allah dalam setiap aktivitas
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.” Q.S. Al Anfal (8): 45
6. Mengikuti apa yang dicontohkan nabi/rasul
Kalau kita cinta kepada Allah, selain melaksanakan segala perintaNYA dan menjauhi segala laranganYA, kita juga harus mengikuti apa-apa yang dicontohkan Rasulullah sebagai pembawa risalah agama islam sehingga sampai kepada kita. Allah Subhanallahu wata’ala berfirman“Katakanlah: “jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Q.S. Ali Imran (3): 31
7. Memiliki semangat yang tinggi untuk membaca dan mengamalkan ayat-ayat-Nya
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhan-lah mereka bertawakal.” Q.S. Al Anfal (8): 2
8. Gemar bertaubat/minta ampun karena takut ditinggalkan
“Dan didekatkanlah surga itu kepada orang-orang yang bertakwa pada tempat yang tiada jauh (dari mereka). Inilah yang dijanjikan kepadamu, (yaitu) kepada setiap hamba yang selalu kembali (kepada Allah) lagi memelihara (semua peraturan-peraturan-Nya). (Yaitu) orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang dengan hati yang bertaubat, masukilah surga itu dengan aman, itulah hari kekekalan. Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki; dan pada sisi Kami ada tambahannya.” Q.S. Qaaf (50): 31-35
9. Segera memenuhi panggilanNYA
Ketika suara azan telah berkumandang, tanda panggilan untuk menemuiNYA telah dating. Jika kita mengaku cinta pada Allah, kita harus segera beranjak dari tempat aktivitas kita untuk memenuhi panggilanNYA. Kita tinggalkan segala urusan duniawi kita sesaat untuk menghadap Sang khaliq sebagai salah satu bukti cinta kita padaNYA.
Nah, sekarang silakan kita tanyakan pada hati kita masing-masing, sudahkah tanda-tanda di atas ada dalam diri kita? Jawabannya cukup untuk Anda sendiri. Tidak perlu diberitahukan kepada saya (GR…emang siapa yang mau ngasih tahu). Mungkin masih banyak lagi indikator lain yang menandakan cinta kita pada Allah. Bagi yang menemukan, silakan di-share di sini. Saya akan senang sekali jika ada yang mau berbagi ilmu di sini. Ditunggu yach!!!

0 komentar:

Posting Komentar

Thank you very much for your comment.

Buktikan Cintamu!!!

Cinta…..satu tema yang selalu menarik untuk disimak dan diperbincangkan. Cinta telah menjadi inspirasi bagi jutaan anak manusia untuk mencipta karya dalam berbagai bidang. Sejarah mencatat bahwa sejumlah seniman, teolog, sampai filosof membicarakan cinta dari berbagai perspektifnya, baik dalam bentuk roman, puisi, syair, lagu, bahkan sampai dalam bentuk tulisan ilmiah yang bernuansa teologis, fenomenologis, psikologis, ataupun sosiologis.
Filusuf sekaliber Plato bahkan pernah mengatakan ”siapa yang tidak terharu oleh cinta, berarti berjalan dalam gelap gulita.” Pernyataan ini menggambarkan betapa besar perhatian Plato pada masalah cinta, sampai-sampai dia menyebut orang yang tidak tertarik untuk membicarakannya sebagai orang yang berjalan dalam kegelapan.
Erick Fromm, murid kesayangan Sigmund Freud, menyebutkan ”empat unsur yang harus ada dalam cinta, yaitu: care (perhatian), responsibility (tanggung jawab), respect (rasa hormat), dan knowledge (pengetahuan).”


