Akhir-akhir ini banyak sekali undangan walimahan yang berdatangan via SMS maupun FB. Mulai dari kakak kelas di kampus, teman seangkatan sampai adik2 yang lebih muda dari saya. “ Mereka sudah mendapatkan jodoh mereka, kapan nih giliran saya mengundang mereka?” Pertanyaan itu sempat muncul dalam hati kecil saya ketika menerima undangan mereka. Di usia yang sudah mamasuki ¼ abad ini ternyata sy belum jg bisa menggenapkan separuh agama. Di sini ternyata saya tidak sendiri, banyak teman seumuran dan akhwat-akhwat yang usianya beberapa tahun di atas saya, mendekati 30 tahun bahkan ada yang sudah lebih dari 30 tahun belum juga menikah. Padahal menurut saya mereka adalah wanita-wanita keren. Bukan karena mereka tidak berkualitas yang menyebabkan mereka belum terpilih menjadi pendamping seorang suami.
Dari kenyataan itu dan cerita-cerita yang saya dengar dari sekitar, saya ingin mencoba mengurai, menarik kesimpulan atau lebih tepatnya menerka penyebab kita masih jomblo (belum menikah). Karena ini berdasarkan pengamatan saya, jadi bagi yang punya pendapat lain silakan menambahkan atau mengoreksi. Sebagai menusia yang lemah saya memiki banyak keterbatasan dalam menilai dan menyimpulkan kejadian yang ditakdirkanNya.
Kenapa sih kita belum bisa menikah? Jawabannya...adalah:
1. Kriteria calon pasangan hidup kita terlalu tinggi
Ini biasanya masalah yang dihadapi oleh orang yang merasa dirinya superior. Kalau faktanyamemang ia termasuk high quality person ya its OK, but jika yang ada yang sebaliknya maka sama saja bagai pungguk merindukan bulan. Bukankah jodoh kita akan sekualitas dengan kita, sekufu. Kalau ikhwan biasanya ingin istrinya cantik, shalehah, pinter, anak orang kaya, putih, langsing, tinggi, bahkan ada yang pernah memiliki kriteria lehernya panjang. Emang minta sepanjang apa? Jerapah? kalau akhwat biasanya ga jauh beda, ingin ikhwan yang shaleh, cakep, mapan ( gajinya minimal 4 juta, sudah punya rumah, dll), pinter, dll. Bagi para ikhwan dan akhwat, marilah kita koreksi kembali kriteria pendamping hidup yang kita inginkan. Terlalu tinggikah kriteria2 tersebut, pantaskah kita mendapatkan pemilik kriteria2 tersebut dengan kualitas kita yg sekarang, realitiskah kriteria2 tersebut. Jawabannya mungkin kita dan Allah yang tahu. Tentunya kita bisa menilai diri kita sendiri. Seperti pa kualitas diri kita.

