Suatu hari saya iseng-iseng tanya ke teman-teman akhwat lewat SMS about criteria of their Ideal husband. Mereka pun menyebutkan beberapa kriteria calon suami mereka, beberapa ada yang balik nanya “sudah mau mengajukan proposal ya mbak?” Kujawab kalau aku tanya sebagai referensi nulis tentang tema tersebut. Sekarang baru sempat nulis setelah beberapa bulan dari waktu saya tanya mereka. Berikut ini adalah beberapa jawaban dari teman-teman saya:
Ukhti D, “ yang sedap dipandang, intinya tidak memalukan jika diajak kemana2, tidak cerewet kayak ana, n bijaksana“(ini kriteria tambahan kali, karena sebagian kita menganggap kalau ikhwan sudah pasti baik agamnya. Iya kan ukh??)
Ukhti T “simpel koq, yang pasti muslim, taat pada Allah dan RasulNya, n siap lahir batin”
Ukhti Dm, ”cakep, akhlaqnya bagus, pengetahuan agamanya luas, pengetahuan umumnya tak diragukan, masa depan menjanjikan, sayang aq apa adanya, sayang ortuq.”
Ukhti N, ”Sudah hafal beberapa juz Al Qur’an dan berazam menghafalkannya, sudah punya pekerjaan halal, punya niat berwirausaha, santun, dan akhlaknya diakui baik oleh teman2nya.
Ada yang bilang yang penting punya kepribadian: rumah pribadi, mobil pribadi, de-el-el….(kalau ini saya dapat dari wanita yang ikut salah satu acara perjodohan di TV yang lg in saat ini, Tahu kan???)
Kalau kriteria pangeran impianku..........cerita ga ya? Yang pertama n paling utama ya baik agama n akhlaknya dong. Yang kedua, ke tiga dst masih jadi rahasia perusahaan. He3..


Pernikahan sebagai mistaqan ghaliza (perjanjian yang berat) merupakan pintu gerbang untuk memasuki kehidupan baru. Bukan untuk kehidupan di dunia tetapi juga di akhirat kelak. Oleh karena itu, kita tidak boleh memilih suami yang asal-asalan. Bagaimana sih kriteria suami ideal menurut agama Islam, agama yang sempurna, yang memiliki aturan2 buat kehidupan penganutnya.
Ada beberapa hadist yang menjelaskan tentang kriteria laki-laki yang kita pilih untuk menjadi pendamping hidup kita.
Dari Abu Hatim al-Muzanni r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Manakala ada orang yang kalian ridhai agama dan akhlaqnya datang kepada kalian (untuk melamar puteri kalian). Maka hendaklah nikahkanlah ia (dengan puterimu); jika tidak, niscaya terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan besar.” (Shahih: Shahih Tirmidzi no:866 dan Tirmidzi II:274 no:1091).
Pada saat Al-hasan bin ali ditanya oleh seseorang tentang kepada siapakah puterinya dinikahkan, beliau menjawab,”Dengan laki-laki yang bertaqwa kepada Allah, sebab ia akan mencintai puterimu dan memuliakanya. jikalau ia marah padanya,niscaya ia takkan menzhalimi puterimu.”

Seseorang bertanya kepada ayah’Abdullah Ibnul Mubarak,”wahai mubarak, kepada siapa puteriku dinikahkan?”mubarak menjawab,”kaum jahiliyah menikahkan dengan sebab kedudukan, kaum yahudi menikahkan dengaa sebab harta, kaum Nasrani menikahkan dengan sebab ketampanan, maka umat (islam) ini menikahkan dengan sebab agama”
Rasulullah Sallallahu ’alaihi wasalam pernah bersabda, “Seorang wanita itu dinikahi kerana empat; kerana harta, kerana keturunannya, kecantikannya dan agamanya. Maka hendaklah diutamakan yang beragama, niscaya kamu berbahagia.” Hadist ini telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dalam kitab sahih mereka serta imam hadist yang lain. Meskipun secara tersurat hadist tersebut ditujukan bagi kaum adam, secara tersirat hadist tersebut juga berlaku bagi kita, kaum hawa dalam memilih pasangan hidup. Kriteria agama adalah kriteria pertama yang wajib kita pilih sebelum kita menentukan kriteria yang lain agar kita berbahagia di dunia dan di akhirat. Wallahu A’lam bishowab.


0 komentar:

Posting Komentar

Thank you very much for your comment.