Manusia memiliki banyak cinta yang ia curahkan kepada banyak pihak. Ada Tuhan, Nabi, orang tua, suami/istri, sahabat, kedudukan, harta de el el yang menghuni hati setiap insan. Sebagai seorang muslim, pastinya kita selalu menempatkan cinta kepada Allah pada peringkat pertama di hati kita. Tetapi benarkah demikian????. Benarkah cinta kita tertinggi adalah cinta kepadaNYA, yang memiliki kita? Ataukah itu hanya teori semata tanpa aplikasi atau hanya sekedar slogan tanpa penghayatan dan penerapan. Untuk menjawab itu, mari kita simak beberapa indikator kecintaan kita kepada Allah berikut ini!
1. Selalu Rindu bertemu dengan Allah
Kalau kita lama tidak bertemu dengan orang yang kita cintai, misal ibu/bapak atau yang lainnya pasti kita merasa kangen. Apalagi kalau kita tidak pernah berpisah dengan mereka, berpisah sebentar saja pasti merasa rindu berat. Apalagi orang yang lagi jatuh cinta, katanya selalu ingin bertemu, ngobrol dan berdekatan dengan orang yang dicintainya setiap waktu, setiap detik (masa segitunya sih???). Nah, sekarang coba kita tanyakan pada diri kita sendiri. Sudahkah rindu kita kepada Allah melebihi rindu kita pada makhluknya. Jangan-jangan rindu kita pada hambanya masih lebih besar dari pada rindu kepadaNYA. Bagaimana bisa mengetahui rindu kita kepada Allah? Indikatornya adalah, kita selalu ingin bertemu denganNYA, selalu ingin dekat denganNYA, selalu bersegera memenuhi panggilanNYA.
Rasulullah pernah bersabda:“Barangsiapa yang merindukan bertemu dengan Allah, maka Allah pun merindukan bertemu dengannya.” (H.R. Ahmad, Tirmudzi, Nasa’i)
2. Merasa nikmat berkhalwat (munajat/komunikasi dengan Allah)
“Shalat itu menjadi penyejuk hati.” (H.R. Ahmad, Nasa’i, Hakim)
“Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” Q.S. As-Sajdah: 16-17
3. Selalu sabar dalam mengarungi kehidupan
Salah satu wujud kecintaan kita kepada Allah azza wajallah adalah kesabaran kita dalam menapaki kehidupan ini. Sebagaimana para Nabi telah diuji kesabarannya, manusia pun diuji kesabarannya oleh Allah. Dan akan ada buah manis dari setiap kesabaran yang kita lakukan, seperti yang tertulis dalam firman Allah:
“Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” Q.S. An-Nahl (16): 96
“Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.” Q.S. An-Nahl (16): 127-128
4. Mengutamakan apa yang dicintai Allah dari segala sesuatu yang dicintainya
Allah berfirman dalam Q.S At-Taubah (9):24 “Katakanlah: “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.”
“Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat dzalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).” Q.S. Al Baqarah (2): 165
5. Selalu mengingatnya/ selalu menghadirkan Allah dalam setiap aktivitas
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.” Q.S. Al Anfal (8): 45
6. Mengikuti apa yang dicontohkan nabi/rasul
Kalau kita cinta kepada Allah, selain melaksanakan segala perintaNYA dan menjauhi segala laranganYA, kita juga harus mengikuti apa-apa yang dicontohkan Rasulullah sebagai pembawa risalah agama islam sehingga sampai kepada kita. Allah Subhanallahu wata’ala berfirman“Katakanlah: “jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Q.S. Ali Imran (3): 31
7. Memiliki semangat yang tinggi untuk membaca dan mengamalkan ayat-ayat-Nya
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhan-lah mereka bertawakal.” Q.S. Al Anfal (8): 2
8. Gemar bertaubat/minta ampun karena takut ditinggalkan
“Dan didekatkanlah surga itu kepada orang-orang yang bertakwa pada tempat yang tiada jauh (dari mereka). Inilah yang dijanjikan kepadamu, (yaitu) kepada setiap hamba yang selalu kembali (kepada Allah) lagi memelihara (semua peraturan-peraturan-Nya). (Yaitu) orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang dengan hati yang bertaubat, masukilah surga itu dengan aman, itulah hari kekekalan. Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki; dan pada sisi Kami ada tambahannya.” Q.S. Qaaf (50): 31-35
9. Segera memenuhi panggilanNYA
Ketika suara azan telah berkumandang, tanda panggilan untuk menemuiNYA telah dating. Jika kita mengaku cinta pada Allah, kita harus segera beranjak dari tempat aktivitas kita untuk memenuhi panggilanNYA. Kita tinggalkan segala urusan duniawi kita sesaat untuk menghadap Sang khaliq sebagai salah satu bukti cinta kita padaNYA.
Nah, sekarang silakan kita tanyakan pada hati kita masing-masing, sudahkah tanda-tanda di atas ada dalam diri kita? Jawabannya cukup untuk Anda sendiri. Tidak perlu diberitahukan kepada saya (GR…emang siapa yang mau ngasih tahu). Mungkin masih banyak lagi indikator lain yang menandakan cinta kita pada Allah. Bagi yang menemukan, silakan di-share di sini. Saya akan senang sekali jika ada yang mau berbagi ilmu di sini. Ditunggu yach!!!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Thank you very much for your comment.