2. Belum dapat restu Orang Tua
Restu orang tua sangat berpengaruh pada kehidupan anak. Ridla Allah adalah ridla orang tua. Boleh jadi salah satu penyebab kita belum bisa menikah karena kita belum dapat SIM (Surat Ijin Menikah) bisa dari OrTu. So..kita harus mengondisikan (melobi) orang tua jauh-jauh hari dari waktu yang kita tetapkan untunk menikah. Kalau SIM-nya sudah kita dapatkan lebih awal insyaAllah proses kita menuju penyempurnaan separuh din agan lebih dimudahkan oleh Allah. Kan...kalau ortu ridla insyaAllah Allah ridla.
3. Masih mencintai orang di masa lalu
Kalau ini mungkin dialami oleh orang-orang yang pernah pacaran. Saya punya cerita. Ada seorang wanita, umur beliau sudah tua, mungkin sudah lima puluhan. Sampai sekarang beliau belum jua menikah. Tahu apa sebabnya? Menurut cerita, itu karena beliau tidak bisa berpindah ke lain hati. Dulu beliau pernah punya pacar, mereka saling mencintai. Karena perbedaan keyakinan, orang tua ibu tersebut tidak menyetujui hubungan mereka. Dan akhirnya mereka pun putus. Walaupun sudah putus, ternyata si ibu tersebut masih meyimpan cinta untuk mantan kekasihnya dan hingga akhirnya ia pun tidak menikah walaupun yang mantan pacar sudah menikah dengan orang lain.
4. Menunggu tanpa kejelasan
Kalau ini, biasanya dialami oleh seseorang yang diam-diam mencintai orang lain. Karena beberapa alasan: diantaranya tidak berani mengungkapkan atau tidak mau mengungkapkan karena merasa hal tersebut kurang ahsan, Belum siap menikah, tidak PD dll. Dia, penggemar rahasia tersebut biasanya hanya menunggu kalau ada peluang saja. Misal kalau akhwat nunggu sang pujaan hati yang ngelamar, kalau dilamar syukur kalau ga dilamar manyun. Kalau ikhwan yang ga PD untuk melamar sang akhwat juga suka nunggu-nunggu ga jelas dan biasanya melakukan PDKT yang ga jelas bin ga nggenah (bener) menurut syariat islam. Suka SMS2 ga penting, chating2 ga penting, caper, dan hal ga penting lainnya. Untuk mereka para ikhwan yang telah punya pilihan hati, beranikan diri untuk maju melamar. Tentunya dengan cara yang ahsan, sesuai dengan syariat islam. Jangan pake PDKT yang tidak syar’i, memberi sinyal2 cinta kepada akhwat tapi tak berani ngomong, beraninya kalau sudah pasti diterima. Jangan menciptakn penyakit di hati kami, para akhwat. Kalau memang siap menikah, ya..lamar saja dia ke walinya. Kalau diterima Alhamdulillah, bila ditolak ucapkan “ Allahu Akbar”. Ga usah takut n malu ditolak. Setiap pilihan memang ada resikonya. So..jadilah gentleman.
Ada cerita seorang wanita yang menunggu seseorang yang dianggapnya sempurna menjadi suaminya. Tapi sang wanita tidak pernah menyampaikan kalau ia mengharapkan sang lelaki dambaannya memilihnya menjadi istrinya. Karena menunggu seseorang itulah sang wanita telah berulang kali menolak lelaki lain yang datang melamarnya. Dan kini, saat usia sang wanita telah mendekati tiga puluh tahun, ia belum juga menikah walaupun sekarang dia sudak tidak menunggu lelaki tadi. Sang wanita pun menyesal karena menolak dulu menolak beberapa lelaki shaleh yang datang melamarnya.
5. Kita dianggap terlalu “Wah”
Ini biasanya dialami oleh akhwat-akhwat yang memang bener2 “ High quality woman”. Ada kakak kelas saya yang merupakan seorang akhwat yang cantik, shalehah, cerdas (dibuktikan dengan memenangkan beberapa lomba di bidang tekologi informasi dan telah lulus S2, dari keluarga yang baik. Pokoknya mantab deh. Memenuhi empat kriteria wanita yang dianjurkan Nabi untuk dinikahi. Tapi sampai sekarang setelah beliau lulus S2 beliau belum menikah padahal adik2 di bawahnya sudah banyak yang menikah. Mungkin para ikhwan minder kali ya..Padahal sebenarnya belum tentu kriteria suami akhwat tersebut high level. Kalau aku jadi ikhwan mungkin PD aja jika ditawarin terima aja. Kalau ditolak ya...emang belum jodoh. Ikhtiar kan boleh saja.He..he..he..
6. Memang takdir
Nah...kalau usaha kita sudah pol-polan, sudah 100%, sudah maksimal..dan juga sudah disempurnakan dengan doa tapi belum juga dateng tu jodoh boleh kita bilang memang belum ditakdirkan menikah. Ya. Mungkin Allah ingin kita mencapai hal-hal lain yang jauh lebih bermanfaat yang hanya dapat kita lakukan di waktu kita masih lajang sehingga Allah menunda memberikan jodoh yang telah disiapkannya. Atau mungkin Allah ingin kita lebih menyiapkan diri lagi untuk berumah tangga. Allah memberikan kesempatan untuk kita dan jodoh kita memperbaiki diri sehingga nanti saat kita telah dipertemukan, kita sudah sekufu.
Wallahu A’lam bishowab.

So...buat kita yang belum juga mendapatkan garwa (sigaraning nyawa/belahan jiwa). Cepat-cepat bermuhasabah, mengoreksi diri. Mungkin penyebabnya memang kita sendiri. Setelah itu perbaiki diri, usaha kembali dan minta kepada Allah supaya segera memberikan jodoh terbaik buat kita yang

ada di tanganNya.

0 komentar:

Posting Komentar

Thank you very much for your comment.