An Ideal Husband

Suatu hari saya iseng-iseng tanya ke teman-teman akhwat lewat SMS about criteria of their Ideal husband. Mereka pun menyebutkan beberapa kriteria calon suami mereka, beberapa ada yang balik nanya “sudah mau mengajukan proposal ya mbak?” Kujawab kalau aku tanya sebagai referensi nulis tentang tema tersebut. Sekarang baru sempat nulis setelah beberapa bulan dari waktu saya tanya mereka. Berikut ini adalah beberapa jawaban dari teman-teman saya:
Ukhti D, “ yang sedap dipandang, intinya tidak memalukan jika diajak kemana2, tidak cerewet kayak ana, n bijaksana“(ini kriteria tambahan kali, karena sebagian kita menganggap kalau ikhwan sudah pasti baik agamnya. Iya kan ukh??)
Ukhti T “simpel koq, yang pasti muslim, taat pada Allah dan RasulNya, n siap lahir batin”
Ukhti Dm, ”cakep, akhlaqnya bagus, pengetahuan agamanya luas, pengetahuan umumnya tak diragukan, masa depan menjanjikan, sayang aq apa adanya, sayang ortuq.”
Ukhti N, ”Sudah hafal beberapa juz Al Qur’an dan berazam menghafalkannya, sudah punya pekerjaan halal, punya niat berwirausaha, santun, dan akhlaknya diakui baik oleh teman2nya.
Ada yang bilang yang penting punya kepribadian: rumah pribadi, mobil pribadi, de-el-el….(kalau ini saya dapat dari wanita yang ikut salah satu acara perjodohan di TV yang lg in saat ini, Tahu kan???)
Kalau kriteria pangeran impianku..........cerita ga ya? Yang pertama n paling utama ya baik agama n akhlaknya dong. Yang kedua, ke tiga dst masih jadi rahasia perusahaan. He3..


Pernikahan sebagai mistaqan ghaliza (perjanjian yang berat) merupakan pintu gerbang untuk memasuki kehidupan baru. Bukan untuk kehidupan di dunia tetapi juga di akhirat kelak. Oleh karena itu, kita tidak boleh memilih suami yang asal-asalan. Bagaimana sih kriteria suami ideal menurut agama Islam, agama yang sempurna, yang memiliki aturan2 buat kehidupan penganutnya.
Ada beberapa hadist yang menjelaskan tentang kriteria laki-laki yang kita pilih untuk menjadi pendamping hidup kita.
Dari Abu Hatim al-Muzanni r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Manakala ada orang yang kalian ridhai agama dan akhlaqnya datang kepada kalian (untuk melamar puteri kalian). Maka hendaklah nikahkanlah ia (dengan puterimu); jika tidak, niscaya terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan besar.” (Shahih: Shahih Tirmidzi no:866 dan Tirmidzi II:274 no:1091).
Pada saat Al-hasan bin ali ditanya oleh seseorang tentang kepada siapakah puterinya dinikahkan, beliau menjawab,”Dengan laki-laki yang bertaqwa kepada Allah, sebab ia akan mencintai puterimu dan memuliakanya. jikalau ia marah padanya,niscaya ia takkan menzhalimi puterimu.”

Seseorang bertanya kepada ayah’Abdullah Ibnul Mubarak,”wahai mubarak, kepada siapa puteriku dinikahkan?”mubarak menjawab,”kaum jahiliyah menikahkan dengan sebab kedudukan, kaum yahudi menikahkan dengaa sebab harta, kaum Nasrani menikahkan dengan sebab ketampanan, maka umat (islam) ini menikahkan dengan sebab agama”
Rasulullah Sallallahu ’alaihi wasalam pernah bersabda, “Seorang wanita itu dinikahi kerana empat; kerana harta, kerana keturunannya, kecantikannya dan agamanya. Maka hendaklah diutamakan yang beragama, niscaya kamu berbahagia.” Hadist ini telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dalam kitab sahih mereka serta imam hadist yang lain. Meskipun secara tersurat hadist tersebut ditujukan bagi kaum adam, secara tersirat hadist tersebut juga berlaku bagi kita, kaum hawa dalam memilih pasangan hidup. Kriteria agama adalah kriteria pertama yang wajib kita pilih sebelum kita menentukan kriteria yang lain agar kita berbahagia di dunia dan di akhirat. Wallahu A’lam bishowab.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Thank you very much for your comment.