Muhasabah Cinta Para Jomblo

Akhir-akhir ini banyak sekali undangan walimahan yang berdatangan via SMS maupun FB. Mulai dari kakak kelas di kampus, teman seangkatan sampai adik2 yang lebih muda dari saya. “ Mereka sudah mendapatkan jodoh mereka, kapan nih giliran saya mengundang mereka?” Pertanyaan itu sempat muncul dalam hati kecil saya ketika menerima undangan mereka. Di usia yang sudah mamasuki ¼ abad ini ternyata sy belum jg bisa menggenapkan separuh agama. Di sini ternyata saya tidak sendiri, banyak teman seumuran dan akhwat-akhwat yang usianya beberapa tahun di atas saya, mendekati 30 tahun bahkan ada yang sudah lebih dari 30 tahun belum juga menikah. Padahal menurut saya mereka adalah wanita-wanita keren. Bukan karena mereka tidak berkualitas yang menyebabkan mereka belum terpilih menjadi pendamping seorang suami.
Dari kenyataan itu dan cerita-cerita yang saya dengar dari sekitar, saya ingin mencoba mengurai, menarik kesimpulan atau lebih tepatnya menerka penyebab kita masih jomblo (belum menikah). Karena ini berdasarkan pengamatan saya, jadi bagi yang punya pendapat lain silakan menambahkan atau mengoreksi. Sebagai menusia yang lemah saya memiki banyak keterbatasan dalam menilai dan menyimpulkan kejadian yang ditakdirkanNya.
Kenapa sih kita belum bisa menikah? Jawabannya...adalah:
1. Kriteria calon pasangan hidup kita terlalu tinggi
Ini biasanya masalah yang dihadapi oleh orang yang merasa dirinya superior. Kalau faktanyamemang ia termasuk high quality person ya its OK, but jika yang ada yang sebaliknya maka sama saja bagai pungguk merindukan bulan. Bukankah jodoh kita akan sekualitas dengan kita, sekufu. Kalau ikhwan biasanya ingin istrinya cantik, shalehah, pinter, anak orang kaya, putih, langsing, tinggi, bahkan ada yang pernah memiliki kriteria lehernya panjang. Emang minta sepanjang apa? Jerapah? kalau akhwat biasanya ga jauh beda, ingin ikhwan yang shaleh, cakep, mapan ( gajinya minimal 4 juta, sudah punya rumah, dll), pinter, dll. Bagi para ikhwan dan akhwat, marilah kita koreksi kembali kriteria pendamping hidup yang kita inginkan. Terlalu tinggikah kriteria2 tersebut, pantaskah kita mendapatkan pemilik kriteria2 tersebut dengan kualitas kita yg sekarang, realitiskah kriteria2 tersebut. Jawabannya mungkin kita dan Allah yang tahu. Tentunya kita bisa menilai diri kita sendiri. Seperti pa kualitas diri kita.

2. Belum dapat restu Orang Tua
Restu orang tua sangat berpengaruh pada kehidupan anak. Ridla Allah adalah ridla orang tua. Boleh jadi salah satu penyebab kita belum bisa menikah karena kita belum dapat SIM (Surat Ijin Menikah) bisa dari OrTu. So..kita harus mengondisikan (melobi) orang tua jauh-jauh hari dari waktu yang kita tetapkan untunk menikah. Kalau SIM-nya sudah kita dapatkan lebih awal insyaAllah proses kita menuju penyempurnaan separuh din agan lebih dimudahkan oleh Allah. Kan...kalau ortu ridla insyaAllah Allah ridla.
3. Masih mencintai orang di masa lalu
Kalau ini mungkin dialami oleh orang-orang yang pernah pacaran. Saya punya cerita. Ada seorang wanita, umur beliau sudah tua, mungkin sudah lima puluhan. Sampai sekarang beliau belum jua menikah. Tahu apa sebabnya? Menurut cerita, itu karena beliau tidak bisa berpindah ke lain hati. Dulu beliau pernah punya pacar, mereka saling mencintai. Karena perbedaan keyakinan, orang tua ibu tersebut tidak menyetujui hubungan mereka. Dan akhirnya mereka pun putus. Walaupun sudah putus, ternyata si ibu tersebut masih meyimpan cinta untuk mantan kekasihnya dan hingga akhirnya ia pun tidak menikah walaupun yang mantan pacar sudah menikah dengan orang lain.
4. Menunggu tanpa kejelasan
Kalau ini, biasanya dialami oleh seseorang yang diam-diam mencintai orang lain. Karena beberapa alasan: diantaranya tidak berani mengungkapkan atau tidak mau mengungkapkan karena merasa hal tersebut kurang ahsan, Belum siap menikah, tidak PD dll. Dia, penggemar rahasia tersebut biasanya hanya menunggu kalau ada peluang saja. Misal kalau akhwat nunggu sang pujaan hati yang ngelamar, kalau dilamar syukur kalau ga dilamar manyun. Kalau ikhwan yang ga PD untuk melamar sang akhwat juga suka nunggu-nunggu ga jelas dan biasanya melakukan PDKT yang ga jelas bin ga nggenah (bener) menurut syariat islam. Suka SMS2 ga penting, chating2 ga penting, caper, dan hal ga penting lainnya. Untuk mereka para ikhwan yang telah punya pilihan hati, beranikan diri untuk maju melamar. Tentunya dengan cara yang ahsan, sesuai dengan syariat islam. Jangan pake PDKT yang tidak syar’i, memberi sinyal2 cinta kepada akhwat tapi tak berani ngomong, beraninya kalau sudah pasti diterima. Jangan menciptakn penyakit di hati kami, para akhwat. Kalau memang siap menikah, ya..lamar saja dia ke walinya. Kalau diterima Alhamdulillah, bila ditolak ucapkan “ Allahu Akbar”. Ga usah takut n malu ditolak. Setiap pilihan memang ada resikonya. So..jadilah gentleman.
Ada cerita seorang wanita yang menunggu seseorang yang dianggapnya sempurna menjadi suaminya. Tapi sang wanita tidak pernah menyampaikan kalau ia mengharapkan sang lelaki dambaannya memilihnya menjadi istrinya. Karena menunggu seseorang itulah sang wanita telah berulang kali menolak lelaki lain yang datang melamarnya. Dan kini, saat usia sang wanita telah mendekati tiga puluh tahun, ia belum juga menikah walaupun sekarang dia sudak tidak menunggu lelaki tadi. Sang wanita pun menyesal karena menolak dulu menolak beberapa lelaki shaleh yang datang melamarnya.
5. Kita dianggap terlalu “Wah”
Ini biasanya dialami oleh akhwat-akhwat yang memang bener2 “ High quality woman”. Ada kakak kelas saya yang merupakan seorang akhwat yang cantik, shalehah, cerdas (dibuktikan dengan memenangkan beberapa lomba di bidang tekologi informasi dan telah lulus S2, dari keluarga yang baik. Pokoknya mantab deh. Memenuhi empat kriteria wanita yang dianjurkan Nabi untuk dinikahi. Tapi sampai sekarang setelah beliau lulus S2 beliau belum menikah padahal adik2 di bawahnya sudah banyak yang menikah. Mungkin para ikhwan minder kali ya..Padahal sebenarnya belum tentu kriteria suami akhwat tersebut high level. Kalau aku jadi ikhwan mungkin PD aja jika ditawarin terima aja. Kalau ditolak ya...emang belum jodoh. Ikhtiar kan boleh saja.He..he..he..
6. Memang takdir
Nah...kalau usaha kita sudah pol-polan, sudah 100%, sudah maksimal..dan juga sudah disempurnakan dengan doa tapi belum juga dateng tu jodoh boleh kita bilang memang belum ditakdirkan menikah. Ya. Mungkin Allah ingin kita mencapai hal-hal lain yang jauh lebih bermanfaat yang hanya dapat kita lakukan di waktu kita masih lajang sehingga Allah menunda memberikan jodoh yang telah disiapkannya. Atau mungkin Allah ingin kita lebih menyiapkan diri lagi untuk berumah tangga. Allah memberikan kesempatan untuk kita dan jodoh kita memperbaiki diri sehingga nanti saat kita telah dipertemukan, kita sudah sekufu.
Wallahu A’lam bishowab.

So...buat kita yang belum juga mendapatkan garwa (sigaraning nyawa/belahan jiwa). Cepat-cepat bermuhasabah, mengoreksi diri. Mungkin penyebabnya memang kita sendiri. Setelah itu perbaiki diri, usaha kembali dan minta kepada Allah supaya segera memberikan jodoh terbaik buat kita yang


ada di tanganNya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Thank you very much for your comment.